You are on page 1of 33

PROSEDUR PENILAIAN RISIKO DAN ESTIMASI AKUNTANSI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing

Dosen Pengampu :
1. Drs. Sukirman, M.Si., Crmp., Qia.
2. Wulan Suci Rachmadani, S.E., M.Si.

Disusun oleh :
1. Desty Intansari 7101415120
2. Nova Puspitasari 7101415221
3. Roro Nurjannati Rofiqoh 7101415280
4. Octaviani Sartika Putri 7101415352

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan RahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Auditing dengan judul “Prosedur Penilaian Risiko dan Estimasi Akuntansi”.

Kami berterima kasih kepada Dosen yang sudah memberikan bimbingannya


kepada kami. Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu kami minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir katakami ucapkan terima kasih. Semoga tugaskami ini dapat bermanfaat
dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Semarang, 14 Mei 2018

ii
DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 1
C. Tujuan.............................................................................................................. 2
D. Manfaat............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Prosedur Penilaian Risiko.............................................................................. 3
B. Sumber Lain Mengenai Risiko....................................................................... 10
C. Tahapan Audit atas Estimasi Akuntansi......................................................... 11

BAB III PENUTUP


Kesimpulan............................................................................................................ 19

STUDI KASUS..................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 29

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan prosedur penilaian risiko adalah mengidentifikasi dan menilai risiko
salah saji yang material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui
pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai
pengendalian intern dari entitas tersebut. Prosedur penilaian risiko memberikan bukti
audit untuk mendukung penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan dan pada
tingkat asersi. Namun, bukti itu saja tidak cukup. Bukti prosedur penilaian risiko
harus dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang merupakan tanggapan atas
risiko yang diidentifikasi, seperi pengujian pengendalian dan/atau prosedur substantif.
Estimasi Akuntansi
Tujuan audit estimasi adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai
apakah:
1. Estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi dengan nilai wajar dalam
laporan keuangan, yang diakui atau yang diungkapkan, adalah wajar, dan
2. Disclosures (yang berkaitan dengan estimasi akuntansi) dalam laporan keuangan
(sudah) cukup, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Pengukuran estimasi akuntansi bisa berbeda-beda tergantung ketentuan yang
ditetapkan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan item dalam laporan
keuangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja prosedur penilaian risiko?
2. Apakah ada sumber lain mengenai risiko?
3. Apa saja tahapan audit atas estimasi akuntansi?

1
C. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah antara lain untuk:
1. Mengetahui prosedur penilaian risiko
2. Mengetahui apa saja sumber lain mengenai penilaian risiko
3. Mengetahui apa saja tahapan audit atas estimasi akuntansi
D. Manfaat
1. Bagi pembaca
Dengan ditulisnya makalah ini pembaca dapat mengetahui tentang prosedur
penilaian risiko, apa saja sumber lain menegenai penilaian risiko, apa saja acuan
dari estimasi akuntansi, dan istilah-istilah dalam akuntansi.
2. Bagi penulis
Manfaat yang didapatkan oleh penulis yaitu manambah wawasan dan
pengetahuan mengenai prosedur penilaian risiko serta estimasi akuntansi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prosedur Penilaian Risiko
1. ISA mengenai prosedur penilaian risiko

ISA 315.6 Prosedur Penilaian Risiko 1. Bertanya kepada manajemen


dana pihak lain dalam entitas
2. Prosedur analitikal
3. Pengalaman dan inspeksi

ISA 315.11 Pemahaman auditor, mengenai : 1. Industri terkait, ketentuan


perundangan, dan faktor
eksternal lainnya
2. Sifat entitas
3. Pemilihan dan penerapan
kebijakan akuntansi
4. Tujuan dan strategi entitas dan
risiko bisnis terkait
5. Pengukuran dan review kinerja
keuangan entitas
2. Tujuan Prosedur Penilaian Risiko
Tujuan prosedur penilaian risiko adalah mengidentifikasi dan menilai risiko
salah saji yang material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai
melalui pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman
mengenai pengendalian intern dari entitas tersebut.
3. Bukti Audit
Prosedur penilaian risiko memberikan bukti audit untuk mendukung
penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Namun,
bukti itu saja tidak cukup. Bukti prosedur penilaian risiko harus dilengkapi
dengan prosedur audit lanjutan yang merupakan tanggapan atas risiko yang
diidentifikasi, seperti pengujian pengendalian dan/atau prosedur substantif.
Auditor menggunakan kearifan profesionalnya untuk menentukan prosedur
penilaian risiko yang harus dilaksanakannya, dan seberapa dalam ia perlu
memahami entitas itu. Dalam audit tahun pertama, auditor menggunakan banyak
waktu untuk memperoleh dan mendokumentasikan infoermasi itu. Jika iformasi
ini didokumentasikan dengan baik di tahun pertama, waktu untuk mengumpulkan
informasi di tahun berikutnta seharusnya tidak sebanyak pada tahun pertama.

3
Auditor perlu melaksanakan prosedur risiki yang cukup untuk
mengidentifikasi risiko bisnis dan risiko kecurangan yang bias berdampak pada
salah saji yang material. Auditor menyelidiki dengan seksama keadaan yang
menimbulkan keraguan tentang kemampuan entitas melanjutkan usahanya
(going concern).

4. Prosedur Penilaian Risiko

Penilaian risiko terdiri atas tiga prosedur, yaitu:

a. Prosedur menanyakan kepada manajemen dan pihak lain (inquiries of


management and others)
b. Pengamatan dan inspeksi (observation and inspection)
c. Prosedur analitikal (analytical procedures)

Ketiga prosedur penilaian risiko ini dilakukan selama berlangsungnya audit.


Dalam banyak situasi, hasil dari satu prosedur akan membawa pada prosedur
lain. Contoh, dalam wawancara dengan manajer penjualan, terungkap adanya
kontrak penjualan yang tidak biasa. Wawancara ini (prosedur inkuiri) diikuti
dengan prosedur inspeksi atas kontrak penjualan dan dilanjutkan dengan analisis
(analytical procedure) mengenai dampaknya terhadap margin penjualan. Atau,
temuan dari pelaksanaan analytical procedure atas angka-angka dalam draft
laporan laba rugi mungkin memicu pertanyaan bagi manajemen. Jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan itu dan membawa auditor ke prosedur inspeksi atas
dokumen tertentu atau prosedur pengamatan atas kegiatan tertentu.

a. Menanyakan kepada Manajemen dan Pihak Lain

ISA 240.17 Auditor wajib menanyakan kepada manajemen tentang:

(a) Penilaian oleh manajemen mengenai risiko salah saji


yang material dalam laporan keuangan karena

4
kecurangan, termasuk tentang sifat, luas, dan berapa
seringnya penilaian tersebut dilakukan;
(b) Proses yang dilakukan manajemen untuk
mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan
dalam entitas itu, termasuk risiko kecurangan yang
diidentifikasi oleh manajemen atau yang dilaporkan
kepada manajemen, atau risiko kecurangan mungkin
terjadi dalam jenis transaksi, saldo akun, atau
pengungkapan;
(c) Komunikasi manajemen dengan TCWG mengenai
proses yang dilakukan managemen untuk
mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan
dalam entitas itu;
(d) Komunikasi manajemen dengan karyawan, jika ada,
tentang pandangan, managemen mengenai praktik-
praktik bisnis dan perilaku etis.
Prosedur bertanya digunakan auditor dalam hubungannya dengan prosedur
penilaian risiko lainnya untuk mengidentifikasi risiko salah saji yang material.
Perhatian utama dalam pertanyaan yang diajukan adalah pemahaman mengenai
setiap aspek yang wajib diketahui (ISA 315.11 dan 12)

Kebanyakan informasi dalam prosedur inkuiri diperoleh dari manajemen dari


mereka yang bertanggungjawab atas pelaporan keuangan. Namun, bertanya
pada orang lain dalam entitas itu danpegawai dengan jenjang otoritas yang
berbeda dapat memberikan perspektif yang berbeda, dan juga informasi
tambahan yang dapat berguna untuk mengidentifikasi risiko salah saji yang
material yang mungkin terabaikan. Sebagai contoh, pembicaraan dengan
manajer penjualan mengungkapkan transaksi penjualan yang dilakukan pada
saat-saat terakhir penutupan tahun buku dan dicatat tidak sesuai dengan
kebijakan pengakuan pendapatan entitas tersebut.

Berikut ini adalah contoh prosedur inqiury:

5
Wawancara Hal-hal yang ditanyakan
dengan
TCWG - Lingkungan dimana laporan keuangan dibuat
- Pengawasan (oversight) terhadap proses manajemen
untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko
kecurangan atau kesalahan dalam entitas, dan
pengendalian intern yang dibangun manajemen untuk
menangkal risiko ini.
- Informasi tentang kecurangan yang terjadi, yang
dicurigai, atau yang dituduhkan, yang berdampak pada
entitas.
- Pertimbankan menghadiri pertemuan TCWG dan baca
risalah rapat pertemuan yang lalu.
Manajemen - Penilaian risiko oleh manajemen bahwa laporan
dan TCWG keuangan mungkin mengandung salah saji yang material
karena kecurangan, termasuk bertanya tentang sifat, luas,
dan seringnya penilaian tersebut dilakukan.
- Komunikasi manajemen dengan karyawan, jika ada,
tentang pandangan manajemen mengenai praktik-praktik
bisnis dan perilaku etis.
- Budaya entitas (nilai-nilai dan etika)
- Gaya kepemimpinan manajemen, khususnya dalam
operasi entitas.
- Skema insentif untuk manajemen.
- Potensi manajemen “potong kendali” (management
override).
- Informasi tentang kecurangan (yang terjadi atau yang
dicurigai).
- Bagaimana estimasi akuntansi dibuat.
- Proses pembuatan dan reviu laporan keuangan.
- Jika ada, komunikasi dengan TCWG.
Pegawai Kunci - Tren dalam bisnis dan peristiwa luar biasa (unusual
event)
- Bagaimana transaksi yang rumit atau luar biasa; dimulai,
diolah, atau dicatat.
- Praktik manajemen “potong kendali” (apakah pegawai
pernah diminta oleh manajemen untuk mengabaikan atau
melanggar pengendalian intern?)
- Apakah kebijakan akuntansi sudah tepat? Dilaksanakan?
Bagian - Tren dalam strategi penjualan dan pemasaran
- Insentif kinerja penjualan
penjualan
- Perjanjian/kontrak dengan pelanggan
- Praktik manajemen “potong kendali” (apakah pegawai

