You are on page 1of 98

KANKER LEHER RAHIM

Dr. ACHMAD SUPARMONO, SPOG


BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI
RSUD WONOSARI,GUNUNGKIDUL
2019

ejournal.litbang.depkes.go.id/
KANKER SERVIKS
SATU SATUNYA KANKER YANG DIKETAHUI PENYEBABNYA

Penyebabnya adalah

virus human papiloma

(HPV)
Human Papilloma Virus (HPV)
• Merupakan virus DNA yang termasuk famili papoviridae
• Hampir 100 tipe HPV yang teridentifikasi
• Terdapat 30 tipe yang menginfeksi genital
PENYEBAB KANKER SERVIKS : HPV
~50 nm • >>100 genotypes identified2
• 30 – 40 type sexually transmitted
• 20 – 30 anogenital2,3
• Non-oncogenic, low risk types:
HPV-6 & 11 most often associated with
external anogenital warts3
• 15 – 20 rIsiko tinggi onkogenik

• 99% kanker serviks berkaitan dengan HPV

• Mayoritas tipe HPV yang ditemukan adalah


Reprinted from Hagensee ME, Olson NH, Bakers TS, Galloway DA. J Virol.
1994;68:4503–4505

Nonenveloped Virus with dsDNA (7,9kbp) 16 , 18 , serta 31, 33, 45 , 52


1. Howley PM, Lowy DR. In: Knipe DM, Howley PM, eds. Philadelphia, Pa: Lippincott-Raven; 2001:2197–2229. 2. Schiffman M, Castle PE. Arch Pathol Lab Med.
2003;127:930–934. 3. Wiley DJ, et al. Clin Infect Dis. 2002;35(suppl 2):S210–S224. 4. Muñoz N, et al. Int J Cancer. 2004;111:278–285.
70% Kanker Serviks disebabkan oleh HPV 16 dan 181

HPV North America Central South Europe Asia Africa Oceania


Type (%) America (%) (%) (%) (%) (%)
N = 160 N = 3,404 N = 2,058 N = 2,641 N = 544 N = 170
16 72 59 66 60 48 59
18 7 9 7 11 23 20
45 6 7 4 6 10 5
31 3 5 3 3 2 <1
33 3 3 6 3 1 2
52 3 3 2 4 3 <1
58 2 2 1 4 <1 nd
35 nd 2 2 1 5 2
39 1 2 1 1 <1 2

• HPV = human papillomavirus; nd = no data.


• 1. deSanjose S et al. The Lancet Onc. 2010;11:1048–1056. 5
5
PREVALENSI GLOBAL HPV
 Estimasi prevalensi global: 9% - 13%, atau ~630 juta orang1
 Estimasi prevalensi infeksi HPV di beberapa area:

16.8%2a
British Columbia, Canada
13.5%5a
6.5%910b South Wales, UK 13.3%7ac
USA Zhejiang Province, China
50.8% 6a

17.1%3b Conakry, Guinea


Texcoco Sanitary
District, Mexico
11.4%8ad
Indonesia
41.1%4b
Rio de Janeiro, Brazil

aIncludes female data only; bIncludes male and female data; cNo visual cervical lesions or history of abnormal cytology or HPV; dOnly married, widowed, or divorced
women.
1. World Health Organization. Vaccine research and development. www.who.int/vaccines/en/hpvrd/shtml. Accessed December 10, 2010. 2. Moore RA et al. Cancer
Causes Control. 2009;20:1387–1396. 3. Parada R et al. BMC Infect Dis. 2010;10:223. 4. Carestiato FN et al. Braz J Infect Dis. 2006;10:331–336.
5. Hibbitts S et al. Br J Cancer. 2008;99:1929–1933. 6. Keita N et al. Br J Cancer. 2009;101:202–208. 7. Ye J et al. Virol J. 2010;7:66. 8. Vet JNI et al. Brit J Cancer.
2008;99:214–218. 9. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Fact Sheet: Genital HPV. www.cdc.gov/std/HPV/STDFact-HPV.htm. Accessed March 1, 2011.
10. US Census Bureau. US population estimates. http://factfinder.census.gov/servlet/DTTable?_bm=y&-geo_id=01000US&-ds_name=PEP_2009_EST&-
mt_name=PEP_2009_EST_G2009_T001. Accessed March 1, 2011. 6
MASALAH UTAMA KANKER SERVIK DI INDONESIA

