You are on page 1of 11

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan meningkatnya perekonomian yang saat ini mengarah pada


globalisasi, maka kebutuhan akan laporan keuangan yang dapat
dipertanggungjawabkan pun semakin meningkat. Pengaruh globalisasi juga
membawa dampak negatif pada jasa audit, pelaku profesi auditor independen atau
akuntan publik dituntut untuk menunjukan profesionalismenya. Akuntan atau
auditor harus dapat memberikan jasa kualitas terbaik dengan bertanggung jawab
dan menjaga kepercayaan masyarakat.

Dalam menghadapi tantangan di masa mendatang, para professional


diharuskan memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam suatu profesi, selain
itu untuk menjalankan suatu profesi sangatlah penting adanya etika profesi. Di
dalam kode etik terdapat muatan-muatan etika, yang dalam bahasa yunani terdiri
dari dua kata yaitu ethosyang berarti kebiasaan atau adat, dan ethikos yang berarti
perasaan batin atau kecenderungan batin yang mendorong manusia dalam
bertingkah laku. Etika profesi meliputi suatu standar dari sikap para anggota
profesi yang dirancang agar sedapat mungkin terlihat praktis dan realitis, namun
tetap idealistis. Setiap akuntan harus mematuhi etika profesi mereka agar tidak
menyimpangi aturan dalam menyelesaikan laporan keuangan kliennya.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa tantangan profesi akuntan global?


2. Jelaskan kode etik profesi akuntan di AS?
3. Jelaskan struktur kerangka dasar kode etik IFAC?

C. TUJUAN MASALAH

1. Tujuan Umum
Tujuan umum dibuatnya makalah ini adalah agar para pembaca pada
umumnya dan penulis khususnya dapat mengetahui bagaimana
proovesi seorang akuntan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tuntutan
perkuliahan mata kuliah etika bisnis dan profesi yang sedang penulis
jalani dalam semester 2 ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. TANTANGAN PROFESI AKUNTAN GLOBAL

Saat ini, sedikitnya ada 2 persoalan di bidang audit dan akuntansi yang belum
sepenuhnya dapat mendukung ke arah kesatuan ekonomi global, yaitu:

a. Setiap negara masih mempunyai prinsip akuntansi dan standar audit


sendiri-sendiri,yang terkadang berbeda antara negara satu dengan negara
lainnya.
b. Profesi akuntan di dunia belum sepenuhnya serius dalam mengembangkan
standarprilaku etis profesi akuntansi.

Pada abad ke-20, dapat dikatakan ada 3 aliran akuntansi dan audit yang
dominanditerapkan oleh perusahaan, yaitu:

 Sistem Anglo-Saxon yang dimotori AS


 Sistem Kontinental yang berlaku di Belanda, Jerman, dan beberapa negara
eropa lainnya
 Sistem yang berlaku di Inggris dan negara-negara persemakmuran.

Kelambatan dan kesulitan dalam mengembangkan standar teknis audit,


akuntansi dan kodeetik profesi akuntan global, antara lain disebabkan oleh
banyaknya pihak yangberkepentingan dan banyaknya badan yang merasa [unya
otoritas untuk mengembangkan,membina, dan mengawasi profesi akuntan itu
sendiri.

Pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan profesi akuntansi, antara lain:

a. Pemerintah dan lembaga legislatif melalui produk peraturan dan


perundang-undangan
b. Badan pengatur-otoritas pasar modal

3
c. Organisasi profesi akuntan di masing-masing negara
d. Badan/organisasi mandiri internasional
e. Para pemakai/pengguna laporan keuangan

Sejalan dengan perkembangan ekonomi global dalam rangka mengantisipasi


keberadaanprofesi akuntan bertaraf internasional, maka dalam waktu yang tak
terlalu lama lagi,organisasi IAI telah sepakat untuk mengadopsi standar audit,
akuntansi, dan kode etikinternasional yang dikeluarkan IFAC.

B. KODE ETIK PROFESI AKUNTAN DI AS


6 manfaat dari kode etik profesi, yaitu:
1) Dapat memberikan motivasi melalui penggunaan tekanan dari rekan
sejawat dengan memelihara seperangkat harapan prilaku yang diakui
umum yang harusdipertimbangkan dalam proses keputusan.
2) Dapat memberikan pedoman yang lebih stabil tentang benar/salah dari
pada mengandalkan kepribadian manusiawi atau keputusan yang selalu
bersifat ad hoc
3) Dapat memberikan tuntunan, terudama dalam menghadapi situasi yang
abu-abu
4) Kode etik dapat mengawasi ekkuasaan otokrasi atasan sekaligus menuntun
prilakukaryawan
5) Kode etik dapat merinci tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri
6) Kode etik sebenarnya untuk kepentingan bisnis itu sendiri, kalau bisnis tak
maumengawasi prilaku dirinya sendiri, maka pihak lain yang akan
bertindakmengawasinya.

