You are on page 1of 91

TUGAS REGISTRASI

KAMIS, 09/11/2017
Kelas A – Kelompok 7
Outline
• Rumus bangun tabir surya berdasarkan PerKaBPOM RI No 18 tahun 2015
• Parsol 18750, Parsol 5000, Parsol SLX, Parsol HS
• Senyawa dengan ikatan konjugasi terbanyak dan kelarutannya
• Pewarna rambut
1. Benzylidene camphor 2. Diethylamino 3. Diethylhexyl
sulfonic acid hydroxybenzoyl hexyl butamido triazone
benzoate

4. 3-Benzylidene 5. Octocrylene
camphor 6. Polysilicone-15
7. Octyl dimethyl PABA 8. PEG-25 PABA 9. Octyl salicylate

11. Benzophenon-4 & 12. Isoamyl p-


10. Homosalate Benzophenon-5 methoxycinnamate
13. Menthyl anthranilate 14. Methylene bis- 15. 4-
benzotriazolyl Methylbenzylidene
tetramethylbutylphenol campor

16. Disodium phenyl


dibenzimidazole 17. Octyl 18. Benzophenon-3
tetrasulfonate methoxycinnamate
19. Methylene bis- 20. Phenylbenzimidazole 21. Terephthalylidene
benzotriazolyl sulfonic acid dicamphor sulfonic
tetramethylbutylphenol

22. Polyacrylamidomethyl 23. Butyl methoxy 24. Titanium dioksida


benzylidene camphor dibenzoylmethane
(Avobenzone)
25. Octyl triazone 26. Bis- 27. Tris-biphenyl
ethylhexyloxyphenol triazine
methoxyphenyl triazine

28. Camphor 30. 4-aminobenzoic acid


Benzalkonium
Methosulfate 29. Butoxydiglycol
Bahan-Bahan Tabir Surya
PerKaBPOM RI No 18 tahun 2015
Jumlah ikatan
No Senyawa (Nama INCI) Kelarutan Kemiripan
konjugasi

Benzylidene 120 mg/L dalam air pada suhu


1 camphor sulfonic 25 °C (sangat sukar larut 5 -
acid
Diethylamino Sedikit larut dalam Kloroform,
2 hydroxybenzoyl DMSO, EtilAsetat, dan 6 -
hexyl benzoate Methanol
Diethylhexyl Larut dalam fase minyak pada
3 15 -
butamido triazone basis krim
3-Benzylidene camphor Larut dalam etanol absolut dan
4 isopropanol, sukar larut dalam 5 -
air (0.6893 mg/L)
5 Octocrylene Larut dalam minyak 8 -
Jumlah ikatan
No Senyawa (Nama INCI) Kelarutan Kemiripan
konjugasi

Polysilicone-15 larut dalam pelarut organik


yang memiliki polaritas
6 30 Parsol SLX
medium, kelarutan dalam
isopropil miristat lebih dari 50%
Octyl dimethyl larut dalam alkohol, isopropil
7 PABA alkohol, mineral oil. 4 Parsol SLX

PEG-25 PABA Sukar larut dalam air (1,591


8 4 -
mg/L)
Octyl salicylate Tidak larut dalam air
9 3 -

Homosalate larut dalam isopropil miristat,


10 3 -
sedikit larut dalam etanol
Jumlah
No Senyawa (Nama INCI) Kelarutan ikatan Kemiripan
konjugasi

Benzophenon-4 Larut dalam air, propilenglikol,


11 Benzophenon-5 gliserin, etanol, dan 8 -
isopropil alkohol
Isoamyl p- larut dalam alkohol,
12 4 -
methoxycinnamate
Menthyl anthranilate Larut dalam etanol
13 4 -

Methylene bis- kelarutan sangat rendah dalam


benzotriazolyl air (<5 ng/L pada suhu
14 14 -
tetramethylbutylphe 25°C)
nol
4-Methylbenzylidene Larut dalam kloroform, alkohol
15 campor 5 Parsol 5000
Jumlah
No Senyawa (Nama INCI) Kelarutan ikatan Kemiripan
konjugasi

