Professional Documents
Culture Documents
PERSALINAN DAN
KELAINAN JIWA
Dr. MARYATI, SST, SPd, MARS, MH
PENGANTAR
Menjadi orangtua seolah merupakan sebuah batu lompatan besar
yang menantang sekaligus menyenangkan. Namun, bagi beberapa
orangtua, khususnya ibu, ada tantangan tersendiri yang mungkin
terjadi di masa pasca melahirkan yakni trauma melahirkan.
Selain disibukkan dengan aktivitas baru mengurus bayi, ada beberapa
tantangan yang terkadang dialami ibu di masa pasca melahirkan.
Baby blues, depresi postpartum, dan psikosis postpartum adalah masalah
mental yang dalam beberapa kondisi terjadi pada ibu baru.
Masalah mental yang juga dapat dialami oleh ibu pascapersalinan atau di
masa nifas.
Masalah mental tersebut sekilas memiliki gejala yang mirip seperti depresi
postpartum, tetapi sebenarnya berbeda.
MASALAH MENTAL YANG DIALAMI DI
MASA NIFAS
Masalah mental tersebut sekilas memiliki gejala yang mirip seperti depresi postpartum,
tetapi sebenarnya berbeda.
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh trauma melahirkan atau trauma persalinan.
Postpartum post-traumatic stress disorder (PTSD) alias gangguan stres pascatrauma.
Trauma melahirkan adalah kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa
menakutkan, entah mengalaminya atau menyaksikannya secara langsung.
KENAPA HAL YG NORMAL BISA
BERDAMPAK?
Beberapa ibu dalam proses ‘alami’ melahirkan dapat memicu trauma berat.
Ibu dengan trauma pasca melahirkan umumnya mengalami mimpi buruk, kecemasan
parah, kilas balik peristiwa (flashback), dan pikiran mengenai peristiwa tersebut.
Kadang kala, perhatian pada proses persalinan lebih banyak ditujukan kepada bayi,
sedangkan kondisi ibu kurang diperhatikan.
Berdasarkan American Psychiatric Association, ibu dengan trauma persalinan selalu
masih terbayang mengenai pengalaman traumatis yang pernah dialami atau
disaksikannya.
APA SAJA GEJALA TRAUMA MELAHIRKAN?
Kebanyakan ibu yang pernah mengalami pengalaman traumatis mungkin
merasa kesulitan untuk menyesuaikan dirinya kembali.
Perawatan postpartum PTSD yang tepat dapat memperbaiki gejala yang
dialami ibu.
Gejala trauma melahirkan umumnya meliputi mimpi buruk, kecemasan parah,
terus mengingat peristiwa traumatis, hingga mengalami kilas balik peristiwa
(flashback).
GEJALA TRAUMA
MELAHIRKAN ATAU
POSTPARTUM PTSD
Mengalami satu atau beberapa peristiwa yang melibatkan ancaman cedera serius atau
kematian (untuk dirinya sendiri atau bayi mereka).
Respon perasaan takut dan tidak berdaya setiap kali mengingat pengalaman tersebut.
Teror kilas balik (flashback), mimpi buruk, kenangan mengganggu, dan halusinasi yang
berulang dan kembali dari waktu ke waktu.
Merasa tertekan, cemas, atau mengalami serangan panik saat teringat peristiwa traumatis
cenderung menghindari apapun yang mengingatkan kepada peristiwa
traumatis saat melahirkan, seperti orang dan tempat.
menghindari pembicaraan mengenai pengalaman traumatis maupun
enggan berinteraksi dan/atau melihat bayi untuk sementara waktu.
sulit tidur dan susah berkonsentrasi karena mengingat kenangan buruk
yang pernah dialami atau dilihat terkait proses melahirkan.
mudah merasa marah, mudah tersinggung, sangat waspada, dan selalu
merasa gelisah.
Bereaksi berlebihan saat berada di kondisi yang mengingatkan tentang
peristiwa traumatis, misalnya ketika dikejutkan oleh suara atau sentuhan.
Gejala trauma melahirkan atau postpartum PTSD ini biasanya bersifat
sementara dan dapat diobati, bila diagnosis dan pengobatan tidak segera
dilakukan, bisa mengalami dampak berupa kesulitan dalam beraktivitas
sehari-hari.
APA SAJA FAKTOR RISIKO TRAUMA
MELAHIRKAN?
Ada beberapa faktor risiko yang membuat ibu lebih rentan mengalami gejala
trauma melahirkan sesungguhnya usai persalinan.
Berbagai faktor risiko trauma pascamelahirkan yaitu:
Memiliki riwayat trauma masa lalu seperti kekerasan seksual, kecelakaan,
hingga pemerkosaan
Memiliki riwayat kecemasan maupun depresi
Dalam beberapa kasus, mengingatkan ibu mengenai pengalaman traumatis saat
melahirkan dapat memicu munculnya gejala postpartum PTSD.
Jika tidak segera mendapatkan penanganan medis akibat trauma pascamelahirkan, tentu
ada konsekuensi nyata yang akan dihadapi.
Berikut beragam dampak saat ibu mengalami trauma melahirkan:
Kecil kemungkinan untuk mau hamil dan melahirkan lagi
mungkin sulit menerima perawatan atau tindakan medis lanjutan bila dibutuhkan
mungkin sulit menyusui bayi dengan lancar, misalnya karena sakit, produksi asi
rendah, kurang percaya diri, atau ingat pengalaman traumatis
besar kemungkinan Anda bisa mengalami depresi. Hal ini dapat berpengaruh kepada
kehidupan seks setelah melahirkan.
