You are on page 1of 31

Iif Hanifa Nurrosyidah, S.Farm., M.Farm.

, Apt
STIKES RS.ANWAR MEDIKA
PENGOLAHAN
PENGEMASAN
IPC
QC
PENGOLAHAN
Produk antara, ruahan
Bahan dan Produk Kering
Percampuran dan Granulasi
Pencetakan Tablet
Penyalutan
Pengisian Kapsul Keras
Penandaan tablet salut dan kapsul
Produk Cair, Krim dan Salep
PRODUK ANTARA DAN PRODUK RUAHAN
Produk antara obat adalah setiap campuran bahan obat yang masih memerlukan
satu atau lebih tahapan pengolahan lebih lanjut untuk menjadi produk ruahan obat.
Contoh produk: hasil granulasi.
Hasil granulasi merupakan produk antara, karena masih memerlukan tahapan lain
untuk menjadi produk ruahan (tableting, coating, polishing)
Produk ruahan obat adalah bahan obat yang telah selesai diolah dan tinggal
memerlukan pengemasan untuk menjadi produk setengah jadi. Contoh : hasil
pencetakan tablet, hasil pengisian kapsul, suppositoria.
PENGOLAHAN PRODUK ANTARA DAN RUAHAN
1) Bahan yang dipakai  diperiksa
2) Produk berbeda tidak boleh dilakukan bersamaan  menghindari kontaminasi silang
3) Kondisi lingkungan dipantau dan dikontrol
4) Semua peralatan yg dipakai  diperiksa
5) Semua kegiatan pengolahan dilakukan sesuai prosedur
6) Wadah produk antara dan produk ruahan harus ditutup dengan benar untuk menjamin
tidak adanya kontaminasi
7) Wadah diberi label
8) Semua pengawasan dicatat
9) Batas waktu dan kondisi penyimpanan ditetapkan
BAHAN DAN PRODUK KERING
1) Perhatikan disain, pemeliharaan dan penggunaan
sarana dan peralatan  pengendalian debu dan
pencemaran
2) Memasang sistem penghisap udara yang efektif
3) Perhatikan terhadap cemaran serpihan logam atau
gelas  hindari pemakaian alat gelas
4) Pastikan kapsul/tablet tidak tertinggal di alat
PENCAMPURAN DAN GRANUL
1) Mesin pencampur, pengayak dan pengaduk dg sistem
pengendali debu
2) Parameter kritis : waktu, kecepatan dan suhu  tercantum di
dokumen induk dan dipantau selama proses
3) Kantong filter pada pengerimg fluid bed harus dicuci terlebih
dahulu jika dipakai untuk produk berbeda terutama produk
yang beresiko tinggi.
4) Penggunaan dan pembuatan larutan sedemikian rupa
waspadai pertumbuhan mikroba
PENCETAKAN TABLET
1) Mesin pencetak dilengkapi pengendali debu
2) Tersedia alat timbang yang akurat dan terkalibrasi
3) Tablet untuk pengujian tidak boleh dikembalikan ke
bets
4) Tablet yang dirijek ditempatkan pada wadah tersendiri
dan dicatat jumlahnya dan no.betsnya
5) Bersihkan alat pencetak tablet sebelum digunakan
PENYALUTAN
1) Udara yang dialirkan untuk pengeringan harus disaring
dan bermutu
2) Larutan penyalut  terhindar dari pertumbuhan
mikroba
3) Semua proses terdokumentasi
PENGISIAN KAPSUL KERAS
1. Cangkang kapsul hendaklah diperlakukan sebagai bahan
awal. Cangkang kapsul hendaklah disimpan dalam kondisi
yang dapat mencegah kekeringan dan kerapun atau efek lain
yang disebabkan oleh kelembaban.
2. Persayaratan persayaratan yang tertulis pada “K” pada’’
Pencetak tablet “juga berlaku untuk pengisian kapsul keras.
