You are on page 1of 52

Operating Theater Management

and Guidlines for Surgeon


dr. Herry Setya Yudha Utama, SpB, MHKes, FInaCS
CHAPTER I INTRODUCTION
Background
Hospitals as one of the individual health care facilities are part of health resources
that are needed in supporting the implementation of health efforts.
For the optimization of these positive results and contributions, it must be pursued
the inclusion of health efforts as the main principle of national development
programs.
Technical Requirements of the
Operating Room of this Hospital,
intended as a technical reference
Purpose for the physical facilities of the
building and its utilities so that
the hospital provides adequate
health services for the community
as needed.
Main Goal
Technical Guidelines of the Hospital Operating Room will be a reference for hospital
managers, especially operating room managers and can be a reference for
consultant planners in making the design of operating room buildings, so that each
party can have the same perception.
Definition
1. The Building.
2. Hospital Instalations.
3. Facilities.
4. Infrastructures.
5. Operating Theater.
Continued..
6. Registration Room.
7. Introductory waiting room.
8. Transfer Room.
9. Patient Waiting Room (Holding Room).
10. Patient Preparation Room.
11. Induction Room.
Continued..

12. Surgical Equipment/Instruments Preparation Room.


13. Operating Room.
14. Recovery Room
15. Infant/ Neonate Resuscitation Room.
16. Changing room (Loker).
Continued..
17. Doctor's Room.
18. Scrub Station.
19. Dirty Utility Room (Spoel Hoek, Disposal).
20. Linen Room.
21. Surgical Equipment Storage Room.
22. Cleaning Equipment Storage Room (Janitor).
Scope of Requirements
• The scope of material for the Technical Guidelines for Building (Facilities)
and Operating Room Infrastructure for this Hospital is as follows:
Chapter I Introduction.

• Provide an overview covering the background, aims and objectives, as well


as the scope of the guide material.
Chapter II : Technical Requirements for Hospital Operating Room
Buildings (Facilities).
• Provide an overview of the flow of activities in the Hospital Operating Room
building, space requirements, zoning and general requirements for surgical
installation building components.
Chapter III : Technical Requirements for Hospital Operating Room
Infrastructure (Utilities).

• Provide an overview of building utility requirements that meet building safety


requirements, building health, comfort and convenience.
Chapter IV : Closing.
BAB II PERSYARATAN TEKNIS
BANGUNAN (SARANA) RUANG OPERASI RUMAH SAKIT

• Umum.
1. Setiap bangunan (sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit merupakan tempat untuk
melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut, yang membutuhkan
kondisi steril dan kondisi khusus lainnya.
2. Fungsi bangunan (sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit dikualifikasikan
berdasarkan tingkat sterilitas dan tingkat aksesibilitas.
Alur Sirkulasi Ruang.
LOKER RUANG DOKTER

SCRUB STATION R. UTILITAS


KOTOR

C.S.S.D
RUANG BEDAH

GUDANG
STERIL

RUANG RUANG
RUANG
RESUSITASI
I.C.U
NEONATUS PEMULIHAN
(PACU)

R. PERSIAPAN/
INDUKSI

R. TRANSFER &/
R. TUNGGU RUANG RAWAT RUANG RAWAT
PASIEN
BAYI INAP

RUANG
PENDAFTARAN
Pembagian Zona pada Sarana Ruang Operasi Rumah Sakit.
1. Ruangan-ruangan pada bangunan (sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit dapat dibagi kedalam beberapa zona.

Keterangan :
Zona di atas 5 = Area Nuklei Steril (Meja Operasi)
meja Operasi
4 = Zona Resiko Sangat Tinggi (Steril
dengan prefilter, medium filter dan
5 4 hepa filter, Tekanan Positif)
Kamar Bedah 3 3 = Zona Resiko Tinggi (Semi Steril
Kompleks Kamar Bedah dengan Medium Filter)
2 = Zona Tingkat Resiko Sedang
Area penerimaan pasien 2
(Normal dengan Pre Filter) 1 = Zona
Area di luar Instalasi Bedah
1 Tingkat Resiko Rendah (Normal)
2. Sistem zonasi pada bangunan Ruang Operasi Rumah Sakit bertujuan
untuk meminimalisir risiko penyebaran infeksi (;infection control) oleh
micro-organisme dari rumah sakit (area kotor) sampai pada kompleks
ruang operasi.

