Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
ii
iv
1.1.
1.2.
1.3.
Kronologi ...............................................................................................
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
2.1.
2.2.
Capabilities) ...
10
2.3.
11
2.4.
13
2.5.
15
2.6.
16
2.7.
16
2.8.
17
2.9.
19
19
ii
20
3. Kesimpulan ........................................................................................................
21
4. Saran ...................................................................................................................
22
23
iii
DAFTAR GAMBAR
10
13
15
20
iv
20
dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan
Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan
No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.
1.2. PERLUASAN UNILEVER INDONESIA
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT
Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT
AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap,
saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merkmerk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem
Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang
bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk
dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad
mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam
perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT
Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003,
perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi
saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak
terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham
antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004.
Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut
dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham
(pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan
dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah.
Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
1933
1936
1941
1942-46
1965-66
1967
1981
1982
1988
1990
1992
1995
1996-98
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2008
2010
2011
Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
c. Nilai Perusahaan
Kerjasama;
Integritas;
Berbagi Kebahagiaan;
Kesempurnaan.
dunia. Aturan ini juga mendukung pendekatan kami pada pemerintah serta tanggung
jawab corporate.
e. Bekerja dengan yang lain
Kami ingin bekerja dengan para penyedia sumber daya yang memiliki nilai dan standar
yang sama dengan kami dalam bekerja. Peraturan tentang rekanan bisnis, sejalan dengan
peraturan prinsip bisnis kami, terdiri dari sepuluh prinsip yang meliputi integritas bisnis
dan tanggung jawab yang berhubungan dengan karyawan, konsumen dan lingkungan.
1.6. STRUKTUR ORGANISASI
a. Kategori Home & Personal Care (HPC) yang berkontribusi 75% dari total
penjualan perusahaan. Portfolio produk Home & Personal Care di Unilever terdiri
atas 23 merek ternama yang menjadi unggulan dalam kategori masing-masing. Hal
ini dapat terjadi dengan adanya inovasi yang dinamis, serta kualitas dan nilai yang
optimal. Merek-merek ini membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan
baik, dan lebih menikmati kehidupannya. Berikut ini adalah merek-merek yang
termasuk ke dalam ketegori HPC.
-
Axe
Wipol
Rinso
Close up
Clear
Ponds
Viso
Lifeboy
Sunlight
Cif
Lux
Sunsilk
Domestos
Pure it
SuperPell
Vixal
Molto
Surf
Citra
Rexona
Vaselin
Dove
Pepsodent
b. Kategori Food & Ice Cream (FIF) yang berkontribusi 25% dari seluruh total
penjualan perusahaan. Dengan 17 brand unggulan dari berbagai kategori, portfolio
Foods & Ice Cream tumbuh pesat dengan adanya inovasi, keberhasilan peluncuran
kembali produk, serta didukung oleh iklan yang efektif dan jaringan distribusi yang
kuat. Berikut merupakan merek-merk produk dari Unilever Indonesia yang
termasuk ke dalam kategori Food & Ice Cream :
-
Bango
Cornetto
Sariwangi
Walls
Feast
Sarimurni
Blue Band
Populaire
Skippy
Vienetta
Paddle Pop
Buavita
Royco
Sampo Clear merupakan salah satu merek sampo ternama yang dimiliki oleh Unilever
dengan kategori sampo anti ketombe. Merek Clear ini memiliki beberapa jenis varian
produk dengan fungsi yang berbeda-beda agar dapat mengakomodasi seluruh kebutuhan
konsumen baik di Indonesia maupun konsumen global. Varian produknya antara lain:
Clear Ice Cool sebagai varian produk sampo anti ketombe dengan efek
mendinginkan yang berasal dari menhol;
Clear Soft Care sebagai varian produk yang memberikan nutrisi untuk kulit kepala
sehingga rambut tampak lembut seperti sutra;
Clear Extra Strength sebagai varian produk yang memberikan perlindungan anti
ketombe (diperuntukan bagi konsumen dengan kondisi ketombe yang parah);
Clear Dry & Itchy Control sebagai varian produk yang memperkuat rambut,
mengurangi rambut patah, dan kerontokan rambut dari kulit kepala;
Clear Scalp Oil Control sebagai varian produk sampo anti ketombe dengan nilai
tambah bagi pemakai yaitu mengurangi produksi minyak dari kulit kepala sehingga
rambut berminyak.
sebuah perusahaan tidak melakukan improvement baik dari produk maupun value yang
diberikan produk tersebut, maka akan memberikan kesempatan bagi kompetitor untuk
masuk.