Disodium phenyl larut dalam air 509,1 mg/L 25 ⁰C


16 dibenzimidazole 15 Parsol HS
tetrasulfonate
Octyl Dalam alkohol, propilen glikol
17 methoxycinnamate monomiristat, dan berbagai 5
minyak
Benzophenon-3 Larut di dalam karbon
18 tetraklorida dan pelarut organik 7 -
lainnya
Methylene bis- kelarutan sangat rendah dalam
benzotriazolyl air (<5 ng/L pada suhu
19 7 -
tetramethylbutylphe 25°C)
nol
Phenylbenzimidazol Free acid  larut dalam minyak
20 e sulfonic acid Gram  larut dalam air 7 Parsol HS
Jumlah
No Senyawa (Nama INCI) Kelarutan ikatan Kemiripan
konjugasi

Terephthalylidene Larut dalam air (0.00571


21 dicamphor sulfonic mg/mL) 7 Parsol 5000
(Ecamsule)
Polyacrylamidomethy
22 l benzylidene 7 Parsol 5000
camphor
Butyl methoxy Larut dalam minyak
23 dibenzoylmethane 8 Parsol 5000
(Avobenzone)
Titanium dioksida tidak larut di air, larut pada
24
asam sulfat panas, larut pada 0 -
asam fluorida, larut pada basa

Octyl triazone Larut dalam minyak; dalam


25 campuran etanol dan etil 15 -
Jumlah
No Senyawa (Nama INCI) Kelarutan ikatan Kemiripan
konjugasi

Bis-ethylhexyloxyphenol Larut dalam minyak


26 12 -
methoxyphenyl triazine

27
Tris-biphenyl triazine 21 -

Camphor Benzalkonium
28 5 Parsol 5000
Methosulfate

Butoxydiglycol Larut dalam air, etanol, etil


29 eter, dan aseton. 0 -

4-aminobenzoic acid 1: 90 air mendidih (g/mL);


1:8 alkohol; 1:60 eter.
30 4 -
Larut dalam etil asetat,
asam asetat glasial;
Parsol® 5000 Parsol® 18750
4-Methylbenzylidene Camphor

Parsol® SLX Parsol® HS


Polysilicone-15 Phenylbenzimidazole Sulfonic Acid
Jumlah Ikatan
No Senyawa (Nama Inci) Kelarutan
Konjugasi

kelarutan dalam isopropil miristat


1 Polysilicone-15 30
dan palmitat lebih dari 50%
2 Tris-biphenyl triazine 21

Diethylhexyl butamido Larut dalam fase minyak pada


3 15
triazone basis krim
Disodium phenyl
4 dibenzimidazole 15 larut dalam minyak
tetrasulfonate
Larut dalam minyak; dalam
5 Octyl triazone 15
campuran etanol dan etil asetat
Methylene bis-
6 benzotriazolyl 14 Larut dalam minyak
tetramethylbutylphenol

Bis-ethylhexyloxyphenol
7 12 Larut dalam minyak
methoxyphenyl triazine
PENDAHULUAN
PEWARNA RAMBUT
Sediaan Pewarna Rambut
Pengertian Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI Nomor 34 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor 11983
Tahun 2010 Tentang Kriteria dan Tata Cara
Pengajuan Notifikasi Kosmetika

Pewarna rambut adalah sediaan


kosmetika yang digunakan dalam
tata rias rambut untuk mewarnai
rambut
Sifat Pewarna Rambut Ideal

Memiliki kestabilan
secara fisika dan kimia
Tidak berbahaya
yang baik pada
rambut.

Kompatibel dengan
produk perawatan Stabil dalam larutan
rambut lainnya.

Memiliki afinitas yang


Tidak selektif baik terhadap keratin
rambut

Harry, Ralph Gordon. Harry’s Cosmeticology Eighth Edition. 2000. Boston: Chemical Publishing
Faktor Faktor yang Perlu Diperhatikan
dalam Pewarna Rambut
Produk pewarna
Konsentrasi bahan
rambut adalah
pewarna
campuran

Jumlah larutan yang


Durasi pewarnaan
digunakan

Perawatan setelah
Frekuensi penggunaan
pewarnaan

Harry, Ralph Gordon. Harry’s Cosmeticology Eighth Edition. 2000. Boston: Chemical Publishing
Jenis-jenis Pewarna Rambut
Pewarna Pewarna Pewarna
Rambut Rambut semi Rambut
Temporer Permanen Permanen

Pewarna rambut Pewarna rambut Pewarna rambut


sementara dan yang mempunyai dengan daya lekat
mudah dihilangkan daya lekat antara yang lebih tahan
 karena partikel 6-8 minggu dan lama daripada
warna hanya masih tahan pewarna rambut
terdistribusi pada terhadap shampoo semipermanen
permukaan rambut

Harry, Ralph Gordon. Harry’s Cosmeticology Eighth Edition. 2000. Boston: Chemical Publishing
Pewarna Rambut Temporer

Mudah hilang pada satu Bersifat ionik, dengan


kali pencucian rambut BM besar.