3. Sistem zonasi tersebut menyebabkan penggunaan sistem air


conditioning pada setiap zona berbeda-beda. Ini berarti bahwa petugas
dan pengunjung datang dari koridor kotor mengikuti ketentuan berpakaian
dan ketentuan tingkah laku yang diterapkan pada zona.
4. Aliran (flow) bahan-bahan yang masuk dan keluar Ruang Operasi
Rumah Sakit juga harus memenuhi ketentuan yang spesifik.

5. Aspek esensial dari system zonasi ini dan layout/denah bangunan


Ruang Operasi Rumah Sakit adalah mengatur arah dari tim bedah,
tim anestesi, pasien dan setiap pengunjung serta aliran bahan steril
dan kotor.
6. Dengan menerapkan sistem zonasi ini dapat meminimalkan risiko infeksi
pada paska bedah. Kontaminasi mikrobiologi dapat tim bedah, tim
anestesi, pasien dan setiap pengunjung serta aliran bahan steril dan
kotor.disebabkan oleh :
a. Phenomena yang tidak terkait komponen bangunan, seperti :
• mikroorganisme (pada kulit) dari pasien atau infeksi yang mana
pasien mempunyai kelainan dari apa yang akan dibedah.
• petugas ruang operasi, terkontaminasi pada sarung tangan dan
pakaian.
• kontaminasi dari instrumen, kontaminasi cairan.
b. Persyaratan teknis bangunan (sarana), seperti :

• Denah (layout) sarana Ruang Operasi Rumah Sakit. Jalur yang salah dari aliran
barang “bersih” dan “kotor” dan lalu lintas orang dapat dengan mudah terjadi
infeksi silang.
• Sebagai upaya pencegahan dan pengendalian infeksi silang yang disebabkan oleh
alur sirkulasi barang “bersih” dan “kotor” dan alur sirkulasi orang, maka harus
dilengkapi dengan standar-standar prosedur operasional.
• Area-area dimana pelapis struktural dan peralatan yang terkontaminasi.
• Aliran udara. Udara dapat langsung (melalui partikel debu pathogenic) dan tidak
langsung (melalui kontaminasi pakaian, sarung tangan dan instrumen) dapat
menyebabkan kontaminasi. Oleh karena itu, sistem pengkondisian udara
mempunyai peranan yang sangat penting untuk mencegah kondisi potensial dari
kotaminasi yang terakhir.
Aksesibilitas dan Hubungan Antar Ruang
1. Aksesibiltas.
Keterangan area Persyaratan
minimum
Area bebas lalu lintas (antara pegangan 2,30 m
tangan=rail)
Sama diatas, apabila tempat tidur harus 2,40 m
mampu berputar.
Lebar bebas dari lorong ke akses area  
tempat tidur (ruang operasi, area 1,10 m
persiapan, dan lain-lain)
2. Hubungan antar ruang.
Persyaratan dasar berikut diterapkan untuk hubungan antar ruang dalam
bangunan (sarana) instalasi bedah.

• Bangunan (sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit harus bebas dari lalu lintas dalam
lokasi rumah sakit, dalam hal ini lalu lintas melalui bagian Ruang Operasi Rumah Sakit
tidak diperbolehkan.
• Bangunan (sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit secara fisik disekat rapat oleh sarana
“air-lock” di lokasi rumah sakit.
• Kompleks ruang operasi adalah zone terpisah dari ruang-ruang lain pada bangunan
(sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit.
• Petugas yang bekerja dalam kompleks ruang operasi harus diatur agar jalur yang
dilewatinya dari satu area “steril” ke lainnya dengan tidak melewati area “infeksius”.
Kebutuhan Ruang
1. Zona Resiko Sangat Tinggi (Ruang operasi = Zone 4)
a.Ruang operasi Minor.
1) Denah (Layout).