6
pernah diminta oleh manajemen untuk mengabaikan atau
melanggar kebijakan akuntansi mengenai pengakuan
pendapatan?)
b. Prosedur Analitikal

Prosedur analitikal sebagai prosedur penilaian risiko membantu


mengidentifikasi hal-hal yang mempunyai implikasi terhadap laporan
keuangan dan audit. Contoh, segala sesuatu yang bersifat luar biasa, seperti
transaksi atau peristiwa luar biasa, angka-angka yang terlalu tinggi, rasio-
rasio yang “melenceng”, dan trend yang ganjil.

Disamping sebagai prosedur penilaian risiko, prosedur analitikal juga dapat


digunakan sebagai prosedur audit selanjutnya dalam:

a) Memperoleh bukti mengenai asersi laporan keuangan. Ini adalah


prosedur analitikal substantif yang dibahas dalam bab 31.
b) Melakukan review menyeluruh atas laporan keuangan pada atau
menjelang akhir audit.
Kebanyakan prosedur analitikal tidak terlalu detail atau rumit. Prosedur
analitikal pada umumnya menggunakan data agregatif. Ini berarti, hasil
dari prosedur analitikal hanya memberi indikasi awal yang sangat
luas/umum mengenai terjadinya salah saji yang material.

Pembahasan prosedur analitikal

Apa yang harus Bagaimana melakukannya


dilakukan
Tentukan hubungan Kembangkan ekspektasi mengenai hubungan yang
antardata sangat mungkin (plausible relationship) di antara
berbagai informasi. Sedapat mungkin, gunakan
informasi independen/eksternal.
Informasi keuangan dan nonkeuangan antara lain terdiri
atas:
- Laporan keuangan dengan pembanding tahun-tahun
yang lalu;
- Budget, perkiraan (forecast), dan ekstrapolasi

7
(termasuk ekstrapolasi dengan data interim dan data
tahunan);
- Informasi tentang industri dimana entitas beroperasi
dan kondisi ekonomi pada saat ini.
Bandingkan Bandingkan ekspektasi dengan jumlah yang dicatat atau
rasio berdasarkan jumlah yang dicatat.
Evaluasi Hasilnya Evaluasi hasilnya.
Jika ditemukan hubungan luar biasa atau tak terduga
(unusual or unexpected relationship), pertimbangkan
potensi salah saji yang material.

Hasil prosedur analitikal dibandingkan dengan informasi yang


dikumpulkan untuk:

a) Mengidentifikasi risiko salah saji yang material mengenai asersi yang


terkandung dalam unsur-unsur laporan keuangan yang signifikan;
b) Membantu merancang sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit
sebelumnya.

Entitas kecil mungkin tidak dapat menyediakan informasi keuangan yang


mutakhir. Mereka mungkin tidak menyiapkan laporan keuangan bulanan.
Dalam hal ini, beberapa informasi mungkin diperoleh melalui prosedur
inkuiri, namun inkuiri yang lebih detail harus menunggu draf awal laporan
keuangan sudah tersedia.

c. Observasi (Pengamatan) dan Inspeksi

Observasi (pengamatan) dan inspeksi memiliki dua fungsi, yaitu:

a) Mendukung prosedur iquiries (bertanya) kepada manajemen dan


pihak-pihak lain
b) Menyediakan informasi tambahan mengenai entitas dan
lingkungannya.

Prosedur Potensi Penerapannya


Observasi Pertimbangkan untuk mengamati:

8
- Bagaimana entitas beroperasi dan dikelola
- Bangunan, pabrik, dan fasilitas lainnya yag digunakan atau
dimiliki entitas
- Gaya kepemimpinan manajemen dalam bidang operasional dan
sikapnya terhadap pengendalian intern.
- Pelaksanaan berbagai prosedur pengendalian intern.
- Kepatuhan terhadap kebijakan utama.
Inspeksi Pertimbangkan untuk menginspeksi dokumen seperti:
- Rencana bisnis, strategi, dan proposal bisnis.
- Kajian industri dan laporan media mengenai entitas.
- Kontrak dan komitmen besar.
- Ketentuan perundangan dan korespondensi dengan regulator.
- Korespondensi dengan pengacara, bankir, dan pemangku
kepentingan lainnya.
- Kebijakan dan catatan akuntansi.
- Buku pedoman (manuals) pengendalian intern.
- Laporan yang dibuat manajemen (seperti data kinerja dan
laporan keuangan intern).
- Laporan lain, seperti risalah rapat TCWG dan laporan
konsultan.

Rancangan dan Implementasi Pengendalian Internal

Prosedur pengendalian risiko meliputi prosedur evaluasi atas rancangan atau


desain dan implementasi pengendalian internal.

B. Sumber Lain Mengenai Risiko

Prosedur-prosedur lain yang dilakukan auditor dapat digunakan untuk tujuan


penilaian risiko.

