You are on page 1of 38

ENZIM

Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran


Universitas Andalas
Padang
Definisi
• Enzim ialah protein yg berfungsi sebagai
katalisator (mempercepat reaksi kimia).
• Dapat mengalami modifikasi selama reaksi,
tetapi kembali ke bentuk asal pd akhir reaksi.
• Enzim juga mengatur kecepatan reaksi dlm
jalur metabolisme.
• Mempunyai aktifitas enzimatik bila berbentuk
holoenzim.
• Holoenzim = apoenzim + koenzim
- apoenzim; protein enzim
- koenzim ; gugus prostetik/kofaktor 2
Reaksi

E = Enzim., S = Substrat., P = Produk

3
Enzim Sebagai Katalisator

• Substrat berikatan dgn tempat pengikatan


substrat spesifik yg ada pada enzim melalui
interaksi dengan residu asam amino enzim.
• Daya katalitik enzim berada dalam interval
106 sampai 1014 lebih cepat dibanding reaksi
tanpa katalisis.
• Suatu enzim hanya bereaksi dgn 1 substrat.
• Enzim memerlukan molekul sekunder untuk
dapat aktif yg disebut koenzim (non-protein).
• Koenzim bertindak sebagai substrate
shuttles yg memindahkan berbagai substrat.
4
Enzim Sebagai Katalisator

• Koenzim biasanya berikatan secara kovalen


dengan enzim sehingga sering disebut
gugus prostetik.
• Gugus prostetik antara lain ialah;
- metalloenzim (Co,Cu, Mg, Mn, Se, &Zn)
- vitamin B-komplek, seperti;
* B-2 pada FMN (Flavin Mononukleotida)&
FAD (Flavin Dinukleotida)
5
Enzim Sebagai Katalisator

* B-1 pada tiamin pirofosfat


* biotin

• Kofaktor berfungsi sama dengan gugus


prostetik, tetapi berikatan secara reversible.
• Metal- activated enzymes adalah istilah
untuk kofaktor ion logam.

6
Tempat Aktif (active site)

• Komplek enzim-substrat berada dalam suatu


daerah pada enzim yg disebut tempat aktif.
• Terletak di pecahan, celah, atau rongga
pada enzim.
• Tempat ini juga mengandung koenzim.
• Enzim-substrat yg telah diaktifkan mem-
bentuk komplek stadium transisi.
• Komplek stadium transisi akan terurai
menjadi produk.
• Enzim bebas kemudian mengikat substrat
lain. 7
Tata Nama

• Oleh International Commision on Enzymes,


enzim diklasifikasikan atas 6 kelompok besar
• Setiap enzim memiliki nama formal yang
berakhiran “ase”.
• Tetapi tidak semua enzim berakhiran “ase”,
contoh;
Kimotripsin adalah nama umum untuk
peptidil hidrolase/protease.

8
Klasifikasi Enzim Menurut Jenis Reaksi
Kelompok Jenis Reaksi
Enzim
1. Oksidoreduktase Pemindahan elektron dari suatu
senyawa ke suatu akseptor
2. Transferase Pemindahan gugus fungsional (gugus
asil, amino, metil, atau fosfat)
3. Hidrolase Pemisahan ikatan C-O, C-N, atau C-S
dgn penambahan H2O
4. Liase Penambahan gugus ke ikatan rangkap
atau pembentukan ikatan rangkap
5. Isomerase Perubahan dari satu isomer ke isomer
lain (tidak terjadi perubahan)
6. Ligase Pembentukan ik. C-C, C-S, C-O, & C-N
disertai penguraian ik. energi tinggi ATP
9
Klasifikasi Enzim Menurut Jenis Reaksi
Kelompok Contoh
Enzim
1. Oksidoreduktase Alkohol dehidrogenase

2. Transferase Heksokinase

3. Hidrolase Laktase

4. Liase Aldolase

5. Isomerase Transenol Ko isomerase

6. Ligase DNA ligase


10
Model Pengikatan Enzim-Substrat

1. Template/Lock and Key (Emil Fischer)


Komplementeritas (saling mengisi) antara
substrat dan tempat pengikatan dimisalkan
seperti anak kunci yg masuk ke dlm kunci.