Ruang operasi untuk bedah minor atau tindakan endoskopi dengan


pembiusan lokal, regional atau total dilakukan pada ruangan steril. Kegiatan
induksi/anastesi dan penyiapan alat untuk bedah minor dapat dilakukan di
ruang operasi dan bak cuci tangan (scrub-up) ditempatkan berdekatan
dengan bagian luar ruangan ruang operasi ini.Area yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan pembedahan minor, ± 36 m2, dengan ukuran ruangan
panjang x lebar x tinggi adalah 6m x 6m x 3 m.
2) Peralatan utama pada ruang operasi minor ini adalah :
b. Ruang operasi Umum (General Surgery Room).
1) Denah (Layout)
Area yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pembedahan umum minimal 42
m2, dengan ukuran panjang x lebar x tinggi adalah 7mx6mx3m.
2) Peralatan kesehatan utama minimal yang berada di kamar ini antara lain :
c. Ruang Operasi Besar (Mayor).
1) Denah (layout).
Diantaranya untuk bedah Neuro, bedah orthopedi dan bedah jantung. Kebutuhan
area ruang operasi besar minimal 50 m2, dengan ukuran panjang x lebar x tinggi
adalah 7.2m x 7m x 3m.
Denah (layout) Ruang Operasi Besar
2) Peralatan kesehatan utama yang diperlukan, antara lain 1 (meja operasi khusus),
1 (satu) lampu operasi, 1 (satu) ceiling pendant untuk outlet gas medik dan outlet
listrik, 1 (satu) ceiling pendant untuk monitor, mesin anestesi, dan sebagainya
d. Persyaratan Umum Ruang.
1) Komponen penutup lantai.
2) Komponen dinding.
3) Komponen langit-langit.
4) Pintu Ruang operasi.
2. Zona Resiko Tinggi (Kompleks Ruang operasi = Zone 3)
a.Ruang Induksi
1)Denah (layout).
Area ruang induksi (preoperatif) yang dibutuhkan sekurang-kurangnya 15 m 2.
2)Persyaratan Umum ruangan
a) Komponen penutup lantai.
b) Komponen dinding memiliki persyaratan sebagai berikut :
c) Komponen langit-langit.
d) Pintu ke Ruang Induksi/Persiapan.
b. Penyiapan Peralatan (Preparation Room).
1) Denah (layout).
Denah ruang penyiapan peralatan/instrumen untuk kebutuhan pembedahan pasien ditunjukkan pada gambar
2)Persyaratan Umum ruangan
a) Komponen penutup lantai.
b) Komponen dinding memiliki persyaratan sebagai berikut :
c) Komponen langit-langit.
d) Pintu ke Ruang Induksi/Persiapan.
Continued…..

a. Airlock.
b. Ruang Pemulihan
c. Ruang Scrub Up.
d. Ruang Resusitasi Bayi/ Neonatus
e. Ruang Linen
f. Ruang Penyimpanan Perlengkapan Bedah
g. Ruang Pelaporan Bedah
Zona Tingkat Resiko Sedang (Zone 2)

• Ruang Transfer (;Transfer Room)


• Ruang Tunggu Pasien (;Holding Room)
• Ruang Ganti Petugas (;Ruang Loker)
• Ruang Dokter
• Ruang Perawat
• Ruang Plester
• Ruang Diskusi
• Pantri
Zona Tingkat Resiko Rendah (Zone 1)
• Ruang Tunggu Keluarga Pasien
• Ruang Pendaftaran dan Administrasi
• Ruang Utilitas Kotor (Spoelhoek, Disposal)
• Ruang Penyimpanan Peralatan Kebersihan (Janitor)
Persyaratan Struktur Bangunan Ruang Operasi Rumah Sakit.