Sumber Penjelasan
Prosedur menerima/melanjutkan klien Ini adalah prosedur yang dilakukan audit
dimulai, yakni untuk memutuskan
apakah KAP akan menerima atau
meneruskan audit untuk entitas yang
menjadi kliennya tahun lalu. Ada
informasi penting dari prosedur ini, yang
relevan dalam menilai risiko.
Penugasan masa lalu Pengalaman dari penugasan audit atau

9
penugasan lain di entitas tersebut pada
masa lalu, bisa dimanfaatkan untuk
menilai risiko tahun ini. Contoh:
- Hal-hal yang menjadi perhatian
dalam audit yang lalu
- Kelemahan dalam pengendalian
intern
- Perubahan struktur organisasi, proses
bisnis, dan pengendalian intern.
- Salah saji di masa lalu dan apakah
salah saji ini dikoreksi tepat waktu.
Informasi eksternal - Inquiries pada pengacara atau ahli
yang digunakan entitas.
- Reviu atas laporan yang dibuat bank
atau lembaga pemeringkat (rating
agencies).
- Informasi mengenai industri yang
bersangkutan dan keadaan ekonomi
(dari internet, terbitan asosiasi
perusahaan sejenis, jurnal-jurnal
ekonomi dan keuangan)
Diskusi tim audit Diskusi tim audit (termasuk engagement
partner-nya) mengenai kerawanan
laporan keuangan entitas tersebut
terhadap risiko-risiko tertentu.

10
C. Tahapan Audit atas Estimasi Akuntansi

Audit atas estimasi terbagi menjadi tiga tahap dalam proses audit, sebagai berikut:

1. Tahap Risk Assessment (Penilaian Resiko)

 Estimasi akuntansi apasaja yang diperlukan dalam laporan keuangan?


 Bagaimana estimasi ini dibuat?
 Berapa signifikannya estimasi ini?
 Apakah auditor membutuhkan tenaga ahli?
 Berapa akuratnya estimas di tahun lalu?
 Apakah ada bukti mengenai biasnya manajemen dalam proses estimasi?
 Berapa besarnya ketidakpastian proses estimasi ini?

2. Tahap Risk Response (Menanggapi Resiko)

 Apakah estimasi dibuat dengan cara benar, dengan metodologi yang


konsisten?
 Apakah bukti pendukung untuk mendapatkan estimasi dapat diandalkan?
 Apakah aa bukti tentang terjadinya kecurangan?

3. Tahap Reporting (Pelaporan)

 Apakah pengungkapan tentang estimasi akuntansi dalam laporan keuangan


sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan?
 Jika hal ini merupakan resiko yang signifikan, apkah ketidakpastian proses
estimasi diungkapkan salam laporan keuangan?
 Peroleh representasi manajemen

Berkenaan dengan estimasi akuntansi, tujuan auditor ditegaskan dalam ISA 540
alinea 6. Bahwa tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
mengenai apakah:

• Estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi dengan nilai


wajah, dalam laporan keuangan, baik yang diakui atau yang diungkapan,
adalah wajar

11
• Pengungkapan dalam laporan keuangan cukup, sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Estimasi akuntansi beraneka ragam tingkat kerumitannya dan berkisar ari yang paling
sederhana sampai yang lebih kompleks. Estimasi sering kali melibatkan banyak
analisis data historis dan data tahun berjalan, dan prakiraan mengenai peristiwa di
kemudian hari seperti transaksi penjualan. Pengukuran estimasi akuntansi bisa
berbeda-beda tergantug persyaratan atau kewajibannyadalam rangka pelaporan
keuangan yang berlaku dan item dalam laporan keuangan. Tujuan dari suatu
pengukuran bisa untuk :

• Membuat prakiraan atau forecast mengenai outcome satu atau lebih transaksi,
peristiwa, atau kondisi yang menyebabkan estimasi akuntansi perlu dibuat,
atau

• Menentukan nilai transaksi berjalan atau item laporan keuangan berdasarkan


kondisi yang ada pada tanggal pengukuran. Ini meliputi pengukuran nilai
wajar.

Resiko salah saji yang material karena estimasi seringkali didasarkan pada tingkat
ketidakpastian estimasi dalam membuat estimasi. Beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan ke dalam tingkat ketidakpastian estimasi tinggi atau rendah, sebagai
berikut:

12
TINGKAT KETIDAKPASTIAN TINGKAT KETIDAKPASTIAN TINGGI
RENDAH

Aktivitas bisnis tidak kompleks Sangat bergantung pada judgement

Berhubungan dengan transaksi rutin Tidak dihitung dengan teknik pengukuran


yang diakui

Diambil dari data yang tersedia Telaah auditor terhadap estimassi serupa di
tahun yang lalu

Metode pengukuran sederhana dan Estimasi akuntansi nilai wajar untuk


mudah diterapkan instrumen keuangan derivatif yang tidak
diperdagangkan secara umum

Estimasi akuntansi nilai wajar yang Estimasi akuntansi nilai wajar yang
menggunakan model yang populer dan menggunakan model dari entitas yang
diterima umum berspesialisasi dalam bidang itu