Memiliki afinitas yang rendah


Tidak menggunakan terhadap keratin rambut 
basa/ alkali dan H2O2 tidak dapat menembus
korteks rambut

Zat warna terdistribusi


hanya pada permukaan
rambut.

Harry, Ralph Gordon. Harry’s Cosmeticology Eighth Edition. 2000. Boston: Chemical Publishing
Pewarna Rambut Semi Permanen

Perwarnaan rambut dengan daya lekat sekitar 6-8 minggu

Molekul zat warna lebih kecil sehingga dapat terpentrasi


melalui kutikula rambut dan menembus korteks

Tahan terhadap keramas shampo, tetapi jika keramas berulang


kali, maka pewarnaan rambut akan luntur.

Tidak mengandung amonia/peroksida

Harry, Ralph Gordon. Harry’s Cosmeticology Eighth Edition. 2000. Boston: Chemical Publishing
Pewarna Rambut Permanen
Daya lekat jauh lebih lekat dan tetap melekat pada
rambut. Merupakan proses yang paling banyak
digunakan

Menggunakan basa/ alkali dan H202. sistem ini disebut


juga pewarna oksidatif

Pewarnaan bertahan selama 3-4 bulan

Harry, Ralph Gordon. Harry’s Cosmeticology Eighth Edition. 2000. Boston: Chemical Publishing
PEWARNA RAMBUT
SEMI PERMANEN
Pewarna semi permanen
• Pewarna semi permanen merupakan langkah awal untuk konsumen dalam
mewarnai rambut.
• Banyak dipakai sebagai produk dalam menutupi uban.
• Tidak memerlukan percampuran dan tidak mengandung amonia,
peroksida.
• Menawarkan keuntungan : efikasi, simpel, dan bersifat reversibel.
• Kekurangannya : dapat dihilangkan dengan pencucian rambut yang
berulang.
• Pewarna semi permanen juga biasa disebut produk level 1

Harry’s Cosmeticology 8th Ed


Pewarna semi permanen
• Pewarna
yang digunakan pada pewarna rambut semipermanen
umumnya molekulnya lebih kecil
• Sebagian besar digolongan sebagai zat warna nitro

• Warna
yang ditimbulkan umumnya cerah dan tajam, untuk warna
yang sulit didapat seperti kuning atau orange biasanya
menggunakan produk permanen.
• Kelemahan lainnya yaitu keunikannya , tidak dapat diaplikasikan
pada perwarnaan lainnya, sehingga jumlah terbatas yang
dibutuhkan oleh industri jarang menghasilkan skala yang
ekonomis. Akibatnya beberapa senyawa ini cukup mahal

Harry’s Cosmeticology 8th Ed


Golongan Nitrofenilendiamin

• Nitrofenilendiamin adalah kelas pewarna


semipermanen yang paling penting karena
kemudahan sintesisnya dan kisaran warna
yang tersedia--> Bergantung pada isomer
dan substitusi, tersedia spektrum warna dari
kuning ke ungu dengan kisaran 140 nm.
Struktur Umum
Pewarna Semipermanen Golongan Nitrofenilendiamin
yang umum Digunakan pada Rambut