Sekitar 48 juta wanita Indonesia berisiko

 Kanker ke dua terbanyak di Indonesia (34% kanker pada perempuan) :


70% stadium lanjut ( > stage IIB)
 Cakupan skrining yang rendah < 5% (idealnya ~ 80%)
DATA KANKER SERVIKS INDONESIA

• Indonesia memiliki 89,07 juta perempuan berusia 15 tahun


ke atas yang beresiko menderita kanker serviks.

• Saat ini diperkirakan terdapat 20.928 perempuan yang


didiagnosis kanker serviks setiap tahunnya dan 9.498 di
antaranya meninggal.

8
Permasalahan di Indonesia

 dtemukan 70 % pada stadium lanjut ( > IIB)


 Angka harapan hidup rendah

 15.000 new cases, 8.000 death 3;


40 – 45 kasus baru
20 – 25 kematian / hari
1 kematian per jam oleh karena Ca Servik

 Cakupan skrining < 5%


( idealnya >80%)

1).Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Badan Registrasi Kanker IAPI,
Yayasan Kanker Indonesia. Kanker di Indonesia Tahun1998. Data Histopatologik.
2). Mochtarom M. Data registrasi Kanker Ginekologik. Bagian Obstetri dan Ginekologi.RSUPN /FKUI, Jakarta 1992
3). IARC, Globocan 2002 database; Summary table by Cancer 2002. http://www-dep.iarc.fr/top.htm.Accessed Feb 1, 2007
RISK of CERVICAL CANCER
AGE
The most AGE 35 – 49 year
35.00

30.00

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

-
<15 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 >75
12

FAKTOR RISIKO INFEKSI HPV


• Berhubungan seksual/ menikah usia muda1
• Berganti-ganti pasangan seksual2
• Pasangan seksual laki-laki yang tidak disunat3
• Perilaku seksual pasangan2
• Usia muda4
• Perempuan: kelompok usia 20–24 tahun
• Laki - laki: kelompok usia 25–29 tahun
• Riwayat merokok2
• Imunosupresi5
• HPV = human papillomavirus.
• 1. Louie KS et al. Br J Cancer. 2009;100:1191–1197. 2. Winer RL et al. Am J Epidemiol. 2003;157:218–226. 3. Svare EI et al. Sex Transm Infect. 2002;78:215–218. 4. Insinga RP et al.
Clin Infect Dis. 2003;36:1397–1403. 5. Koutsky L. Am J Med.1997;102:3–8.
12
ANATOMI SERVIKS

13
www.litbang.depkes.go.id ejournal.litbang.depkes.go.id
ORGAN REPRODUKSI WANITA

14 14
ANATOMI SERVIKS

Epitel kolumnar Ovula nabothi

Epitel skuamosa
metaplasia
Sambungan
Skuamo Kolumnar baru
ANATOMI SERVIKS

Epitel Skuamosa

Epitel Kolumnar

Epitel Skuamosa

Epitel Kolumnar

Sambungan Skuamo kolumnar (SSK)

16
SSK
17
Epithelium
MENGENAL SSK
Zona Transformasi
SSK baru

SSK lama

Epitel kolumnar

Metaplasi epitel
skuamosa
Epithelium
Epithelium
18
Zona Transformasi

Daerah antara SSK baru dan SSK


asli
Perubahan karena usia
Tertutup epitel skuamosa
metaplasia
Rentan terhadap perubahan
neoplasia

19
www.litbang.depkes.go.id ejournal.litbang.depkes.go.id
LOKASI SSK DAN ZONA TRANSFORMASI

ANAK-ANAK REMAJA PEREMPUAN PASCA PEREMPUAN PASCA


REMAJA/ DEWASA MENOPAUSE
KANKER SERVIKS

21
TAMPILAN SERVIKS

Normal Lesi Pra kanker


22
PERJALANAN PENYAKIT

www.litbang.depkes.go.id ejournal.litbang.depkes.go.id
PERJALANAN ALAMIAH

Lesi Prakanker Kanker

HPV ------------------- 3-17 tahun-------------------------

Displasia Displasia Displasia Karsinoma Karsinoma


ringan sedang keras Insitu invasif
NIS I NIS II NIS III

www.litbang.depkes.go.id ejournal.litbang.depkes.go.id
PERJALANAN PENYAKIT KANKER SERVIKS
Waktu Bulan Tahun

Normal HPV infection; NIS I NIS II NIS III KANKER


epithelium koilocytosis SERVIKS

Low grade squamous intraepithelial High grade squamous intraepithelial lesion


lesion (ASCUS/LSIL) (HSIL)

From incident to persistent HPV infection


Spontaneous regression

Skrining
Terapi
7-8 TAHUN
SEROKONVERSI
INFEKSI INFEKSI AWAL
RATA-RATA KLASIK 15 TH
9 BULAN
RESPON IMUN

Sustained clinical remission 8-


30 M
9,8 months
75-90%
Incubation Active growth Host DNA-ve
(1–6 months) (3–6 months) containment
(3–6 months)
10-25% Re-infeksi

DNA-ve DNA+ve
PERSISTEN
INFEKSI BERULANG
8,9-14,8 months 4,5
2,3

4 TH

PERJALANAN KANKER SERVIKS High grade lesion

2 TH

Modified from Stanley M. Vaccine 2006;24S1:S1/16–22. KANKER SERVIKS


(2). Molden T, et al. Int J Cancer.2005:973-6. (3) Rozendaal L, etal. Int J Cancer 1996;68:766-9 (
4).Franco EL, etal. J Infect Dis 1999;180:1415-23. (5)Munoz N, etal. J Infect Dis 2004;190:234-42 26
Faktor Risiko
Kanker Leher Rahim :

merokok
Sistem imun menurun

Berganti-ganti
Pasangan seksual

Ibu & saudara perempuan


terkena kanker leher rahim

Usia hub sex <20 tahun

Penyakit menular seksual Riwayat papsmear sblmnya abN


PENCEGAHAN
KANKER SERVIKS

28
www.litbang.depkes.go.id ejournal.litbang.depkes.go.id
KANKER YANG BERHUBUNGAN DENGAN INFEKSI HPV

Estimated HPV Estimated HPV16/18


Site of Cancer Na
Prevalence (%) Prevalenceb (%)
Cervix1 492,800 100 70
Vulva2 1,664 41 36a
Vagina2 172 73 58
Penis2 1,669 49 38
Anus1 30,400 90 83
Mouth1 274,300 3 2.9
Oropharynx1 52,100 12 10.7

Number of vulvar cancers tested for HPV 16/18 prevalence was 1,604.
a
Estimated HPV 16/18 prevalence (%) is a percentage of the total "N" for each cancer type.
b
HPV = human papillomavirus.
N=number tested.
1. Parkin DM, Bray F. Vaccine. 2006;24(S3):S11–S25. 2. WHO/ICO Information Centre on HPV and Cervical Cancer (HPV Information Centre). Human Papillomavirus and Related
Cancers in World. Summary Report 2010. www.who.int/hpvcentre. Accessed: December 10, 2010.
29
PREVALENSI HPV PADA PEREMPUAN
DENGAN SITOLOGI NORMAL1
40

30
Prevalence (%)

Africa
20 Americas
Asia
Europe
10
95% CI

0
<25 25–34 35–44 45–54 55+
Age (years)

CI = confidence interval; HPV = human papillomavirus.


1. WHO/ICO Information Centre on HPV and Cervical Cancer (HPV Information Centre). Human Papillomavirus and Related Cancers in World. Summary30Report
30
2010. www.who.int/hpvcentre. Accessed: December 10, 2010.
Kanker servik
•Penyebabnya jelas  HPV

•Perjalanan penyakit diketahui

•Pencegahan penyakit : primer dan sekunder

ejournal.litbang.depkes.go.id/
PENCEGAHAN PRIMER DAN SEKUNDER
• Pencegahan Primer
• Untuk orang-orang tanpa bukti klinis terkena penyakit
contoh : vaksinasi, edukasi

• Pencegahan Sekunder
• Untuk orang-orang dengan bukti klinis terkena
• Untuk memperlambat atau menstop perjalanan
penyakit
contoh : skrining dengan Pap”s smear, IVA
Vaksinasi HPV
• Mudah dilakukan
• Sumber daya manusia banyak
• Masarakat memahami/terbiasa dengan vaksinasi
• Proteksi yang lama
• Biaya cukup mahal
• Belum ada program pemerintah
• Penggunaan vaksinasi masih terbatas
Vaksin profilaksi untuk HPV
(Kanker Servks)

• Merck quadrivalent, • GSK bivalent, mengandung


mengandung antigen HPV tipe 6, antigen HPV tipe 16 dan 18
11, 16, 18 • Dengan nama dagang “Cervarix”
• Dengan nama dagang • Cara pemberian:
“ Gardasil” 0, 1. 6 bulan, secara i.m. di deltoid
• Dengan cara pemberian
0, 2, 6 secara i. m. di deltoid
Kapan dan kepada siapa diberikan vaksinasi
• Wanita : mulai umur 7- 9 tahun ( belum menstruasi )
wanita dewasa ( tes Anti HPV dulu )
pemberian 3 kali. Interval 2-4bulan ( 0,2,6)

. Pria : diberikan seawal mungkin

ejournal.litbang.depkes.go.id/
PENCEGAHAN
VACCINATION DOWN STAGING

NORMAL HPV
PRECANCER CANCER
CERVIX INFECTION

SCREENING TREATMENT

36
Take home messages
1.Kanker servik jelas penyebab dan perjalanan penyakitnya
2.Kanker servik prevalensi di indonesia tinggi ( stadium lanjut )

3.Pencegahan kanker serviks di Indonesia yang akan dapat segera


dilakukan segera dan menyeluruh

4.Pencegahan Primer dengan:


Edukasi
Vaksinasi HPV
5.Pencegahan Sekunder dengan IVA
TERIMA KASIH
Skrining/deteksi dini
Kanker serviks
Sasaran & Tujuan
Pogram Pencegahan Kanker Serviks

• Menurunkan insiden dan mortalitas


kanker serviks
• Deteksi awal penyakit
• Pengobatan seawal mungkin penyakit
(HSILs dan LSILs) mencegah
perkembangan menjadi kanker ivasif
• Mengunakan tes skrining yang sesuai
• Biaya murah
• Aman & dapat diterima
• Sensitivitas & spesitifitas tinggi
Permasalahan Yang ada

• Deteksi dini/skrining tidak kontinue


• Pemerintah kurang Peduli
• Dana tidak tersedia
• Sarana/Prasarana
• Tindak lanjut tidak ada
METODE DETEKSI DINI KANKER SERVIKS
IVA /SITOLOGI (PAP SMEAR), TES HPV-DNA

IVA(-) / SITOLOGI (-) / HPV-DNA (-) IVA (+) /SITOLOGI (+) / HPV(+)

SKRENING RUTIN
IVA (PEMERIKSAAN
GINEKOLOGI)
SITOLOGI (1 TH)
KOLPOSKOPI IVA (+)
HPV-DNA (3 TH)
KRIO
Pap’s smear
• Pelaksanaan relatif mudah
• Sumber daya masih terbatas
• Biaya relatif mahal
• Harus dilakukan secara teratur
• Cakupan terbatas, di Indonesia baru 5 %
• Belum ada program pemerintah
• Pemeriksaan hasil oleh dr.sp PA
IVA (Inspeksi Visual dengan aplikasi Asam asetat)
• Mudah dilakukan
• Dapat dilakukan setiap saat
• Dapat dilakukan oleh tenaga terlatih
• Sumber daya manusia cukup
• Biaya murah
• Dapar dijangkau semua kalangan masarakat
• Belum ada program pemerintah ?
TES IVA
(Inspeksi Visual dengan Aplikasi Asam
Asetat)
Tapis dan Obati (See and Treat)
Dampak sangat besar bila...
bila

•Dapat dilakukan di sistem pelayanan kesehatan tingkat


sederhana
•Dapat dilakukan pada kunjungan yang sama
•Dapat dilakukan oleh Dokter umum, bidan atau perawat
terlatih
•Efektifitas kesembuhan yang sangat baik dengan rasio biaya-
manfaat yang baik untuk pengobatan lesi prakanker serviks.
Tapis dan Obati (See and Treat)
Dampak sangat besar bila...
bila

•Dapat dilakukan di sistem pelayanan kesehatan tingkat


sederhana
•Dapat dilakukan pada kunjungan yang sama
•Dapat dilakukan oleh Dokter umum, bidan atau perawat
terlatih
•Efektifitas kesembuhan yang sangat baik dengan rasio biaya-
manfaat yang baik untuk pengobatan lesi prakanker serviks.
SIAPA YANG HARUS MENJALANI TES IVA

Semua perempuan usia 30-50 tahun


KAPAN HARUS MENJALANI TES IVA

• kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk saat


menstruasi, saat asuhan nifas atau paska keguguran.

• kunjungan ulang untuk tes IVA setiap 5 tahun


SKRINING DENGAN IVA
KRIO

IVA POS BIOPSI

IVA KOLPOS

IVA NEG FOLLOW UP


SKRINING

SENSITIVITAS SPESIFISITAS
IVA 69 – 88% 78%
TES DNA- HPV 94.6 % 63.2 %
PAP SMEAR 55.4% 96.8 %
TES DNA-HPV+ PAP SMEAR 100 % 92.5%
NPV OF HPV-DNA TEST WAS 97-100%

Mayrand MH, Duarte-Franco E, Rodrigues I, etal. NEJM.2007;357:1579-88.

51
Keuntungan Skrining dengan IVA
• IVA paling tidak seefektif seperti Pap’s smear dalam
mendeteksi penyakit
• IVA perlu logistik yang lebih sedikit
• Hambatan teknis juga lebih sedikit
• Studi di Afrika Selatan, India dan Zimbabwe menunjukkan
IVA sebagai alternatif yang baik dari Pap smear
• Studi terakhir mebuktikan bahwa IVA pilihan cara untuk
skrining untuk negara dengan sumber daya yang rendah

52
Mengapa IVA Alternatif Yang Praktis Dibanding
Pap’s Smear
Aman, mudah dikerjakan dan murah
Dapat dilatihkan pada semua tenaga kesehatan
Semua peralatan dan material ada disemua tempat
Hasilnya segera diperoleh
Dapat segera dilakukan terapi dengan rawat jalan
Cocok untuk keadaan sumber daya kurang
KEUNTUNGAN DAN Keuntungan IVA:
KERUGIAN IVA Non –invasif
 Mudah-murah
 Di Puskesmas
 Hasil LANGSUNG
 Sensitivitas,spesifisitas memadai

Pelaksana IVA:
• Bidan
• Perawat terlatih
• Dokter
• Dokter spesialis

Kerugian IVA:
•Pada menopause sering tidak dapat
diterapkan
Sarana IVA
•Meja periksa
•Sumber cahaya (lampu atau senter)
•Spekulum cocor bebek (Cusco or Graves)
•Rak atau wadah peralatan
DAPAT DILAKUKAN DI PUSKESMAS ATAU
TEMPAT PRAKTEK BIDAN ATAU DOKTER
TERIMA KASIH
PETUNJUK TEKNIS
PEMERIKSAAN IVA &
PENGAMBILAN
SAMPEL SERVIKS

www.litbang.depkes.go.id ejournal.litbang.depkes.go.id
ALUR PENELITIAN
Wanita
(memenuhi kriteria sebagai Responden)

Wawancara dan kuisioner

Pengambilan Usap serviks Dikirim ke Lab. Litbangkes

Pemeriksaan IVA

Negatif Positif

Krioterapi/Rujuk
PERSIAPAN PENGAMBILAN SAMPEL SERVIKS &
PEMERIKSAAN IVA (1)

• Meja periksa ginekologi • Larutan asam asetat 5%


• Lampu sorot/ lampu pijar 100 W • Kapas lidi besar
• Sarung tangan • Endocervical brush dan
• Masker medium collection
• Spekulum vagina (S,M,L) • Larutan klorin 0,5%
• Kapas yang sudah dibasahi • Perlak
dengan NaCl atau aqudest • Biohazard bag
• Larutan fisiologis atau larutan • Alkohol 70%
NaCl 0,9%
PERSIAPAN PENGAMBILAN SAMPEL SERVIKS &
PEMERIKSAAN IVA (2)
CARA MEMBUAT ASAM ASETAT 5%

• Cuka dapur, yang


mengandung asam asetat
25%.
• Campurkan satu bagian
cuka dapur dengan 4
bagian air.

