You are on page 1of 32

1

PAJAK PENGHASILAN
ORANG PRIBADI 3
2

VARIASI PENGHITUNGAN PPH PASAL 25


WAJIB PAJAK MEMPEROLEH PENGHASILAN TIDAK
TERATUR.

Yang termasuk penghasilan tidak teratur adalah keuntungan selisih


kurs dari utang/piutang dalam mata uang asing (pokok utang
piutangnya saja dan digabung antara keuntungan selisih kurs dan
kerugian selisih kurs), serta keuntungan dari pengalihan harta (capital
gain) sepanjang bukan merupakan penghasilan dari kegiatan usaha
pokok, serta penghasilan lainnya yang bersifat insidentil.
3

CONTOH KASUS :
Dokter Dayat, bertempat tinggal di Jakarta dan profesi utamanya adalah
dokter Rumah Sakit PMI Jakarta. Selain itu, Dokter Dayat membuka
praktik di rumah dengan peredaran usaha Rp 1.000.000.000,-.
Dokter Dayat juga mendapatkan bunga dari suatu perusahaan di Singapura
sebesar Rp10.000.000,- dan bunga dari perusahaan di Indonesia dengan
jumlah sama yaitu Rp 10.000.000,-. Selain itu istrinya, Salma, adalah
Notaris di Jakarta dengan peredaran usaha selama tahun 2022 sebesar Rp
1.000.000.000,-.
Pada tahun 2022 Dokter Dayat menjual salah satu mobilnya dan dari
penjualan mobil tersebut Dokter Dayat memperoleh keuntungan sebesar
Rp 15.000.000,-
Selama tahun 2022 Dokter Dayat telah dipotong PPh 21 sebesar Rp
50.000.000 per bulan dan PPh 23 atas bunga dari perusahaan di Indonesia
sebesar Rp 1.500.000,- (dengan asumsi pajak atas bunga dari perusahaan
di Singapura belum dipotong)
4

Penghasilan Neto Dokter Dayat:

a) Penghasilan neto gaji dokter di RS PMI Jakarta Rp 1.000.000.000


b) Penghasilan Praktik Dokter (Rp1.000.000.000 x 50%) Rp 500.000.000
c) Penerimaan bunga dari perusahaan di Singapura Rp 10.000.000
d) Penerimaan bunga dari perusahaan di Indonesia Rp 10.000.000
e) Istri Notaris (Rp1.000.000.000 x 51%) Rp 510.000.000
f) Keuntungan Penjualan Mobil Rp 15.000.000
Jumlah Penghasilan Neto Rp 2.045.000.000
karena dalam penghasilan Dokter Dayat selama tahun 2022 terdapat peghasilan yang tidak5
teratur yaitu keuntungan penjualan mobil sebesar Rp 15.000.000 maka besarnya PPh Pasal 25
untuk tahun 2022 harus dihitung ulang dengan meniadakan unsur penghasilan tidak teratur,
menjadi sebagai berikut:
Penghasilan Neto Seluruhnya Rp 2.045.000.000
Penghasilan Neto Tidak Teratur Rp 15.000.000
Penghasilan Neto Teratur Rp 2.030.000.000
Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/I/3) Rp 126.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 1.904.000.000
PPh Terutang : 5% x Rp 60.000.000 = Rp 3.000.000
15% x Rp 190.000.000 = Rp 28.500.000
25% x Rp 250.000.000 = Rp 62.500.000
30% x Rp 1.404.000.000 = Rp 421.200.000
Jumlah PPh terutang Rp 515.200.000
Pajak yang dipotong pihak lain :
- PPh Pasal 21 Rp 50.000.000
- PPh Pasal 23 Rp 1.500.000
Total Pajak yang dipotong pihak lain Rp 51.500.000
PPh yang masih harus dibayar sendiri Rp 463.700.000

Besarnya PPh Pasal 25 tahun 2023 setiap bulan sebesar:


PPh yang harus dibayar sendiri dalam tahun 2016 Rp 463.700.000
= = Rp 38.641.667
12 12
6

SPT TAHUNAN PPH DISAMPAIKAN


LEWAT BATAS WAKTU

• Apabila SPT Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu disampaikan
Wajib Pajak setelah lewat batas waktu yang ditentukan, maka besarnya PPh Pasal
25 untuk bulan-bulan mulai batas waktu penyampaian SPT Tahunan sampai
dengan bulan sebelum disampaikannya SPT Tahunan tersebut adalah sama
dengan besarnya Pajak Penghasilan bulan terakhir tahun pajak yang lalu dan
bersifat sementara (Pasal 4 Kep-537/PJ./2000).
• Setelah Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan, besarnya
Pajak Penghasilan Pasal 25 dihitung kembali berdasarkan Surat Pemberitahuan
Tahunan tersebut dan berlaku surut mulai bulan batas waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan.
7

