You are on page 1of 68

METODE HARGA POKOK

PROSES

M. ANWAR KADIR
CIRI METODE HP. PROSES

 Produknya standard
 Produknya dari bulan ke bulan adalah
sama
 Kegiatan produksi dimulai dengan
diterbitkannya perintah produksi yang
berisi tentang rencana produksi produk
standar dalam jangka waktu tertentu
 Contoh : Perusahaan semen
METODE HP. PROSES >< PESANAN
No Perbedaan HP Pesanan HP Proses
1. Pengumpulan Berdasarkan Per departemen
biaya Pesanan produksi per periode
produksi akuntansi
2. Perhitungan Total biaya yang Total biaya yang
HP.Produksi dikeluarkan utk dikeluarkan selama
per satuan pesanan ttt periode tertentu
dibagi jumlah dibagi jumlah produk
pesanan ybs & yang dihasilkan
dilakukan saat selama periode ybs &
pesanan selesai dilakukan setiap akhir
diproduksi periode akuntansi
(biasanya akhir bulan)
METODE HP. PROSES >< PESANAN
No Perbedaan HP Pesanan HP Proses
3. Penggolongan Dipisahkan menjadi Sering tidak diperlukan
biaya produksi BPL(B.Prod.Lgsg) dan pembedaan BPL & BPTL
BPTL(B.Prod.Tdk Lgsg) (terutama jika hanya
BPL dibebankan pada memproduksi satu
produk berdasar biaya macam produk).
yang sesungguhnya Biasanya BFOH
terjadi, sedangkan BPTL dibebankan pada produk
ditentukan bdsk tarif berdasarkan pada biaya
yang ditentukan dimuka yang sesungguhnya
terjadi
4. Unsur biaya BFOH tdr dari : BB BFOH tdr dari B.Produksi
yang Penolong,BTKTL, selain BBB BB.Penolong
dikelompokkan B.Produksi lain selain dan BTK (L&TL). BFOH
dalam B.FOH BB.Penolong dan BTKTL. dibebankan pada produk
BFOH dibebankan pada berdasrkan pada biaya
produk berdasarkan tarif yang sesungguhnya
yang ditentukan dimuka terjadi
MANFAAT INFORMASI
HP. PRODUKSI

Menentukan harga jual produk


Memantau realisasi biaya
Menghitung laba atau rugi periodik
Menghitung HP.Persediaan Produk Jadi
dan Produk dalam Proses yang akan
disajikan dalam neraca
Menentukan Harga Jual Produk
 Perusahaan yang berproduksi massa memproses
produknya untuk memenuhi persediaan di gudang.
 Biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu
untuk menghasilkan informasi biaya produksi per
satuan produk.
 Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi
per unit merupakan salah satu data yang
dipertimbangkan disamping data biaya lain serta
data non biaya.
 Kebijakan penetapan harga jual yang didasarkan
pada biaya menggunakan formula penetapan harga
jual sebagai berikut :
Menentukan Harga Jual Produk
Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu Rp XX
Taksiran biaya nonproduksi untuk jangka waktu tertentu XX +
Taksiran total biaya untuk jangka waktu tertentu Rp XX
Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu XX :
Taksiran harga pokok produk per satuan Rp XX
Laba per unit yang diinginkan XX +
Taksiran harga jual per unit yang dibebankan kepada pembeli Rp XX

Taksiran Biaya BB Rp XX
Taksiran Biaya TKL XX
Taksiran Biaya FOH XX +
Taksiran biaya produksi Rp XX
Memantau realisasi biaya
 Manajemen memerlukan informasi biaya
produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dalam
pelaksanaan rencana produksi ketika rencana
untuk jangka waktu tertentu tersebut telah
diputuskan
 Akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan
informasi tersebut (apakah total biaya produksi
sesuai dengan yang telah diperhitungkan (sesuai
rencana) atau tidak
 Pengumpulan biaya produksi untuk jangka
waktu tertentu tersebut dilakukan dengan
menggunakan metode harga pokok proses
Rumus :

Biaya Produksi Sesungguhnya Bulan ……….


Biaya BB Sesungguhnya Rp XX
Biaya TK Sesungguhnya XX
Biaya FOH Sesungguhnya XX +
Total biaya produksi sesungguhnya bulan ………. Rp XX
Menghitung Laba Atau Rugi Periodik
 Informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan
digunakan untuk mengetahui apakah kegiatan
produksi perusahaan dalam periode tertentu
menghasilkan laba atau justru rugi
 Laba atau rugi digunakan untuk mengetahui
kontribusi produk dalam menutup biaya non
produksi dan menghasilkan Laba atau rugi
 Metode HP.Proses digunakan oleh manajemen
untuk mengumpulkan informasi biaya produksi
yang sesungguhnya dikeluarkan pada periode
tertentu guna menghasilkan informasi Laba atau
rugi pada tiap periode.
Rumus :
Hasil Penjualan (harga jual per satuan X volume produk yang dijual) Rp XX

Persediaan produk jadi awal Rp XX


Persediaan produk dalam proses awal Rp XX

Biaya Produksi :
Biaya BB Sesungguhnya Rp XX
Biaya TKL Sesungguhnya XX
Biaya FOH Sesungguhnya XX +

Total biaya produksi XX +


XX
Persediaan produk dalam proses akhir XX -

Harga pokok produksi XX +

Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual XX


Persediaan produk jadi akhir XX -

Harga pokok produk yang dijual XX -


Laba kotor Rp XX
Menghitung HP.Prsd .Produk Jadi dan Produk
dlm Proses yang akan disajikan dalam neraca