PENANDAAN TABLET SALUT DAN KAPSUL
1. Hendaklah diberikan perhatian khusus untuk menghindari campur baur selama
proses penandaan tablet salut dan kapsul. Bilamana dilakukan penandaan pada
produk atau bets yang berbeda dalam saat yang bersamaan hendaklah
dilakukan pemisahan yang memadai.
2. Tinta yang digunakan penandaan hendaklah yang memenuhi persyaratan untuk
bahan makanan.
3. Hendaklah diberikan perhatian khusus untuk menghindari campur baur selama
proses pemeriksaan, penyortiran dan pemolesan kapsul dan tablet salut.
PRODUK CAIR, KRIM DAN SALEP
1. Produk cairan, krim dan salep hendaklah diproduksi sedimikian rupa terlindung dari
pencemaran mikroba dan pencemaran lain. Penggunaan sistem tertutup untuk produksi dan
transfer sangat dianjurkan. Area Produksi dimana produk atau wadah bersih tanpa tutup
terpapar ke lingkungan hendaklah diberi ventilasi yang efektif dengan udara yang disaring.
2. Tangkai wadah pipa dan pompa yang digunakan hendaklah di disain dan dipasang
sedemikian rupa sehingga memudahkan pembersihan dan bila perlu disanitasi. Di dalam
mendisain peralatan hendaklah diperhatikan agar sesedikit mungkin adanya sambungan
mati (dead-legs) atau ceruk dimana residu dapat terkumpul dan menyebabkan
perkembanagn mikrobial.
3. Penggunaan peralatan dari kaca sedapat mungkin dihindarkan, baja tahan karat bermutu
tinggi merupakan bahan pilihan untuk peralatan yang bersentuhan dengan produk.
4. Kualitas Kimia dan Mikrobiologi air yang digunakan hendaklah ditetapkan dan selalu
dipantau. Pemeliharaan sistem air hendaklah diperhatiakan untuk menghindari
perkembangbiakan mikroba. Sanitasi secara secara Kimiawi pada sistem air hendaklah
diikuti pembilasaan yang prosedurnya telah divalidasi agar sisa bahan sanitasi dihilangkan
secara efektif.
PRODUK CAIR, KRIM DAN SALEP
1. Perhatian hendaklah diberikan pada transfer bahan melalui pipa untuk memastikan bahan
tersebut ditransfer ke tujuan yang benar.
2. Apabila jaringan pipa digunakan untuk mengalirkan bahan awal atau produk ruahan,
hendaklah diperhatikan agar sistem tersebut mudah dibersihkan. Jaringan pipa hendaklah
didesain dan dipasang sedemikian rupa sehingga mudah dibongkar dan dibersihkan.
3. Ketelitian sistem pengukuran hendaklah diverifikasi. Tongkat pengukuran hanya boleh
digunakan untuk bejana tertentu dan telah dikalibrasi untuk bejana yang bersangkutan.
Tongkat pengukur hendaklah terbuat dari bahan yang tidak bereaksi dan tidak menyerap
(misal ;bukan kayu).
4. Perhatian hendaklah diberikan untuk mempertahankan homogenitas campuran, suspensi dan
produk lain selama pengisisan. Proses pencampuran dan pengisian hendaklah divalidasi.
Perhatian khusus hendaklah diberikan pada awal pengisian, sesudah penghentian dan akhir
proses pengisian untuk memastikan produk selalu dalam keadaan homogen.
5. Apabila produk ruahan tidak langsung dikemas hendaklah dibuat ketetapan mengenai
waktu paling lama produk ruahan boleh disimpan serta kondisi penyimpananya dan
PENGEMASAN
KEGIATAN PENGEMASAN
1. Kegiatan pengemasan berfungsi membagi dan mengemas produk jadi. Pengemasan hendaklah
dilaksanakan dibawah pengendalian yang ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk
akhir yang dikemas.
