You are on page 1of 45

IMOBILISASI LAMA

(PROLONGED IMMOBILIZATION)

DEPARTEMEN/BAGIAN KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI


FK UNLAM - RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN
IMOBILISASI
 Pembatasan fisik dari gerakan yang
mengenai anggota tubuh atau
seluruh tubuh
 Prolonged bed rest  keadaan klinik
“DECONDITIONING”
 Terjadi penurunan kapasitas
fungsional seluruh sistem pada tubuh.
IMOBILISASI LAMA
 Imobilisasi > 2x24 jam.
THE PATHOPHYSIOLOGY OF
IMMOBILIZATION
REST IS GOOD, ESPECIALLY AFTER AN INJURY / DISEASE
BUT PROLONGED REST IS NOT GOOD AT ALL

“BEFORE THEY ADVICE REST, LET EVERY


DOCTOR ASK THEMSELVES WHETHER
THEIR PRESCRIPTION IS REALLY
NECESSARY, AND IF IT IS, HOW LITTLE
WILL SUFFICE”

Prof. W. Melville Arnott

4
STASIS – ATROPHY – PRESSURE = SAP

SAP (noun) : slang for stupid or foolish

SAP (verb) : to weaken or destroy by


degrees

5
PHYSIOLOGIC ALTERATIONS OF
BEDREST
1. STASIS Physiologic alteration Pathologic Compl.

Urine stagnation Bladder distension


Increase Calcium in urine Stone formation
Decreased fecal excretion Constipation / obstipation
Venous pooling DVT  Pulmonary embolism
Decreased movement of Pneumonia
Pulmonary secretions
Joint contracture
Decreased movement of
ligaments and joint fluid

6
2. ATROPHY Physiologic Complication

Decreased bone anabolism Osteoporosis


Decreased muscle use Muscle weakness
Decreased sensory stimuli Incoordination
Decreased vasoconstriction Hypotension
Decreased Heart Size Decreased endurance
Decreased Emotional Stimuli Dependency

7
3. PRESSURE Physiologic Complication

Impaired Circulation to skin Decubitus Ulceration


Impaired conduction of nerve Nerve palsy
Impaired Emotional Control Anxiety and Hostility

8
Sistem Muskuloskeletal
1. KONTRAKTUR
 Keterbatasan luas gerak sendi secara aktif
atau pasif disebabkan gangguan pada sendi ,
jaringan sekitar sendi, otot.
 Paling sering pada tungkai bawah--- otot
yang mengenai 2 persendian--------hip, knee ,
ankle
Pencegahan kontraktur

 Proper positioning
 Latihan ROM/LGS aktif atau pasif-----
mempertahankan /memperbaiki mobilitas
jaringan lunak
 Mobilisasi dan ambulasi dini
 MOBILISASI
 AMBULASI
2. Kelemahan Otot & Atropi
 1-3 % penurunan kekuatan otot per hari
 10-20 % per minggu
 50 % terjadi 3-4 mgg imobilisasi
 Kekuatan yang hilang dalam 1 mgg
membutuhkan waktu 4 mgg utk
kembali dg program maksimal
strengthening
Pencegahan
 Kelemahan otot dilakukan
 Kontraksikan 20 -30 % dari kapasitas
maksimal beberapa detik /hari
 50 % dari kapasitas maksimal satu detik /
hari cukup efektif
 Atropi --- terapi ES ( electrical
stimulation )
3. Disuse Osteoporosis

 Peningkatan resorpsi karena berkurangnya


stimulus (weight bearing, gravitasi dan
aktifitas otot) pada masa tulang.
 Ggn sistem endokrin karena prolonged
immob.
 Terjadi peningkatan eksresi kalsium dan
hidroksiprolin di urin dan kalsium di faeces
Pencegahan
 Weight bearing standing
 Tilt table
 Standing frame
 Tilt table --- segera stlh px stabil
 Dimulai 30 0 dalam1 menit
 Dinaikan bertahap 100 selama 3 -5 hari
atau sesuai toleransi sampai 70 0 selama
30 menit.
Perubahan kardiovaskuler

 Hipotensi ortostatik( postural )


 Gangguan kemampuan pengaturan
dari sistem sisrkulasi pada posisi
upright ( tegak )
 Normal– terjadi vasokonstriksi segera
dan peningkatan HR dan Sistolik .
 Pada immobilisasi lama proses
adaptasi ini menurun atau hilang.
Hipotensi postural
 Tingling
 Burning lower extrem.
 Dizziness
 Lightheadedness
 Fainting
 Vertigo
 Takikardia ( > 20x/men )
 Penurunan sistolik ( > 20 mmhg)
Terapi

 Mobilisasi dini
 Abdominal strengthening
 Isotonik/isometrik exercise tungkai
 Tilt table
 Elastic stocking
 Abdominal binder
Perubahan kardiovaskuler