2. Flexible enzyme/Induced Fit (Koshland)


Saat pengikatan substrat, hampir semua
enzim mengalami perubahan konformasi.
Tempat pengikatan bukanlah kunci yg kaku.
11
Energetika Enzim

• Kegiatan enzimatik dikatakan seimbang bila


laju reaksi S ---> P sama dgn P ---> S.
• Seimbang berarti konsentrasi S dan P tdklah
berubah dalam perjalanan waktu.
• Daya katalitik suatu enzim ditentukan oleh
kemampuannya menurunkan energi aktifasi
yg diperlukan untuk pembentukan komplek
stadium transisi.
12
13
Energetika Enzim

• Reaksi hanya terjadi bila energi keseluruhan


S lebih besar daripada energi keseluruhan P
• Energi untuk komplek stadium transisi
berasal dari energi intrinsik pengikatan S ke
enzim.
• Enzim tidak mengubah tingkat energi S & P.
• Enzim dpt mengubah laju reaksi, tetapi tidak
mengubah perbandingan S dgn P setelah
keseimbangan tercapai.
14
Kinetika Enzim

• Kecepatan reaksi semua enzim tergantung


pada konsentrasi substrat (S) ---> dasar
daripada Persamaan Michaelis-Menten.

• Kecepatan reaksi dpt diukur sebagai jumlah


produk yg dihasilkan atau sebagai jumlah
substrat yg habis, dalam satu satuan waktu.

• Kecepatan awal (Vi) ialah;


kecepatan reaksi disaat produk belum
terbentuk.
15
Kinetika Enzim

• Kecepatan maksimum (Vmax) ialah;


kecepatan reaksi yg terjadi sampai enzim
jenuh akan substrat.

• Pada Vmax, penambahan (S) tdk lagi akan


meningkatkan laju reaksi,
kecuali ditambahkan enzim yg baru.

• Km ialah; konsentrasi S pada laju reaksi


sebesar setengah Vmax. 16
Grafik

17
Persamaan Michaelis-Menten

18
Persamaan Michaelis-Menten

• Bila (S) < (E);


- Tidak semua (E) dalam bentuk (ES),
- Vi sebanding dengan jumlah (ES)

• Bila (S) > (E);


- Semua (E) dalam bentuk (ES),
- Penambahan (S) tidak akan mengubah laju
reaksi,
- Laju reaksi akan mendekati Vmax.
19
Persamaan Lineweaver-Burk
(Bentuk linier dari persamaan M-M)

20
Persamaan Lineweaver-Burk

21
Inhibitor Reversible

• Inhibitor adalah senyawa yg menurunkan


kecepatan reaksi enzimmatik.
• Inhibitor reversible ialah senyawa yg tidak
berikatan kovalen dgn enzim, sehingga dpt
lepas dari enzim.
• Semua produk adalah inhibitor reversible
bagi enzim yg menghasilkan produk tsb.

22
Terdiri dari 3 macam inhibitor reversible:
1. Inhibitor kompetitif
Inhibitor mirip dengan substrat dan bersaing
dgn substrat tsb untuk menduduki tempat yg
sama dalam molekul enzim.
2. Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor dapat berikatan baik dgn enzim
bebas maupun komplek enzim-substrat.

23
3. Inhibitor tidak kompetitif (uncompetitive)
Adalah inhibitor yg tidak dapat bereaksi
dengan enzim bebas,
tetapi mampu berikatan dengan komplek
enzim-substrat untuk memperlambat atau
menghentikan pembentukan produk.
Inhibitor ini sering ditemukan pada enzim-
enzim yg mempunyai 2 substrat.

24
25
26
27
Pengaruh Inhibitor Thd Km & V-max

1. Inhibitor kompetitif;
meningkatkan Km., tidak mengubah Vmax

2. Inhibitor nonkompetitif;
mengurangi Vmax., tidak mengubah Km

3. Inhibitor tidak kompetitif;


menurunkan Vmax dan Km
28
Inhibitor Irreversible

• Inhibitor ini berikatan kovalen atau ikatan yg


sangat erat dengan gugus fungsional di
tempat aktif.
• Gugus fungsional mengandung asam amino
yg mudah berikatan kovalen irreversible dgn
obat/toksin daripada dgn rantai sisi asam
amino dibagian lain enzim.
• Inhibitor irreversible dapat bersifat kurang
spesifik bagi enzim yg dihambatnya.
29
Inhibitor Irreversible

• Diisopropilfosfofluoridat (pestisida & gas


saraf organofosfat) membentuk komplek
kovalen dgn serin di tempat aktif enzim
asetilkolinesterase.