2. Hendaklah ada prosedur tertulis yang menguraikan penerimaan dan identifikasi produk ruahan dan
produk pengemas. Pengawasan untuk menjamin bahwa produk ruahan dan bahan pengemas cetak
dan bukan cetak serta bahan cetak lain yang akan dipakai adalah benar, pengawasa -selama-
proses pengawasan rekonsiliasi terhadap produk ruahan, bahan pengemasan cetak dan bahan cetak
lain, serta pemeriksaan hasil akhir pengemasan. Semua kegiatanpengemasan hendaklah
dilaksanakan sesuai dengan intruksi yang diberikan dan menggunakan bahan pengemas yang
tercantum dalam Prosedur Pengemasan induk. Rincian pelaksanaan pengemasan hendaklah dicatat
dalam Catatan Pengawasan Bets.
3. Sebelum kegiatan pengemasan dimulai, hendaklah dilakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa
area kerja dan peralatan telah bersih serta bebas dari produk lain, sisa produk lain atau dokumen
lain yang tidak diperlukan untuk kegiatan pengemasan yang bersangkutan.
4. Semua penerimaan produk ruahan, bahan pengemasan dan bahan cetak lain hendaklah diperiksa
dan diverifikasi kebenarannya terhadap prosedur Pengemasan induk atau perintah pengemasan
khusus.
PRA KONDIFIKASI BAHAN PENGEMAS
1. Label, karton dan bahan pengemas cetak lain yang memerluan pra-kondifikasi nomor
best/lot, tanggal dalwarsa dan informasi lain sesuai dengan perintah pengemasan
hendaklah diawasi dengan ketat pada tiap tahap, proses, sejak diterima dari gudang
sampai menjadi bagian dari produk atau dimusnahkan.
2. Bahan pengemas dan bahan cetak lain yang sudah dialokasi untuk pra-kondifikasi
hendaklah disimpan di dalam wadah tertutup rapat dan ditempatkan di area terpisah
serta terjamin keamananya.
3. Proses pra-kondifikasi bahan pengemasan dan bahan cetak lain hendaklah dilakukan di
area yang terpisah dari kegiatan pengemasan lainya.
4. Seluruh bahan pengemas dan bahan cetak lain yang telah diperiksa sebelum ditransfer
ke area pengemasan. Kesiapan lajur harus di pastikan.
PRA KONDIFIKASI BAHAN PENGEMAS

5. Segera menempatkan bahan pengemasan dan bahan cetak lainya pada


jalur pengemasan, personil penanggung jawab yang ditujuk dari bagian
pengemasan hendaklah melakukan pemeriksaan kesiapan jalur sesuai dengan
prosedur tertulis yang disetujuai oleh Kepala Bagian Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu ), untuk;
1. Memastikan bahwa semua bahan dan produk yang sudah dikemas dari
kegiatan sebelumnya telah benar disingkirkan dari jalur pengemasan
dan area sekitarnya.
2. Memeriksa kebersihan jalur dan area sekitarnya; dan
3. Memastikan keberhasilan peralatan yang akan dipakai.
PENYELESAIAN KEGIATAN PENGEMASAN
1. Pada penyelesaian kegiatan pengemasan, hendaklah kemasan terakhir diperiksa dengan cermat
untuk memastikan bahwa kemasan produk tersebut sepenuhnya sesuai dengan Prosedur Pengemasan
Induk.
2. Hanya produk yang berasal dari satu bets dari satu kegiatan pengemasan saja yang boleh
ditempatkan pada satu palet. Bila ada karton yang tidak penuh maka jumlah kemasan hendaklah
dituliskan pada karton tersebut.
3. Setelah proses rekonsiliasi pengemasan , kelebihan bahan pengemasan dan produk ruahan yang
akan disingkirkan hendaklah diawasi dengan ketat agar hanya bahan dan produk yang dinyatakan
memenuhi syarat saja yang dapat dikembalikan ke gudang untuk dimanfaatkan lagi. Bahan dan
produk tersebut hendaklah diberikan penandaan yang jelas.