 Lap.Keuangan sbg pertanggungjawaban manajemen


(salah satunya adalah neraca)
 Dlm neraca harus ada informasi HP.Prsd.Prdk.Jadi
dan HP.Produk yang ada pada tanggal neraca masih
dalam proses, shg perlu catatan biaya produksi tiap
periode
 Catatan biaya produksi tiap periode berguna bagi
manajemen untuk menentukan biaya produksi yang
melekat pada produk jadi yang belum laku dijual
(HP.Prsd.Prdk Jadi) dan produk yang masih dalam
proses pengerjaan (HP.Prsd.Prdk.Dlm Proses) pada
tanggal neraca
Metode HP.Proses – Tanpa Memperhitungkan
Persediaan Produk dalam Proses Awal

Perusahaan yang produknya diolah melalui satu


departemen
Perusahaan yang produknya diolah melalui lebih
dari satu departemen
Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam
proses terhadap perhitungan HP.Produksi per
satuan, dengan asumsi :
1. Produk hilang pada awal proses
2. Produk hilang pada akhir proses
Metode HP.Proses
Produk melalui satu departemen

Contoh :

Berikut ini adalah jumlah biaya yang


dikeluarkan selama bulan Februari 200X oleh
PT. Tiara Permata yang mengolah produknya
secara massa melalui satu departemen
produksi
Data Biaya Produksi

Biaya BB Rp 5,000,000
Biaya B.Penolong 7,500,000
Biaya TKL 11,250,000
Biaya FOH 16,125,000 +
Total biaya produksi Rp 39,875,000

Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :

Produk jadi 2000 kg


Produk dalam proses pada akhir bulan,dengan tingkat penyelesaian sbb:
Biaya BB: 100%, Biaya B.Penolong 100%, Biaya TK 50 %
Biaya FOH 30 % 500 kg
Data Untuk Perhitungan HP.Produksi Per Satuan

Masuk ke dalam proses : 2,500 kg


Produk jadi : 2,000 kg
Produk dalam proses akhir 500 kg

Bagaimana menghitung
HP.produk jadi yg ditransfer
ke gudang dan HP.Prsd.Produk
dlm Proses yg pada akhir
periode Belum selesai
Perhitungan HP Per Satuan

Total Unit Biaya Produksi


Biaya Ekuivalensi Per Satuan
(2) (3) (4) = (2) : (3)

Rp 5,000,000 2,500 Rp 2,000


7,500,000 2,500 3,000
11,250,000 2,250 5,000
16,125,000 2,150 7,500
Rp 39,875,000 Rp 17,500

* Unit Ekuivalensi : produk jadi + (produk dalam proses x % penyelesaian)


PERHITUNGAN HP.PRODUK JADI DAN PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES

Harga pokok produk jadi : 2,000 X 17,500 Rp 35,000,000

Harga pokok persediaan dalam proses :

Biaya bahan baku 100 % 500 X Rp 2,000 = Rp 1,000,000


Biaya bahan penolong 100 % 500 X Rp 3,000 = 1,500,000
Biaya tenaga kerja 50 % 500 X Rp 5,000 = 1,250,000
Biaya FOH 30 % 500 X Rp 7,500 = 1,125,000
4,875,000

Jumlah biaya produksi bulan Februari 2006 Rp 39,875,000


Laporan Biaya Produksi
PT. TIARA PERMATA
Laporan Biaya Produksi Bulan Februari 2006

Data Produksi

Dimasukkan dalam proses 2,500

Produk jadi yang ditrasfer ke gudang 2,000


Produk dalam proses akhir 500

Jumlah produk yang dihasilkan 2,500

Biaya yang dibebankan dalam bulan Februari 2006


Total Per kg

Biaya BB Rp 5,000,000 Rp 2,000


Biaya B.Penolong 7,500,000 3,000
Biaya TK 11,250,000 5,000
Biaya FOH 16,125,000 7,500

Jumlah Rp 39,875,000 Rp 17,500

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang


2000 kg @ Rp 17500 Rp 35,000,000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
Biaya BB Rp 1,000,000
Biaya B.Penolong 1,500,000
Biaya TK 1,250,000
Biaya FOH 1,125,000
4,875,000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan bulan Februari 2006 Rp 39,875,000
Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :

Brg.Dlm.Proses-BBB Rp 5,000,000
Persediaan BB Rp 5,000,000

2. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong:

Brg.Dlm.Proses-BB.Penolong Rp 7,500,000
Persediaan B.Penolong Rp 7,500,000

3. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

Brg.Dlm.Proses-BTK Rp 11,250,000
Gaji & Upah Rp 11,250,000

4. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik :

Brg.Dlm.Proses-B.FOH Rp 16,125,000
Berbagai rekening yang dikredit Rp 16,125,000
Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
5. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk Jadi yang ditransfer ke gudang:

Persediaan produk jadi Rp 35,000,000


Brg.Dlm.Proses-BBB Rp 4,000,000 *
Brg.Dlm.Proses-BB.Penolong 6,000,000 *
Brg.Dlm.Proses-BTK 10,000,000 *
Brg.Dlm.Proses-B.FOH 15,000,000 *
* Produk jadi X Biaya per satuan

6. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk dalam proses yang belum
selesai diolah pada akhir bulan Februari 2006:

Persediaan produk dalam proses Rp 4,875,000


Brg.Dlm.Proses-BBB Rp 1,000,000
Brg.Dlm.Proses-BB.Penolong 1,500,000
Brg.Dlm.Proses-BTK 1,250,000
Brg.Dlm.Proses-B.FOH 1,125,000
Metode HP.Proses Produk
melalui lebih dari satu departemen
Untuk Departemen I, perhitungan biaya
produksinya sama dengan untuk satu
departemen
Untuk departemen berikutnya
perhitungannya bersifat kumulatif
HP.Produk departemen setelah departemen I
meliputi :Biaya produksi yang dibawa dari
departemen I dan Biaya produksi
departemen setelah departemen I
(Departemen yang bersangkutan)
Contoh :
Berikut ini adalah jumlah biaya yang
dikeluarkan selama bulan Februari 200X oleh
PT. Tiara Permata yang mengolah produknya
melalui dua departemen (A & B)
Data biaya produksi departemen A & B
Departemen A Departemen B
Dimasukkan dalam proses 35,000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 30,000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Gudang 24,000 kg
Produk dalam proses akhir bulan 6,000 kg
Biaya yang dikeluarkan bulan Februari 200X :
B.Bahan Baku Rp 70,000 Rp 0
B.Tenaga Kerja 155,000 270,000
B.FOH 248,000 405,000
Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir:
B.Bahan Baku 100 % -
B.Konversi 20 % 50 %
Perhitungan HP.Per Satuan departemen A

Unsur Total Unit Biaya Produksi


Biaya Produksi Biaya Ekuivalensi Per Satuan
(1) (2) (3) (4) = (2) : (3)

Bahan Baku Rp 70,000 35,000 Rp 2


B Tenaga Kerja 155,000 31,000 5
FOH 248,000 31,000 8
Total Rp 473,000 Rp 15
Perhitungan Hp.Produk Selesai
Yang Ditransfer Ke Departemen B
Dan Persediaan Produk Dalam Proses

HP.produk selesai yg ditransfer ke Dep.B:


30,000 X 15 Rp 450,000

Harga pokok persediaan dalam proses akhir:

Biaya bahan baku 100 % 5,000 X Rp 2 = Rp 10,000


Biaya tenaga kerja 20 % 5,000 X Rp 5 = 5,000
Biaya FOH 20 % 5,000 X Rp 8 = 8,000
23,000

Jumlah biaya produksi bulan Februari 200X Rp 473,000


Laporan Biaya Produksi Departemen A
PT. TIARA PERMATA
Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Februari 200X

Data Produksi

Dimasukkan dalam proses 35,000 kg

Produk jadi yang ditrasfer ke gudang 30,000 kg


Produk dalam proses akhir 5,000 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 35,000 kg

Biaya yang dibebankan Dep A dalam bulan Februari 200X


Total Per kg

Biaya BB Rp 70,000 Rp 2
Biaya TK 155,000 5
Biaya FOH 248,000 8

Jumlah Rp 473,000 Rp 15

Perhitungan Biaya

HP.produk jadi yg ditransfer ke Departemen B


30,000 kg @ Rp 15 Rp 450,000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Biaya BB Rp 10,000
Biaya TK 5,000
Biaya FOH 8,000
23,000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Dep. A bulan Februari 200X Rp 473,000
Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
Departemen A

1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :

Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.A Rp 70,000


Persediaan BB Rp 70,000

2. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.A Rp 155,000


Gaji & Upah Rp 155,000

3. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik :

Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.A Rp 248,000


Berbagai rekening yang dikredit Rp 248,000
Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
Departemen A

4. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk Jadi yang ditransfer ke Dep.B:

Persediaan produk jadi Rp 450,000


Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.A Rp 60,000 *
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.A 150,000 *
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.A 240,000 *
* Produk jadi X Biaya per satuan

5. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk dalam proses yang belum
selesai diolah Dep. A pada akhir bulan Februari 2006:

Persediaan produk dalam proses Rp 23,000


Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.A Rp 10,000
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.A 5,000
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.A 8,000
Perhitungan HP.Per Satuan departemen B

Unsur Total Unit Biaya Produksi


Biaya Produksi Biaya Ekuivalensi Per Satuan
(1) (2) (3) (4) = (2) : (3)
B Tenaga Kerja 270,000 27,000 10
FOH 405,000 27,000 15
Total Rp 675,000 Rp 25
Perhitungan Hp.Produk Jadi
Dan Produk Dalam Proses Departemen B

HP.produk selesai yg ditransfer ke Dep.B:


HP.dari Departemen A 24,000 X 15 Rp 360,000

Biaya yg ditambahkan oleh Departemen B:


24,000 X 25 600,000

Total HP.Produk jadi yang ditransfer ke gudang


24,000 X 40 Rp 960,000

Harga pokok persediaan dalam proses akhir:


HP.dari Departemen A 6,000 X 15 Rp 90,000

Biaya yg ditambahkan oleh Departemen B:


Biaya TK 50 % 6,000 X Rp 10 = Rp 30,000
Biaya FOH 50 % 6,000 X Rp 15 = 45,000
Rp 75,000
Rp 165,000

Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan Februari 200X Rp 1,125,000


Laporan Biaya Produksi Departemen B
PT. TIARA PERMATA
Laporan Biaya Produksi Departemen B Bulan Februari 200X

Data Produksi

Diterima dari Departemen A 30,000 kg

Produk jadi yang ditrasfer ke gudang 24,000 kg


Produk dalam proses akhir 6,000 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 30,000 kg

Biaya yang dibebankan Dep B dalam bulan Februari 200X


Total Per kg

Harga Pokok dari departemen A 30,000 kg Rp 450,000 Rp 15

Biaya yang ditambahkan Departemen B

Biaya T K 270,000 10
Biaya FOH 405,000 15

Jumlah Biaya yang ditambahkan Departemen B Rp 675,000 Rp 25

T otal biaya kumulatif Departemen B Rp 1,125,000 Rp 40

Perhitungan Biaya

HP.produk jadi yg ditransfer ke gudang :


