You are on page 1of 24

MENCARI AKAR PENYEBAB

MASALAH

IRWAN EKA SAPUTRA.SKM.MKM


METODE ANALISIS MASALAH DAN
PENENTUAN PENYEBAB MASALAH

1. Diagram tulang ikan (fishbone diagram


atau Ishikawa diagram)
2. Pohon masalah
3. Pendekatan Blum
4. Focus Group Discussion (FGD)
5. Curah pendapat (Brainstorming)
PERLUNYA ANALISIS MASALAH DAN
PENENTUAN PENYEBAB MASALAH

• Untuk menjawab pertanyaan tentang


penyebab utama masalah kesehatan yang
dihadapi suatu daerah.
• Analisis masalah dan penentuan penyebab
masalah ini juga dapat dicari penyebab lain
dari masalah, sehingga program kesehatan
yang disusun dapat lebih spesifik dan
mampu memecahkan masalah kesehatan
yang ada di daerah
Diagram Tulang Ikan

(Fishbone Diagram / Ishikawa Diagram)


DEFINISI
 Diagram tulang ikan merupakan suatu cara untuk
menganalisis suatu masalah dengan mengkategorikan
penyebab potensial yang menyebabkan masalah
tersebut.
 Disebut diagram tulang ikan karena berbentuk suatu
kerangka atau tulang ikan.
 Nama lain adalah ishikawa diagram
 Diagram ini disebut juga sebagai cause and effect
diagram (diagram sebab akibat), karena diagram ini
dapat dipergunakan untuk menjelaskan hubungan
sebab akibat dari suatu masalah.
Kelebihan

 Lebih terstruktur
 Mengkategorikan
berbagai sebab potensial
dari suatu masalah
dengan cara yang
sistematik
Kekurangan
Penggunaan diagram tulang ikan,
belum menggambarkan sebab
yang sebenarnya, karena untuk
mendapatkan sebab yang
sebenarnya (paling mungkin)
harus didukung data.
Diagram tulang ikan ini
dapat dipakai untuk :
1. Melakukan identifikasi penyebab suatu
masalah
2. Mengkategorikan berbagai sebab potensial
suatu masalah dengan cara yang
sistematik
3. Mencari akar penyebab suatu masalah
4. Menjelaskan hubungan sebab akibat suatu
masalah
Gambar Tulang Ikan

Man Money Material

Masalah

Method Envirronmen
Tahap Pembuatan Tulang
Ikan
 Persiapan :
 Sarana & peralatan
 Ruangan
 Petugas
 Peserta
 Pelaksanaan
Pelaksanaan Analisis Masalah
dgn Fish Bone
 Rumuskan Masalah yang akan dianalisis dan
letakkan pada bagian kepala ikan (akibat =
effect)
 Tuliskan pada tulang besar : penyebab utama
 Cari penyebab terjadinya penyebab utama,
letakkan pada tulang yang berukuran sedang :
penyebab sekunder
 Cari penyebab terjadinya penyebab sekunder,
letakkan pada tulang yang berukuran kecil :
penyebab tersier
Penyebab Masalah
yang Dianalisis,
Harus Merupakan
Penyebab Masalah
yang Kemungkinan
Besar dapat di
Intervensi
Tabel Bantu dalam Analisis dgn
Fish Bone
Akibat Pola sebab-sebab
Masalah Sebab utama Sebab sekunder Sebab tersier
1
1 2
3
1
1 2 2
3
1
3 2
3
1
1 2
3
2
1
2 2
3
PEDOMAN PELAKSANAAN METODE
DIAGRAM TULANG IKAN DENGAN
EFISIEN
1. Identifikasi semua penyebab yang relevan dengan
metoda curah pendapat (brainstorming), diskusi,
dan pengujian referensi berdasarkan fakta dan
data. Tentukan dengan tepat faktor penyebab
utama, kedua dan ketiga, jangan sampai terbalik.
2. Karakteristik yang diamati benar-benar nyata
berdasarkan fakta, dapat diukur atau diupayakan
agar dapat diukur
3. Dalam diagram sebab akibat, faktor-faktor yang
terkendali sedapat mungkin seimbang peranan
atau bobotnya.
4. Faktor penyebab yang dikemukan adalah yang
mungkin dapat diperbaiki, bukan yang tidak
mungkin diperbaiki atau diselesaikan.
5. Dalam menyelesaikan fakta dimulai dari
penyebab ketiga pada tulang kecil yang akan
memperbaiki faktor kedua pada tulang
sedang dan selanjutnya akan memperbaiki
faktor tulang besar yang akan menyelesaikan
masalah.
6. Perlu dicatat masukan yang diperoleh selama
pertemuan dalam pembuatan diagram sebab
akibat.