Sampo adalah salah satu jenis kategori yang termasuk ke dalam industri FMCG.
Karakteristik dari industri FMCG ini adalah industri yang memiliki jaringan distribusi
yang kuat dan luas, contribution margin yang rendah dan inventory turnover yang tinggi
pula. Disebut sebagai FMCG memberikan dampak terhadap perlunya kuantitas tinggi yang
diproduksi oleh para pemain dalam industri tersebut. Produk yang dihasilkan merupakan
produk yang dapat dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat sehingga perusahaan pun
memerlukan strategi yang tepat untuk bermain dalam industri ini. Pada tabel berikut
menunjukkan merek-merek yang bermain dalam kategori sampo. Sebagian besar dari
merek pada tabel tersebut merupakan merek yang berasal dari Unilever dan Procter &
Gamble, sedangkan merek lainnya berasal dari perusahaan lain. Dengan pemain yang
dapat mengambil kesempatan dalam kategori produk ini menunjukkan bahwa Unilever
Indonesia, khususnya Clear perlu menerapkan strategi yang tepat agar dapat memperbesar
pangsa pasarnya.
Tabel 1. Tabel Kompetisi Sampo di Indonesia
Merek Sampo
% Pangsa Pasar
Pantene
26.90%
Sunsilk
20.70%
Clear
19.10%
Lifebouy
13.40%
Rejoice
6.70%
Dove
5.20%
4.80%
Zinc
2.50%
Emeron
1.40%
10
pada kamus bisnis, brand equity adalah seperangkat asset dan kepercayaan merek yang
terkait dengan merek tertentu, nama atau symbol, yang mampu menambah atau
mengurangi nilai
yang diberikan
11
dapat mempertinggi keberhasilan program pemasaran dalam memikat konsumen baru atau
merangkul konsumen lama. Hal ini dimungkinkan karena dengan merek yang telah
dikenal maka promosi yang dilakukan akan menjadi lebih efektif.
b.
sebuah emerging market, Unilever dalam hal ini produk sampo Clear menyesuaikan untuk
brand-brandnya dengan mengidentifikasi dan merespon dari kebutuhan lokal. Brand with
purpose strategy ini adalah competitive advantage dari Unilever untuk mempertahankan
brand equity yang kuat.
c.
memperbesar pengaruh dan awareness kepada pelanggan dari sebuah produk di pasaran.
d.
12
13
perusahaan
harus
bisa
mengintegrasikan
kemampuan
tersebut
sehingga
dapat
14
15
Public Image. Public image juga merupakan hal penting dalam tujuan Unilever untuk
mencapai orientasi pasar. Dengan 2 filosofi di atas, Unilever berusaha menjaga public
imagenya yang baik kepada pelanggan. Misi Unilever tidak hanya menceritakan mengenai
filosofinya saja, tetapi juga public image. Karena Unilever ingin pelanggannya percaya
bahwa Unilever menjual produk yang baik kepada konsumen.
Employee. Unilever mempunyai misi untuk terus menerus memotivasi karyawannya agar
bekerja dengan terbaik sehingga akan memberikan hasil dan pelayanan produk yang
terbaik pula.
2.5. DETERMINING DISTINCTIVE CAPABILITIES
16
d. Promosi dan iklan dari Clear juga merupakan salah satu kekhasan yang dimiliki
Clear guna menggaet pasar baru atau meningkatkan market share yang sudah
dimiliki. Clear menggunakan bintang iklan Cristiano Ronaldo sebagai brand
ambassador produk, Hal tersebut di atas adalah distinctive capabilities dari Clear
yang saat ini belum/tidak dapat ditiru oleh kompetitor.
2.6. ACHIEVING SUPERIOR VALUE
Produk
Memiliku berbagai jenis ukuran produk, dari ukuran botol besar sampe ukuran
sachet kecil;
Clear menawarkan tidak hanya sampo pembilas rambut, namun juga ada value
addednya. Seperti sampo plus pelembab, dan lain sebagainya.
Price
Clear menyediakan berbagai varian produk dan ukuran yang harganya dapat
disesuaikan oleh kantong pengguna.
Place
Promotion
17
Diperkaya dengan vitamin Booster yang menutrisi kulit kepala agar rambut tetap
sehat dan kuat;
Mempunyai jaringan distribusi yang kuat (masih bersatu dengan jaringan distribusi
Unilever).
Weakness
Rendahnya respon pasar terhadap produk;
Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri dan produk lain;
Banyaknya produk sejenis yang beredar di pasaran.