CONTOH KASUS
Tn. Amir wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi tahun pajak 2021
paling lambat tanggal 31 Maret 2022. Angsuran PPh Pasal 25 masa Januari dan
Februari 2022 sama dengan angsuran tahun sebelumnya, misalnya sebesar Rp
100.000. Seharusnya mulai masa Maret 2022 Tn. Amir membayar PPh Pasal 25
dengan jumlah sesuai dengan perhitungan yang baru, misalnya sebesar Rp150.000,-.

Apabila Tn. Amir terlambat menyampaikan SPT Tahunan, misalnya baru disampaikan
pada bulan Juni 2022 maka besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk Januari-Mei sama
seperti tahun sebelumnya yaitu Rp100.000,- selisih kekurangan angsuran sebesar
Rp50.000 akan ditagih dengan Surat Tagihan Pajak (STP).
8
9
10
11

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


PENGUSAHA TERTENTU
• Dalam UU PPh jo PMK 208/PMK.03/2009, ditegaskan bahwa
yang dimaksud sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha
Tertentu adalah Wajib Pajak Pajak orang pribadi yang melakukan
kegiatan usaha sebagai pedagang pengecer yang mempunyai 1
(satu) atau lebih tempat usaha.
• WP OP Pengusaha Tertentu wajib mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP bagi setiap tempat usaha/gerai (outlet) di KPP
yang wilayah kerjanya meliputi tempat usaha/gerai (outlet) tersebut
(KPP lokasi) dan di KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal Wajib Pajak (KPP Domisili).
12

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


PENGUSAHA TERTENTU
(LANJUTAN…)

• Ketentuan ini juga berlaku dalam hal tempat usaha/gerai (outlet) dan
tempat tinggal Wajib Pajak yang bersangkutan berada dalam wilayah
kerja KPP yang sama.
13

PPH PASAL 25 WP ORANG


PRIBADI PENGUSAHA
TERTENTU
• Apabila Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki toko yang menjual
barang konsumsi selain kendaraan bermotor dan restoran yang
tersebar di beberapa lokasi (tidak dalam satu KPP) maka ia
digolongkan sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha
Tertentu.
14

BAGAIMANA
ANGSURAN PPH NYA ?
• Khusus untuk WP OP Pengusaha Tertentu ini, besarnya angsuran PPh
pasal 25 dihitung dengan aturan khusus.

• Besarnya angsuran PPh pasal 25 untuk WP OP pengusaha tertentu,


ditetapkan sebesar 0,75% dari jumlah peredaran bruto setiap bulan
dari masing-masing tempat usaha tertentu (PMK-255/PMK.03/2008
jo PMK 208/PMK.03/2009).
15

CONTOH 1
16

CONTOH 1
(LANJUTAN…)
17

CONTOH 2
• Tuan B memiliki toko material yang tersebar di beberapa wilayah yaitu
Senen, Kebayoran Baru, dan Grogol. Tuan B telah memenuhi karakteristik
sebagai WP OP Pengusaha Tertentu

• Angsuran PPh Pasal 25 Tuan B adalah sebesar 0,75% dari jumlah peredaran
bruto setiap bulan dari masing-masing dari setiap tokonya dan pembayaran
tersebut bersifat tidak final dalam SPT Tahunan, sehingga dicantumkan
sebagai kredit pajak Pasal 25 ayat (7) UU PPh.
18

BAGAIMANA ANGSURAN
PPH 25 NYA ?
• Besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk WP OP Pengusaha Tertentu
dimungkinkan untuk berfluktuasi setiap bulannya sesuai dengan fluktuasi
omzet.
• Pengawasan atas besarnya angsuran PPh 25 tersebut dikaitkan dengan
jumlah omzet yang dilaporkan setiap bulannya dalam SPT Masa PPN

• Sebagaimana diketahui, Wajib Pajak Orang Pribadi yang diperbolehkan


menghitung PPh dengan norma dapat menghitung PPN-nya norma juga
(prosentase tertentu dikalikan pajak keluaran sama dengan pajak
masukan)

• Dan pelaporannya menggunakan SPT Masa PPN 1111/1111 DM.


