You are on page 1of 9

KASUS ERNST &

YOUNG DI
INDONESIA

Desi Batara (1501035073)


Hanifah Siti Sohibah (1501035068)
Indryani Nggata (1501035051)
Muspirawati (1501035091)
Siti Nurjanah (1501035090)
Widiani Ramadhayanti (1501035067)
PIHAK TERKAIT
 KAP Purwantono Suherman & Surja
 Perusahaan Telekomunikasi/ISAT
LATAR BELAKANG
 Badan Pengawas Perusahaan Akuntan Publik di
AS (PCAOB / Public Company Accounting
Oversight Board) pada tanggal 9 Februari 2017
mengumumkan KAP Purwantono Suherman &
Surja sepakat membayar denda senilai US$ 1
juta (sekitar Rp 13,3 miliar).
 KAP Purwantono, Suherman & Surja
mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian
kepada perusahaan telekomunikasi/ISAT atas
laporan keuangan tahun 2011. Opini tersebut
tidak didasarkan atas bukti data yang akurat,
hasil audit tidak menyajikan bukti yang
memadai atas pencatatan sewa 4.000 ruang di
menara telpon seluler.
LANJUTAN …
 Selain memberikan denda PCAOB juga
memberikan denda kepada Roy Iman Wirahardja
dan James Randall Leali, bekas direktur praktik
profesional ET untuk Asia Pasifik, mitra EY
yang terlibat dalam kasus audit 2011.
 Penyimpangan audit tersebut langsung menohok
Indosat, yang mengalami perbaikan hasil audit.
Indosat mengajukan revisi laporan keuangan
2012 untuk mementukan pencatatan akuntansi
yang tepat atas sewa 4.000 ruang di menara
telpon seluler.
 Akibat perbaikan tersebut, kinerja Indosat saat
itu mengalami penurunan laba sebesar Rp 1,079
triliun, peningkatan aset Rp 2,160 triliun dan
peningkatan kewajiban menjadi Rp 3,315 triliun.
LANJUTAN …

 Revisi juga berdampak pada laporan keuangan


tahun 2010 dan 2011. Untuk 2010 laba bersih
lebih rendah sebesar Rp 12,363 miliar, nilai aset
menjadi Rp 506,941 miliar dan kewajiban
menjadi Rp 519,304 miliar.
 Untuk tahun 2011, laba menjadi lebih rendah
sebesar Rp 50,449 miliar, peningkatan aset jadi
Rp 68,930 miliar dan peningkatan kewajiban
menjadi Rp 131,742 miliar.
ANALISIS
 Pelanggaran kode etik :
1. Mitra EY Indonesia (KAP Purwantono,
Suherman&Surja) Melanggar prinsip standar
teknis karena tidak memenuhi tanggung jawab
untuk mematuhi standar teknis dan standar
pekerjaan lapangan dalam memperoleh bukti
audit kompeten yang cukup.
2. Mitra EY Indonesia (KAP Purwantono,
Suherman&Surja) Melanggar Prinsip
Kepentingan Publik karena terbukti tidak
bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
public terkait dengan penyajian laporan audit
yang gagal sebagai informasi yang dibutuhkan
untuk publik.
ANALISIS
 Kebijakan yang dilanggar :
1. Tanggung jawab kepemimpinan demi kualitas
perusahaan Perusahaan harus mempromosikan budaya
bahwa kualitas adalah hal yang esensial dalam
melaksanakan penugasan dan harus menetapkan
kebijakan serta prosedur yang mendukung budaya
tersebut.
Berdasarkan kasus ini, pemimpin seharusnya
bertanggung jawab dalam memeriksa dan memastikan
bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya
sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan.
Selain itu pemimpin juga harus memastikan bahwa
bawahan telah mengerti terhadap pekerjaan lapangan
audit yang akan dilakukan. Dengan kegagalan penyajian
bukti pendukungperhitungan sewa 4000 menara
seluler dalam laporan keuangan PT Indosat Tbk (ISAT)
tahun 2011,Pemimpin telah gagal dalam
mempromosikan budaya perusahaan yang
mengutamakan kualitas.
ANALISIS
 Kebijakan yang dilanggar :
2. Persyaratan etis yang relevan Seluruh personel
yang bertugas harus mempertahankan
independensi dalam fakta
dan penampilan,melaksanakan semua tanggung
jawab profesional dengan penuh integitas, serta
mempertahankan objektivitas dalam
melaksanakan tanggung jawab profesionalnya.
Dalam kasus ini, sebenarnya berdasar analisa kami, KAP
telah memiliki unsur independensi dan tidak memiliki
hubungan kepentingan dengan klien (ISAT). Namun
dikarenakan kurangnya kompetensi dan keahlian teknis
dari tim audit dari KAP yang bersangkutan. Analisa kami
didasarkan pada hasil kesimpulan akhir dari Pihak OJK
yang berkonsultasi dengan Bareskrim Polri
yang menyatakan bahwa kasus ini adalah pelanggaran
administratif biasa dan tidak berkaitan dengan
pelanggaran pidana pemalsuan surat sebagaimana
yang diatur dalam UU Akuntan Publik.
ANALISIS
 Kebijakan yang dilanggar :
3. Penerimaan dan kelanjutan klien serta penugasan
Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk
memutuskan apakah akan menerima atau
melanjutkan hubungan dengan klien. Kebijakan
dan prosedur ini harus meminimalkan resiko yang
berkaitan dengan klien yang manajemennya tidak
memiliki integritas. KAP harus hanya menerima
penugasan yang dapat diselesaikan dengan
kompetensi professional.
Berdasarkan kasus ini, KAP EY tidak perlu melakukan
pemutusan kontrak dengan klien dikarenakan permalahan
yang timbul tidak ada kaitannya dengan klien (
PT. Indosat Tbk ) dan murni merupakan pelanggaran
administratif yang dilakukan oleh KAP. Justru KAP EY
yang harus mengevaluasi kinerja personel serta
meningkatkan kembali reputasi guna mendapatkan
kembali kepercayaan klien.

You might also like