4. Supervisor hendaklah mengawasi perhitungan dan pemusnahan bahan pengemas dan produk
ruahan yang tidak dapat lagi dikembalikan ke gudang. Semua sisa bahan pengemas yang sudah
diberi penandaan tapi tidak terpakai hendaklah dicatat pada catatan pengemas bets.
5. Setelah Rekonsiliasi disetujui, produk jadi hendaklah ditempatkan di karantina produk jadi sambil
menunggu pelulusan dari Kepala Bagian Manajemen Mutu(Pemastian Mutu)
PENGAWASAN SELAMA PROSES
1. Untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat, prosedur tertulis yang menjelaskan
pengambilan sampel, pengujian atau pemeriksaan yang harus dilakukan selama proses dari tiap
bets produk hendaklah dilaksanakan sesuai dengan metode yang telah disetujui oleh kepala
bagian Manajemen Mutu(Pemastian Mutu ) dan hasilnya dicatat. Pengawasan tersebut
dimaksudkan untuk memantau hasil dan memvalidasi kinerja proses produksi yang mungkin menjadi
penyebab variasi karakteristik produk.
2. Prosedur tertulis untuk pengawasan-selama-proses berjalan, selama-proses hendaklah dipatuhi.
Prosedur tersebut hendaklah melaksanakan titk pengambilan sampel, frekuensi pengambilan
sempel yang diambil ,spesifikasi yang harus diperiksa dan batas penerimaan untuk tiap
spesifikasi.
3. Disamping iu pengawasan-selama-proses hendaklah mencakup, tapi tidak terbatas pada prosedur
umum sebagai berikut ;
1. Semua parameter produk, volume atau jumlah isi produk hendaklah diperiksa pada saat awal
dan selama proses pengolahan atau pengawasan ; dan
2. Kemasan akhir hendaklah diperiksa selama proses pengemasan dengan selang waktu yang
teratur untuk memastikan kesesuaianya dengan spesifikasi dan memastikan semua komponen
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Prosedur Pengawasan Induk.
PENGAWASAN SELAMA PROSES
4. Selama proses pengolahan dan pengemasan bets hendaklah diambil sampel
awal, tengah dan akhir proses oleh personil yang ditujuk.
5. Hasil pengujian/inspeksi selama proses tersebut hendaklah menjadi bagian dari
catatan bets.
6. Spesifikasi pengawasan-selama –proses hendaklah konsisten dengan spesifikasi
tersebut hendaklah berasal dari rata-rata proses sebelumnya yang diterima
dan bila rata-rata proses sebelumnya yang diterima dan bila mungkin dari
hasil estimasi variasi proses dan ditentukan dengan menggunakan metode
statistis yang cocok bila ada.
PENGAWASAN MUTU
Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari Cara Pembuatan Obat
yang Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai
mutu yang sesuai dengan tujuan pemakainya. Keterlibatan dan komitmen semua
pihak yang berkepentingan pada semua tahap merupakan keharusan untuk
mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai kepada distribusi produk
jadi. Pengawasan Mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi juga harus
terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu produk.
Ketidaktergantungan Pengawasan Mutu dari produksi dianggap hal yang
fundamental agar Pengawasan Mutu dapat melakukan kegiatan dengan memuaskan.
UMUM
1. Tiap pemegang izin pembuatan harus mempunyai Bagian Pengawasan Mutu.
Bagian ini harus independen dari bagian lain dan dibawah tanggungjawab dan
wewenang seorang dengan kualifikasi dan pengalaman yang sesuai, yang
membawahi satu atau beberapa laboratorium. Sarana yang memadai harus tersedia
untuk memastikan bahwa segala kegiatan Pengawasan Mutu dilaksanakan dengan
efektif dan dapat diandalkan.
2. Pengawasan mutu hendaklah mencakup semua kegiatan analitis yang dilakukan di
laboratorium, termasuk pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujian bahan
awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi. Kegiatan ini mencakup juga uji
stabilitas, program pemantauan lingkungan, pengujian yang dilakukan dalam rangka
validasi, penanganan sampel pertinggal menyusun dan memperbaharui spesifikasi
bahan dan produk serta metode pengujiannya.