1. Bangunan Ruang Operasi Rumah Sakit, strukturnya harus direncanakan kuat/kokoh, dan
stabil dalam memikul beban/kombinasi beban dan memenuhi persyaratan kelayanan
2. Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruh-pengaruh aksi sebagai
akibat dari beban-beban yang mungkin bekerja selama umur layanan struktur
3. Dalam perencanaan struktur bangunan Ruang Operasi Rumah Sakit terhadap pengaruh
gempa
4. Struktur bangunan Ruang Operasi Rumah Sakit harus direncanakan secara detail sehingga
pada kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembebanan, ketahanan terhadap gempa dan/atau
angin, dan perhitungan strukturnya mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.
BAB III PERSYARATAN TEKNIS
PRASARANA (UTILITAS) RUANG OPERASI
RUMAH SAKIT
• Setiap prasarana (utilitas) Ruang Operasi Rumah Sakit merupakan pekerjaan instalasi dan
jaringan yang menyatu dengan bangunan dan lingkungannya.
• Fungsi prasarana Ruang Operasi Rumah Sakit dikualifikasikan berdasarkan tingkat
sterilitas.
• Persyaratan kualitas dasar berikut diterapkan untuk penggunaan peralatan, keandalan
UMUM operasional dari instalasi dan finising, dan lain-lain:
• Risiko kesehatan bagi petugas pada sarana Ruang Operasi Rumah Sakit
• lingkungan di dalam gedung untuk pasien dan petugas dalam sarana Ruang Operasi
Rumah Sakit menjadi dasar perancangan dan pemeliharaan dari instalasi mekanikal dan
elektrikal.
Persyaratan Keselamatan pada Bangunan Ruang Operasi
Rumah Sakit.

1. Sistem proteksi petir.


2. Sistem proteksi Kebakaran.
3. Sistem kelistrikan.
• Sumber daya listrik. 
• Jaringan.
• Terminal.
• Pembumian.
• Peringatan.
4.  Sistem gas medik dan vakum medik.
Persyaratan kesehatan bangunan.
1. Sistem ventilasi.
2. Sistem pencahayaan.
3. Sistem Sanitasi.
 
Persyaratan kenyamanan.

1. Sistem pengkondisian udara.


2. Kebisingan
3. Getaran.
Persyaratan kemudahan.
1. Kemudahan hubungan horizontal.
2. Kemudahan hubungan vertikal.
3. Sarana evakuasi.
4. Aksesibilitas.
BAB IV
SUMBER DAYA MANUSIA BEDAH SENTRAL
Definisi SDM Kesehatan

SDM atau tenaga kesehatan adalah semua orang yang


bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan,
berpendidikan formal kesehatan atau tidak, yang untuk
jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan
a. Jenis Tenaga
SDM di• Tim bedah, terdiri dari :
• Ahli Bedah
Ruang • Asisten Ahli Bedah

operasi • Perawat Instrumen (scrub nurse)


• Perawat Sirculer (cirulating nurse)
• Ahli/ perawat anestesi
• Staf Perawat kamar Operasi
• Perawat kepala kamar operasi
• Perawat pelaksana

• Tenaga lain terdiri dari :


• Pekerja Kesehatan
• Tata Usaha
• Penunjang Medis
Sesuai kebijakan Rumah Sakit dengan
Perhitungan menentukan :

Kebutuhan • Jumlah jam lamanya operasi


• Jumlah hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun
Perawat • Penggunaan ruang operasi
Kamar Bedah • Analisa kegiatan
• Tentukan jumlah hari tidak kerja dalam setahun
Menghitung tenaga harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
Hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun jumlah hari dalam 1 tahun = 365
hari
• Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun
• Jumlah hari minggu = 52 hari
• Jumlah libur nasional = 12 hari
• Jumlah cuti tahunan = 12 hari
• Cuti sakit = 5 hari
• Pengembangan = 5 hari
• Total = 86 hari
• Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun = 365 – 86 = 279 hari
• Jumlah minggu efektif = 279 : 7
• = 40 minggu
• Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun = 40 minggu x 40 jam = 1600 jam/thn
Rumusan Perhitungan Tenaga Kamar Bedah

(Jmlh Jam Keperawatan Perhari x Jmlh Operasi x Jumlah Prwt/tim) + 1 Jam kerja efektif/hari
PENUTUP

Pedoman Teknis Bangunan (Sarana) dan Prasarana Ruang Operasi


Rumah Sakit ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan oleh
pengelola bangunan rumah sakit, penyedia jasa konstruksi,
instansi Dinas Kesehatan, Pemerintah Daerah, dan instansi terkait
dengan kegiatan pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan
pembangunan bangunan rumah sakit dalam pencegahan dan
penanggulangan staer guna menjamin keamanan dan keselamatan
bangunan rumah sakit dan lingkungan terhadap bahaya penyakit.

You might also like