24,000 kg @ Rp 40 Rp 960,000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Harga Pokok dari departemen A 15 X 6,000 90,000
Biaya yang ditambahkan Departemen B
Biaya T K 30,000
Biaya FOH 45,000
165,000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Dep. B bulan Februari 200X Rp 1,125,000
Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
Departemen B
1. Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari Departemen A:#

Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.B Rp 450,000


Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.A Rp 60,000
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.A 150,000
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.A 240,000
# Lihat Jurnal Departemen A

2. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.B Rp 270,000


Gaji & Upah Rp 270,000

3. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik :

Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.B Rp 405,000


Berbagai rekening yang dikredit Rp 405,000
Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
Departemen B

4. Jurnal untuk mencatat HP.Produk Jadi yang ditransfer oleh Dep.B ke gudang:

Persediaan produk jadi Rp 960,000


Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.B Rp 360,000 *
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.B 240,000 **
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.B 360,000 ***
* Produk jadi X HP.Produksi per kg dari Departemen A
** Produk jadi X BTK yang ditambahkan oleh Departemen B
*** Produk jadi X BFOH yang ditambahkan oleh Departemen B

5. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk dalam proses yang belum
selesai diolah Dep. B pada akhir bulan Februari 200X:

Persediaan produk dalam proses-Dep. B Rp 165,000


Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.B Rp 90,000
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.B 30,000
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.B 45,000
Tugas :
PT. ABC mengolah produk melalui satu tahap produksi
dengan menggunakan metode harga pokok proses. Data
produksi sbb:
Biaya produksi:
Bahan Baku : Rp. 30.000
Tenaga Kerja :Rp. 29.000
BOP :Rp. 14.500

Data Produksi
Produk masuk proses : 15.000 unit
Produk Dalam Proses Akhir : 2.500 unit
BB 100 % dan BK 80 %

Diminta:
Susun Laporan Harga Pokok Produksi
Tugas:
PT. Bajuku Indah adalah sebuah
perusahaan garmen yang menghasilkan
pakaian. Misalkan pakaian hanya diolah
melalui dua departemen produksi yaitu
Departemen Pemotongan dan
Departemen Penyelesaian.
Data Produksi dan Biaya Produksi selama bulan Maret
2008, bulan pertama dari kegiatan operasional
perusahaan adalah sebagai berikut :

Data Produksi Dept. Pemotongan Dept. Penyelesaian

Produk masuk proses 2.500 unit


Produk selesai yang ditransfer
ke Dept Penyelesaian 2.400 unit
Produk selesai yang ditransfer
ke gudang 2.350 unit
Produk Dalam Proses Akhir :
BB 100 % dan BK 80 % 100 unit
BK 90 % 50 unit
Biaya Produksi Dept. Pemotongan Dept. Penyelesaian

Biaya Bahan Bak Rp 62.500.000 -


Biaya Tenaga Kerja 14.880.000 9.580.000
Biaya Overhead Pabrik 24.800.000 Rp 11.975.000
Jumlah Biaya Rp 102.180.000 Rp 21.555.000

Susun Laporan Harga Pokok Produksi bulan Maret 2008


Buat semua jurnal yang diperlukan
Pengaruh Produk Hilang Dalam Proses Terhadap
Perhitungan HP.Produk Per Satuan

 Tidak semua produk yang diolah dapat


menjadi produk yang baik dan memenuhi
standart yang ditetapkan, ada
kemungkinan terjadinya produk yang
hilang
 Berdasarkan saat terjadinya kehilangan :

* Hilang di awal proses


* Hilang di akhir proses
Produk Hilang di awal proses
PT. TIARA PERMATA
DATA PRODUKSI DAN BIAYA DEPARTEMEN A DAN DEPARTEMEN B

Departemen A Departemen B
Dimasukkan dalam proses 1.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir bulan
Penyelesaian sbb :
B.Bahan Baku& Penolong 100 % biaya konversi 40 % 200 kg -
B.Bahan Penolong 60 % biaya konversi 50 % - 100 kg
Produk hilang pada awal proses 100 kg 200 kg
Produk Hilang di awal proses
BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN A DAN DEPARTEMEN B

Departemen A Departemen B
B.Bahan Baku Rp 22,500 Rp -
B.Bahan Penolong 26,100 16,100
B.Tenaga Kerja 35,100 22,500
B.FOH 46,800 24,750
Jumlah Biaya Produksi Rp 130,500 Rp 63,350
Pengaruh terjadinya produk yang hilang
dalam proses terhadap perhitungan harga
pokok produk per satuan.
Di dalam proses produksi, tidak semua produk yang
diolah dapat menjadi produk yang baik yang memenuhi
standar mutu yang telah ditetapkan. Ditinjau dari saat
terjadinya, produk dapat hilang pada awal proses,
sepanjang proses, atau pada akhir proses. Untuk
kepentingan perhitungan harga pokok produksi per satuan,
produk yang hilang sepanjang proses harus dapat
ditentukan pada tingkat penyelesaian berapa produk yang
hilang tersebut terjadi. Atau untuk menyederhanakan
perhitungan harga pokok produksi per satuan, produk yang
hilang sepanjang proses diperlakukan sebagai produk yang
hilang pada awal atau akhir proses.
Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada awal
proses terhadap perhitungan harga pokok produk per
satuan.
Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikut
menyerap biaya produksi yang dikeluarkan dalam
departemen yang bersangkutan, sehingga tidak diikut
sertakan dalam perhitungan unit ekuivalensi produk yang
dihasilkan dalam departemen tersebut.
Dalam departemen produksi pertama, produk yang hilang
pada awal proses mempunyai akibat menaikkan harga pokok
produksi per satuan. Dalam departemen sesudah
departemen produksi pertama, produk yang hilang pada
awal proses mempunyai dua akibat :
1. Menaikkan harga pokok produksi persatuan produk yang
diterima dari departemen produksi sebelumnya dan
2. Menaikkanharga pokok produksi per satuan yang
ditambahkan dalam departemen produksi setelah dept.
produksi pertama tersebut.
PT. A memiliki dua departemen produksi : Departen A dan
Departemen B untuk menghasilkan Produknya. Data
produksi dan biaya kedua departemen tersebut dalam bulan
January 2010 Sebagai berikut :
Departemen A Departemen B
Produk yang dimasukkan
dalam proses 1.000 kg
Produk selesai dan ditransfer
ke departemen B 700 kg
Produk selesai yang ditransfer
ke gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir bulan,
dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut:
Biaya bahan baku dan penolong
100% biaya konversi 40% 200 kg -
Biaya bahan penolong 60%,
biaya konversi 50% - 100 kg
Produk yang hilang pada awal
proses 100 kg 200 kg
Biaya yang telah dikeluarkan selama bulan January 2010
sebagai berikut :
Departemen A Deparetemen B
Biaya bahan baku Rp. 22.500,-
Biaya bahan penolong Rp. 26.100,- Rp. 16.100,-
Biaya tenaga kerja Rp. 35.100,- Rp. 22.500,-
Biaya overhead pabrik Rp. 46.800,- Rp. 24.750,-
Jumlah biaya produksi Rp.130.500,- Rp. 63.350,-

