Professional Documents
Culture Documents
Sistem Pengendalian Aktiva Tetap dalam fokusnya dibagi menjadi 2, yaitu Tangible
Asset dan juga Intangible Asset. Lalu pada Tangible Asset ada asset yang sudah langsung
dibiayakan dan menjadi akun Extra Countable maka dimasukkan ke Other Assets tetapi tidak
dimasukkan kedalam Asset tetap dan dicatat pada daftar inventaris. Dalam perhotelan contoh
Tangible dan Intangible Assetnya adalah sebagai berikut:
Tangible Asset
Sofyan Safri berpendapat bahwa : "Aset tetap adalah aset suatu entitas yang menjadi hak
milik perusahaan yang digunakan untuk memproduksi (menghasilkan) barang atau jasa
entitas bisnis dan penggunaannya secara terus menerus."
Sedangkan PSAK menuturkan bahwa aktiva tetap adalah aset yang berwujud yang
didapat/diperoleh dengan kondisi siap pakai maupun dibangun terlebih dahulu dan dipakai
dalam aktivitas operasi perusahaan, tidak ditujukan dijual kembali dalam rangka aktivitas
normal perusahaan serta memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku (lebih dari
satu periode).
a. Aset tetap memiliki beberapa karakteristik, berikut diantaranya:Mempunyai wujud
fisik
b. Tidak ditujukan untuk dijual lagi
c. Memiliki nilai yang material, harga aset tersebut cukup signifikan contohnya tanah,
bangunan, mesin dan kendaraan dll.
d. Memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku dan nilai manfaat
ekonominya bisa diukur dengan handal.
e. Aset digunakan dalam aktivitas normal perusahaan (tidak untuk dijual lagi seperti
barang dagang/persediaan atau investasi) contohnya, mobil bagi dealer mobil diakui
sebagai "persediaan" bukan aktiva tetap sedangkan bagi perusahaan manufakture
mobil diakui sebagai "Aktiva Tetap" bukan persediaan.
Dalam Perhotelan Asset Tetap dapat berupa:
a. Gedung
b. Kendaraan
c. Tanah
d. Komputer
e. Barang Elektronik
Intangible Asset
Adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Yaitu hak-hak istimewa,
atau posisi yang menguntungkan guna menghasilkan pendapatan. Jenis utama aset tidak
berwujud adalah hak cipta, hak eksplorasi dan eksploatasi, paten, merek dagang, rahasia
dagang, dan goodwill.
Suatu aktiva dapat dimasukkan dalam kategori aktiva tidak berwujud jika :
o Brand
o Merk
o Nama Hotel
o SDM (karyawan)
o Goodwill
Cara untuk mendapatkan aktiva bisa bermacam-macam berikut adalah cara untuk
mendapatkan aktiva tetap:
1. Pembelian Tunai
Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam pembukuan
dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk
memperoleh aktiva tetap termasuk harga yang tercantum di faktur dan semua biaya
yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap dipakai. Biaya-biaya tersebut adalah
biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan
dan biaya percobaan.
2. Pembelian Angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga
perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik
jelas-jelas dinyatakan atau tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga
perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga. Cara pencatatannya adalah
pembayaran setiap tahun dibuat jurnal yang mengurangi utang sebesar pokok
pinjaman yang dilunasi dan mendebit biaya bunga untuk tahun yang bersangkutan
dan kreditnya kas sebesar angsuran.
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi
perusahaan. Dicatat dalam buku besar sebesar harga pasar saham atau obligasi yang
digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak
diketahui maka harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva
tersebut. Apabila harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar kedua-
duanya tidak diketahui maka dalam keadaan seperti ini nilai pertukaran ditentukan
oleh keputusan pimpinan perusahaan. Nilai pertukaran ini dipakai sebagai dasar
pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai-nilai surat berharga yang
dikeluarkan.
4. Ditukar dengan aktiva yang lain
Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar menukar atau istilah
populernya “tukar tambah”. Aktiva lama digunakan untuk membayar aktiva baru
baik seluruhnya atau sebagian di mana kekurangannya dibayar tunai. Kondisi seperti
ini prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan
dengan jumlah sebesar harga aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan (kalau ada)
atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima. Masalah akan
timbul apabila harga aktiva lama maupun aktiva baru tidak bisa ditentukan. Kondisi
seperti ini nilai buku aktiva lama akan digunakan sebagai dasar pencatatan pertukaran
tersebut. Masalah lainnya adalah pengakuan rugi atau laba yang timbul karena adanya
pertukaran aktiva tersebut.
Ada dua hal yang berkaitan dengan laba rugi yaitu pertukaran aktiva tetap yang
tidak sejenis dan sejenis.
o Apabila menyangkut aktiva tetap yang tidak sejenis, perbedaan antara nilai buku
aktiva tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar
pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaski harus diakui sebagai laba
atau rugi pertukaran aktiva tetap.
o Sedangkan bila menyangkut pertukaran aktiva tetap yang sejenis maka laba yang
timbul akan ditangguhkan. Apabila pertukaran tersebut menimbulkan kerugian
maka ruginya dibebankan dalam periode terjadinya pertukaran.
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi pencatatannya bisa dilakukan
menyimpang dari prinsip harga perolehan. Untuk menerima hadiah seringkali juga
dikeluarkan biaya-biaya namun biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aktiva
tetap yang diterima. Bila aktiva tetap dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan
maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban
depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk mengatasi keadaan ini maka aktiva yang
diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya. Depresiasi atau penyusutan
aktiva tetap yang diterima dari hadiah dihitung dengan cara yang sama dengan aktiva
tetap yang lain.
o Kenaikan biaya factory overhead yang dibebankan pada aktiva yang dibuat.
o Biaya factory overhead dialokasikan dengan tarif untuk pembuatan aktiva dan
produksi.