Harry's Cosmeticology, 8th Edition


 Tiga isomer yang digunakan 2-nitro-p-phenylenediamine,4-
nitro-o-phenylenediamin dan 4-nitro-m-phenylenediamine.
 Ketiga isomer tersebut termasuk murah karena bahan awal
materialnya mudah tersedia.
Golongan Nitroaminofenol
• Kisaran warna yang tersedia dari nitroaminofenol cukup besar, ~ 80 nm, bahkan lebih
banyak daripada nitrofeniltamamin.
• Beragam isomer dan kemungkinan substitusi memberikan beragam pilihan warna, yaitu
kuning hingga oranye kemerahan.
• Nitroaminofenol memiliki rentang spektrum yang sama dengan nitrofenilendiamin.
• Sebagian besar pewarna kuning hingga oranye yang digunakan adalah nitroaminofenol,
sedangkan nitrofenilendiamin memberikan warna oranye hingga violet.
• R1-R3 memiliki banyak kemungkinan tersubstitusi, namun umumnya oleh unsur hidrogen,
alkil, hidroksi dan dihidroksialkil.
• Nitroaminofenol memiliki banyak isomer yang tidak tersubstitusi, sehingga memiliki
banyak kemungkinan reaksi.
Struktur Nitroaminofenol
Pewarna Semipermanen Golongan Nitroaminofenol yang
umum Digunakan pada Rambut
Golongan Aminoantraquinon
Aminoantraquinon digunakan untuk melengkapi palet warna pewarna semipermanent.
Golongan ini memberikan warna violet dan biru, dan memperpanjang spektrum sekitar
100nm. Molekul ini secara signifikan lebih besar dari pewarna nitro.

Pewarna ini umumnya digunakan sebagai pewarna disperse, terdiri dari pewarna 40-60%
dan sisanya zat pendispersi.

Sebagian besar AQ menghasilkan residu nondissoluble di bagian bawah wadah.

Menariknya, baik ukuran besar maupun dispersan mencegah penetrasi dan difusi
menyeluruh di seluruh batang rambut.
Golongan Aminoantraquinon
Contoh

Harry, Ralph Gordon. Harry’s Cosmeticology Eighth Edition. 2000. Boston: Chemical Publishing
Pewarna Semipermanen Lainnya
Alasan utama pemilihan pewarna semipermanen adalah ukuran molekul dan sifat
hidrofiliknya dari pada karakter warna yang unik. Contohnya terdapat pada
golongan nitroanilin,dinitroanilin, dan monoazo.

Senyawa Warna Golongan


HC Yellow No 6 Kuning Nitroanilin
HC Yellow No 15 Kuning Nitroanilin
HC Yellow No 2 Jingga Nitroanilin
HC Orange No 1 Jingga Nitroanilin
HC Yellow No 7 Jingga Monoazo
Disperse Black No 9 Jingga Monoazo
2-Hydroxyethyl picramic acid Merah-Jingga Dinitroanilin
Nitroanilin
Monoazo

HC Yellow No. 7
Dinitroanilin
Zat Pewarna Untuk Sediaan Pewarna Rambut
Yang Dilarang Di Indonesia
SENYAWA UNTUK
PEWARNA RAMBUT
PERMANEN
Pewarna Rambut Permanen
• Tersedia dalam bentuk cair, krim, gel, bubuk, dan aerosol.
• Pewarna rambut yang paling popular karena memiliki durasi yang lama dan
fleksibel, karena pewarna rambut permanen adalah satu-satunya produk yang
dapat menerangkan warna dasar rambut pengguna.
• Pewarnaan rambut permanen mampu memberikan warna alami, menguatkan warna
yang gelap, dan lebih tahan lama. Sifat-sifat pewarnaan tersebut dihasilkan oleh
adanya proses oksidasi.
• Pewarna rambut permanen tersusun dari komponen :
1. Gugus aminoaromatik yang memiliki substitusi ortho atau para, disebut sebagai
Primary Intermediate. Komponen dalam pewarna rambut yang mudah teroksidasi
2. Gugus aromatik yang memiliki substitusi meta, disebut sebagai Coupler, yaitu
substrat yang terikat dengan intermediate teroksidasi dan menghasilkan
difenilamin yang tidak berwarna.
3. Oksidan (hidrogen peroksida)
Toksisitas
• Meskipun berguna dalam proses oksidasi pewarnaan rambut permanen, beberapa
bahan pada cat rambut permanen ternyata memiliki efek toksik pada penggunanya
yang terpapar. Berdasarkan laporan-laporan kasus keracunan akibat terpapar
bahan cat rambut, didapatkan informasi bahwa PPD merupakan bahan dalam cat
rambut permanen yang paling sering menyebabkan keracunan.
• PPD merupakan salah satu sensitisizer yang potensial namun memiliki sifat
karsinogenik. Kandungan PPD dalam cat rambut berhubungan dengan
peningkatan resiko tumor ganas pada manusia termasuk multiple myeloma dan
kanker hematopoetik (Elyoussoufi dkk., 2012).
• Respon yang cukup jarang terjadi  Dermatitis atau respon alergi lain.
• Karena efek samping yang langsung ke kulit, bayak negara yang membuat
peraturan dalam penggunaan pewarna rambut permanen dimana diharuskan
untuk melakukan tes “prophetic patch” sebelum melakukan pewarnaan rambut
untuk menentukan batas konsentrasi bahan dalam formula.
• Pemilihan
alkalizing agent dan jumlah peroksida
menentukan karakteristik produk akhir,
• PEWARNA LEVEL 3 : Amonia (atau alkanolamin) + 30 volume H2O2 
pewarna yang paling tahan lama dan menerangkan warna rambut secara
signifikan. Membutuhkan waktu pengaplikasian yang lebih lama, 20-30
menit. Dapat menutupi uban dengan baik.
• PEWARNA LEVEL 2 : Non-amonia (monoetanolamin,
aminometilpropanol) + 10-12 volume H2O2  menghasilkan efek
menerangkan warna rambut sedikit atau tidak sama sekali, namun
menghasilkan efek highlight yang natural/ Membutuhkan waktu
pengaplikasian yang cepat, yaitu sekitar 10 menit. Tidak merubah warna
uban, namun hanya membaurkan uban sehingga mirip dengan warna
dasar rambut dan tidak bisa digunakan untuk rambut dengan uban yang
sangat banyak.
p-phenylenediamine p-aminophenol

