You are on page 1of 15

EPIDERMOPHYTON

PENDAHULUAN
• Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk,
misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku yang
disebabkan golongan jamur dermatofita (Budimulja, 2005).
• Dermatofita dibagi menjadi genera Microsporum, Trichophyton dan
Epidermophyton (Madani, 2000). Golongan jamur ini mempunyai sifat
mencernakan keratin. Hingga kini dikenal sekitar 40 spesies dermatofita,
masing-masing dua spesies Epidermophyton, 17 spesies Microsporum dan 21
spesies Trichophyton (Budimulja, 2005).
EPIDERMOPHYTON
• Epidermophyton adalah genus jamur
yang menyebabkan dangkal dan kulit
mikosis, termasuk E. floccosum,
penyebab tinea corporis (kurap), tinea
cruris (gatal-gatal), tinea pedis (kaki atlet),
dan onikomikosis atau tinea unguium,
infeksi jamur kuku.
Klasifikasi
• Kingdom : Fungi
• Phylum : Ascomycota
• Class : Saccharomycetes
• Order : Saccaharomycetaceles
• Family : Saccharomycetaceae
• Genus : Epidermophyton
• Spesies : Epidermophyton floccosum dan Epidermophyton stockdalae
Jenis
• Jenis Epidermophyton terdiri dari dua jenis; Epidermophyton floccosum dan
Epidermophyton stockdaleae. E. stockdaleae dikenal sebagai non-patogenik,
sedangkan E. floccosum satu-satunya jenis yang menyebabkan infeksi pada
manusia. E. floccosum adalah satu penyebab tersering dermatofitosis pada
individu tidak sehat. Menginfeksi kulit (tinea corporis, tinea cruris, tinea
pedis) dan kuku onychomycosis). Infeksi terbatas kepada lapisan korneum
kulit luar. koloni E. loccosum tumbuh cepat dan matur dalam 10 hari.
Diikuti inkubasi pada suhu 25 ° C pada agar potato-dextrose, koloni kuning
kecoklat-coklatan (Anonymous, 2011)
Tempat Hidup
• Jamur Epidermophyton spesies E. floccosum merupakan jenis jamur patogen bukan
dari golongan flora normal. Tempat hidup atau habitat dari jamur ini adalah pada
kulit hewan dan manusia terutama pada bagian selangkangan. Jamur ini berada pada
bagian selangkangan karena pada daerah tersebut biasanya apabila suhu tubuh
meningkat akan lebih banyak menghasilkan keringat sehingga memacu
pertumbuhan dari jamur ini sebab jamur ini enyukai tempat yang lembab dan
tertutup dengan pH yang cukup asam biasanya pada bagian tubuh yang ditempeli
jamur ini akan mengakibatkan gatal –gatal yang lama kelamaan akan memerah dan
menjadi hitam biasanya diikuti dengan timbulnya kurap pada kulit.
ETIOLOGI
• Jenis Epidermophyton terdiri dari dua jenis; Epidermophyton floccosum dan
Epidermophyton stockdaleae. E. stockdaleae dikenal sebagai non-patogenik,
sedangkan E. floccosum satu-satunya jenis yang menyebabkan infeksi pada
manusia. E. floccosum adalah satu penyebab tersering dermatofitosis pada
individu tidak sehat. Menginfeksi kulit (tinea corporis, tinea cruris, tinea
pedis) dan kuku (onychomycosis). Infeksi terbatas kepada lapisan korneum
kulit luar. koloni E. floccosum tumbuh cepat dan matur dalam 10 hari.
Diikuti inkubasi pada suhu 25° C pada agar potato-dextrose, koloni kuning
kecoklat-coklatan
EPIDEMIOLOGI
• Indonesia termasuk wilayah yang baik untuk pertumbuhan jamur, sehingga dapat ditemukan
hampir di semua tempat. Menurut Adiguna MS, insidensi penyakit jamur yang terjadi di berbagai
rumah sakit pendidikan di Indonesia bervariasi antara 2,93%-27,6%. Meskipun angka ini tidak
menggambarkan populasi umum. Dermatomikosis atau mikosis superfisialis cukup banyak
diderita penduduk negara tropis. Di Indonesia angka yang tepat, berapa sesungguhnya insiden
dermatomikosis belum ada. Di Denpasar, golongan penyakit ini menempati urutan kedua setelah
dermatitis. Angka insiden tersebut diperkirakan kurang lebih sama dengan di kota-kota besar
Indonesia lainnya. Di daerah pedalaman angka ini mungkin akan meningkat dengan variasi