• Sehingga menyebabkan penimbunan


asetilkolin yg menimbulkan berbagai gejala
gangguan saraf.

30
Inhibitor Irreversible

• Obat terapeutik dirancang lebih spesifik &


mirip dgn substrat.

• Contoh;
Aspirin menimbulkan efek melalui asetilasi
kovalen serin pada enzim prostaglandin
endoperoksida sintase,
karena aspirin mirip satu bagian dari
prostaglandin yg menjadi substrat enzim tsb.
31
Inhibitor Bunuh Diri (Suicide Inhibitor)

• Adalah inhibitor yg mengalami reaksi


parsial, sehingga membentuk inhibitor
irreversible.

• Contoh;
Alopurinol (obat gout/pirai) menyebabkan
xantin oksidase menghasilkan aloxantin,
bukan asam urat (penyebab gout).
32
Pengaruh Suhu Thd Kerja Enzim

• Kenaikan suhu 100C akan meningkatkan


kecepatan reaksi sebanyak 2X.

• Aktifitas maksimum sebagian besar enzim


manusia berlangsung sekitar 370C.

• Peningkatan suhu yg lebih tinggi akan


mengakibatkan denaturasi protein enzim.

33
Pengaruh pH Thd Kerja Enzim

• Berbagai enzim biasanya mempunyai pH


optimum.

• Perubahan pH yg sedikit saja dapat


mengubah muatan substrat, produk ataupun
asam amino tertentu dari enzim.

34
Enzim Alosterik

• Sifat enzim alosterik penting untuk


pengaturan jenis jalur metabolik tertentu.
• Enzim ini mengikat aktifator dan inhibitor
pada tempat terpisah dari tempat aktif.
• Efektor alosterik mengubah konformasi
enzim melalui suatu cara yg mempengaruhi
tempat aktif.
• Pengaturan umpan-balik sering memanfaat-
kan sifat enzim alosterik.
35
Isozim

• Ialah protein-protein enzim yg memiliki


struktur berbeda, tetapi mengkatalisis reaksi
yg sama pada jaringan yg berbeda-beda.
• Tiap isozim mungkin mempunyai;
respon berbeda thd suatu efektor alosterik,
pH, suhu, Km, & berat molekul berbeda pula.
• Contoh;
Glukokinase pada hepar memiliki Km
berbeda dari heksokinase otot rangka dll.
36
Fosforilasi Enzim

• Adalah mekanisme utama yg digunakan


oleh hormon untuk mengatur kecepatan
jalur metabolisme.
• Contoh:
Hormon glukagon mempengaruhi enzim
glikogen fosforilase kinase untuk memindah
kan sebuah fosfat dari ATP ke Glikogen
fosforilase, agar Glikogen fosforilase ini
dapat mengkatalisis glikogen ---> glukosa.
37
Kepustakaan
• Marks, DB., Marks, AD., Smith CM. 1996. Basic medical
biochemistry: a clinical approach. Dalam: B.U. Pendit,
penerjemah. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah
Pendekatan Klinis. Eds. J. Suyono., V. Sadikin., L.I.
Mandera. Jakarta: EGC, 2000: 96 - 125.

• Rodwell, VW., Kennely, PJ. 2003. Enzim . Dalam:


Andry Hartono, penerjemah. Harper’s Biochemistry. 25th
ed. Eds. R.K. Murray, D.K. Granner, P.A. Mayes, V.W.
Rodwell. McGraw-Hill Companies, New York: 70 - 95.

• Schumm, DE. 1992. Essentials of biochemistry. Dalam:


Moch. Sadikin, penerjemah. Intisari Biokimia. Jakarta:
Bina Aksara, 1993: 129 - 44. 38

You might also like