You are on page 1of 17

Pengertian Ciri-ciri Kriteria

Kriteria Rumah Sehat


08 Jul

Anda sudah tentu ingin rumah anda menjadi rumah yang sehat untuk dihuni bersama keluarga tercinta anda bukan? Untuk bisa menentukan apakah rumah anda sudah termasuk rumah sehat atau belum, berikut akan saya jelaskan beberapa criteria rumah sehat kepada anda. Rumah sehat adalah rumah yang bisa memberikan rasa nyaman kepada seluruh penghuni rumah tersebut lewat suasana rumah yang sehat dan bersih tentunya. Sering orang salah kaprah dengan menganggap rumah yang sehat adalah rumah yang sering dibersihkan dan dirapihkan. Disini

saya ingin memberitahukan bahwa hanya dengan melakukan itu saja tidak menjamin rumah anda adalah rumah yang sehat. Kriteria utama sebuah rumah agar dapat menjadi rumah yang sehat adalah terdapatnya sirkulasi udara yang baik dan cukup serta pencahayaan yang baik. Kedua hal ini bisa didapatkan dengan cukupnya jumlah ventilasi dan jendela dirumah anda. Fungsi utama dari ventilasi adalah untuk menjaga agar sirkulasi udara berjalan dengan baik sehingga keseimbangan oksigen yang diperlukan penghuni rumah dapat terjaga dengan baik. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan tidak lancarnya sirkulasi udara sehingga akan membuat rumah menjadi pengap dan sesak. Rumah yang sehat juga harus mendapat pasokan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk kedalam rumah akan mempermudah bibit penyakit untuk berkembang biak dalam rumah anda. Akan tetapi jangan sampai berlebihan juga karena dapat menyilaukan mata anda dan bisa mengakibatkan kerusakan pada mata anda. Cahaya ini dapat diperoleh dengan cara alami yaitu cahaya matahari dan cahaya buatan yaitu cahaya lampu. Untuk memperoleh cahaya alami yang cukup tentu saja terpengaruh oleh jendela yang ada. Dalam membuat jendela harus memperhitungkan sinar matahari, cahaya matahari dapat langsung masuk ke ruangan, jadi dapat dikatakan kalau jendela adalah jalan masuk cahaya. Lokasi penempatan jendela harus sangat diperhatikan yaitu jendela harus ditengah-tengah tinggi dinding agar cahaya matahari masuk menyinari lantai dan bukan menyinari dinding karena akan mengakibatkan kerusakan cat pada dinding anda dan rumah anda hawanya akan terasa panas. Selain kedua criteria utama ini, beberapa hal yang menjadi penunjang agar rumah kita menjadi rumah yang sehat adalah tersedianya system pembuangan kotoran yang baik, dan lingkungan tempat tinggal yang baik. Rumah yang sehat juga tidak hanya dari segi fisik rumahnya saja, namun suasana dirumah pun harus dibuat senyaman mungkin oleh para penghuninya seperti dengan mengisi hari-hari bersama keluarga dengan penuh kasih sayang dan cinta kasih. Dengan demikian rumah anda pun akan bisa dikategorikan sebagai rumah sehat.
http://hiasanrumah.wordpress.com/2011/07/08/kriteria-rumah-sehat/

Penilaian Rumah Sehat

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif. Salah satu Instrument Penilaian Rumah Sehat mengacu pada Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI Tahun 2007, dengan pembagian bobot penilaian meliputi bobot komponen rumah, bobot sarana sanitasi, serta bobot pada perilaku penghuni. Sesuai dengan pedoman ini, secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, adanya ruangan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-maing penghuni; 2. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup; 3. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam rumah; Pada Modul ini akan diuraikan pula beberapa topik pembahasan antara lain : A. Aspek yang berkaitan dengan rumah sehat, seperti ventilasi, pencahayaan, penghawaan, suhu dan kelembaban, B. Indikator dan Parameter Penilaian Rumah, seperti : 1. Komponen Rumah 2. Sarana Sanitasi 3. Perilaku Penghuni
http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2009/03/instrumen-rumah-sehat.html

Pengertian rumah sehat menurut para ahli


oleh: caiwardana

Pengarang : para ahli

Summary rating: 5 stars (1 Tinjauan) Kunjungan : 89 kata:300

More About : pengertian rumah sehat menurut who

bagi para pengunjung yang butuh tentang referensi mungkin ini salah satu sedikit referensi yang kita bisa saling bagi buat para pengunjung sekalian tentang rumah sehat, dan tumah menurut berbagai ahli semoga berguna untuk para pengunjung sekalian yang ingin mencari referensi : /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-style-parent:""; line-heigh t:115%; font-size:11.0pt; font-family:" Calibri","sans-serif"; mso-fareast-fontfamily:"TimesNew Roman";}