m-Phenylenediamine Biru Violet

m-Aminophenol Merah-Coklat Orange

4-Amino-2- Merah-Violet Orange-Merah


hydroxytoluene
Resorcinol Hijau-Coklat Kuning-Coklat

2-Methylresorcinol Violet-Coklat Orange-Coklat

1-Naphthol Biru-Violet Merah-Orange


Struktur Kimia

m-Phenylenediamine

2-Methylresorcinol
4-Amino-2-hydroxytoluene

m-Aminophenol
Resorcinol
1-Naphthol
MEKANISME KERJA
PEWARNA RAMBUT
Pewarna rambut

Ki-Hyun Kim, Ehsanul Kabir, Shamin Ara Jahan. 2016. The use of personal hair dye and its implications for human health. Journal of Environment
International 89–90 (2016) 222–227
TEMPORER NON-
OKSIDATIF
Pewarna Rambut Temporer
Karakteristik pewarna rambut temporer
Senyawa bersifat asam

Berat molekul besar


• Pewarna hanya terdeposit pada permukaan rambut tanpa menembus korteks rambut 
zat warna terdistribusi pada permukaan epikutikel rambut

Bersifat anionik
• Kelarutan dalam air besar, penetrasi ke dalam rambut minimum  warna akan hilang
pada saat pencucian rambut

Bentuk produk tersedia di pasaran: shampoo, emulsi, larutan (solution)

Simone, A.F., et al. 2015. Types of Hair Dye and Their Mechanisms of Action. Open Access Cosmetics. Vol. 2, pg. 110-126.
Karakteristik (lanjutan)
• Pewarna rambut temporer terdiri dari molekul berwarna yang
dinamakan dye deposition, molekul dye hanya berinteraksi dengan
kutikula rambut
• Memiliki affinitas yang rendah terhadap keratin rambut.
• Zat warna terdistribusi pada permukaan epikutikel rambut.
• Zat pewarna: henna, karbon hitam, pewarna asam, senyawa kelas
azo dan antrakuinon.

Harry’s Cosmeticology
• Bahan pewarna melapisi rambut bagian luar
karena adanya gaya kohesi dengan perantaraan
minyak/lemak, polimer gel larut air dan adhesi
polimer resin.
• Memiliki BM besar sehingga efek pewarnaan
hanya terjadi pada permukaan rambut tanpa
mampu menembus korteks rambut
• Produk pewarna rambut tidak mengandung
oxidizing agent (hydrogen peroxide) dan alkaline
agent (ammonia) sehingga kutikula rambut tidak
mengembang selama proses pewarnaan dan
warna alami rambut tetap bertahan ketika rambut
dicuci menggunakan shampo

