Professional Documents
Culture Documents
PAJAK PENGHASILAN
ORANG PRIBADI 3
2
CONTOH KASUS :
Dokter Dayat, bertempat tinggal di Jakarta dan profesi utamanya adalah
dokter Rumah Sakit PMI Jakarta. Selain itu, Dokter Dayat membuka
praktik di rumah dengan peredaran usaha Rp 1.000.000.000,-.
Dokter Dayat juga mendapatkan bunga dari suatu perusahaan di Singapura
sebesar Rp10.000.000,- dan bunga dari perusahaan di Indonesia dengan
jumlah sama yaitu Rp 10.000.000,-. Selain itu istrinya, Salma, adalah
Notaris di Jakarta dengan peredaran usaha selama tahun 2022 sebesar Rp
1.000.000.000,-.
Pada tahun 2022 Dokter Dayat menjual salah satu mobilnya dan dari
penjualan mobil tersebut Dokter Dayat memperoleh keuntungan sebesar
Rp 15.000.000,-
Selama tahun 2022 Dokter Dayat telah dipotong PPh 21 sebesar Rp
50.000.000 per bulan dan PPh 23 atas bunga dari perusahaan di Indonesia
sebesar Rp 1.500.000,- (dengan asumsi pajak atas bunga dari perusahaan
di Singapura belum dipotong)
4
• Apabila SPT Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu disampaikan
Wajib Pajak setelah lewat batas waktu yang ditentukan, maka besarnya PPh Pasal
25 untuk bulan-bulan mulai batas waktu penyampaian SPT Tahunan sampai
dengan bulan sebelum disampaikannya SPT Tahunan tersebut adalah sama
dengan besarnya Pajak Penghasilan bulan terakhir tahun pajak yang lalu dan
bersifat sementara (Pasal 4 Kep-537/PJ./2000).
• Setelah Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan, besarnya
Pajak Penghasilan Pasal 25 dihitung kembali berdasarkan Surat Pemberitahuan
Tahunan tersebut dan berlaku surut mulai bulan batas waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan.
7
CONTOH KASUS
Tn. Amir wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi tahun pajak 2021
paling lambat tanggal 31 Maret 2022. Angsuran PPh Pasal 25 masa Januari dan
Februari 2022 sama dengan angsuran tahun sebelumnya, misalnya sebesar Rp
100.000. Seharusnya mulai masa Maret 2022 Tn. Amir membayar PPh Pasal 25
dengan jumlah sesuai dengan perhitungan yang baru, misalnya sebesar Rp150.000,-.
Apabila Tn. Amir terlambat menyampaikan SPT Tahunan, misalnya baru disampaikan
pada bulan Juni 2022 maka besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk Januari-Mei sama
seperti tahun sebelumnya yaitu Rp100.000,- selisih kekurangan angsuran sebesar
Rp50.000 akan ditagih dengan Surat Tagihan Pajak (STP).
8
9
10
11
• Ketentuan ini juga berlaku dalam hal tempat usaha/gerai (outlet) dan
tempat tinggal Wajib Pajak yang bersangkutan berada dalam wilayah
kerja KPP yang sama.
13
BAGAIMANA
ANGSURAN PPH NYA ?
• Khusus untuk WP OP Pengusaha Tertentu ini, besarnya angsuran PPh
pasal 25 dihitung dengan aturan khusus.
CONTOH 1
16
CONTOH 1
(LANJUTAN…)
17
CONTOH 2
• Tuan B memiliki toko material yang tersebar di beberapa wilayah yaitu
Senen, Kebayoran Baru, dan Grogol. Tuan B telah memenuhi karakteristik
sebagai WP OP Pengusaha Tertentu
• Angsuran PPh Pasal 25 Tuan B adalah sebesar 0,75% dari jumlah peredaran
bruto setiap bulan dari masing-masing dari setiap tokonya dan pembayaran
tersebut bersifat tidak final dalam SPT Tahunan, sehingga dicantumkan
sebagai kredit pajak Pasal 25 ayat (7) UU PPh.
18
BAGAIMANA ANGSURAN
PPH 25 NYA ?
• Besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk WP OP Pengusaha Tertentu
dimungkinkan untuk berfluktuasi setiap bulannya sesuai dengan fluktuasi
omzet.
• Pengawasan atas besarnya angsuran PPh 25 tersebut dikaitkan dengan
jumlah omzet yang dilaporkan setiap bulannya dalam SPT Masa PPN
• Yaitu sebesar PPh yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas
laba-rugi fiskal menurut laporan keuangan berkala terakhir yang
disetahunkan
• Dikurangi dengan pemotongan dan pemungutan PPh Pasal 22 dan Pasal 23
serta Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar negeri untuk tahun pajak
yang lalu dibagi 12 (dua belas)
• (Pasal 5 PMK-255/PMK.03/2008 jo PMK 208/PMK.03/2009).
20
Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu yang dikenai Pajak
Penghasilan final sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
merupakan:
a) Wajib Pajak orang pribadi; dan
b) Wajib Pajak badan berbentuk koperasi, persekutuan komanditer, firma,
atau perseroan terbatas, yang menerima atau memperoleh penghasilan
dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat
miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
22
TIDAK TERMASUK
PEREDARAN BRUTO DARI :
Wajib Pajak memilih untuk dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan tarif Pasal 17
ayat (1) huruf a, Pasal 17 ayat (2a1, atau Pasal 31E Undang- Undang Pajak
Penghasilan;
Wajib Pajak badan berbentuk persekutuan komanditer atau firma yang dibentuk
oleh beberapa Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki keahlian khusus
menyerahkan jasa sejenis dengan jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (41)
PENYETORAN DAN
PELAPORAN
• Wajib Pajak wajib menyetor Pajak Penghasilan Final 0,5% ke kantor pos
atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain.