You are on page 1of 19

KELOMPOK 1

- Angga Aprialdi - Novia Azahra Fatoni


- Ariyanto - Irma Nurlina F.
- Nina Sindi Kurnia - Ismi Baitya Zahra
- Nabilah Eka Saputri - Arina Nurmamitta
- Ayunda Novita P. - Salmah Saptari R.
Keberadaan atau senyawa yang dapat
menyebabkan keracunan

Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5,


berwarna metal, tidak berbau & racun Arsen pada
umumnya mudah larut dalam air panas. Senyawa arsen di
alam berada dalam 3 bentuk, yaitu:
- - Arsentrichlorida (AsCl3) : Cairan berminyak,
- - Arsen trioksida (As2O3) : Kristal putih,
- - Gas arsine (AsH3).
Macam-macam bentuk senyawa kimia Arsen

1. Arsentriokasida (As2O3) : Bentuk garam anorganik &


bentuk trivial dari asam arsenat (H4AsO4) berwarna
putih & padat.
2.Arsen pentaoksida (As2O5)
3. Arsenat (misalnya: PbHAsO4) : Senyawa arsen yang
banyak dijumpai di alam & bersifat kurang toksik.
4.Arsenorganic : Arsen berikatan kovalen dengan rantai
karbon alifatik atau struktur cincin, dimana arsen
terikat dalam bentuk trivalent ataupun pentavalen.
Bentuk senyawa arsen
yang paling beracun

Terbentuk bila asam bereaksi


dengan arsenat yang
mengandung logam lain. Dapat
ditemukan di udara, air maupun
makanan dan di industri
Mekanisme masuknya zat Arsen (As)
kedalam tubuh & sumber keracunannya
Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui
oral, yaitu melalui makanan/minuman.
Paparan arsen pada manusia

a. Paparan akut : Dapat terjadi jika tertelan sejumlah 100


mg As. Gejala : mual, muntah, nyeri perut, diare,
kedinginan, kram otot, odema dibagian muka, serta
koma (paparan dengan dosis besar).
Dosis fatal : 120 mg arsenik trioksid masuk ke dalam tubuh.

b. Paparan kronis
Gejala : Kesemutan atau mati rasa, lelah, hilangnya refleks,
anemia, gangguan jantung, gangguan hati, gangguan
ginjal, keratosis telapak tangan maupun kaki,
hiperpigmentasi kulit & dermatitis.
Gejala khusus (terpapar debu Arsen): nyeri tenggorokan
serta batuk yang dapat mengeluarkan darah.
Keberadaan Arsen (As)

1. Keberadaan Arsen di Alam


a. Batuan (Tanah) dan Sedimen
Di batuan, Arsen terdistribusi sebagai mineral. Kadar
As tertinggi dalam bentuk arsenida dari amalgam
tembaga, timah hitam, perak dan bentuk sulfida dari
emas. Mineral lain yang mengandung arsen adalah
arsenopyrite (FeAsS), realgar (As4S4) & orpiment
(As2S3). Kandungan arsen di bumi antara 1,5-2 mg/kg.
b. Udara
Zat padat di udara mengandung senyawa Arsen dalam
bentuk anorganik dan organik. Sekitar 35% Arsen
anorganik terlarut dalam air hujan.
c. Air
Arsenik dalam air tanah bersifat alami dan dilepaskan
dari sedimen ke dalam air tanah karena tidak adanya
oksigen pada lapisan di bawah permukaan tanah.
Arsen terlarut dalam air dalam bentuk organik &
anorganik.
d. Biota
Penyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen
besi & aluminium. Kandungan arsen dalam tanaman
yang tumbuh pada tanah yang tidak tercemari
pestisida bervariasi antara 0,01-5 mg/kg berat kering.
2. Produksi dalam Industri
Arsen trivalen adalah basis utama industri kimia arsen
dan merupakan produk samping dalam pelelehan
bijih tembaga dan timah hitam.

3. Penggunaan Senyawa Arsen


Di dalam pertanian, senyawa Arsen dapat digunakan
sebagai pestisida seperti: senyawa timah arsenat,
tembaga acetoarsenit, natrium arsenit, kalsium
arsenat & senyawa Arsen organik.
 Metode Gutzeit
 Metode black Sanger
 Metode SSA (Spektrofotometri Serapan Atom)
Alat-alat :
 gelas (pyrex)
 hot plate
 kertas saring Whatman
 neraca analitik (Ohaus tipe pioner),
 Spektrofotometer Serapan Atom (Varian AAS GFA
7000).
Bahan :
 air suling
 asam nitrat p.a (E.Merck)
 arsen nitrat
 timbal (II) Nitrat
 minyak goreng.
Prosedur kerja
 Proses Destruksi
 Ditimbang 10 gram minyak goreng, dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL
 ditambahkan 15 mL larutan HNO3 p.a dan dipanaskan di atas hot plate pada suhu 2500C
selama 16 jam.
 Diencerkan dengan air suling hingga 50 mL ke dalam labu takar kemudian disaring
menggunakan kertas saring Whatman. Filtrat yang diperoleh digunakan untuk analisis
logam arsen dan timbal.

Analisis Kuantitatif
 Pembuatan Kurva Kalibrasi
 Larutan standar As 10 ppm. Dipipet 5 mL larutan standar 1000 ppm
 diencerkan dengan HNO3 P hingga 50 mL (100 ppm).
 Kemudian dipipet 10 mL larutan standar 100 ppm
 Di encerkan dengan HNO3 P hingga 100 mL (10 ppm).
 Larutan standar 5,10, 15 dan 20 ppm.
 Dipipet masing – masing 25, 50, 75 dan 100 mL larutan standar 10 ppm,
 diencerkan dengan HNO3 P hingga 50 mL, sehingga diperoleh konsentrasi 5,10, 15 dan
20 ppm.
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian
terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan
laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter
tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya
(Harmita, 2004).
 Kecermatan (Akurasi)
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat
kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang
sebenarnya
 Keseksamaan (Presisi)
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat
kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui
penyebaran hasil individual dari rata-rata menggunakan
prosedur yang diterapkan secara berulang pada
beberapa sampling sampel yang homogen.
 Selektivitas (Spesifisitas)
Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah
kemampuan suatu metode yang hanya mengukur zat
tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya
komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel
(Harmita, 2004).

 Linearitas
Linearitas adalah kemampuan untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang proporsional terhadap konsentrasi analit
pada sampel dalam rentang tertentu, baik secara langsung
ataupun secara transformasi matematik.
 Batas Deteksi dan Batas Kuantifikasi
Batas deteksi atau limit of detection (LoD) adalah
konsentrasi terkecil analit dalam sampel yang dapat
terdeteksi dan masih memberikan respon signifikan
dibandingkan dengan blanko.

Batas kuantitasi atau limit of quantitation (LoQ) adalah


konsentrasi terkecil analit dalam sampel yang masih
dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama.

You might also like