Ketika bukti audit sudah diperoleh, kewajaran estimasi dievaluasi dan luasnya salah
saji diidentifikasi:

• Dalam hal bukti mendukung suatu point estimate, perbedaan antara auditor’s
point estimate dan management’s point estimate merupakan suatu salah saji

• Dalam hal auditor menyimpulkan bahwa dengan menggunakan kisaran menurut


auditor adalah wajar memberikan bukti audit yang cukup dan tepat, maka
management’s poin estimate di luar kisaran tersebut tidaklah didukung oleh bukti

13
audit. Dalam hal itu, salah saji tidak lebih kecil dari perbedaan antara
management’s point estimate dan titik terdekat dari kisaran perkiraan auditor

Penilaian resiko dalam estimasi akuntansi disajikan dari ISA 540.8-540.11. Untuk
entitas yang lebih kecil, membuat estimasi tidak terlalu rumit, karena kegiatan bisnis
terbatas dan transaksinya juga tidak kompleks. Namun dalam hal ini, risiko salah saji
material akibat estimasi akuntansi, malah akan meningkat.

Tahap 1 - Penilaian Risiko

Pada tahap pertama suatu proses audit, yakni pada tahap penilaian resiko, perhatian
auditor tertuju pada, sebagai berikut:

• Bagaimana mengidentifikasi kebutuhan entitas melakukan estimasi?

• Proses manajemen membuat estimasi

• Hasil akhir/ realisasi/ outcome dari estimasi yang dibuat tahun lalu

• Seberapa luasnya ketidakpastian estimasi dalam proses estimasi ini?

• Pentingnya estimasi

Tahap 2 - Tanggapan atas Risiko


Dalam tahap ini, auditor memberi tanggapan atas risiko yang dinilai (assesed
risk) pada tahap sebelumnya.
Estimasi Akuntansi dalam Tahap Menanggapi Resiko

ISA POKOK BAHASAN PENJELASAN


540.12 Kewajiban Auditor Berdasarkan risiko salah saji material yang dinilai
pasca tahap penilaian dalam tahap penilaian risiko, auditor wajib
resiko menentukan:
a. Apakah manajemen sudah menerapkan
dnegan tepat persyaratan (estimasi
akuntansi) dalam kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
b. Apakah metode untuk membuat estimasi
akuntansi sudah tepat dan telah diterakan

14
secara konsisten, dan apakah perubahan,
jika ada, dalam estimasi akuntansi atau
dalam metode untuk membuat estimasi
akuntansi di tahun lalu masih tepat dalam
situasi ( tahun berjalan )
540.13 Kewajiban auditor Auditor wajib melaksanakan satu atau lebih hal
menannggapi risiko dibawah, dengan mempertimbangkan sifat
estimasi akuntansi:
a. Menentukan apakah peristiwa yang terjadi
sampai tanggl laporan auditor
memberikan memberikan bukti audit
mengenai estimasi akuntansi.
b. Menguji bagaimana manajemen membuat
estimasi akuntansi dan menguji data yang
digunakan. Auditor wajib mengevaluasi:
- Metode pengukuran yang digunakan
adalah tepat untuk situasi yang
dihadapi
- Asumsi yang digunakan manajemen
adalah wajar sehubungan dengan
tujuan pengukuran menurut kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.
c. Enguji efektifnya pengendaliaan
mengenai bagaimana manajemen
membuat estimasi akuntansi, bersama
dengan prosedur substantif yang tepat.
- Metode pengukuran yang digunakan
adalah tepat untuk situasi yang
dihadapi
- Asumsi yang digunakan manajemen
adalah wajar sehubungan dengan
tujuan pengukuran menurut kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.
d. Mengembangkan suatu poin estimate atau
suatu kisaran (range) untuk mengevaluasi
management point estimate. Untuk tujuan
ini:
- Jika auditor menggunakan asumsi atau
metode yang berbeda dari manajemen,
auditor wajib memperoleh
pemahaman mengenai asumsi atau
metode manajement yang cukup untuk
memastikan bahwa auditor point

15
estimate atau kisarannya telah
memperhitungkan variabel yang
relevan dan untuk mengevaluasi
perbedaan yang signifikan dengan
management point estimate.
- Jika auditor menyimpulkan bahwa
tepat menggunakan suatu kisaran,
auditor wajib menyempitkan kisaaran
tersebut, berdasarkan bukti audit yang
tersedia, sampai semua outcome di
dalam kisaran itu dipandang wajar.
540.14 Mempertimbangkan Auditor wajib mempertimbangkan apakah
perlunya keterampilan keterampilan terspesialisasi atau pengetahuan
terspesialisasi yang terkait dengan satu atau lebih estimasi
akuntansi diperlukan untuk memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat.
540.15 Kewajiban auditor Auditor wajib mengevaluasi hal-hal berikut:
dalam menanggapi
a. Bagaimana manajemen
risiko signifikan
mempertimbangkan asumsi atau outcome
lain, dan mengapa manajemen
menolaknya, atau bagaimana manajemen
menangani ketidakpastian estimasi dalam
membuat estimasi akuntansi.
b. Apakah asumsi signifikan yang digunakan
manajemen adalah wajar.
c. Niat manajemen mengambil tindakan /
langkah tertentu dan kemampuannya
bertindak, dalam hal-hal yang relevan
untuk kewajaran asumsi signifikan yang
digunakan manajemen atau penerapan
yang tepat dari kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
540.16 Kewajiban auditor jika Auditor wajib mengembangkan suatu kisaran
manajemen belum yang digunakan untuk mengevaluasi kewajaran
cukup menangani risiko estimasi akuntansi.
manajemen.

