Professional Documents
Culture Documents
PROSES
M. ANWAR KADIR
CIRI METODE HP. PROSES
Produknya standard
Produknya dari bulan ke bulan adalah
sama
Kegiatan produksi dimulai dengan
diterbitkannya perintah produksi yang
berisi tentang rencana produksi produk
standar dalam jangka waktu tertentu
Contoh : Perusahaan semen
METODE HP. PROSES >< PESANAN
No Perbedaan HP Pesanan HP Proses
1. Pengumpulan Berdasarkan Per departemen
biaya Pesanan produksi per periode
produksi akuntansi
2. Perhitungan Total biaya yang Total biaya yang
HP.Produksi dikeluarkan utk dikeluarkan selama
per satuan pesanan ttt periode tertentu
dibagi jumlah dibagi jumlah produk
pesanan ybs & yang dihasilkan
dilakukan saat selama periode ybs &
pesanan selesai dilakukan setiap akhir
diproduksi periode akuntansi
(biasanya akhir bulan)
METODE HP. PROSES >< PESANAN
No Perbedaan HP Pesanan HP Proses
3. Penggolongan Dipisahkan menjadi Sering tidak diperlukan
biaya produksi BPL(B.Prod.Lgsg) dan pembedaan BPL & BPTL
BPTL(B.Prod.Tdk Lgsg) (terutama jika hanya
BPL dibebankan pada memproduksi satu
produk berdasar biaya macam produk).
yang sesungguhnya Biasanya BFOH
terjadi, sedangkan BPTL dibebankan pada produk
ditentukan bdsk tarif berdasarkan pada biaya
yang ditentukan dimuka yang sesungguhnya
terjadi
4. Unsur biaya BFOH tdr dari : BB BFOH tdr dari B.Produksi
yang Penolong,BTKTL, selain BBB BB.Penolong
dikelompokkan B.Produksi lain selain dan BTK (L&TL). BFOH
dalam B.FOH BB.Penolong dan BTKTL. dibebankan pada produk
BFOH dibebankan pada berdasrkan pada biaya
produk berdasarkan tarif yang sesungguhnya
yang ditentukan dimuka terjadi
MANFAAT INFORMASI
HP. PRODUKSI
Taksiran Biaya BB Rp XX
Taksiran Biaya TKL XX
Taksiran Biaya FOH XX +
Taksiran biaya produksi Rp XX
Memantau realisasi biaya
Manajemen memerlukan informasi biaya
produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dalam
pelaksanaan rencana produksi ketika rencana
untuk jangka waktu tertentu tersebut telah
diputuskan
Akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan
informasi tersebut (apakah total biaya produksi
sesuai dengan yang telah diperhitungkan (sesuai
rencana) atau tidak
Pengumpulan biaya produksi untuk jangka
waktu tertentu tersebut dilakukan dengan
menggunakan metode harga pokok proses
Rumus :
Biaya Produksi :
Biaya BB Sesungguhnya Rp XX
Biaya TKL Sesungguhnya XX
Biaya FOH Sesungguhnya XX +
Contoh :
Biaya BB Rp 5,000,000
Biaya B.Penolong 7,500,000
Biaya TKL 11,250,000
Biaya FOH 16,125,000 +
Total biaya produksi Rp 39,875,000
Bagaimana menghitung
HP.produk jadi yg ditransfer
ke gudang dan HP.Prsd.Produk
dlm Proses yg pada akhir
periode Belum selesai
Perhitungan HP Per Satuan
Data Produksi
Perhitungan Biaya
Brg.Dlm.Proses-BBB Rp 5,000,000
Persediaan BB Rp 5,000,000
Brg.Dlm.Proses-BB.Penolong Rp 7,500,000
Persediaan B.Penolong Rp 7,500,000
Brg.Dlm.Proses-BTK Rp 11,250,000
Gaji & Upah Rp 11,250,000
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Rp 16,125,000
Berbagai rekening yang dikredit Rp 16,125,000
Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
5. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk Jadi yang ditransfer ke gudang:
6. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk dalam proses yang belum
selesai diolah pada akhir bulan Februari 2006:
Data Produksi
Biaya BB Rp 70,000 Rp 2
Biaya TK 155,000 5
Biaya FOH 248,000 8
Jumlah Rp 473,000 Rp 15
Perhitungan Biaya
4. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk Jadi yang ditransfer ke Dep.B:
5. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk dalam proses yang belum
selesai diolah Dep. A pada akhir bulan Februari 2006:
Data Produksi
Biaya T K 270,000 10
Biaya FOH 405,000 15
Perhitungan Biaya
4. Jurnal untuk mencatat HP.Produk Jadi yang ditransfer oleh Dep.B ke gudang:
5. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk dalam proses yang belum
selesai diolah Dep. B pada akhir bulan Februari 200X:
Data Produksi
Produk masuk proses : 15.000 unit
Produk Dalam Proses Akhir : 2.500 unit
BB 100 % dan BK 80 %
Diminta:
Susun Laporan Harga Pokok Produksi
Tugas:
PT. Bajuku Indah adalah sebuah
perusahaan garmen yang menghasilkan
pakaian. Misalkan pakaian hanya diolah
melalui dua departemen produksi yaitu
Departemen Pemotongan dan
Departemen Penyelesaian.
