Professional Documents
Culture Documents
&
LAYANAN REFERENSI DLM
SITUASI SULIT
Layanan dengan antrian yang banyak
Menghadapi kekecewaan pengguna
PERANAN PUSTAKAWAN REFERENSI
• TECHNOLOGY SKILLS
• Continually develops skills in using technological tools.
• Finds ways to remove technological barriers and facilitates information access for patrons.
• Uses technology to contribute to value-added products,
• Functions creatively in a Web-based environment.
• COMMUNICATION SKILLS
• Uses effective team process skills to develop and achieve organizational goals, and to work
collaboratively with all levels of library staff.
• Communicates openly, directly, clearly, and respectfully with customers and colleagues.
• Demonstrates active listening skills with customers and colleagues.
• Focuses on solutions, rather than problems.
……………………………………………………………..COMPETENCIES FOR
EXCELLENCE REFERENCE LIBRARIAN.
• READERS’ ADVISOR
• Develops and practices readers’ advisory skills to promote reading for every age and reading level.
• Develops and practices readers’ advisory skills to promote reading for every age and reading level.
• Comfortably presents information in a clear and engaging manner, in dealing with customers one-on-one
or groups, in formal and informal settings.
• Uses a variety of presentation techniques to convey information to people with different learning styles.
……………………………………………………………..COMPETENCIES FOR
EXCELLENCE REFERENCE LIBRARIAN.
• CUSTOMER SERVICE
• Proactively seeks ways to enhance the library experience for users.
• Applies knowledge of various developmental stages of life in serving customers.
• Adds value to reference services.
• COMMITMENT TO LIFE-LONG LEARNING
• Anticipates and manages change effectively.
• Pursues learning opportunities, personally or through formal training.
• Actively participates in the professional community.
• Remains knowledgeable in current events and popular culture.
• Is flexible, adapting to new situations, systems, tools.
Layanan dengan Antrian yg Banyak
• Kadang-kadang seorang pustakawan layanan rujukan menghadapi situasi yang sibuk. Salah
satu contoh situasi yang mungkin dihadapi pustakawan referensi adalah situasi antrian
yang banyak (dimana lebih dari satu orang pemustaka masing-masing
berharap/menginginkan untuk mendapatkan layanan dari pustakawan terhadap apa yg
mereka butuhkan).
• Setidaknya ada tiga jenis layanan referensi yang hampir pasti dihadapi pustakawan layanan
referensi dalam melaksanakan tugasnya:
• Pertama Layanan in-person. Yaitu layanan langsung yg dihadapi pustakawan secara
fisik atau face to face
• Kedua, Layanan tidak langsung melalui panggilan telepon (telephone call). Yaitu
layanan yg dilakukan dengan menggunakan media telepon (audio phone/video phone).
• Ketiga Layanan tidak langsung via pesan singkat (instant messaging) . Yaitu layanan
yang dilakukan dengan menggunakan media social network seperti sms, wa,
Instagram, telegram, face book, email dan lain sebagainya
Beberapa situasi yang mempersulit layanan referensi
• .
Menyikapi Pernyataan Refleks/Spontan Pemustaka
• Kadang ada beberapa pernyataan pemustaka yang refleks/spontan yang
seringkali mempengaruhi perasaan yang tidak nyaman bagi pustakawan
dan bisa jadi hal tersebut dapat mempengaruhi pustakawan dalam
memberikan layanannya.
• Adalah suatu hal biasa dalam menghadapi pemustaka, bahwa
pustakawan bisa jadi suatu saat akan menghadapi perilaku pemustaka
yang tidak menyenangkan.
• Meskipun demikian pustakawan harus tetap dituntut untuk tetap
menahan diri jangan terpancing emosi atau tersinggung dengan
beragam pernyataan pemustaka yang mungkin dapat mempengaruhi
performa (kinerja) mereka dalam memberikan layanan referensi.
Beberapa situasi yang membuat pemustaka menyatakan
kepada pustakawan sesuatu yg tidak nyaman
• Tidak jarang pemustaka akan menyatakan sesuatu yang menyakitkan
kepada pustakawan ketika diantaranya mereka mengalami hal-hal berikut:
1. Buku yang pemustaka inginkan sering kali tidak dapat dia peroleh
karena mungkin sudah terlebih dahulu dipinjam orang lain atau
tidak berada pada tempatnya dan pustakawan tidak dapat
memberikan solusinya.
2. Ketika pemustaka menganggapnya bahwa kebijakan perpustakaan
dinilai terlalu kaku (rigid) atau tidak fleksibel.
3. Ketika mereka mengalami sanksi terhadap keterlambatan yang
dilakukannya.
4. Ketika mendapatkan sarana OPAC dalam keadaan rusak.