Tanggapan auditor-entitas yang lebih kecil

Perhatian auditor pada Penjelasan


Apakah estimasi a. Uji bagaimana manajemen membuat estimasi

16
dibuat dengan benar ? akuntansi dan uji data yang digunakan.
b. Uji efektifnya pengendalian mengenai bagaimana
manajemen membuat estimasi akuntansi, bersama
dengan prosedur substantif yang tepat.
c. Kembangkan suatu point estimate suatu kisaran
(range) untuk mengevaluasi management’s point
estimate.
Berapa andalnya bukti Laksanakan satu atau lebih hal dibawah, dengan
pendukung ? mempertimbangkan sifat estiamsi akuntansi, sifat bukti yang
diperoleh, dan risiko salah saji material yang dinilai:
a.
Reviu peristiwa yang terjadi sampai tanggal laporan
auditor, untuk memastikan bahwa peristiwa
kemudian itu mendukung estimasi akuntansi yang
dibuat manajemen. Khususnya dalam entitas kecil
yang dikelola pemiliknya dimana tidak ada prosedur
pengendalian formal atas estimasi akuntansi
b. Uji informasi, pengendalian, metode, dan asumsi
yang digunakan
c. Berdasarkan bukti yang tersedia dan diskusi dengan
manajemen, kembangkan suatu point estimate atau
suatu kisaran (range) untuk
mengevaluasi management’s point estimate
d. Dalam hal periode antara tanggal neraca dan tanggal
laporan auditor, lebih panjang, reviu auditor atas
peristiwa dalam periode ini bisa memberikan
tanggapan yang lebih efektif terhadap estimasi
akuntansi
Kemungkinan adanya Ini mungkin terlihat dari perubahan cara menghitung
management bias ? estimasi, atau pemilihan point estimate yang berindikasi
pola (terlalu) optimis atau pesimis.

TAHAP 3 – PELAPORAN

ISA PENJELASAN
540.19 Auditor wajib memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
mengenai apakah pengungkapan dalam laporan keuangan
mengenai estimasi akuntansi sesuai dengan persyaratan
dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
540.20 Untuk estimasi akuntansi yang berisiko signifikan, auditor

17
juga wajib mengevaluasi kecukupan dari pengungkapan
mengenai ketidakpastian estimasi dalam laporan keuangan,
dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Langkah terakhir adalah menentukan apakah:


a. Bukti audit yang cukup dan tepat sudah diperoleh.
b. Estimasi akuntansi adalah wajar dalam konteks kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku, atau disalahsajikan; dan
c. Disclosures (pengungkapan) dalam laporan keuangan mengenai estimasi
akuntansi:
- Sesuai dengan persyaratan dalam kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku, dan
- Ketidakpastian estimasi diungkapkan dengan cukup, jika ketidakpastian
estimasi itu berisiko signifikan

Representasi Tertulis
Auditor meminta (dan harus memperoleh) representasi tertulis (written
representations) dari manajemen mengenai kewajaran dari asumsi-asumsi signifikan
yang digunakan.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Prosedur penilaian risiko terdiri dari 3 tahap, yaitu : bertanya kepada manajemen dan
pihak lain, prosedur analitikal, dan observasi & inspeksi. Tujuan dari penilaian risiko
adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material dalam
laporan keuangan. Prosedur penilaia risiko memberikan bukti audit untuk mendukung
penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Namun, bukti
dari prosedur penilaian risiko harus dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang
merupakan tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperti pengujian pengendalian
dan/atau prosedur substantif. Sedangkan audit ata estimasi akuntansi terdiri dari 3
tahap, yaitu tahap penilaian risiko, tahap menanggapi risiko dan tahap pelaporan.
Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai
estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi dengan nilai wajar dalam laporan
keuangan, serta pengungkapan (disclosures) dalam laporan keuangan (sudah) cukup
dan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