Untuk menentukan penyebab masalah utama


dapat dilakukan dengan FGD dan Brainstorming
METODE FISH BONE (ISHIKAWA)
PENYEBAB PENYAKIT MALARIA
Penyebab Penyebab Sekunder Penyebab Tertier
Utama
Kurangnya penyuluhan kepada
masyarakat tentang bahaya nyamuk
Kurangnya Nakes penyebab DBD
Intensitas penyuluhan penyakit DBD
kurang

Penerapan PHBS di masyarakat kurang


diperhatikan
Perilaku Masyarakat
Man Tidak senang memakai kelambu jika tidur
sebab dianggap menyebabkan panas

Transmisi penyakit DBD menjadi semakin


mudah dan cepat
Mobilisasi penduduk Penanganan masalah DBD menjadi
semakin komplek, karena tidak adanya
batasan daerah inciden DBD
Program tidak berjalan lancar
Budget dari PEMDA
kurang memadai Pelaksanaan kegiatan yang
telah diprogramkan sering
terlambat dilaksanakan

Konsumsi makanan bergizi


rendah
Money Ability to Pay (ATP) terhadap
pelayanan kesehatan dan untuk
Income perkapita hidup sehat rendah
rendah
Winglingness to Pay (WTP)
terhadap pelayanan kesehatan
dan untuk hidup sehat rendah
Komunikasi Pengetahuan masyarakat tentang
pencegahan DBD kurang

Pertolongan awal pada penderita


Method tidak diketahui

KAP yang kurang Tidak dapat mengidentifikasi


penyakit DBD secara dini

Perkembang biakan nyamuk


penyebab DBD meningkat

Material Abatesasi Tempat penyediaan air di rumah


tangga menjadi sarang bagi
nyamuk penyebab DBD
Selain belum ada imunisasi terhadap DBD ini, obat
untuk DBD pun belum didapatkan
Obat

Kepadatan vektor (jentik nyamuk) semakin padat/


meningkat
Fogging
Perluasan daerah endemis semakin meluas kedaerah
lain

Pemantauan atau penemuan jentik nyamuk kurang


terlaksana oleh nakes dan belum terjadi alih kelola

Puskel tidak aktif


Mobilisasi untuk menjangkau penduduk diwilayah yang
jauh masih merupakan masalah klasik
Bak penampunganair Tempat perkembang biakan
dalam dan luar rumah nyamuk Aedes Aegipty
Buang sampah Menjadi tempat bersarang nyamuk
E kalengan sembarangan Aedes
N
V
I Air tergenang di sekitar rumah
R SPAL yang tidak
O memadai
Kanal sering tersumbat
N
M
E Suasana yang baik bagi
N perkembangan nyamuk Aedes
Derah tergenang air Aegipty
T
jernih
Tempat-tempat yang tidak tertutup
MENCARI AKAR PENYEBAB MASALAH

MANUSIAPetugas tidak memberikan METODE


edukasi pentingnya berobat
Beban kerja teratur bagi penderita TB
petugas berat Penggunaan
paru
komunikasi
terapiutik kurang

Masih ada 33,9%


penderita TB Paru
Pengetahuan
Dana untuk yg tdk berobat
masyarakat
penemuan sesuai standar
Pojok TB belum tentang
kasus tidak
tersedia di pentingnya
ada
Puskesmas berobat teratur Akses ke faskes
bagi penderita
Anggaran dana
TB paru
banyak dialihkan
untuk program lain Kondisi geografis
SARANA yang dianggap lebih
membutuhkan LINGKUNGAN

DANA
MENCARI AKAR PENYEBAB MASALAH

MANUSIA METODE
Kurang advokasi
Petugas kurang memberikan
Beban kerja ke pemerintah
edukasi bahaya merokok
petugas berat desa

Belum ada
kebijakan KTR

Masih ada 55,1%


anggota keluarga
yang merokok
Dana untuk Pengetahuan
Media promkes ttg KIE rokok masyarakat
bahaya merokok di kurang tentang bahaya
Puskesmas kurang rokok masih
kurang
Anggaran dana
Dana untuk banyak dialihkan
KIE rokok untuk program lain Kurang KIE
kurang yang dianggap lebih
SARANA membutuhkan LINGKUNGAN

DANA
MENCARI AKAR PENYEBAB MASALAH

Petugas
kelelahan shg Belum ada SOP Persalinan
kurang Normal yang
MANUSIA bersemangat METODE mengikutsertakan
melaksanakan penyluhan ASI ekslusif
penyuluhan
Banyaknya pada ibu bersalin
agenda kegiatan Kurangnya pengetahuan
tidak sebanding petugas dalam tata cara
dengan jumlah pembuatan SOP
petugas
Kurangnya Tidak pernah dilakukan
Bidan dan pelatihan penyusunan
tenaga gizi di SOP Puskesmas
Pengetahuan Masih ada 29,1% bayi
Pkm
Dana untuk
Anggaran
Media Promosi masyarakat
yg blm mendapatkan
Pengadaan
tdk ada kelas hamil
dana banyak tentang
media dialihkan tidak ada pentingnya ASI Eksklusif
promosi tidak untuk Kader tidakberobat teratur
pernah program lain memberikan masih krendah
dilaksanakan yang edukasi
karena dianggap mengenai
kekurangan lebih pemberian Kader tidak pernah
dana Kurangnya
membutuhkandana ASI ekslusifdirefreshing ilmu
Puskesmas
SARANA LINGKUNGAN
DANA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
TERIMA KASIH

You might also like