Perhitungan harga pokok produksi di departemen A


Karena produk yang hilang terjadi pada awal proses, maka
produk tersebut tidak ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan oleh departemen A dalam bulan January 2010.
Oleh karena itu produk yang hilang tersebut tidak diikut
sertakan dalam perhitungan unit ekuivalensi produk
Yang dihasilkan oleh departemen A. Akibatnya biaya produksi
per kg produk yang dihasilkan oleh Departemen A menjadi
lebih tinggi. Seandainya produk tersebut tidak hilang dalam
proses dan menjadi produk yang baik, maka unit ekuivalensi
biaya bahan baku menjadi 1000 kg (700 +100% x 200 kg
+100 kg) dan biaya bahan baku per kg adalah sebesar Rp.
22,50,- ( Rp.22.500 : 1.000 kg )
__________________________________________________
Jenis By Jlh Prod yang Dihsil By Prod By per kg prod yang
Dept.A (Unit Ekvsi) Dept.A Dihasilkan Dept. A
BBB 700kg + 100% x 200 kg = 900 kg Rp. 22.500,- Rp. 25,-
BB.Pen 700kg + 100% x 200 kg = 900 kg Rp. 26.100,- Rp. 29,-
BTK 700kg + 40% x 200 kg = 780 kg Rp. 35.100,- Rp. 45,-
BOP 700kg + 40% x 200 kg = 780 kg Rp. 46.800,- Rp. 60,-
Rp.130.500,- Rp. 159,-_
Perhitungan biaya produk per unit Departemen A bulan January 2010
Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke
Departemen B dan persediaan produk dalam proses akhir
dalam Departemen A

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B


700 x Rp. 159,- Rp. 111.300,-
Harga pokok persediaan
produk dalam proses akhir bulan ( 200 kg ) :
BBB 200 kg x 100% x Rp. 25,- Rp. 5.000,-
BBP 200 kg x 100% x Rp. 29,- Rp. 5.800,-
BTK 200 kg x 40% x Rp. 45,- Rp. 3.600,-
BOP 200 kg x 40% x Rp. 60,- Rp. 4.800,- Rp. 19.200,-
Jumlah biaya produksi Dept. A Rp. 130.500,-
Perhitungan biaya produksi Departemen A untuk bulan January 2010
PT. A
Laporan biaya produksi Departemen A bulan January 2010
Data Produksi
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Dept. B 700 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat
Penyelesaian BBB dan pen 100%;by konversi 40% 200 kg
Produk yang hilang pada awal proses 100 kg
1.000 kg
Biaya yang dibebankan dalam departemen A bulan January 2010 :
Total per kg
Biaya bahan baku Rp. 22.500,- Rp. 25,-
Biaya bahan penolong Rp. 26.000,- Rp. 29,-
Biaya tenaga kerja Rp. 35.100,- Rp. 45,-
Biaya overhead pabrik Rp. 46.800,- Rp. 60,-
Jlh by produksi dept. A Rp. 130.500,- Rp. 159,-
Perhitungan biaya:
HP produk jadi yang ditransfer ke dept. B 700kg @ Rp. 159,- Rp. 111.300,-
HP persediaan produk dalam proses akhir bulan (200 kg) :
Biaya bahan baku Rp. 5.000,-
Biaya bahan penolong Rp. 5.800,-
Biaya tenaga kerja Rp. 3.600,-
Biaya overhead pabrik Rp. 4.800,- Rp. 19.200,-
Jlh by prod yang dibebankan departemen A dalam bulan January Rp. 130.500,-
Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah
departemen pertama.
Produk yang hilang pada awal proses yang terjadi di
departemen setelah departemen produksi pertama mempunyai
dua akibat terhadap 1. Harga pokok per satuan produk yang
berasal dari departemen sebelumnya dan 2.Harga pokok
produksi persatuan yang ditambahkan dalam departemen di
mana produk yang hilang tersebut terjadi.
Karena harga pokok produksi di departemen setelah
departemen pertama dihitung secara kumulatif, maka
terjadinya produk yang hilang di departemen B sebanyak 200
kg tersebut, mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi per
satuan produk yang berasal dari departemen A. Harga pokok
produk selesai yang berasal dari departemen A sebesar Rp.
111.300,- yang semula dipikul oleh 700 kg produk, dengan
adanya produk yang hilang di awal proses di departemen B
sebanyak 200 kg, harga pokok produk tersebut hanya dipikul
oleh jumlah produk yang lebih sedikit. Penyesuaian perhitungan
harga pokok produksi per kg produk yang berasal dari departe-
men A dihitung sebagai berikut :
_____________________________________________________
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari
departemen A Rp. 111.300 : 700 Rp. 159,-
Harga pokok produksi per satuan produk yang
berasal dari Departemen A setelah adanya produk
yang hilang dalam proses di Dept. B sebanyak
200 kg adalah Rp. 111.300,- : ( 700 kg – 200 kg ) Rp. 222,60,-
Penyesuaian harga pokok produksi per satuan yg
berasal dari departemen A Rp. 63,60,-
Perhitungan penyesuaian harga pokok produk per unit dari departemen A
Perhitungan harga pokok produk per satuan yang ditambahkan di
departemen B sebagai berikut :
Jenis biaya jlh prod yg dihasilkan Jlh by prod yg Biaya per kg
oleh Dept B (unit ekv) ditambahkan yg ditbhkan
di Dept B Dept. B
BB Pnlong 400 kg + 60% x 100 kg = 460 kg Rp. 16.100,- Rp. 35,-
BTKL 400 kg + 50% x 100 kg = 450 kg Rp. 22.500,- Rp. 50,-
BOP 400 kg + 50% x 100 kg = 450 kg Rp. 24.750,- Rp. 55,-
Rp. 63.350,- Rp. 140,-
Perhitungan biaya produksi per unit departemen B bulan January 2010

Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer kegudang


dan produk yang masih dalam proses akhir bulan adalah sebagai
berikut:_______________________________________________
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke
Gudang 400 kg @ Rp.362,60,- Rp. 145.040,-
Harga pokok persediaan produk dalam proses
akhir bulan ( 100 kg ) :
Harga pokok dari Dpt. A : 100 kg x Rp. 222,60,- Rp. 22.260,-
Biaya bahan penolong 100 kg x 60% x Rp. 35,- Rp. 2.100,-
Biaya tenaga kerja 100 kg x 50% x Rp. 50,- Rp. 2.500,-
Biaya overhead pabrik 100 kg x 50% x Rp. 55,- Rp. 2.750,-
Rp. 29.610,-
Jumlah biaya kumulatif dalam departemen B Rp. 174.650,-
Perhitungan biaya produksi departemen B bulan January 2010
Laporan biaya produksi Departemen B bulan January 2010
Data Produksi
Produk yang diterima dari departemen A 700 kg
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir bulan,
dengan tingkat penyelesaian
BB penolong 60%; biaya konversi 50% 100 kg
Produk yang hilang pada awal proses 200 kg 700 kg
Biaya yang dibebankan dalam departemen B
bulan January 2010 :
Total per kg
Harga pokok produk yang diterima
dari departemen A Rp. 111.300,- Rp.159,-
Penyesuaian harga pokok per satuan
karena adanya produk yang hilang
dalam proses Rp. 63,60,-
Rp. 111.300,- Rp. 222,60,-
Biaya yang ditambahkan dalam departemen B
Biaya bahan penolong Rp. 16.100,- Rp. 35,-
Biaya tenaga kerja Rp. 22.500,- Rp. 50,-
Biaya overhead pabr Rp. 24.750,- Rp. 55,-
Jumlah biaya yang ditamb
dalam departemen B Rp. 63.350,- Rp. 140,-
Jumlah biaya kumulatif
dalam departemen B Rp. 174.650,- Rp.362,60,-
Perhitungan biaya:
Harga pokok produk jadi yang ditransfer
ke gudang: 400kg @ Rp. 362,60,- Rp. 145.040,-
Harga pokok persediaan produk dalam
proses akhir bulan (100 kg) :
HPProd dari Dept.A : 100 kg Rp.222,60 = Rp 22.260,-
HP yang ditambahkan dlm Dept. B:
Biaya bahan penolong Rp. 2.100,-
Biaya tenaga kerja Rp. 2.500,-
Biaya overhead pabrik Rp. 2.750,- Rp. 29.610,-
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam departemen B
dalam bulan January 2010 Rp.174. 650,-
Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses
terhadap perhitungan harga pokok produksi persatuan
Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap
biaya produksi yang dikeluarkan dalam departemen yang
bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam penentuan
unit ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh departemen
tersebut. Baik di dalam departemen produksi pertama maupun
departemen-departemen produksi setelah departemen produksi
pertama, harga pokok produk yang hilang pada akhir proses
harus dihitung, dan harga pokok ini diperlakukan sebagai
tambahan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke
departemen produksi berikutnya atau ke gudang. Hal ini akan
mengakibatkan harga pokok per satuan produk selesai yang
ditransfer ke deparetemen berikutnya atau kegudang akan lebih
tinggi.
Untuk menggambarkan pengaruh terjadinya produk yang
hilang pada akhir proses terhadap perhitungan harga pokok per
satuan, lihat contoh produk yang hilang pada awal proses
PT. A memiliki dua departemen produksi : Departen A dan
Departemen B untuk menghasilkan Produknya. Data produksi
dan biaya kedua departemen tersebut dalam bulan January 2010
Sebagai berikut :
Departemen A Departemen B
Prod yang dimasukkan dlm proses 1.000 kg
Produk selesai dan ditransfer ke
departemen B 700 kg
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir bulan ,
dengan tingkat penyelesaian sbb.:
Biaya bahan baku dan penolong
100% biaya konversi 40% 200 kg -
Biaya bahan penolong 60%,
biaya konversi 50% - 100 kg
Produk yang hilang pada akhir
Proses 100 kg 200 kg
Biaya yang telah dikeluarkan selama bulan January 2010 sebagai
Departemen A Deparetemen B
Biaya bahan baku Rp. 22.500,-
Biaya bahan penolong Rp. 26.100,- Rp. 16.100,-
Biaya tenaga kerja Rp. 35.100,- Rp. 22.500,-
Biaya overhead pabrik Rp. 46.800,- Rp. 24.750,-
Jumlah biaya produksi Rp.130.500,- Rp. 63.350,-