19
STUDI KASUS
Prosedur Penilaian Risiko Studi Kasus Pada PT Kalbe
Dilihat Dari Laporan Keangan 2013

A. Profil Perusahaan
Didirikan pada tahun 1966, PT Kalbe Farma Tbk. (´Perseroan´ atau Kalbe´)
telah jauh berkembang dari awal mulanya sebagai usaha farmasi yang dikelola di
garasi rumah pendirinya di wilayah Jakarta Utara. Selama lebih dari 40 tahun sejarah
Perseroan, pengembangan usaha telah gencar dilakukan melalui akuisisi strategis
terhadap perusahaan-perusahaan farmasi lainnya, membangun merk-merk produk
yang unggul dan menjangkau pasar internasional dalam rangka transformasi Kalbe
menjadi perusahaan produk kesehatan serta nutrisi yang terintegrasi dengan daya
inovasi, strategi pemasaran, pengembangan merk, distribusi, kekuatan keuangan,
keahlian riset dan pengembangan serta produksi yang sulit ditandingi dalam
mewujudkan misinya untuk meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih
baik. Grup Kalbe telah menangani portofolio merk yang handal dan beragam untuk
produk obat resep, obat bebas, minuman energi dan nutrisi, yang dilengkapi dengan
kekuatan bisnis usaha kemasan dan distribusi yang menjangkau lebih dari 1
juta outlet.
Perseroan telah berhasil memposisikan merk-merknya sebagai pemimpin di
dalam masing-masing kategori terapi dan segmen industri tidak hanya di Indonesia
namun juga di berbagai pasar internasional, dengan produk-produk kesehatan dan
obat-obatan yang telah senantiasa menjadi andalan keluarga seperti Promag,
Mixagrip, Woods, Komix, Prenagen dan Extra Joss. Lebih jauh, pembinaan dan
pengembangan aliansi dengan mitra kerja internasional telah mendorong
pengembangan usaha Kalbe di pasarinternasional dan partisipasi dalam proyek-
proyek riset dan pengembangan yang canggih serta memberi kontribusi dalam
penemuan terbaru di dalam bidang kesehatan dan farmasi termasuk riset sel punca
dan kanker.

20
Pelaksanaan konsolidasi Grup pada tahun 2005 telah memperkuat kemampuan
produksi, pemasaran dan keuangan Perseroan sehingga meningkatkan kapabilitas
dalam rangka memperluas usaha Kalbe baik di tingkat lokal maupun
internasional. Saat ini, Kalbe adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia
Tenggara yang sahamnya telah dicatat di bursa efek dengan nilai kapitalisasi pasar di
atas US$ 1 miliar dan penjualan melebihi Rp 7 triliun. Posisi kas yang sangat baik
saatini juga memberikan fleksibilitas yang luas dalam pengembangan usaha Kalbe di
masa mendatang.
B. Macam-Macam Risiko Menurut Manajemen
1. Risiko kompetisi bisnis
Dalam era pasar terbuka sekarang ini, persaingan dalam sektor farmasi dan
produk kesehatan lainnya akan semakin ketat dengan banyaknya produsen lokal
maupun internasional yang beroperasi. Persaingan tersebut timbul dalam
berbagai aspek, antara lain sumber daya keuangan dan kemampuan operasional
pesaing internasional yang lebih kuat, serta inovasi produk, metode promosi dan
pemasaran, perubahan permintaan pasar, daya beli masyarakat yang terbatas serta
kesiapan Perseroan menghadapi persaingan bisnis yang tidak sehat.
2. Risiko keuangan
Dalam menjalankan kegiatan bisnis, PT Kalbe Farma juga menghadapi risiko
keuangan yang timbul sebagai akibat fluktuasi mata uang asing, anggaran,
pembiayaan, serta likuiditas. Karena sebagian besar bahan baku Kalbe diimpor,
hal ini menimbulkan dampak dalam bentuk kerentanan terhadap fluktuasi valuta
asing.
3. Risiko hukum dan regulasi
Di dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Grup Kalbe menghadapi
berbagai jenis peraturan hukum dan perubahan regulasi yang terkait serta aturan
yang dibuat dalam perjanjian dengan pihak ketiga yang mengikat Grup Kalbe,
sehingga dapat menimbulkan risiko hukum atau akibat hukum lainnya.

4. Risiko reputasi
Risiko reputasi ini meliputi komplain konsumen, penarikan kembali produk dan
juga kemungkinan adanya sabotase terhadap produk, serta pencemaran nama

21
baik. Di saat seperti sekarang ini, di mana citra perusahaan sangatlah penting,
maka pencemaran reputasi merupakan risiko yang harus diperhatikan.
5. Risiko sumber daya manusia
Keberlangsungan perkembangan Perseroan tidak lepas dari kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki. Risiko akan tingkat pergantian karyawan, keluarnya
karyawan-karyawan yang berpotensi, permasalahan dalam perekrutan maupun
hal lain akan berpengaruh dalam kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja yang
berkualitas.
6. Risiko informasi perusahaan
Di dalam era perkembangan teknologi yang semakin maju sekarang ini, di mana
berbagai informasi dapat diperoleh/diakses melalui internet, keamanan data
perusahaan merupakan sesuatu yang mutlak. risiko informasi ini tidak hanya
berkaitan dengan permasalahan Teknologi Informasi (hardware dan software),
namun juga terkait dengan semua data informasi yang dimiliki Grup Kalbe.
Kegagalan dalam menjaga kerahasiaan informasi tersebut dapat mengakibatkan
kerugian bagi perseroan.

22
C. Prosedur Penilaian Risiko
1. Prosedur Menanyakan kepada Manajemen
a. Risiko Kompetisi Bisnis

Wawancara Keterangan

Apakah PT Kalbe Farma melakukan kompetisi bisnis dalam bidang √


farmasi?

Apakah metode promosi dan pemasaran dilakukan sendiri oleh pihak √


PT Kalbe Farma?

Apakah PT Kalbe Farma memiliki kriteria khusus dalam memilih X


vendor untuk melakukan promosi dan pemasaran?

