You are on page 1of 14

PINK EYE

OLEH :
NUR AZIZAH RAHMAN & BANGGA
SAPUTRA
PENDAHULUAN
Di dunia kedokteran, kita mengenal beberapa jenis
penyakit mata. Ada penyakit mata yang berbahaya
(bisa menimbulkan kebutaan) seperti miopia, katarak,
glaukoma dan degenerasi makula (atrofi). Tetapi ada
pula penyakit mata yang kurang berbahaya (tidak
menimbulkan kebutaan) seperti mata juling,
conjunctivitis atau sering disebut pink eye. Penyakit
conjunctivitis adalah penyakit yang diakibatkan oleh
adanya inflamasi atau peradangan pada membran
conjunctiva (Anonimous, 2003).
DEFINISI PINK EYE

Pinkeye disebut juga infectious bovine keratoconjunctivitis


(IBK), infectious keratitis, atau blight merupakan penyakit
yang biasa menyerang sapi. Penyakit ini bersifat mudah
menular menyebabkan inflamasi pada kornea dan konjungtiva.
Beberapa kasus (2%) bahkan ada yang sampai menyebabkan
ulkus kornea hingga kebutaan. Pinkeye sebenarnya termasuk
ke dalam self limiting disease, artinya dapat sembuh dengan
sendirinya.
CONTOH PINK EYE PADA SAPI
Pink eye dapat disebabkan oleh mikroorganisme
pathogen, benda asing, trauma dan perubahan iklim.
Dahulu pink eye diduga disebabkan oleh benda-
benda asing seperti debu, pasir, biji rumput dan
trauma. Kemudian pink eye memperlihatkan tanda-
tanda infeksi antara lain : radang, kemerahan di bola
mata dan pengeluaran air mata yang banyak. Faktor-
faktor yang mempengaruhi timbulnya infeksi pink
eye yaitu lalat, debu, kelembaban, musim, kepadatan
hewan di dalam kandang serta kualitas makanan
(Anonymous, 1998).
GEJALA PENYAKIT PINK EYE

Adapu gejala pada penyakit pink eye yaitu : Mata


berair, kemerahan pada bagian mata yang putih dan
kelopaknya, bengkak pada kelopak mata dan
cenderum menjulingkan mata untuk menghindari
sinar matahari. Selanjutnya selaput bening
mata/kornea menjadi keruh dan pembuluh darah
tampak menyilanginya. Kadang-kadang terjadi borok
atau lubang pada selaput bening mata. Borok dapat
pecah dan mengakibatkan kebutaan. Mata akan
sembuh dalam waktu 1 – 4 minggu, tergantung
kepada penyebabnya dan keganasan penyakitnya.
PENULARAN

Mikrorganisme penyebab penyakit ini ditularkan


lewat kontak antara ternak peka dengan ternak
penderita atau oleh serangga yang bisa memindahkan
mikroorganisme atau bisa juga lewat iritasi debu atau
sumber-sumber lain yang dapat menyebabkan
goresan atau luka mata.
PENYEBARAN/DISTRIBUSI
SIKLUS HIDUP
PATOGENESIS

• Infeksi pink eye dapat terjadi secara kontak langsung melalui


eksudat mata hewan yang menderita kepada hewan yang lain,
atau secara tidak langsung dapat dipindahkan oleh lalat,
makanan, air minum ataupun benda-benda asing. Masa
inkubasi 2-3 hari, kadang-kadang sampai 3 minggu. Setelah
masa inkubasi terlihat pembendungan pembuluh darah pada
kornea, oedema pada conjunctiva dan pengeluaran air mata
yang banyak. Dua hari setelah infeksi timbul kekeruhan pada
kornea mata, mulai dari tengah bola mata menyebar ke pinggir
bola mata (Blood dkk., 1983).
CARA MENCEGAH TERJADINYA PINK EYE

usaha pencegahan dapat dilakukan dengan cara :


 Memusnahkan hewan karier yaitu hewan yang dianggap sebagai sumber
infeksi segera diisolasi dari kawanan ternak
 Hewan yang terinfeksi segera dikandangkan (isolasi) pada tempat yang
gelap, guna untuk menghindari kontak dengan hewan yang sehat baik
secara langsung atau tidak langsung seperti dinding kandang, air minum
tempat pengembalaan dengan demikian dapat terhindar dari lalat yang
merupakan vektor dari jasad renik tersebut.
 Sanitasi yaitu dengan menjaga kebersihan kandang serta lingkungan yang
bersih serta terbebas dari genangan air.
 Mengurangi jumlah hewan di dalam kandang. Akibat terlalu padat hewan
didalam kandang dapat menyebabkan kontaminasi sesama.
 Pemberian makanan yang cukup mengandung vitamin A atau padang
pengembalaan yang baik sehingga dapat terhindar timbulnya infeksi
PENGOBATAN

Pengobatan yang dilakukan adalah dengan pemberian


antibiotik (teramysin) secara intra palpebra atau dapat juga
diberikan salap mata yang dioleskan langsung. Beberapa jenis
antibiotik yang sering digunakan dalam pengobatan pink eye
seperti larutan zinc sulfat 2,5%, salap mata sulfathiazole 5%,
bacitrasin salap (R282), atau kombinasi anti bakterial dengan
anestesi lokal (R289) atau serbuk urea-sulfa, yang digunakan
secara lokal.
Bisa juga dengan tetracycline, oxytetracycline/polymyxin
B, atau erythromycine salep, yang diberikan 3-4 kali sehari,
atau dengan pemberian larutan perak nitrat 1,5% (8-10 tetes)
yang diberikan dengan interval 2-3 kali per minggu (Blood
dkk., 1983).
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan antara


lain :

1. Penyakit Pink eye merupakan salah satu penyakit yang cepat


menular kepada hewan yang lain.
2. Hewan yang menderita penyakit Pink eye dapat bersifat karier.
3. Pada kasus yang kronis kalau tidak diobati dapat terjadi kebutaan.
4. Pink eye dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak seperti
penurunan berat badan, dan penurunan produksi.
5. Kesukaran dalam penanggulangan pink eye yang disebabkan oleh
banyaknya faktor predisposisi dan agent penyebab.
6. Tindakan pencegahan yaitu dengan cara menyingkirkan hewan karier
serta menjaga kualitas makanan.
TERIMA KASIH

You might also like