3. Dokumentasi dan prosedur pelulusan yang diterapkan bagi Pengawasan Mutu
hendaklah menjamin bahwa pengujian yang diperlukan telah dilakukakan sebelum
bahan dalam produksi dan produk disetujui sebelum didistribusikan.
4. Bagian Pengawasan Mutu hendaklah mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
 Menyusun dan merevisi prosedur pengawasan dan spesifikasi ;
 Menyiapkan prosedur tertulis yang rinci untuk melakukan seluruh pemeriksaan,
pengujian dan analisis
 Menyusun program dan prosedur pengambilan sampel secara tertulis ;
 Memastikan pemberian label yang benar pada wadah bahan dan produk ;
 Menyimpan sampel pertinggal untuk rujukan dimasa mendatang ;
 Meluluskan atau menolak tiap bets, bahan awal, produk antara, produk ruahan atau
produk jadi;
 Melakukan evaluasi stabilitas semua produk jadi secara berkelanjutan dan bahan awal
jika diperlukan, serta menetapkan kondisi penyimpanan bahan dan produk
berdasarkan data stabilitasnya ;
 Menetapkan masa simpan bahan awal dan produk jadi berdasarkan data stabilitas
serta kondisi penyimpangannya ;
 Berperan atau membantu pelaksanaan program validasi ;
 Menyiapkan baku pembanding sekunder sesuai dengan prosedur pangujian yang berlaku dan
menyimpan baku pembanding tersebut pada kondisi yang tepat ;
 Menyimpan catatan analisis dari hasil pengujian semua sampel yang diambil ;
 Melakukan evaluasi produk jadi kembalian dan menetapkan apakah produk tersebut dapat diluluskan
atau diolah ulang atau harus dimusnahkan ;
 Ikut serta dalam program Inspeksi diri bersama dengan bagian lain dari perusahaan; dan
 Memberikan rekomendasi kegiatan pembuatan obat berdasarkan kontrak setelah melakukan evaluasi
kemampuan penerimaan kontrak yang bersangkutan untuk membuat produk yang memenuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan perusahaan.
5. Personil pengawasan mutu hendaklah memiliki akses ke area produksi untuk pengambilan sampel
dan penyelidikan sampel dan penyelidikan yang diperlukan.
BANGUNAN DAN FASILITAS PENGAWASAN MUTU
1. Laboraturium pengujian hendaklah di desain, dilengkapi peralatan dan memiliki ruang yang memadai
sehingga dapat melaksanakan kegiatan terkait.
2. Hendaklah disediakan sarana yang sesuai dan aman untuk limbah yang akan dibuang. Bahan beracun
dan bahan mudah terbakar harus disimpan dalam lemari tertutup dan terpisah dengan desain yang
sesuai.
3. Laboratorium hendaklah terpisah secara fisik dari ruang produksi.
4. Laboratorium biologi, mikrobiologi dan kimia hendaklah terpisah satu dari yang lain.
5. Ruangan terpisah untuk instrument mungkin diperlukan untuk memberikan perlindungan terhadap
interferensi elektris, getaran, kelembaban yang berlebihan serta pengaruh luar lainnya atau bila perlu
untuk mengisolasi instrument tersebut.
6. Desain laboratorium hendaklah mempertimbangkan kesesuaian bahan konstruksi, perlindungan personil
terhadap asap dan ventilasi. Unit penanganan udara yang terpisah diperlukan untuk laboratorium
biologis, mikrobiologis dan radiosotop.
7. Semua pipa dan peralatan hendaklah diberi penandaan yang memadai dan diberikan perhatian
khusus konektor atau adaptor yang tidak dapat saling ditukar gas dan cairan bahayanya.