Apakah PT Kalbe Farma memiliki agenda untuk melakukan evaluasi X


mengenai perubahan permintaan pasar?

Apakah PT Kalbe Farma selalu melakukan evaluasi siklus hidup X


untuk setiap produk yg dihasilkan?

Apakah PT Kalbe Farma selalu mengikuti perkembangan mengenai √


pesaing pasarnya?

Apakah PT Kalbe Farma selalu maintenance pihak ketiganya? √

23
b. Risiko Keuangan

24
Wawancara Keterangan

Apakah manajemen Kalbe Farma menghadapi resiko sistematis √


dalam keuangan perusahaan?

Apakah PT Kalbe Farma mengantisipasi adanya fluktuasi mata uang X


akibat bahan baku yang sebagian besar merupakan bahan impor?

Apakah perusahaan mengatasi dampak biaya produksi yang melebihi X


standar yang sudah ditetapkan?

c. Risiko Hukum dan Regulasi

Wawancara Keterangan

Apakah Kalbe Farma menegakkan aturan hukum dan regulasi dalam √


perusahaannya?

Apakah Kalbe Farma menangani risiko hukum dan regulasi dalam √


operasinya?

d. Risiko Reputasi
Wawancara Keterangan
Apakah Kalbe Farma menjaga reputasi perusahaan di depan klien dan √
konsumen?

Apakah Kalbe Farma mengatasi resiko reputasi perusahaan? √

e. Risiko Sumber Daya Manusia

Wawancara Keterangan

25
Apakah karyawan melaksanakan tugas sesuai wewenang dan X
tanggungjawab yang telah diatur di SOP?

Apakah perusahaan telah melakukan pemantauan terhadap kinerja X


karyawan?

26
f. Risiko Informasi Perusahaan

Wawancara Keterangan

Apakah Kalbe Farma melindungi data/informasi pentingnya? X

Adakah tingkatan jabatan tertentu untuk dapat mengakses informasi X


keuangan?

Apakah sistem informasi yang dibutuhkan sudah sesuai dengan X


kebutuhan PT Kalbe Farma sekarang?

Bagaimana sistem informasi akuntansi dan standar pengendalian X


manajemen yang digunakan oleh PT Kalbe Farma?

2. Prosedur Analitikal
Grafik risiko yang berhubungan dengan dampak dan peluang
Risiko Dampak Peluang
1 Rendah Tinggi
2 Tinggi Tinggi
3 Rendah Rendah
4 Tinggi Rendah
5 Tinggi Tinggi

6 Tinggi Tinggi

Untuk lebih spesifik, yang diturunkan untuk mengetahui risiko yang tinggi dan
harus kita fokuskan untuk memperkecil risiko salah saji material adalah sebagai
berikut:
Risiko Peluang Dampak Penilaian Risiko

27
materialitas signifikan
1 H L M T
2 H H H Y
3 L L L T
4 L H M T
5 H H H Y
6 H H H Y
Nb: Y= ya, T= tidak, L= low, M= medium, H= high

3. Prosedur observasi dan inspeksi


Observasi atau pengamatan dan inspeksi (observation and inspection)
mempunyai dua fungsi:
- Mendukung prosedur inquiries (bertanya) kepada manajemen dan pihak-
pihak lain
- Menyediakan informasi tambahan mengenai entitas dan lingkungannya

Prosedur Potensi Penerapannya


Observasi Pertimbangan untuk mengamati:
- Bagaimana entitas beroperasi dan dikelola
- Bangunan pabrik, dan fasilitas lain yang digunakan dan
dimiliki entitas
- Gaya kepemimpinan manajemen
- Pelaksanaan berbagai prosedur pengendalian internal
- Kepatuhan terhadap kebijakan utama

Inspeksi Pertimbangan untuk menginspeksi dokumen seperti :


- Rencana bisnis strategi dan proposal bisnis
- Kajian industri dan laporan median mengenai entitas
- Kontrak dan komitmen besar
- Ketentuan perundangan dan korespondensi dengan
regulator
- Korespondensi dengan pengacara bankir dan pemangku
kepentingan lain
- Kebijakan dan catatan akuntansi
- Buku pedoman pengendalian internal

D. Kesimpulan

28
Prosedur penilaian risiko yang kami lakukan yaitu prosedur wawancara mengenai 6
risiko yang telah dibahas diatas kemudian prosedur analitikal dengan
mengindentifikasi risiko melalui grafik selanjutnya prosedur observasi dan inspeksi
yaitu mencari bukti yang lebih akurat serta berdasarkan data annual report PT
KALBE FARMA. Dari penilaian risiko yang kami lakukan pada PT KALBE FARMA
kita memperoleh risiko signifikan yaitu risiko keuangan, risiko sumber daya manusia
dan risiko informasi perusahaan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Tuanakotta, Theodorus M. 2016. Audit Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat

Blogspot. 2015. “Prosedur Penilaian Risiko Studi Kasus Pada PT Kalbe Dilihat Dari
Laporan Keangan 2013”. http://okta-wiskey.blogspot.co.id/2015/ (diakses
tanggal 10 Mei 2018)

30

You might also like