Data Produksi dan Biaya Produksi selama bulan Maret
2008, bulan pertama dari kegiatan operasional
perusahaan adalah sebagai berikut :
Departemen A Departemen B
Dimasukkan dalam proses 1.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir bulan
Penyelesaian sbb :
B.Bahan Baku& Penolong 100 % biaya konversi 40 % 200 kg -
B.Bahan Penolong 60 % biaya konversi 50 % - 100 kg
Produk hilang pada awal proses 100 kg 200 kg
Produk Hilang di awal proses
BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN A DAN DEPARTEMEN B
Departemen A Departemen B
B.Bahan Baku Rp 22,500 Rp -
B.Bahan Penolong 26,100 16,100
B.Tenaga Kerja 35,100 22,500
B.FOH 46,800 24,750
Jumlah Biaya Produksi Rp 130,500 Rp 63,350
Pengaruh terjadinya produk yang hilang
dalam proses terhadap perhitungan harga
pokok produk per satuan.
Di dalam proses produksi, tidak semua produk yang
diolah dapat menjadi produk yang baik yang memenuhi
standar mutu yang telah ditetapkan. Ditinjau dari saat
terjadinya, produk dapat hilang pada awal proses,
sepanjang proses, atau pada akhir proses. Untuk
kepentingan perhitungan harga pokok produksi per satuan,
produk yang hilang sepanjang proses harus dapat
ditentukan pada tingkat penyelesaian berapa produk yang
hilang tersebut terjadi. Atau untuk menyederhanakan
perhitungan harga pokok produksi per satuan, produk yang
hilang sepanjang proses diperlakukan sebagai produk yang
hilang pada awal atau akhir proses.
Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada awal
proses terhadap perhitungan harga pokok produk per
satuan.
Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikut
menyerap biaya produksi yang dikeluarkan dalam
departemen yang bersangkutan, sehingga tidak diikut
sertakan dalam perhitungan unit ekuivalensi produk yang
dihasilkan dalam departemen tersebut.
Dalam departemen produksi pertama, produk yang hilang
pada awal proses mempunyai akibat menaikkan harga pokok
produksi per satuan. Dalam departemen sesudah
departemen produksi pertama, produk yang hilang pada
awal proses mempunyai dua akibat :
1. Menaikkan harga pokok produksi persatuan produk yang
diterima dari departemen produksi sebelumnya dan
2. Menaikkanharga pokok produksi per satuan yang
ditambahkan dalam departemen produksi setelah dept.
produksi pertama tersebut.
PT. A memiliki dua departemen produksi : Departen A dan
Departemen B untuk menghasilkan Produknya. Data
produksi dan biaya kedua departemen tersebut dalam bulan
January 2010 Sebagai berikut :
Departemen A Departemen B
Produk yang dimasukkan
dalam proses 1.000 kg
Produk selesai dan ditransfer
ke departemen B 700 kg
Produk selesai yang ditransfer
ke gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir bulan,
dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut:
Biaya bahan baku dan penolong
100% biaya konversi 40% 200 kg -
Biaya bahan penolong 60%,
biaya konversi 50% - 100 kg
Produk yang hilang pada awal
proses 100 kg 200 kg
Biaya yang telah dikeluarkan selama bulan January 2010
sebagai berikut :
Departemen A Deparetemen B
Biaya bahan baku Rp. 22.500,-
Biaya bahan penolong Rp. 26.100,- Rp. 16.100,-
Biaya tenaga kerja Rp. 35.100,- Rp. 22.500,-
Biaya overhead pabrik Rp. 46.800,- Rp. 24.750,-
Jumlah biaya produksi Rp.130.500,- Rp. 63.350,-