Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independen
dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari
tingkat kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan
Secara umum Audit Syari’ah adalah untuk melihat dan mengawasi, mengontrol dan
melaporkan transaksi, sesuai aturan dan hukum Islam yang bermanfaat, benar, tepat
waktu dan laporan yang adil untuk pengambilan keputusan. Bukan tugas yang mudah
untuk melakukan audit syariah di dalam kondisi kapitalistik dan sistem keuangan
konvensional yang kompetitif. Masalah ini lebih diperparah oleh penurunan nilai-nilai
moral, sosial dan ekonomi Islam di negara-negara Muslim termasuk Malaysia dan
Indonesia, di bawah tekanan progresif penjajahan dan dominasi budaya dunia barat
selama beberapa abad lalu. Hal ini menyebabkan diabaikannya nilai sosial-ekonomi
auditing syariah selain mengacu pada standar audit nasional dan internasional juga
3
4
mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Dalam audit syariah bisa menerapkan aturan
audit nasional dan internasional selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
internal syariah yang bersifat independen atau bagian dari audit internal yang
fatwa, instruksi dan lain sebagainya yang diterbitkan fatwa IFI dan lembaga supervisi
(pekerjaan duniawi atau amal ibadah) c. Lengkap dan sesuai syariah d. Untuk mendapat
Dapat disimpulkan pengertian audit syariah adalah salah satu unsur melalui
karena itu, auditor merupakan wakil dari para pemegang saham yang menginginkan
Banyak sekali pesan tentang audit dan kontrol dalam ajaran Islam. Berikut ini
adalah beberapa nash Al-qur’an yang dapat dijadikan para bankir dan praktisi keuangan
1
Ilman Muhammad Asodiq, “Implementasi Audit Syariah di Lembaga Keuangan Syariah” (Makalah
yang disajikan pada salah satu tugas mata kuliah Auditing Syariah di Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati, Bandung, April 2017). 6-7.
5
1. Al-Qur’an
Ayat diatas menunjukkan jika berkaitan dalam proses auditing agar tidak
suatu perusahaan. karena ayat ini sebagai bukti bahwa hanya Allah Swt. Wajib
disembah dan beriman padanya, jika kita ingkar maka kita telah membuat kerusakan
di bumi karena telah membuat hal tercela atau dilarang di bumi Allah Swt.
152. "dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang
lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan
timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan
sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku
adil, Kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat."
Ayat di atas berkaitan dengan surat Al-A’raaf ayat 85 tentang agar tidak berbuat
curang dan dapat berlaku adil karena itu merupakan perintah Allah. Jika dikaitkan
dengan kegiatan Auditing Syariah, surah ini dijadikan salah satu landasan hukumnya
karena di dalam surat ini Allah Swt. memerintahakan kita agar tidak berlaku curang
dan menerepkan sikap adil dalam mengauditing sekalipun yang kita periksa merupakan
6
laporan keuangan perusahaan yang mempunyai kekerabatan dengan kita; kita tidak
boleh memanipulasi data, itulah janji Allah kepada hambanya kita harus penuhi,
sekalipun itu berat, karena Allah Swt. tidak akan memberikan beban kepada seseorang
informasi karena bisa menjadi penyebab terjadinya musibah atau bencana. Jika ayat ini
dikaitkan dengan kegiatan Auditing, dalam proses auditing tentunya kita harus
memeriksa bukti harus di periksa dengan teliti, karena hanya hasil opini dari tim
auditorlah bukti dari wajar atau tidaknya laporan keuangan suatu perusahaan. Jika tim
auditor melakukan keteledoran maka akan terjadi kesalahan fatal yang berujung
penyesalan.
82. "Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al-
Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak
di dalamnya."