Perhitungan harga pokok produksi di departemen A


Karena produk yang hilang terjadi pada akhir proses, maka
produk tersebut sudah ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan oleh departemen A dalam bulan January 2010. Oleh
karena itu produk yang hilang tersebut diikut sertakan dalam
perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh
departemen A. Akibatnya biaya produksi per satuan produk yang
dihasilkan oleh departemen A menjadi lebih tinggi.
Jenis Biaya Jlh Prod yg Dihasilkan Biaya Produksi By per kg
oleh Dept.A (Unit Ekv) Departemen A Dihasilkan
Dept. A
BBB 700kg + 100% x 200 kg +100 kg Rp. 22.500,- Rp. 22,50,-
BB.Pen 700kg + 100% x 200 kg +100 kg Rp. 26.100,- Rp. 26,10,-
BTK 700kg + 40% x 200 kg +100 kg Rp. 35.100,- Rp. 39,89,-
BOP 700kg + 40% x 200 kg +100 kg Rp. 46.800,- Rp. 53,18,-
Rp.130.500,- Rp. 141,67,-
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen A bulan January 2010
Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke
Departemen B dan persediaan produk dalam proses akhir dalam
Departemen A sebagai berikut :
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B :
700 x Rp. 141,67,- Rp. 99.169,-
Penyesuaian harga pokok produk
selesai karena adanya produk yang
hilang pada akhir proses : 100 x Rp. 141,67,- Rp. 14.167,-
Harga pokok produk selesai yang
ditransfer ke departemen B
setelah disesuaikan 700 x Rp. 161,91,- Rp. 113.334,40
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (200kg)
BBB 200 kg x 100% x Rp. 22,50,- Rp. 4.500,-
BBPe 200 kg x 100% x Rp .26,10,- Rp. 5.220,-
BTK 200 kg x 40% x Rp. 39,89 Rp. 3.191,20,-
BOP 200 kg x 40% x Rp. 53,18,- Rp. 4.254,40,-Rp.17.165,60,-
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp. 130.500,-
Perhitungan biaya produksi Departemen A untuk bulan January 2010
PT. A memiliki dua departemen produksi : Departen A dan
Departemen B untuk menghasilkan Produknya. Data produksi
dan biaya kedua departemen tersebut dalam bulan January 2010
Sebagai berikut : Departemen A Departemen B
Produk yang dimasukkan
dalam proses 1.000 kg
Produk selesai dan ditransfer
ke departemen B 700 kg
Produk selesai yang ditransfer
ke gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir bulan,
dengan tingkat penyelesaian
sebagai berikut: BBB dan penolong
100% biaya konversi 40% 200 kg -
Biaya bahan penolong 60%,
biaya konversi 50% - 100 kg
Produk yang hilang pada akhir
proses 100 kg 200 kg
Biaya yang telah dikeluarkan selama bulan January 2010 sebagai
berikut : Departemen A Deparetemen B
Biaya bahan baku Rp. 22.500,- -
Biaya bahan penolong Rp. 26.100,- Rp. 16.100,-
Biaya tenaga kerja Rp. 35.100,- Rp. 22.500,-
Biaya overhead pabrik Rp. 46.800,- Rp. 24.750,-
Jumlah biaya produksi Rp.130.500,- Rp. 63.350,-