63
TAHAPAN PENGAMBILAN SAMPEL SERVIKS
&PEMERIKSAAN IVA (1)

• Kontrol persiapan alat dan bahan, serta


kelengkapan alat pelindung diri (APD)
• Tempelkan stiker ART pada bagian luar botol
medium collection dengan posisi memanjang.
Penting : Satu responden satu nomer stiker
ART
• Responden tidur di meja pemeriksaan dg
posisi litotomi (kedua kaki ditekuk dan tumit
kaki mendekati pantat, atau kedua kaki
disanggahkan ke penyanggah kaki bila
tersedia) 64
TAHAPAN PENGAMBILAN SAMPEL SERVIKS &
PEMERIKSAAN IVA (2)

• Dokter/ bidan pemeriksa  cuci


tangan dengan sabun dan air bersih
yang mengalir, keringkan dengan
kertas tissue sekali pakai
• Menggunakan alat pelindung diri
(APD)  mulai dari jas lab, masker,
dan sarung tangan. Setelah
menggunakan sarung tangan, jangan
banyak menyentuh benda yang tidak
steril
TAHAPAN PENGAMBILAN SAMPEL SERVIKS &
PEMERIKSAAN IVA (3)
Inspeksi/periksa genitalia eksternal & lihat apakah terjadi discharge
pada mulut uretra. Palpasi kelenjar skene’s and bartholin’s.

66
TAHAPAN PENGAMBILAN SAMPEL SERVIKS &
PEMERIKSAAN IVA (4)

• Amati  sekresi cairan/ fluor, papul, ulkus pada daerah sekitar vulva
 bersihkan dengan kapas basah
• Ambil spekulum steril, basahi larutan NaCl 0,9% yang dialirkan
langsung dari botolnya.
TAHAPAN PENGAMBILAN SAMPEL SERVIKS &
PEMERIKSAAN IVA (6)

Masukkan spekulum yang sudah basah tersebut ke dalam vagina dan buka secara
lembut sehingga portio terlihat jelas.

Amati leher rahim apakah ada infeksi (cervicitis) seperti discharge/cairan keputihan
mucous ectopi (ectropion); kista nabothy atau kista nabothian, nanah atau lesi “
ejournal.litbang.depkes.go.id/
strawberry” (infeksi trichomonas).
TAHAPAN PENGAMBILAN SAMPEL SERVIKS (7)
•Masukkan ujung sikat (endocervical brush)
ke dalam kanal endoserviks
•Tekan secara lembut sampai ujung sikat
(endocervical brush) melengkung menghadap
ke ektoserviks
•Tetap ditekan secara lembut sambil memutar
sikat dari arah jam 12 yang diputar 360˚ searah
jarum jam sebanyak 5 kali. Endocervical brush
diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk.
TAHAPAN PENGAMBILAN SAMPEL SERVIKS (8)

• Tarik alat pengumpul (sikat) dan lepaskan


kepala sikat (endocervical brush) kedalam
Liqui Prep™ preservative solution dan
tutup pot medium secara sempurna
dengan putaran yang tepat hingga
mengeluarkan bunyi sebanyak 2 kali.
• Cek kembali apakah stiker identitas
responden sudah tertempel.
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN IVA
www.litbang.depkes.go.id ejournal.litbang.depkes.go.id
PEMERIKSAAN IVA (1)
• Setelah selesai pengambilan usap serviks, responden
dilanjutkan dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam-
asetat).
• Bersihkan serviks dengan menggunakan kapas lidi bersih dari
cairan yang keluar, darah atau mukosa dari leher rahim.
• Identifikasi ostium servikalis dan amati sambungan sambungan
skuamo kolumnar (SSK) serta daerah di sekitarnya.
• Pada SSK yang tidak terlihat  tetap lakukan IVA.