Ayat ini dapat dikaitkan sebagai landasan hukum Auditing Syariah yaitu kita
kembali kepada hukum dasar Islam. Jika kita tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai
7
pedoman bahkan cenderung mengabaikan karena berpikir bahwa Al-Qur’an bukan dari
sisi Allah Swt. lantas hanya mengikuti hawa nafsu dalam melakukan sesuatu bahkan
berfatwa tentunya hanya akan menimbulkan pertentangan dan perpecahan. Maka dari
itu, hanya Al-Qur’an lah solusi dari permasalahan umat dan Al-Qur’an lah media
2. Hadist
a) Hadis riwayat Abu Dawud, dari Abu Hurairah, Rasul Saw bersabda: Artinya :
Aku jadi yang ketiga antara dua orang yang berserikat selama yang satu tidak
khianat kepada yang lainnya, apabila yang satu berkhianat kepada pihak yang
lain, maka keluarlah aku darinya.
b) Hadis Nabi Riwayat Tirmidzi dari „Amr Bin Auf : Artinya : Perdamaian dapat
dilakukan diantara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan
yang halal atau menghalalkan yang haram ; dan kaum muslimin terikat dengan
syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.
c) Hadis Nabi Dikeluarkan ibnu majah dari ibadah ibnu shamit dalam
sunannya/Kitab Al-Ahkam : Nomor Hadis 1332 dan diriwayatkan oleh Ahmad
dari Ibnu Abas, dan Malik dari Yahya) Artinya: Rasulullah s.a.w. menetapkan:
Tidak boleh membahayakan/merugikan orang lain dan tidak boleh (pula)
membalas bahaya (kerugian yang ditimbulkan oleh orang lain) dengan bahaya
(perbuatan yang merugikannya).
3. Undang-Undang
tindakan
2
Ilman Muhammad Asodiq, “Implementasi Audit Syariah di Lembaga Keuangan Syariah”. 7-10.
3
Ibid., 10-11.
9
audit yang syari'ah dalam operasi dan kegiatan, peran masing-masing pelaku utama
dalam audit dari lembaga keuangan Syari’ah sangat penting. Pelaku audit lembaga
1. Auditor Internal
pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor eksternal. Internal auditor tidak memberikan
opini terhadap kewajaran laporan keuangan karena auditor internal merupakan orang
a) Komite Audit dan Tata Lembaga Keuangan Islam. Komite ini bertanggung
syari'ah dengan produk dan jasa dari Lembaga Keuangan Islam. Peran dasar
10
mereka adalah sebagai persetujuan atau stamping otoritas. Fungsi utama dewan
Syariah adalah sebagai penasihat dan pemberi sran kepada Direksi Bursa
Syariah
c) Auditor internal bertanggung jawab untuk melakukan audit internal dan untuk
Keuangan Islam juga memiliki petugas syari'at mereka sebagai unit bekerja
sama dengan auditor internal atau mereka adalah bagian dari auditor internal.
2. Auditor Eksternal
transaksi dan kontrak yang dalam syari'at kebijakan, peraturan dan pedoman. Dimana
auditor internal dan eksternal juga bertanggung jawab untuk menguji kepatuhan
syari'ah lembaga keuangan syari'ah Selain itu, masih ada perdebatan berlangsung pada
siapa harus melakukan audit syari'ah. Studi Kasim menemukan bahwa beberapa
responden lebih suka praktek syari'at audit yang akan dilakukan oleh orang-orang yang
memenuhi syarat dalam syari'at saja. Lainnya ingin audit syari'ah menjadi tanggung
11
jawab auditor internal atau departemen syari'ah lembaga keuangan syari‟ah masing-
syari’ah mengenai tujuan dan prinsip umum pelaksanaan audit atas laporan
keuangan yang disajikan oleh lembaga keuangan Islam yang beroperasi sesuai
yang disusun oleh lembaga keuangan syari‟ah, dari semua aspek yang bersifat
material, benar dan wajar sesuai dengan aturan dan prinsip syari’ah, standar
akuntansi AAOIFI, serta standar dan praktek akuntansi nasional yang berlaku
mengsahkan standar audit yang berlaku pada lembaga keuangan syariah termasuk bank
4
Ibid., 11-13.