Ki-Hyun Kim, Ehsanul Kabir, Shamin Ara Jahan. 2016. The use of personal hair dye and its implications for human
health. Journal of Environment International 89–90 (2016) 222–227
SENYAWA SEMI-
PERMANEN NON-
OKSIDATIF
Pendahuluan
• Formulasi ini mengandung pewarna dasar atau kationik dengan massa molar
rendah, yang memiliki afinitas tinggi untuk keratin rambut dan tahan terhadap 3-
6 kali pencucian
• Proses pewarnaan rambut tidak melibatkan reaksi oksidasi
• Aplikasinya sederhana dan berlangsung dari 10 - 40 menit, diikuti dengan
pembilasan
• Beberapa produk tersedia di pasaran: lotion, shampo, mousses dan emulsi.
• Bentuk sediaan kosmetik harus memiliki viskositas ideal sehingga tidak mengalir
selama aplikasi
• Pewarna dengan massa molar rendah hanya sedikit berpenetrasi di korteks
terutama karena nilai pH tinggi dari produk yang mempromosikan kutikula yang
terbuka
Jenis lainnya:
• Produkrambut semipermanen mempromosikan daya tahan warna
rambut utama (tahan hingga 20 kali mencuci) karena mengandung
campuran molekul semipermanen dengan prekursor zat warna
oksidasi, yang diaplikasikan dengan hidrogen peroksida (H2O2).
• Pilihanlain  pencampuran pewarna nitro anilin dengan
pewarna dasar atau asam yang dibutuhkan untuk menghasilkan
warna yang lebih baik dan ketahanan yang lebih besar terhadap
pencucian, mengingat afinitas yang tinggi dari dua keluarga
pewarna. Ruang rambut yang tidak penuh dengan pewarna dasar
akan ditempati oleh nitro anilin promosi warna yang jauh lebih
seragam pada aplikasi pertama.
Molekul yang boleh
digunakan dalam
formulasi kosmetik
untuk pewarnaan
rambut
semipermanen:
Con’td
Nitro Anilin
• Molekul yang terdiri dari turunan aromatik amina atau antrakuinon
netral dan semuanya diklasifikasikan sebagai cincin nuklir mono, di,
atau tri yang sangat polar.
• Pewarna ini tersebar melalui serat rambut dan dipertahankan oleh
ikatan Van de Waals yang lemah.
• Dalam kondisi yang sama, molekul yang lebih besar dengan cincin
tri aromatik dilepaskan lebih lambat dari rambut daripada yang
mononuklir yang lebih kecil
Cont’d
Cont’d
• Pewarna kationik yang ditunjukkan pada tabel tersebut digunakan dalam
pewarnaan sementara dan semipermanen.
• Mereka memungkinkan efek reflektif dan sangat baik untuk efek warna yang
instan.
• Kesamaan antara ukuran molekul kationik memberikan substansifitas pada
rambut secara homogen, memastikan reproduktifitas warna dan ketahanan
terhadap pencucian secara seragam.
• Dengan kata lain, semua pewarna dilepaskan bersamaan selama proses ini
Cont’d
• Kinerja pewarna semipermanen yang baik berhubungan langsung dengan
kelarutan dalam airnya yang besar.
• Secara umum, nitro anilin tidak larut dalam air dan memerlukan turunan glikol
atau glikol, seperti gliserin, untuk dilarutkan dalam formulasi.
• Pelarut khusus, seperti campuran garam kuartener dengan berat molekul tinggi,
seperti Quaternium-80, benzil alkohol, dan glikol digunakan untuk memastikan
tidak hanya kelarutannya dalam formulasi tetapi juga selama penyimpanan
aplikasi dan produk
• Pewarna kationik menunjukkan afinitas yang sangat baik untuk rambut yang
rusak, karena situs positif dari molekul zat warna berikatan dengan situs negatif
pada serat rambut dengan ikatan ionic. Mereka membiarkan ketahanan yang
lebih besar terhadap pencucian bila dibandingkan dengan anilin nitro.
Cont’d
• Pewarna kationik bersifat larut air tetapi tetap harus ditambahkan pelarut
untuk menghomogenisasikan warna dan mencegah rekristalisasi selama
penyimpanan karena molekul yang terrekristalisasi tidak menyediakan
situs pengikatan kationik pada rambut.

• Kontrol pH perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas warna.

• Basa lemah seperti monoetanolamin harus ditambahkan untuk mencapai


pH 9 dan asam lemah seperti 10% larutan sitrat digunakan untuk
menurunkan pH hingga 6.