72
PEMERIKSAAN IVA (2)
• Responden dengan kecurigaan kanker serviks  pemeriksaan
IVA tidak dilakukan  pasien di rujuk.
• Basahi kapas lidi dengan larutan asam asetat dan oleskan pada
leher rahim. Bila perlu, gunakan kapas lidi bersih untuk
mengulang pengolesan asam asetat sampai seluruh
permukaan leher rahim benar-benar telah dioleskan asam
asetat secara merata. Buang kapas lidi yang telah dipakai.

73
PEMERIKSAAN IVA (3)
• Setelah leher rahim dioleskan larutan asam asetat, tunggu
selama 1 menit agar diserap dan memunculkan reaksi
acetowhite.
• Periksa SSK dengan teliti. Lihat apakah leher rahim mudah
berdarah. Cari apakah ada bercak putih yang tebal atau epithel
acetowhite yang menandakan IVA positif.

74
PEMERIKSAAN IVA (4)
• Bila perlu, oleskan kembali asam asetat/usap rahim dengan
kapas lidi bersih untuk menghilangkan mukosa, darah /debris
yang terjadi saat pemeriksaan dan mungkin mengganggu
pandangan. Buang kapas lidi yang telah dipakai.
• Bila pemeriksaan visual pada leher rahim telah selesai,
gunakan kapas lidi yang baru untuk menghilangkan sisa asam
asetat dari leher rahim dan vagina.

75
PEMERIKSAAN IVA (5)
• Lepaskan spekulum secara halus dan rendam di dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit untuk desinfeksi.

ejournal.litbang.depkes.go.id/
KASIVO

www.litbang.depkes.go.id ejournal.litbang.depkes.go.id
Empat Langkah Pemeriksaan IVA

78
Pada serviks di
atas Ya, dapat

1. KaSIVO
2. Kanker? SSK
3. IVA KaSIVO
4. Krioterapi

79
Dokumentasi dengan Kamera Digital

Sebelum asam asetat Setelah asam asetat

Dokumentasi dr. Laila 2007


Kriteria penilaian IVA

I. Normal

II. IVA positif : ditemukan bercak putih

III. Kanker serviks


TAMPILAN I V A

I. NORMAL

OVULA NABOTI

EKTOPI SERVIKS

82
II. TAMPILAN I V A +
Tampak Bercak putih (Aceto White Epithelium)

LESI PRA KANKER


Lesi intra epitel serviks
derajat rendah ~ NIS I

III. KANKER SERVIKS

83
Signifikansi Non klinis
Lesi Acetowhite (White Epitel)

Jauh dari SSK Garis putih dekat os


(endoserviks)

Putih pucat Bintik putih pucat pada


os (endoserviks)

Larik acetowhite Positif

84
Signifikansi Klinis
Lesi Acetowhite (White epitel)

Daerah acetowhite dengan batas


jelas, rapat, opak di TZ dekat dengan
atau bersinggungan dengan SSK
adalah tanda diagnosis NIS
Kista
Naboti

87
Langkah 1:
AN ini menunjukkan kanker?
Apakah serviks
TIH
LA

TIDAK
Langkah 2:
ANterlihat?
Apakah SSK
H
T I
LA

YA

Tunjukkan SSK
89
AN
TIH
LA

90
Langkah 3:
Apakah IVA A N atau
Langkah
(+) 1: apakah iserviks ini menunjukkan kanker?
(-)
H
TI
LA

(+)

Tunjukkan bagian yang positif

91
Langkah 4:
AN dilakukan terapi krioterapi?
Apakah dapat
H
TI
LA

YA

92
2
A N
TIH
LA

TIDAK

Langkah 1:
Apakah serviks ini menunjukkan kanker? 93
Tunjukkan SSK
2
A N
TIH
LA

YA

Langkah 2:
Apakah SSK terlihat? 94
2
A N
TIH
LA

95
Tunjukkan bagian yang positif
2
A N
TIH
LA

(+)

Langkah 3:
Apakah IVA (+) atau (-) 96
2
A N
TIH
LA

YA

Langkah 4:
Apakah dapat dilakukan krioterapi? 97
TERIMA KASIH

You might also like