5
Idem,“Implementasi Audit Syariah di Lembaga Keuangan Syariah”. 13.
12
yang kemudian banyak diacu di berbagai negara. Standar Auditing AAOIFI untuk audit
pada lembaga keuangan syariah sendiri mencakup lima standar, yaitu tujuan dan
Pertama terkait tujuan dan prinsip. Tujuan dari sebuah audit laporan keuangan
yaitu untuk memungkinkan auditor menyampaikan opini atas laporan keuangan tertentu
dalam semua hal yang material dan sesuai dengan aturan dan prinsip Islam, AAOIFI,
standar akuntansi nasional yang relevan, serta praktek di negeri yang mengoperasikan
lembaga keuangan. Adapun prinsip etika profesi meliputi, kebenaran, integritas, dapat
standar teknis.
Kedua terkait laporan auditor. Elemen dasar dari laporan auditor (judul, alamat,
paragraf pembukaan atau pengenalan, cakupan paragraf (gambaran dari audit), acuan
ASIFI dan standar nasional yang relevan atau praktek, Uraian pekerjaan yang dilakukan
auditor, Paragraf opini berisi sebuah ungkapan opini tentang laporan keuangan, Tanggal
Laporan, Alamat Auditor dan Tanda Tangan Auditor). Terkait ruang lingkup
audit telah dilaksanakan sesuai ASIFI dan standar nasional yang relevan atau praktek telah
13
sesuai dan tidak melanggar aturan dan prinsip Syariah. Ruang lingkup mengacu pada
kemampuan auditor untuk melaksanakan prosedur audit yang dianggap penting dalam hal
itu. Hal ini meyakinkan para pembaca bahwa audit telah berjalan sesuai ketetapan standar
maupun praktek. Disamping itu juga telah sesuai dengan standar auditing nasional atau
praktek mengikuti negara tempat auditor berada, hal ini terlihat dalam alamat
auditor.Laporan itu termasuk sebuah pernyataan bahwa audit telah direncanakan dan
dilaksanakan untuk memperoleh jaminan layak mengenai apakah laporan keuangan bebas
a. Pengujian, pada sebuah uji dasar, bukti yang mendukung sejumlah laporan
keuangan.
laporan keuangan.
Ketiga terkait ketentuan keterlibatan audit. Auditor dan klien harus menyetujui
ketentuan perjanjian. Istilah setuju perlu disampaikan dalam surat penugasan audit
sesuai kontrak. Isi dasar surat perjanjian adalah dokumen surat penunjukan dan
menegaskan tanggung jawab auditor untuk klien dan bentuk setiap laporan yang akan
merupakan sebuah pengujian yang luas dari kepatuhan Syariah sebuah LKS, dalam
bank central), sirkulasi, dll. Tujuan dari sebuah shari'a review adalah untuk memastikan
bahwa seluruh aktivitas yang diselenggarakan dalam LKS tidak bertentangan dengan
Syariah. DPS bertanggung jawab untuk membuat dan mengungkapkan sebuah opini dari
Secara ringkas, audit Syariah terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan,
pengujian dan pelaporan. Dengan kerangka ini dan penjelasan di atas, maka nampak
Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa kerangka audit syariah antara lain
syariah pada prinsip dan aturan syariah dalam produk dan kegiatan usahanya
sehingga auditor syariah dapat memberikan opini yang jelas apakah bank
Akuntansi Syariah)
16
Syariah
6
Minarni, “Konsep Pengawasan, Kerangka Audit Syariah, dan Tata Kelola Lembaga Keuangan,
Syariah”, Volume VII, No. 1, (Juli 2013) : 34-37.
7
Ilman Muhammad Asodiq, “Implementasi Audit Syariah di Lembaga Keuangan Syariah”. 18.
17