19

PERHITUNGAN PPH AKHIR


TAHUN WP OP PENGUSAHA
TERTENTU
• Besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk WP OP berdasarkan ketentuan
diharuskan membuat laporan keuangan berkala.

• Yaitu sebesar PPh yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas
laba-rugi fiskal menurut laporan keuangan berkala terakhir yang
disetahunkan
• Dikurangi dengan pemotongan dan pemungutan PPh Pasal 22 dan Pasal 23
serta Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar negeri untuk tahun pajak
yang lalu dibagi 12 (dua belas)
• (Pasal 5 PMK-255/PMK.03/2008 jo PMK 208/PMK.03/2009).
20

PAJAK PENGHASILAN ATAS


PENGHASILAN DARI USAHA YANG
DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB
PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN
BRUTO TERTENTU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23


TAHUN 2018
21

POKOK-POKOK KETENTUAN PP 23 TAHUN


2018
PERATURAN PEMERINTAH INI MULAI BERIAKU PADA TANGGAL 1 JULI 2018

Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu yang dikenai Pajak
Penghasilan final sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
merupakan:
a) Wajib Pajak orang pribadi; dan
b) Wajib Pajak badan berbentuk koperasi, persekutuan komanditer, firma,
atau perseroan terbatas, yang menerima atau memperoleh penghasilan
dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat
miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
22

TIDAK TERMASUK
PEREDARAN BRUTO DARI :
Wajib Pajak memilih untuk dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan tarif Pasal 17
ayat (1) huruf a, Pasal 17 ayat (2a1, atau Pasal 31E Undang- Undang Pajak
Penghasilan;

Wajib Pajak badan berbentuk persekutuan komanditer atau firma yang dibentuk
oleh beberapa Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki keahlian khusus
menyerahkan jasa sejenis dengan jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (41)

Wajib Pajak badan memperoleh fasilitas Pajak Penghasilan

Wajib Pajak berbentuk Bentuk Usaha Tetap.


23

JASA SEHUBUNGAN DENGAN


PEKERJAAN BEBAS
SEBAGAIMANA DIMAKSUD
• Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari
pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, PPAT, penilai, dan
aktuaris;
• Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang
sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama, dan penari;
• Olahragawan;
• Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
• Pengarang, peneliti, dan penerjemah;
• Agen iklan;
24

JASA SEHUBUNGAN DENGAN


PEKERJAAN BEBAS
SEBAGAIMANA DIMAKSUD
(LANJUTAN….)

• Pengawas atau pengelola proyek;


• Perantara;
• Petugas penjaja barang dagangan;
• Distributor perusahaan pemasaran berjenjang atau penjualan langsung dan
kegiatan sejenis lainnya.
25

TARIF PPH FINAL PP


23 TAHUN 2018
• Tarif Pajak Penghasilan yang bersifat final sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebesar O,5% (nol koma lima persen).
26

JANGKA WAKTU TERTENTU


PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN
YANG BERSIFAT FINAL SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 2 AYAT (1)
YAITU PALING LAMA:
 7 (tujuh) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak orang pribadi;

 4 (empat) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak badan berbentuk koperasi,


persekutuan komanditer, atau firma; dan

 3 (tiga) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak badan berbentuk perseroan


terbatas.
27

JANGKA WAKTU SEBAGAIMANA


DIMAKSUD TERHITUNG SEJAK:
• Tahun Pajak Wajib Pajak terdaftar, bagi Wajib Pajak yang terdaftar
sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini, atau
• Tahun Pajak beriakunya Peraturan Pemerintah ini, bagi Wajib
Pajak yang telah terdaftar sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah ini.
28

CONTOH PENENTUAN PEREDARAN BRUTO :


29

PENYETORAN DAN
PELAPORAN
• Wajib Pajak wajib menyetor Pajak Penghasilan Final 0,5% ke kantor pos
atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain.

• Yang dipersamakan dengan Surat Setoran Pajak, yang telah mendapat


validasi dengan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN), paling
lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak
berakhir dengan Kode Akun Pajak 411128 dan Kode Jenis Setoran 420.
30

ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA


ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI
PEREDARAN BRUTO TERTENTU, YANG DIPOTONG
DAN/ATAU DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN DIATUR
SEBAGAI BERIKUT :
31

ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA


ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI
PEREDARAN BRUTO TERTENTU, YANG DIPOTONG
DAN/ATAU DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN DIATUR
SEBAGAI BERIKUT :
(LANJUTAN…)
32

• Terimakasih, semoga bermanfaat…

You might also like