APA PENYEBAB TRAUMA
MELAHIRKAN?
Penyebab trauma melahirkan adalah karena adanya kejadian traumatis yang
berkaitan dengan kehamilan maupun proses persalinan.
Terkadang, kombinasi dari baby blues, depresi postpartum, dan psikosis
postpartum sering dihubungkan dengan trauma pasca melahirkan.
Kombinasi dari kondisi kesehatan mental ibu melahirkan tersebut dapat
memperburuk satu sama lain.
PENYEBAB TRAUMA PERSALINAN / POSTPARTUM PTSD:
Persalinan memakan waktu terlalu lama, sulit, dan menyakitkan
Penggunaan alat forceps melahirkan maupun ekstraksi vakum
Bayi mengalami prolaps tali pusat saat lahir
Harus menjalani operasi caesar darurat saat proses melahirkan normal mengalami
hambatan
Mengalami kondisi seperti histerektomi, preeklampsia, eklampsia, robekan perineum
yang parah, hingga perdarahan postpartum
Ibu mengalami masalah yang mengancam kesehatan selama proses persalinan
berlangsung
Kematian bayi selama melahirkan atau setelah kelahiran
Bayi berada di unit perawatan intensif neonatal alias (NICU)
Ibu merasa kurang adanya dukungan selama persalinan
APA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK
MENGATASI TRAUMA MELAHIRKAN?
Sebenarnya tidak perlu khawatir karena gejala trauma melahirkan atau
trauma persalinan dapat disembuhkan.
Trauma setelah melahirkan bersifat sementara dan dapat diobati.
Perlu usaha berupa perawatan yang tepat agar pengobatan bisa berjalan
lancar sehingga peristiwa traumatis tidak lagi membawa ingatan buruk.
Caranya:
1. BERKONSULTASI DENGAN DOKTER
ATAU AHLI KESEHATAN MENTAL
Penting segera berkonsultasi dengan dokter atau terapis saat muncul gejala.
Dokter atau psikoterapis mungkin menyarankan menjalani cognitive
behavioral therapy (CBT) maupun eye movement desensitization and
reprocessing (EMDR).
Keduanya adalah bentuk pengobatan postpartum PTSD yang sangat efektif.
Pengobatan tersebut dapat dilakukan oleh seorang psikiater, psikolog, atau ahli
kesehatan mental lainnya.
Terapi EMDR bertujuan untuk mengganti emosi negatif yang melekat akibat
trauma melahirkan dengan pikiran dan perasaan positif.
PROSES TERAPI EMDR
dilakukan terapis dengan meminta untuk mengingat kembali peristiwa penyebab trauma
melahirkan sambil mengalihkan konsentrasi dengan melakukan suatu gerakan.
Terapis meminta untuk menggerakkan mata ke kanan dan kiri mengikuti gerak telunjuk
yang diarahkan terapis.
Pasien diminta untuk mengetuk-ngetukkan tangan di meja sesuai ritme.
Teorinya, gerakan ini lambat laun dapat mengurangi kekuatan ingatan dan emosi negatif
yang berakar dari peristiwa traumatis masa lalu.
Secara bertahap, terapis akan memandu untuk mengubah pikiran trauma ke pikiran yang
lebih menyenangkan.
2. MINTA DUKUNGAN DARI ORANG
SEKITAR
Ibu dengan trauma melahirkan atau postpartum PTSD membutuhkan dukungan untuk
menghilangkan trauma dari pengalaman persalinan.
Keberadaan orang-orang sekitar seperti suami, anggota keluarga, dan sahabat terdekat
dapat membantu ibu untuk mengenali penyebab dan mengobati gejala yang ia alami.
Dikelilingi oleh orang-orang terdekat yang mendukung dan mencintai juga diharapkan
dapat membawa energi positif.
Bisa meminta bantuan untuk merawat dan menjaga bayinya saat sedang tidak bisa
melakukannya.
3. MINUM OBAT
Dokter atau terapis dapat memberikan obat untuk diminum sesuai dengan jadwalnya
sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan trauma melahirkan.
Pemberian obat bertujuan untuk membantu agar lebih fokus dan nyaman dalam
mengelola gejala, merawat bayi, dan melakukan aktivitas sehari-hari.
Dokter atau terapis biasanya memberikan obat antidepresan yang aman diminum
selama masa menyusui dan tidak mengganggu produksi ASI.
Penting untuk memahami bahwa pikiran dan perasaan tentang bayi maupun pengalami
traumatis di masa lalu dapat berubah lebih baik secara bertahap.
Proses menjadi seorang ibu merupakan perubahan atau transformasi yang indah
sekaligus memberikan tantangan yang juga tidak mudah.
CARA SEMBUH DARI TRAUMA PERSALINAN
Susanto Wibowo 17/8/2018
Persalinan terkadang meninggalkan kenangan buruk dan tak jarang membuat
trauma.
Bentuk trauma setelah persalinan bisa berupa kilas balik proses melahirkan,
mimpi buruk, cemas saat mengingat proses bersalin, gelisah, dan panik.
Bila dibiarkan dan tidak diatasi, hal ini bisa berdampak panjang pada ibu dan
bayi, serta berlanjut menjadi Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).
1. TRAUMA BERSALIN CAESAR
Banyak ibu yang melahirkan dengan operasi Caesar merasa gagal menjadi
seorang ibu. Karena merasa gagal, ia merasa tak mau hamil lagi karena takut
tak bisa melahirkan secara normal.