 Thromboemboli
 Disebabkan karena stasis vena dan
peningkatan viskositas darah dan
hiperkoagulabilitas.
Pencegahan
 ROM aktif
 Kontraksi aktif “ Calf muscle “( ankle
pumping )
 Elevasi tungkai
 ROM pasif ( CPM )
 Compression stocking
 Mobilisasi dini
Terapi (Konsul dr. SpJP)
 Heparin
 Warfarin
 ----------pemeriksaan serial faal
hemostasis
 Ambulasi hari ke 2 / 3
Perubahan sistem respirasi

 Disebabkan mekanikal restriksi dari


pernafasan
 Volume tidal,kapasitas vital , volume
permenit,ventilasi voluntari maksimal
semua menurun
 Penurunan kekuatan otot dan endurance
menyebabkan penurunan pergerakan
diafragma, otot interkostal dan abdominal
 Atelektasis dan pneumonia
hipostatik
 Pencegahan :
 Mobilisasi dini
 Perubahan posisi sesering mungkin
 Fisioterapi dada
 Latihan pernafasan dalam
 Latihan batuk
 Perkusi/vibrasi/postural drainase bila ada
indikasi
Perubahan pada kulit
 Ulkus dekubitus/pressure ulcers
 Patofisiologi
 Tekanan dari luar yang bersifat lokal biasanya
terjadi pada tulang yang menonjol
 Tekanan selama 30 menit----hiperemia yang akan
hilang 1 jam setelah tekanan hilang
 Tekanan 2-6 jam ---iskemia jaringan---butuh
waktu 36 jam setelah tekanan dihilangkan
 Tekanan 6-12 jam--- demarkasi kebiruan yang
jelas yang tidak akan hilang--- nekrosis----2mgg
terjadi ulcerasi
 Faktor resiko dan etiologi
 Faktor biomekanik
 Tekanan
 Friksi
 Kelembaban
 Temperatur
 Robekan
 Faktor biokimia
 Nutrisi yang jelek
 Keseimbangan nitrogen negatif
 Intake vitamin kurang
 Anemia
 Metabolisme kolagen yang jelek
 Sirkulasi yang jelek
 Faktor medis
 Trauma
 Penyakit terutama yang menyebabkan
penurunan mobilitas mis
 Malnutrisi
 Anemia
 Infeksi,orang tua
 Spastisitas yang berat,gangguan
sensibilitas
 Kontraktur,Oedema
 Penurunan kesadaran,stress dan depresi
Klasifikasi
Berdasarkan derajat kerusakan jaringan
Lokasi
 Ischium ( 28 % )
 Sacrum ( 17-27 %)
 Trokanter mayor (12-19 %)
 Tumit ( 9-18 %)
 Lain lain (malleolus, patela, SIAS,
elbow, bahu, telinga, oksiput,
skapula)
Pencegahan
 Positioning, turning,
transfering
 Turning tiap 2 jam
 Elevasi kepala ( maksimal 300 )
 Ganjal bantal pada knee ,ankle
 Pelindung kulit --- selimut halus,
elbow pad. heel pad )
Terapi
 A. terapi sistemik
 Nutrisi --- protein,vit C, Zinc
 Tx anemia
 Mengurangi spastisitas
 Antiobiotik
 Inkontinensia urin
 B.terapi konservative (derajat 1 dan 2)
 C. terapi surgical (derajat 3, 4)
Perubahan gastrointestinal

 Penurunan nafsu makan


 Penurunan sekresi lambung
 Atropi kelenjar intestinal
 Perlambatan kecepatan absorbsi
 konstipasi
Pencegahan
 Intake cairan adekuat
 Diet tinggi serat ( buah dan sayuran)
----- bila tidak kontra indikasi
Perubahan genitourinaria
 Peningkatan diuresis dan sekresi
mineral
 Pembentukan batu
 ISK (infeksi sal. Kencing )
Pencegahan
 Intake cairan adekuat
 Posisi upright
 Sterilitas pada pemasangan kateter
 Pemberian vit C dan antiseptik
Perubahan metabolisme
nutrisi
 Penurunan lean body mass
 Peningkatan lemak
 Gangguan keseimbangan nitrogen
 Kehilangan mineral dan elektrolit
 Hipercalcemia
Perubahan sist. Hormon
 Gangguan toleransi glukosa
 Perubahan irama jantung, ggn respon
suhu dan keringat,
 Gangguan regulasi hormon paratiroid.
Tiroid,adrenal,pituitari.pertumbuhan
Perubahan neurologis, emosi,
intelektual
 Gangguan sensori deprivation
(confusion, disorientasi,koordinasi)
 Penurunan kapasitas intelektual
 Ggn emosi dan tingkah laku
(kecemasan, depresi ,ggn toleransi
nyeri,insomnia)
Pencegahan
 Support keluarga
 Interaksi dg dokter ,perawat
 Tx rekreasi ---------integrasi
psikososial,resosialisasi,dsb

You might also like