Professional Documents
Culture Documents
DAN
IMPLEMENTA
SI KEBIJAKAN
PUBLIK
OLEH
DR.ANDI NILWANA, SE.,M.Si.
SUMBER BACAAN
• Dye, Thomas R.,1995, Understanding public policy, new jersey: prentice hall.
• Grindle, Merilee S. (ed) (1980), Politics and Policy Implementation in the Third World, Princeton University
Press, New Jersey.
• William N Dunn.1999. Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta., Gadjah Mada University Press
• Sabatier, Paul A. (1986) “Top-Down and Bottom-Up Approaches to Implementation Sage Publications.
• _____________ (1988). “An Advocacy Coalition Framework of Policy Change and the Role of Policy-Oriented
Learning There in.”. Policy Sciences . Vol. 21, Fall. pp. 129-168.
• Schroeder, Aaron D. 2001. Building Implementation Networks: Building Multi-organizational, Multi-sector
Structures for Policy Implementation. Dissertation submitted to the Faculty of the Virginia Polytechnic
Institute and State University. Blacksburg.VA.
• Schroeder, Aaron D., Larry M. Lane, and Gary L. Wamsley. 1996. “To Politicize Is Not to Control: The
Pathologies of Control in Federal Emergency Management,” American Review of Public Administration,
September, pps. 45-60.
•
• Parsons, Wayne.2008 Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan, di alih
bahasakan oleh Tri Wibowo Budi Santoso. Kencana, Jakarta.
• Hjern, B. dan D.O. Porter 1981. Implementation and Structures: A New Unit of Administrative
Analysis Organization Studies.
• Hogwood, Brian W. dan lewis A. Gunn, (1983), Policy Analysis For The Real World, Oxford: Oxford
University Press.
• Howlett, Michael and M. Ramesh. 1995. Studying Public Policy : Policy Cycles and Policy
Subsystems. Oxford University Press, Oxford. Hydroelectric Relicensing.” Energy Law Journal,
implications for strategic management. Journal of Public Administration Research and Theory,
3(2), 209-231.
• Nugroho. Riant. 2009. Public Policy (Dinamika Kebijakan-Analisis kebijakan-Manajemen
Kebijakan. PT. Elex media Komputindo. Jakarta.
• Prof. Dr. Solichin Abdul Wahab, MA., 1997. Analisis Kebijaksanaan : Dari Formulasi ke
lmplementasi Kebijaksanaan Negar., Jakarta . Bumi Aksara..
• Winarno Budi 2007.Kebijakan Publik. Teori dan Proses Edisi Revisi Media PresindoYogyakarta
GARIS BESAR PERKULIAHAN
DEFINISI KEBIJAKAN
MAINSTREAM
PUBLIC POLICY
?
ALIRAN
ANGLO SAXON
(AMERIKA)
Mengapa harus Kebijakan
publik?
Kepentingan Memiliki Nilai-nilai yg ada
publik dampak yg luas dimasyarakat
Identific
Policy Policy Policy Policy
ation of Agenda formula legitim implem evaluat
policy setting entation
tion ation ion
problem
PROSES KEBIJAKAN MENURUT TEORI SISTEM
1
2 3 4
Isu kebijakan
Formulasi Implementas Kinerja
(agenda
kebijakan i kebijakan kebijakan
pemerintah)
Lingkungan Kebijakan
Apa itu Formulasi kebijakan publik adalah langkah
yg paling awal dlm proses kebijakan publik
formulasi secara keseluruhan. Oleh karenanya, apa yg
kebijakan?
terjadi pada fase ini akan sangat
menentukan berhasil tidaknya kebijakan
publik yang dibuat itu pada masa yg akan
datang
Menurut Anderson (dlm Winarno, 2007: 93)
Formulasi kebijakan menyangkut upaya
menjawab pertanyaan bagaimana berbagai
alternatif disepakati utk masalah-masalah
yang dikembangkan dan siapa yang
berpartisipasi.
LINDBLOM Formulasi kebijakan publik merupakan
lanjutan
kebutuhan rakyat tetapi lebih banyak
mengutamakan kepentingan elit, oleh karena itu
perubahan terhadap kebijakan lebih banyak
dilakukan secara lamban dan bertahap (inkremental)
daripada bersifat revolusioner
Untuk mencapai stabilitas dan menghindari
terjadinya revolusi, bergeraknya kelompok non-elit
ke posisi elit dibuat secara lamban dan harus
dikendalikan secara kontinyu karena hal itu
dipandang dpt membahayakan kepentingan elit.
Elit secara aktif selalu berusaha agar dpt
mempengaruhi massa yg sifatnya pasif dan apatis.
Elit lebih banyak mempengaruhi melalui para
administrator dan selanjutnya para administrator
yang menjabarkan kebijaksanaan pemerintah
kepeda masyarakat.
Model Individu-individu yg memiliki kepentingan yg sama
mengikat baik secara formal maupun non-formal ke
Pemilihan
para perumus kebijakan sepakat untuk memasukkan
masalah-masalah tersebut dalam agenda kebijakan ,
Alternatif
maka langkah selanjutnya adalah membuat pemecahan
masalah . Disini para perumus kebijakan akan
Kebijakan
berhadapan dengan alternatif-alternatif pilihan
kebijakan yang dapat diambil untuk memecahkan
permasalahan. Islamy (1984;92) menyebut tahap ini
dengan perumusan usulan kebijakan.
• Perumusan usulan kebijakan ini terdiri dari kegiatan
mendefinisikan dan merumuskan alternatif, menilai
masing masing alternatif yang tersedia dan memilih
alternatif yang memuaskan atau paling memungkinkan
untuk dilaksanakan.