Perhitungan harga pokok produksi di departemen A


Karena produk yang hilang terjadi pada akhir proses, maka
produk tersebut sudah ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan oleh departemen A dalam bulan January 2010. Oleh
karena itu produk yang hilang tersebut diikut sertakan dalam
perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh
departemen A. Akibatnya biaya produksi per satuan produk yang
dihasilkan oleh departemen A menjadi lebih tinggi.
Jenis Biaya Jumlah Produk By Prod Biaya per kg
yg dihasilkan oleh Dept. A Prod yg dihslk
Dept.A (Unit Ekv) Dept. A
BBB 700kg+100%x200 kg+100 kg Rp.22.500,- Rp. 22,50,-
BB.Pen 700kg+100%x200 kg+100 kg Rp.26.100,- Rp. 26,10,-
BTK 700kg+40%x200 kg +100 kg Rp.35.100,- Rp. 39,89,-
BOP 700kg+40%x200 kg +100 kg Rp.46.800,- Rp. 53,18,-
Rp.130.500,- Rp.141,67,-
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen A bulan January 2010
Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke
Departemen B dan persediaan produk dalam proses akhir dalam
Departemen A sebagai berikut :
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B :
700 x Rp. 141,67,- Rp. 99.169,-
Penyesuaian harga pokok produk
selesai karena adanya produk yang
hilang pada akhir proses : 100 x Rp. 141,67,- Rp. 14.167,-
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B
setelah disesuaikan 700 x Rp.161,91,- Rp.113.334,40
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (200kg)
BBB 200 kg x 100% x Rp.22,50,- Rp. 4.500,-
BBPen 200 kg x 100% x Rp.26,10,- Rp. 5.220,-
BTK 200 kg x 40% x Rp.39,89,- Rp. 3.191,20,-
BOP 200 kg x 40% x Rp.53,18,- Rp. 4.254,40,- 17.165,60,-
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp. 130.500,-
Perhitungan biaya produksi Departemen A untuk bulan January 2010
PT. A
Laporan biaya produksi Departemen A bulan January 2010
Data Produksi
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Dept. B 700 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan
tingkat penyelesaian biaya bahan baku dan
penolong 100%; biaya konversi 40% 200 kg
Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg 1.000 kg
Biaya yang dibebankan dalam departemen A bulan January 2010
Total per kg
Biaya bahan baku Rp. 22.500,- Rp. 22,50,-
Biaya bahan penolong Rp. 26.000,- Rp. 26,10,-
Biaya tenaga kerja Rp. 35.100,- Rp. 39,89,-
Biaya overhead pabrik Rp. 46.800,- Rp. 53,18,-
Jumlah biaya produksi
Departemen A Rp. 130.500,- Rp. 141,67,-
Perhitungan biaya:
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen B
700kg @ Rp.141,67,- Rp. 99.169,00,-
Penyesuaian karena ada produk yang hilang akhir proses:
100kg @ Rp. 141,67,- Rp. 14.167,00,-
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke
departemen B: 700 x Rp. 161,91,- Rp. 113.334,40,-
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (200kg)
Biaya Bahan Baku Rp. 4.500,-
Biaya Bahan Penolong Rp. 5.220,-
Biaya Tenaga Kerja Rp. 3.191,20,-
Biaya Overhead Pabrik Rp. 4.254,40,- Rp. 17.165,-
Jumlah biaya poroduksi Departemen A Rp. 130.500,-
Laporan biaya produksi departemen A bulan January 2010. Produk hilang pada akhir
proses dalam departemen produksi pertama.
Produk yang hilang pada akhir proses di departemen
produksi setelah departemen produksi pertama.
Produk yang hilang pada akhir proses yang terjadi di departemen
setelah departemen produksi pertama hanya berakibat terhadap
harga pokok per satuan produk yang ditransfer ke departemen
berikutnya atau ke gudang. Karena produk yang hilang pada akhir
proses ikut menyerap biaya yang dikeluarkan dalam departemen
yang bersangkutan, maka jumlah produk yang hilang tersebut
harus diperhitungkan dalam unit ekuivalensi biaya produksi yang
bersangkutan.
Produk yang hilang pada akhir proses tidak mempengaruhi harga
pokok produksi per satuan produk yang diterima dari dept.
produksi sebelumnya.
Perhitungan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan
di departemen B sebagai berikut:
Jenis Biaya Jlh Prod. yang Dihasilkan By Produksi By per kg yg
oleh Dept.B (Unit Ekv) yang ditambah ditambahkan
kan Dept. B Dept. B
BB.Pen 400kg+60% x100 kg+200 kg Rp.16.100,- Rp. 24,39,-
BTK 400kg+50% x100 kg+200 kg Rp.22.500,- Rp. 34,62,-
BOP 400kg+50% x100 kg+200 kg Rp.24.750,- Rp. 38,08,-
Rp.63.350,- Rp. 97,09,-
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan January 2010

Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke


gudang dan produk yang masih dalam proses pada akhir bulan
disajikan sebagai berikut:
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang:
Harga pokok dari Dpt.A: 400 kg x Rp.161,91 Rp.64.764,-
Harga pokok yang ditambahkan dalam Dpt. B :
400 kg x Rp.97,09,- Rp 38.836,-
Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses:
200kg x (Rp.161,91,- + Rp.97,09,-) Rp.51.800,-
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke
gudang: 400kg x Rp. 388,50,- Rp.155.400,-
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (100
kg):
HP dari Dept. A: 100 kg x Rp.161,91,- Rp. 16.191,00,-
BBPen 100 kg x 60% x Rp. 24,39,- Rp. 1.463,40,-
BTKnn 100 kg x 50% x Rp. 34,62,- Rp. 1.731,00,-
BOP 100 kg x 50% x Rp. 38,08,- Rp. 1.904,00,-
Rp. 21.289,40,-
Jumlah biaya kumulatif dalam departemen B Rp.176.689,40
Perhitungan biaya produksi Departemen B bulan January 2010
TUGAS:
PT. ABC (Industri Kimia) memproduksi 1 jenis produk yang digunakan untuk usaha
pertanian bawang merah. Perusahaan mempunyai 2 dept. produksi pencampuran dan
penyelesaian. Data berikut ini adalah data produksi dan biaya PT.ABC bulan sept 2007 :
Data Produk :
Departemen Pencampuran :
Produk masuk proses 5.600 liter
Produk ditransfer ke departemen penyelesaian 5.200 liter
Produk dalam proses akhir (100% BBB, 60% By Konversi 360 liter
Produk hilang akhir proses 40 liter
Departemen Penyelesaian :
Produk diterima dari departemen pencampuran 5.200 liter
Produk selesai dan ditransfer kr gudang 4.700 liter
Produk dalam proses akhir (100% BBB, 80% By Konversi) 480 liter
Produk hilan akhir Proses 20 liter
Data Biaya :
Elemen Biaya Dept. Pencampuran Dept. Penyelesaian
Biaya Bahan Baku Rp. 1.400.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp. 1.091.200 Rp. 510.400
Biaya Overhead Pabrik Rp. 818.400 Rp. 408.320
Total Rp. 3.309.600 Rp. 918.720
Diminta :
1. Menghitung unit ekuivalen produksi masing-masing departemen
2. Menyusun laporan biaya produksi untuk kedua departemen
3. Membuat jurnal

You might also like