2. Konsep
Flowchart bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam membaca suatu proses dari
pengendalian atau proses lainnya, lalu flowchart memberikan gambaran secara rinci tentang
urutan instruksi yang disusun oleh pemrograman untuk diterapkan ke komputer. Flowchart
pun memberikan kemudahan dalam melakukan proses sehingga proses bisa efisien.
Dalam flowchart yang kami buat mengenai perhotelan, yang kami gunakan atau kami
gambarkan dalam flowchart tangible asset adalah dengan cara pembelian langsung. Untuk
flowchart intangible asset kami menggunakan bagaimana flowchart dalam pembuatan nama
hotel.
3. Narasi untuk tangible asset (dengan cara pembelian langsung.
a. Bagian gudang buat daftar persedian aset yang dibutuhkan atau ingin dibeli oleh
perusahaan
b. Data diterima oleh bagian pembelian, lalu bagian pembelian membuat surat daftar
permintaan barang/aset yg ingin dibeli
c. Lalu surat tersebur dikirimkan kepada supplier yang selanjutnya supplier tersebut
menyiapkan atau membuat daftar harga aset terkait
d. Setelah daftar harga disiapkan maka daftar harga tersebut dikirimkan kepada bagian
pembelian.
e. Langkah selanjutnya bagian pembelian memilih aset yang akan dibeli lalu membuat
surat mengenai aktiva yang akan dibeli
f. Surat tersebut lalu diberikan kepada bagian keuangan, yang selanjutnya bagian keuangan
mengechek aktiva yg akan dibeli
g. Lalu saat dicek perlu ditelusuri lagi dalam pembelian aset tersebut apakah aset tersebut
merupakan extra countable atau tidak
h. Apabila tidak proses dilanjut sampai ke proses penjurnalan
i. Apabila iya maka aset tersebut dimasukan ke gudang setelah itu data atau informasi yg
ada dimasukan juga ke inventaris, setelah itu kembali di jurnal
4. Narasi untuk hak cipta
Dalam pematenan hak cipta di jaman sekarang sangat dipermudah dengan adanya
teknologi, berikut proses alur dalam pembuatan hak cipta
a. Pihak hotel mengupload file yang berisi persyaratan persyaratan yang diperlukan dalam
melakukan pematenan hak cipta (pencatatan hak cipta)
b. Setelah itu ada pembayaran yg sudah diinfokan oleh DJKI yang selanjutnya kita
bayarkan kepada DJKI
c. Lalu pihak DJKI memverifikasi dari file yang telah kita kirim (berisi data diri
perusahaan dan nama hotel yg kami inginkan)
d. Lalu pihak DJKI mengapprovenya dan lalu memberikan notif bahwa apa yg kami minta
telah di approve, selanjutnya pihak DJKI mengarsipkan data approvean tersebut
e. Pihak hotel menerima notif mengenai pengapprovean hak cipta tersebut (nama hotel
yang kami minta) lalu pihak hotel mengarsipkan data approvean tersebut.
Supplier Bagan Pembelian Gudang
Keuangan
Surat Daftar
permintaan persediaan
Mulai
harga aset barang
Buat daftar
persediaan
Buat surat barang
dan
permintaan
daftar
harga
barang Daftar
Menyiapkan persediaan
daftar harga barang
Surat
permintaan
harga barang
Surat aktiva yang
akan dibeli
Memilih
asset yang Iya
dibeli
A
Surat permintaan Extra
penawaran harga Countable
Membuat
surat asset
Tdk
yang akan
dibeli
Menyetujui
penawaran
Surat
permintaan
penawaran
Membuat Surat aktiva
harga
surat yang akan
penyetujuan dibeli
Mebuat
surat order A
Inventaris
Surat order
Hotel Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
Mulai Formalitas
Mengupload Verifikasi
file
Approve
Pembayaran
Approve
Arsip
Arsip
8. Penyusutan Aktiva
Aktiva yang telah dibeli dicatat dan disimpan di gudang. Untuk aktiva tak berwujjd,
arsipnya disimpan, untuk arsip dalam bentuk fisik (dokumen kertas) arsip disimpan pada
berangkas. Untuk arsip dalam bentuk software maka disimpan pada computer.
Dalam aktiva tetap ini adda aktiva berwujud yang perlu dimasukan pada inventaris
dikarenakan akgtiva yang masa manfaatnya langsung dirasakan dan masuk juga ke akun
extra countable. Aktiva inipun beresiko maka perlu dipisahkan, berikut aktivanya:
Aktiva Berwujud
Gedung Rp. 500.000.000 2
Mobil Mini Bus Rp. 120.000.000 4
Motor Rp. 13.000.000 8
Komputer Rp. 8.000.000 6
Kipas Angin Rp. 250.000 30
Telivisi Rp. 3.000.000 27
A/C Rp. 3000.000 27
Aktiva Tidak Berwujud
Nama Hotel Rp. 30.000.000 1
HAKI (Resep Breakfast) Rp. 4.000.000 1
Logo Hotel Rp. 2.000.00 1
Aktiva Berwujud
Nama Hotel 10 Tahun 10
HAKI (Resep Breakfast) 1.5 Tahun 10%
Logo Hotel 1.5 Tahun 10%
9. Faktur