Oppurtunities
Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi sampo yang
baik;
Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods
berkisar 83%;
Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
Threats
Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan;
Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
Melemahnya daya beli konsumen;
Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari Cina;
Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
18
sebagainya. Pada kasus ini, competitor terbesar dari Clear adalah P&G dengan produk
Pantene-nya dan Unilever sendiri dengan produk Sunsilk-nya.
b. Buyer Power
Pembeli mempunyai hak prerogative untuk menentukan sendiri produk apa yang akan
digunakan. Banyak factor yang menentukan pembeli dalam menentukan produk yang akan
digunakan, salah satunya adalah harga jual produk dan value yang ditawarkan. Semakin
murah harga jual produk dan semakin besar value yang ditawarkan, maka kecendrungan
konsumen untuk memilih produk tersebut semakin besar. Dalam hal ini, buyer power
terdiri dari 2 jenis. Yaitu retailer dan konsumen akhir. Sering kita lihat, retailer-retailer
tertentu bekerja sama dengan perusahaan tertentu dengan tujuan menjual produkproduknya. Hal ini juga menjadi ancaman yang dapat mempengaruhi nilai penjualan suatu
produk, sehingga termasuk dalam analisa pesaing.
c. Supplier Power
Persaingan dalam hal mendapatkan supplier terbaik juga merupakan hal serius. Agar dapat
menghasilkan produk/jasa yang baik dan berkualitas, maka supplier yang berpartner juga
harus terbaik. Sering terjadi, dalam industry manufaktur supplier-supplier terbaik diikat
kontrak oleh perusahaan tertentu agar tidak dapat bekerja sama dengan perusahaan lain.
d. Threat of New Entry
Tidak dapat dipungkiri lagi, pasar consumer goods adalah pasar yang mempunyai market
share yang besar di Indonesia. Sehingga berimplikasi pada munculnya produk-produk
baru yang memasuki pasar. Ada produk baru yang berasal produksi dalam negeri maupun
impor dari luar negeri. Seperti diketahui bersama, beberapa bulan ini di pasaran muncul 2
produk sampo yang berasal dari Thailand dan Korea Selatan yang berusaha memasuki
pasar sampo di Indonesia. 2 produk sampo tersebut merupakan ancaman bagi Clear untuk
mempertahankan pangsa pasarnya yang merupakan ancaman dari pendatang baru.
e. Threat of Substituion
Selain ancaman dari pendatang baru yang menjual produk sejenis, perlu diperhatikan pula
ancaman yang berasal dari barang subtitusi. Biasanya barang subtitusi ini merupakan
produk yang homemade. Akhir-akhir ini marak sampo-sampo tradisional herbal dijual di
pasaran. Ini dapat dikatakan sebagai ancaman dari barang subtitusi yang dapat mengancam
market share yang sudah dicapai oleh Clear.
19
20
30
25
26.9
24.7
20.9
20.7
20
22.2
19.1
15
13.8
13.4
13.2
11.3
10
7.1
6.7
5
0
2009
2014
Pantene
Sunsilk
Clear
Lifebuoy
Rejoice
Merk
lainnya
21
3. KESIMPULAN
Market Driven Strategy adalah suatu pelaksanaan strategi untuk mendapatkan
informasi tentang pasar sebagai basis informasi pemilihan, perumusan dan penerapan
strategi untuk mendapatkan keunggulan dalam pemasaran. Market Driven Strategy secara
garis besar adalah strategi yang diaplikasikan dengan cara memahami pasar, customers
dan pesaing. Market Driven Strategy terdiri dari 4 karakteristik yaitu :
1. Becoming market oriented;
2. Determining distinctive capabilities;
3. Macthing customer value requirement to capabilities;
4. Delivering superior customer value.
Dari pembahasan kasus di atas mengenai produk sampo Clear dari Unilever, dapat
diketahui bahwa untuk menjadi pemasar yang berorientasi pada pasar Unilever memiliki 9
elemen pokok antara lain product, consumen, market, technology, survival growth profit,
philosophy, self concept, public image dan employee.
Sedangkan Unilever dalam hal produk sampo ini, mempunyai 4 distinctive capabilities
antara lain building brand equity, brand with purpose via program, leverage bigger brand
dan New Channel Winning in the Market Place. Dan superior value yang dapat
didedikasikan kepada konsumen juga meliputi 4 hal, yaitu product, price, place dan
promotion (4P).
4. SARAN
Lebih sering untuk mensponsori event-event besar sebagai ajang promosi dan
perkenalan produk;
22
DAFTAR PUSTAKA