Ada 2 organisasi profesi akuntan yang berpengaruh di AS yang telah memberikan


kontribusibagi penyusunan kode etik profesi akuntan, yaitu:

 American Institute of Certified Public Accountants Lebih ditujukan untuk


para akuntan yang berpraktik pada kantor akuntan publik

4
 Institute of Management Accountants Lebih ditujukan bagi para akuntan
yang berprofesi sebagai akuntan manajemen disuatu organisasi perusahaan

C. STRUKTUR DAN KERANGKA DASAR KODE ETIK IFAC

Misi IFAC adalah melakukan harmonisasi standar di antara negara-negara


anggota IFAC. Indonesiasendiri melalui organisasi profesi IAI telah
mencanangkan tekadnya untuk mengadopsi standar teknisdan kode etik yang
ditetapkan IFAC selambat-lambatnya tahun 2012.

Kerangka dasar Kode etik IFAC dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Ciri yang membedakan profesi akunta (atasan), yaitu kesadaran bahwa


kewajiban akuntan yaituuntukmelayani kepentingan publik.
2. Harus dipahami bahwa tanggung jawab akuntan tidak secara ekslusif
hanya melayani klien (dari sudutpandang akuntan publik), atu hanya
melayani atasan (dari sudut pandang akuntan bisnis), melainkan melayani
kepentingan publik dalam arti luas. Pengertian “publik” bagi akuntan
terdiri dari atas klien,manajemen (atasan), kreditur, investor, pemerintah,
karyawan, masyarakat bisnis, dan keuangan,media masa, para pemerhati
bisnis dan ekonomi, para aktivis, dan sebagainya.
3. Tujuan (objective) dari profesi akuntan adalah memenuhi
harapanprofesionalisme, kinerja, dankepentingan publik.
4. Untuk mencapai tujuan tersebut,diperlukan empatke butuhan dasar,yaitu
kredibilitas,profesionalisme, kualitas jasa tertinggi, dan kerahasiaan.
5. Keseluruhan hal tersebut hanya dapat dicapai bila profesi akuntan
dilandasi oleh prinsip-prinsipparilaku fundamental, yang terdiri
atas:integritas, objektivitas, kompetensi profesional dan kehati-hatian,
kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis.
6. Namun, prinsip-prinsip fundamental pada butir (5) hanya dapat diterapkan
jika akuntan mempunyaisikap independen, baik independen dalam pikiran

5
(independence in mind) maupun independen dalampenampilan
(independence in appearance).

STRUKTUR KODE ETIK IFAC

Prinsip-prinsip fundamental etika IFAC yaitu :


1) Integritas. Seorang akuntan profesional harus bertindak jujur
dan tegas dalam semua hubungan bisnis dan profesionalnya.
2) Objektivitas. Seorang akuntan profesional seharusnya tidak
boleh membiarkan terjadinya bias, konflik kepentingan, atau
dibawah pengaruh orang lain sehingga mengesampingkan
pertimbangan bisnis dan profesional.
3) Kompetensi profesional dan kehati-hatian. Seorang akuntan
profesional mempunyai kewajiban untuk memelihara
pengetahuan dan keterampilan profesional secara berkelanjutan
pada tingkat yang diperlukan untuk menjamin seorang klien
atau atasan menerima jasa profesional yang kompeten
didasarkan atas perkembangan praktik, legislasi dan teknik
terkini. Selain itu juga harus bekerja secara tekun dan

6
mengikuti standar-standar profesional dan teknik yang berlaku
dalam memberikan jasa profesional.
4) Kerahasiaan. Seorang akuntan profesional harus menghormati
kerahasiaan informasi yang diperolehnya sebagai hasil
hubungan profesional dan bisnis serta tidak boleh
mengungkapkan informasi apapun kepada pihak ketiga tanpa
izin yang benar dan spesifik, kecuali terdapat kewajiban
hukum atau terdapat hak profesional untuk
mengungkapkannya.
5) Perilaku profesional. Seorang akuntan profesional harus
patuh pada hukum dan perundang-undangan yang relevan dan
harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.

D. INDEPENDENSI

Konsep independensi telah banyak disinggung pada makalah sebelumnya dan


pengertian independensi menurut IFAC tidak banyak berbeda dengan apa yang
telah dibahas selama ini. Sebagai telah diketahui, ada dua jenis independensi
dalam fakta dan independensi dalam penampilan.untuk indenpendensi dalam fakta
IFAC menggunakan istilah lain,yaitu independensi in mind (indenpendensi dalam
pikiran).
 Idependensi dalam pikiran adalah suatu keadaan pikiran yang
memungkinkan pengungkapan suatu kesimpulan tanpa terkenah
pengruh yang dapat mengompromikan penilaian
profesisonal,memungkinkan seseorang individu bertindak berdasarkan
intergritas,serta menerapkan objektif dan skeptisme profesional.
 Independensi dalam penampilan adalah penghindaran fakta dan
kondisi yang sedemikian segnifikan sehingga pihak ketiga yang paham

7
dan berfikir rasional dengan memiliki pengetahuan akan semua
informasi yang relevan,termasuk pencegahan yang diterapkan akan
tetap dapat menarik kesimpulan bahwa skeptisme profesionsl,objektif,
dan integritas anggota firma,atau tim penjamin telah di kompromikan.