PERSONIL PENGAWASAN MUTU
1. Tiap personil yang bertugas melakukan supervisi atau melakukan kegiatan
laboratorium hendaklah memiliki pendidikan, mendapat pelatihan dan
pengalaman yang sesuai atau kombinasinya untuk memungkinkan pelaksanan
tugas dengan baik. Tugas dan tanggungjawab tiap personil hendaklah dirinci
dengan jelas dalam uraian tugas dan dalam bentuk lainya yang sesuai.
2. Tiap personil hendaklah memakai pakaian pelindung dan alat pengaman seperti
respirator atau masker, kaca mata pelindung dan sarung tangan tahan asam atau
basa sesuai tugas yang dilaksanakan.
PERALATAN PENGAWASAN MUTU
1. Peralatan dan instrument laboratorium hendaklah sesuai dengan prosedur pengujian yang
dilakukan.
2. Prosedur tetap untuk pengoperasian tiap instrument dan peralatan hendaklah tersedia
dan diletakkan di dekat instrument atau peralatan yang bersangkutan.
3. Peralatan, instrument dan perangkat lunak terkait hendaklah dikualifikasi/divalidasi,
dirawat dan dikalibrasi dalam selang waktu yang telah ditetapkan dan dokumentasi
disimpan. Pemeriksaan untuk memastikan bahwa instrument berfungsi baik hendaklah
dilakukan tiap hari atau sebelum instrument tersebut digunakan untuk pengujian analistis
4. Tanggal kalibrasi, perawatan dan kalibrasi ulang sesuai dengan jadwal hendaklah
tertera dengan jelas pada peralatan atau dengan cara lain yang sesuai.
5. Hendaklah diberi penandaan yang jelas pada alat yang rusak atau dalam perawatan.
Alat yang rusak hendaklah tidak digunakan sebelum diperbaiki.
6. Pancuran air keselamatan dan pembasuhan mata hendaklah di dekat area kerja
laboraturium.
PEREAKSI DAN MEDIA PEMBENIHAN
1. Penerimaan atau pembuatan pereaksi dan media pembenihan hendaklah
dicatat.uji
2. Pereaksi dan media pembenihan yang dibuat dilaboraturium hendaklah mengikuti
prosedur pembuatan tertulis, diberi label yang sesuai dan pada label hendaklah
mencantumkan konsentrasi, faktor standarisasi, batas waktu penggunaan, tanggal
standarisasi ulang dan kondisi penyimpanan. Label hendaklah ditandatangani
dan dibubuhi tanggal oleh petugas yang membuat pereaksi tersebut.
3. Baik kontrol positif maupun kontrol negatif hendaklah digunakan untuk
memastikan kesesuaian media perbenihan. Konsentrasi inokulum dalam kontrol
positif hendaklah disesuaikan dengan kepekaan pertumbuhan yang diinginkan.
BAKU PEMBANDING
1. Baku pembanding hendaklah menjadi tanggungjawab personil yang ditujuk.
2. Baku pembanding hendaklah digunakan sesuai peruntukannya seperti yang
diuraikan dalam monografi yang bersangkutan.
3. Baku pembanding sekunder atau baku pembanding kerja dapat dibuat dan
dipakai setelah dilakukan pengujian yang sesuai dengan pemeriksaan berkala
untuk mengoreksi penyimpangan yang terjadi serta menjamin ketepatan hasil.
4. Semua baku pembanding hendaklah disimpan dan ditandatangani secara tepat
agar tidak berpengaruh terhadap mutu.
5. Pada label baku pembanding hendaklah dicantumkan kadar, tanggal
pembuatan, tanggal daluwarsa, tanggal pertama kali tutup wadahnya dibuka
dan bila perlu kondisi penyimpanannya.

Lebih ditail tentang pengawasan mutu 


silahkan buka buku CPOB
“ MENYEPI ITU PENTING, SUPAYA KAMU BENAR -
BENAR BISA MENDENGAR APA YANG MENJADI ISI
DARI KERAMAIAN” TERIMAKASIH
-EMHA AINUN NAJIB-

You might also like