• Sistem dapar yang dapat digunakan untuk menjaga pH pada produk jadi.
VEGETABLE DYES

• Henna merupakan vegetable dye yang banyak digunakan pada pewarna


rambut yang memberikan warna kemerahan – jingga

• Berasal dari daun kering tanaman Lawsonia alba

• Senyawa yang memberikan warna yaitu 2-hydroxy-1,4-naphthoquinone,


larut air panas dan dapat berikatan dengan keratin rambut pada pH 5.5
METALLIC DYES

• Metallic dyes merupakan turunan dari garam perak, timah, dan bismut.

• Pewarna memberikan warna kehitaman tetapi tidak memberikan efek secara


langsung dan tidak menutupi warna rambut asli secara menyeluruh.
MEKANISME METALLIC DYES

• Produk yang mengandung timah asetat harus diberikan setiap hari dan tidak
memerlukan pencucian

• Garam logam akan berikatan dengan oksigen di udara dan juga akan berikatan
dengan sulfur di keratin rambut.

• Reaksi ini mengahsilkan campuran logam oksida dan sulfida yang tidak larut yang
memberikan efek penggelapan warna pada rambut putih atau keabuan.
Con’t

• Kekurangan pewarna ini bergantung pada keratin rambut

• Reduksi keratin akan menghasilkan warna yang berbeda. Jadi, pada aplikasi
pertama kali dapat memberikan warna kehijauan hingga kekuningan.

• Warna akhir akan terlihat alami karena warna berubah hingga memberikan warna
hitam yang sempurna.
PEWARNA RAMBUT
PERMANEN OKSIDATIF
• Pewarna rambut permanen: memiliki pewarnaan yang bersifat
permanen dan lebih baik, tahan terhadap pencucian dengan
shampo dan faktor lainnya seperti pengeringan dan cahaya 
lebih banyak digunakan.
• Pewarnaan dapat bertahan selama 3-4 bulan
• Perbedaan utama antara pewarna semi permanen dan permanen
adalah AGEN ALKALI yang digunakan.
• Agen pengoksidasi mengakibatkan reaksi yang terjadi di korteks 
mendorong pembukaan kutikula yang memungkinkan penetrasi molekul
pewarna  menghasilkan kompleks warna warni dengan massa molar
yang tinggi sehingga mencegah keluarnya molekul yang terbentuk
• Amonia hidroksida dan etanolamin merupakan agen alkali yang paling
banyak digunakan
• Pewarnaan rambut secara permanen terjadi karena adanya reaksi kompleks
antara prekursor dengan zat pengoksidasinya
• Prekursor dapat dibagi menjadi 2 kategori:
1. Primary intermediate
2. Reaksi modifikasi (Coupler)
• Rekasi yang terlibat dalam pembentukan zat warna permanen  reaksi redoks
yang berkaitan dengan
1. Coupling bases
2. Reaksi modifikasi
3. Agen alkali
4. Agen pengoksidasi
1. Coupling Bases
• Benzen tersubtitusi oleh 2 elektron seperti NH2 dan OH pada posisi para atau
orto sehingga menghasilkan warna
• Dua senyawa utama yang digunakan : p-phenylenediamine (Skema 1) dan p-
aminophenol (Skema 2).
2. Reaksi Modifikasi (Couplers)
• Senyawa aromatik di subtitusi oleh NH2 dan OH pada posisi meta
• Dapat memodifikasi saat digunakan sebagai primary intermediaries dan oksidasi
• Beberapa yang banyak digunakan
3. Alkalizing Compounds