• Dalam tahap ini para perumus kebijakan akan
berhadapan dengan pada pertarungan kepentingan
antara berbagai aktor yang terlibat dalam perumusan
kebijakan
Penetapan • Setelah salah satu dari sekian alternatif kebijakan
diputuskan diambil sebagai cara untuk memecahkan
Terlibat dalam
Formulasi
Kebijakan
Golongan • Golongan rasionalis mempunyai ciri dalam melakukan
pilihan alternatif kebijakan selalu menempuh metode-
IMPLEMENTASI
FORMULASI EVALUASI
- EKSEKUTIF
- LEGISLATIF
- Swasta
- Masyarakat - LEGISLATIF
- EKSEKUTIF (Atasan Langsung)
- Swasta
- Masyarakat
- Yudikatif
PERUMUSAN MASALAH
SEBAGAI INTI KEBIJAKAN PUBLIK
Agenda setting
• Perception of problem
• Definition of problem Agenda of government
• Mobilization of support for including problem on
agenda
Program Implementation
•Resources Acquation
•Interpretation
•Planning
•Organizing Policy actions
•Providing benefits, services, and coercion
Pemilihan
Alternatif
Kebijakan
Proses kebijakan publik di mulai
dengan kegiatan merumuskan
masalah secara benar, karena
keberhasilan atau kegagalan dalam
melaksanakan perumusan kebijakan
ini akan sangat berpengaruh pada
proses pembuatan kegiatan ini akan
sangat berpengaruh pada proses
pembuatan kebijaksanaan seterusnya.
Agenda kebijakan
• Sekian banyak problema-problema umum yang muncul
hanya sedikit yang mendapat perhatian dari pembuat
kebijakan publik. Pilihan dan kecondongan perhatian
pemuat kebijakan menyebabkan timbulnya agenda
kebijakan. Sebelum masalah-masalah berkompotensi
untuk masuk dalam agenda kebijakan, masalah tersebut
akan berkompetisi dengan masalah yang lain yang pada
akhirnya akan masuk dalam agenda kebijakan.
Mengingat
Syarat suatu masalah masuk menjadi agenda
kebijakan
• Isu tersebut telah mencapai suatu titik • Isu tersebut menjangkau dampak yang
tertentu sehingga ia praktis tidak lagi bisa amat luas
diabaikan begitu saja. • Isu tersebut mempermasalahkan kekuasaan
• isu tersebut telah mencapai tingkat dan keabsahan (legitimasi) dalam
partikularitas tertentu yang dapat masyarakat.
menimbulkan dampak (impact) yang • Isu tersebut menyangkut suatu persoalan
bersifat dramatik. yang fasionable, dimana posisinya sulit
• Isu tersebut menyamngkut emosi tertentu untuk dijelaskan tapi mudah dirasakan
ilihat dari sudut kepentingan orang banyak kehadirannya.
Pemilihan • Menurut Islamy (2000:92), perumusan usulan
kebijakan (policy
Alternatif proposals) adalah kegiatan menyusun dan
Kebijakan
mengembangkan serangkaian tindakan yang
perlu untuk memecahkan masalah. Proses
n Masalah
masing-masing alternatif yang tersedia. 4.
Memilih alternatif yang memuaskan atau
paling mungkin untuk dilaksanakan.
Tahap penetapan kebijakan
• Menurut Anderson “proses pengesahan kebijakan diawali dengan kegiatan:
(a) Persuasion, yaitu usaha-usaha untuk meyakinkan orang lain tentang
suatu kebenaran atau nilai kedudukan seseorang dan mereka mau
menerimanya sebagai milik sendiri; (b) Barganing, yaitu suatu proses
dimana kedua orang atau lebih mempunyai kekuasaan atau otoritas
mengatur setidak-tidaknya tujuan-tujuan mereka tidak sepakati agar
dapat merumuskan serangkaian tindakan yang dapat diterima bersama
tetapi tidak ideal bagi mereka. Barganing meliputi perjanjian (negotation);
saling memberi dan menerima (take and give); dan kompromi (copromise).
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Model-model implementasi
kebijakan publik
Top
Down
Hybrid
Bottom -
Up
• Perbedaan antar politik dan
Model Top- administrasi
Down
• Donald Van Meter & Carl Van Horn. VARIABEL YG MEMPENGARUHI KINERJA KEBIJAKA
1. Standar dan sasaran kebijakan
2. Sumberdaya
3. Hubungan antar organisasi
4. Karakteristik agen pelaksana/implementor, hal ini mencakup struktur
birokrasi
5. Kondisi ekonomi, sosial dan politik, mencakup lingkungan yang dapat
mendukung kesuksesan implementasi suatu program
6. Kecendrungan (dispotition) pelaksana/implementor
George Edward III
• komunikasi,
• (2) sumber daya,
• (3) disposisi dan
• (4) struktur birokrasi.
MODEL • Beberapa ahli yang
Individu, Organisasi
dll swasta
Focus
Non profit
group
pemerintah
swasta Masyarakat
network
FUNGSI ADMINISTRATOR DALAM
JARINGAN
Fasilitator jaringan
berfungsi
ADMINISTRATOR 1. Agen eksekutif
2. Menciptakan insentif
3. Membangkitkan kerjasama
4. Mengatasi hambatan-hambatan
Teoritical model Schrooder
Teoritical Model Schrooder
5
Orga
nisasi
2
swast
a
A
Orga
Orga Focus
nisasi nisasi
publik
group
publik
4implem 3
entasi
Indivi Non
du dll profi
t