penyakit yang berbeda.
• Kecil dari 1 % yang terisolasi: Epidermophyton floccosum, Microsporum audouinii,
Microsporum canis, Microsporum equinum, Microsporum nanum, Microsporum versicolor,
Trichophyton equinum, Trichophyton kanei, Trichophyton raubitschekii, and Trichophyton
violaceum.
MORFOLOGI
Penularan
Dermatofita tumbuh optimal pada suhu 15-35°C,12 pada kulit manusia yang
hangat, dan lembap, sehingga dermatofitosis umumnya lebih banyak ditemukan
di negara tropis dan subtropis.12-13 Dematofitosis dapat pula diperberat oleh
penggunaan pakaian yang tertutup rapat, kelembapan tinggi, keadaan
sosioekonomi yang rendah, lingkungan tempat tinggal yang padat, dan higiene
yang rendah.
GEJALA KLINIS
• Memberikan gambaran klinis berupa makula dan plak eritema atau
hiperpigmentasi, berbatas tegas, dan pada tepi lesi kulit dapat ditemukan
papula, vesikel, atau pustula, dan disertai skuama.1,21 Pada bagian tengah lesi
kulit membe
• Menunjukkan bahwa gambaran klinis lesi kulit noninflamasi hingga inflamasi
yang ringan. rikan gambaran “menyembuh” atau central clearing.
Patogenesis
• tinea corporis (kurap),
• tinea cruris (gatal-gatal),
• tinea pedis (kaki atlet),
• dan onikomikosis atau tinea unguium, infeksi jamur kuku.
Diagnosa
• Sampel untuk pemeriksaan diambil dengan cara melakukan kerokan kulit menggunakan sisi
tumpul bisturi no.15 atau bone curette dan dilakukan dua kali pengambilan bahan pemeriksaan.
Lesi kulit sebelumnya dibersihkan dengan kapas alkohol 70%. Bahan pemeriksaan pertama
diambil untuk pemeriksaan langsung, dan bahan pemeriksaan kedua untuk kultur. Untuk
pemeriksaan langsung, skuama ditampung di gelas objek yang telah diberi label berisi nama
dan nomor. Nomor tersebut dicantumkan dalam status pasien. Kerokan lesi pada gelas objek
ditetesi larutan KOH 10%, kemudian ditutup dengan kaca penutup. Gelas objek dilewatkan
di atas lidah api bunsen secara perlahan dengan intensitas api rendah sebanyak tiga kali.
Dilakukan pemeriksaan menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran lensa okuler
10 kali dengan lensa objektif 10 dan 40 kali. Sampel untuk pemeriksaan kultur diambil
dengan cara yang sama, kemudian skuama ditampung dalam pot steril yang diberi label berisi
nama dan nomor sesuai dengan nomor pemeriksaan sediaan langsung menggunakan larutan
KOH dan status pasien.
Kerugian dan Manfaat
• Jamur jenis ini termasuk jamur yang patogen atau yang merugikan karena menyebabkan
penyakit seperti penyakit gatal-gatal karena infeksi jamur atau sering disebut kurap. Penyakit
kurap yang disebabkan oleh infeksi jamur ini biasanya dapat timbul akibat sering berganti-
ganti pakaian dengan orang lain dan juga kontak langsung. Penyebab tersering adalah akibat
infeksi jamur yang mengenai kulit bagian terluar. Penyakit ini cukup umum ditemui pada
orang-orang yang: Mudah berkeringat, gemuk, diabetes, Suka menggunakan pakaian ketat
dan suka menggunakan pakaian secara bergantian dengan orang lain. Hendaknya tidak
menggunakan atau berbagi pakaian dengan orang lain, selain itu juga mengganti pakaian
dalam setiap 8 jam sekali. Handuk yang digunakan untuk mengelap badan bagian atas dan
bawah sebaiknya dipisahkan, dan setelahnya dijemur dan sesering mungkin diganti.
Pengobatan dan Pencegahan
• Adapun obat-obat yang biasa digunakan dalam proses pengobatan yaitu
:krim anti jamur(ex:fungisol), minum obat (ex:cetirizine) dan gunakan sabun
antiseptic. Cara paling baik untuk menghindarinya adalah dengan menjaga
kebersihan badan dan lingkungan sebaik mungkin. dan jika memang sudah
terkena penyakit kulit ini, obat paling ampuh biasanya adalah obat luar, yang
bisa langsung berkontak dengan jamur dan sporanya

You might also like