• Senyawa alkali sangat diperlukan untuk proses pewarnaan rambut dalam


hal peningkatan nilai pH yang tepat pada reaksi oksidasi
• Senyawa yang banyak digunakan :
- senyawa amonia berupa amonium hidroksida dan monoetanolamin
- sodium silicate
• Penambahan monoetanolamin (MEA) diperlukan untuk mempertahankan
pH basa saat reaksi oksidasi
4. Agen Pereduksi
• Ditambahkan ke formulasi pewarna untuk menghambat reaksi antara basa dan
reaction modifiers dan mencegah inisiasi reaksi dalam tabung pengemas selama
waktu penyimpanan.
• Contoh: Metabisulfit
5. Antioksidan
• Antioksidan diperlukan untuk menghindari reaksi awal sebelum penambahan
oksidan itu sendiri.
• Dianjurkan untuk menggunakan antioksidan yang larut dalam air karena
memanipulasi basa dan reaction modifiers, yang dapat mengganggu warna akhir
produk  asam erythorbic (AEB).
• Juga dianjurkan untuk menggunakan antioksidan yang larut dalam minyak pada
emulsi sebagai vehicle pewarna rambut  T-butylquinone (TBQ).
6. Oksidan
• Pada dasarnya ada dua jenis oksidan yang digunakan;
• Hidrogen peroksida  vehicle air
• Sodium persulfat  Powder
• Peroksida sangat tidak stabil, membutuhkan penggunaan stabilisator
seperti sodium stannate dan pentasodium pentetate
FORMULASI
PEWARNA
RAMBUT
Penstabil Zat Pewarna Rambut
Antioksidan
• melindungi sediaan dari oksidasi pada pencampuran awal, pembuatan, hingga produk
jadi
• Proses oksidasi memang diinginkan ketika dicampurkannya prekursor warna dengan
agen pengoksidasi, namun proses oksidasi pada masa pembuatan tidak diinginkan
Agen Pengkhelat
• Mengkelat metal, melindungi sediaan pada saat proses Pembuatan

Larutan Buffer
• Untuk menjaga stabilitas warna
• ph basa lemah (ex monoetanolamin) ditambahkan untuk mencapai pH 9 Kemudian
ditambahkan larutan dengan pH asam lemah untuk menurunkan pH menjadi 6
Sumber : Harry’s Cosmeticology, 2001
Penstabil Zat Pewarna Rambut
Reduktor
• Menghambat reaksi antara basa dan reaction modifiers dan Mencegah inisiasi
reaksi dalam kemasan sewaktu penyimpanan
• Contoh : Sodium metabisulfit (MBS), Sodium Sulfite, Ammonium thiolactate

Sumber : Harry’s Cosmeticology, 2001


Bahan Komposisi Fungsi

Asam Oleat 21% Emulgator

Pewarna Sodium Lauryl Sulfate 2% Emulgator anionik

Rambut Oleyl alcohol

Ammonia (28%)
10%

6%
Antifoaming , emolient

Alkalizing agents

Permanen Isopropyl alcohol 10% Pelarut

Propilen glikol 4% Pelarut

Natrium sulfit 0,2% Antioksidan

EDTA 0,05% Pengkelat

p-Phenylenediamine 0,2% Pewarna

Resorcinol 0,3% Pewarna

4-amino-2-hydroxytoluene 0,2% Pewarna

m-Aminophenol 0,1% Pewarna

Aquadest ad 100 Pelarut


Pewarna
Bahan Komposisi (%) Fungsi

etoksidiglikol 3,2 Pelarut

Rambut PEG-8 tallow amide 1,5 Emuliient

Semi
hidroksietilselulosa 1,0 Thickening agent

Cocamide DEA 2,0 Emulgator

Permanen Aminoetilpropandiol

Asam oleat
1,5

1,8
pH adjuster

Emulgator

TEA- 0,9 Alkaliing agent


Dodesilbenzensulfonat

HC Blue no. 2 0,4 Pewarna

Disperse Blue 3 0,3 Pewarna

Disperse Black 9 0,05 Pewarna

HC Yellow No. 4 0,1 Pewarna

HC Red No. 1 0,07 Pewarna

Disperse Violet 1 0,02 Pewarna

HC Orange No. 1 0,01 Pewarna

Aquadest ad 100 pelarut


Bahan Komposisi (%) Fungsi
Pewarna Propilen glikol 3,0 Pelarut

Rambut Hidroksietilselulosa 1,0 Thickening Agent


Natrium Hidroksida 0,04 Alkalizing Agent
Temporer Propil Paraben 0,3 Pengawet
Pengawet 0,4 Pengawet
FD&C Blue 1 0,04 Pewarna
Ext. D&C Violet 2 0,05 Pewarna
D&C Orange 4 0,2 Pewarna
D&C Yellow 10 0,03 Pewarna
D&C Green 5 0,02 Pewarna
FD&C Red 4 005 Pewarna
Aquadest ad 100 Pelarut
Referensi
• Harry’s Cosmeticology, 2001
• Simone, A.F., et al. 2015. Types of Hair Dye and Their Mechanisms of Action.
Open Access Cosmetics. Vol. 2, pg. 110-126

You might also like