E. ANCAMAN TERHADAP INDEPENDENSI

Seperti telah di ungkapkan sebelumnya, ancaman terhadap independensi dapat


berbentuk :

a. Kepentingan diri (self-interest)


b. Review diri (self-review)
c. Advokasi (advocacy)
d. Kekerabatan (familiariry)
e. Intimidasi (intimidation)

F. PENGAMANAN TERHADAP ANCAMAN

Ada dua kategorin pokok pengamanan terhadap ancaman independensi, yaitu :

a. Pengamanan melalui profesi, legislasi, atau regulasi


b. Pengamanan lingkungan kerja (IFAC/ 100.11)

Berikut ini merupakan hal-hal yang termasuk dalam pengamanan melalui profesi,
legawslasi dan regulasi, namun idak terbatas pada :

 Persyaratan pendidikan,pelatihan, dan pengalaman kerja.


 Persyaratan pengembangan profesi berkelanjutan.
 Peraturan tata kelola korporasi
 Standar-standar profesional
 Prosedur pemantauan dan pendisiplinan profesi atau peraturan

8
 Review eksternal oleh pihak ketiga yang berwewenang atas laporan,
pemberitauan, komunikasi, dan hasil informasi yang dihasilkan oleh
akuntan profesional (IFAC, 100.12)

Pengamanan lingkungan ditempat kerja bisa sangat bervariasi dan sangat


luas, bergantung pada keadaan ditempat kerja tersebut. Beberapa contoh
pengamanan untuk akuntan publik antara lain, namun tidak terbatas pada :

a. Pengamanan dikantor firma dalam arti luas :


 Dukungan kepemimpinan (pemimpin yang taat pada prinsip dan
selalu mengedepankan kepentingan umum)
 Sistem dan prosedur kendali mutu
 Dokumentasi kebijakan independensi
 Dokumentasi kebijakan tentang prinsip-prinsip etika
 Penggunaan rkan dan tim terpisah untuk penugasan penjaminan
dan nonpenjaminan
 Memberitah semua rekan dan staf tentang klien-klien penjaminan
dimana diperlukan independensi
 Komunikasi tepat waktu kepada semua staf tentang berbagai
kebijakan dan prosedur, termasuk perubahannya
 Keijakan dan prosedur pemantauan, dan jika diperlikan mengelola
ketergantungan pendapatan dari satu klien tertentu
 Penunjukan angota senior untuk mengawasi keefektifan
berjalannya sistem kendali mutu
 Mekanisme disiplin untuk mendukung kepatuhan terhadap
kebijakan dan prosedur
 Memublikasikan berbagai kebijakan dan prosedur untuk
mendorong komunikasi antara staf dengan staf senior tentang isu-
isu yang berkaitan dengan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip etika
(IFAC, 200.12)
b. Pengaman periktan khusus di lingkungan kerja :

9
 Melibatkan tambahan seorang ankuntan profesional untuk
mininjau perkerjaan yang dilakukan atau memberi nasehat yang
diperlukan
 Konsultan dengan pihak ketiga yang idenpenden
 Diskusikan maslah etika dengan pejabat klien yang berwenang
tentang masah tata kelola.
 Rotasi staf senior dari tim penugasan penjaminan
c. Pengamanan didalam sistem dan prosedur klien:
 Menujukan firma diratifikasin oleh pihak selain manajemen.
 Klien memiliki karyawan yang kompoten.
 Klien memiliki prosedur internal untuk menjamin objektivitas
penugasan penjaminan.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan :

Kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi
akuntansi. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Dan perbedaan dari kode etik suatu profesi mempunyai kode etik masing-masing
dan tersendiri yang dibuat oleh badan yang mengatur etika profesi tersebut.

Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan, karena melanggar


kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum, tapi pelanggaran kode etik akan
diperiksa oleh majelis kode etik dari setiap profesi tersebut.

B. SARAN

Harus ada lembaga yang berbeda-beda dalam menaungi berbagai profesi


yang ada, dimana lembaga tersebut merupakan sekumpulan orang yang memiliki
profesi yang sama dengan tujuan dapat menciptakan tatanan etik dalam pekerjaan.
Dan semua lembaga-lembaga profesi tersebut harus memiliki tujuan yang satu
yaitu, mengutamakan profesionalitasdalam bekerja yang dilihat dari kepatuhan
menjadikan kode etik profesi sebagai pedoman.

11

You might also like