Rumah adalah suktruktur fisik terdiri dari ruang, halaman dan area sekitarnya yang di gunakan sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 tahun 1992). Menurut WHO. Rumah adalah suktruktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan bangunan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga dan individu. (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan. 2001)

/* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-styleparent:""; line-heigh t:115%; font-size:11.0pt; font-family:" Calibri","sans-serif"; mso-fareastfont-family:"TimesNew Roman";} Setiap manusia, di manapun berada, membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan di antara anggota keluarga, serta sebagai tempat berlindung dan menyimpan barang berharga. Selain itu, rumah juga merupakan status lambang sosial. (Azwar, 1996; Mukono, 2000). terimaksih semoga bermanfaat bagi para pengunjung didalam keerluanya jangan lupa dinilai ya tautanya terimakasih.
Diterbitkan di: 02 Februari, 2012

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2257486-pengertianrumah-sehat-menurut-para/#ixzz1u9OApjEI

Makalah Rumah Sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.

Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi

perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif (Munif Arifin, 2009).

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini. Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Munif Arifin,2009).

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya permasalahan kesehatan di lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo, 2003). B. Rumusan Masalah Dari penjelasan latar belakang diatas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut: B.1. Jelaskan pengertian rumah sehat? B.2. Sebutkan fungsi rumah? B.3. Apa saja yang menjadi persyaratan rumah sehat? B.4. Bagaimanakah penilaian rumah sehat?

C. Tujuan Penulisan C.1. Untuk mengetahui pengertian rumah sehat. C.2. Untuk mengetahui fungsi rumah. C.2. Untuk mengetahui persyaratan rumah sehat.

C.3. Untuk mengetahui bagaimana penilaian rumah sehat.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Rumah Sehat

Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Rumah adalah sebuah tempat tujuan akhir dari manusia.

Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia Sedangkan pengertian Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial budaya, bukan hanya keadaan yang bebas penyakit dan kelemahan (kecacatan).

Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktor- faktor yang dapat merugikan kesehatan (Hindarto, 2007). Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial (Sanropie dkk., 1991). Sedangkan menurut Hermawan (2010) yang dikutip dari Azwar, rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani maupun sosial.

B. Fungsi Rumah

Fungsi rumah rumah bagi manusia yang diposkan oleh suhadi (2007) yang dikutip dari Azwar adalah :

Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat melasanakan kewajiban sehari-hari. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa kekeluargaan bagi segenap anggota keluarga yang ada. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang mengancam. Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat ini. Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang berharga yang dimiliki, yang terutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.

C. Persyaratan Rumah Sehat

C.1. Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam Residential Environment dari WHO (1974) antara lain : a. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat istrahat. b. Mempunyai tenpat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan kamar mandi. c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran. d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya. e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.

f. Member rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi. C.2. Persyaratan rumah sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian rumah sehat (Depkes RI, 2007). a. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, adanya ruangan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-maing penghuni. b. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup. c. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam rumah.

C.3. Persyaratan rumah sehat menurut Winslow dan APHA yang dikutip (Ircham Machfoedz, 2008) adalah sebagai berikut : a. memenuhi kebutuhan physiologis, yang meliputi : Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipelihara atau dipertahankan temperatur lingkungannya. Sebaiknya temperatur udara dalam ruangan harus lebih rendah paling sedikit 4C dari temperatur udara luar untuk daerah tropis. Umumnya temperatur kamar 22C - 30C sudah cukup segar. Rumah tersebut harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan atas cahaya matahari (penerangan alamiah) serta penerangan dari nyala api lainnya (penerangan buatan). Semua penerangan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu gelap atau tidak menimbulkan rasa silau. Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga aliran udara segar dapat terpelihara. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai sehingga jumlah keduanya menjadi 10% dari luas lantai. Ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuk tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit. Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan bising yang berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik langsung maupun dalam jangka waktu yang relatif lama. Gangguan yang dapat muncul antara lain gangguan fisik seperti kerusakan alat pendengaran dan gangguan mental seperti mudah marah dan apatis. Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas dan untuk anak- anak dapat bermain. Hal ini penting agar anak mempunyai kesempatan bergerak, bermain dengan leluasa di rumah agar pertumbuhan badannya akan lebih baik, juga agar anak tidak bermain di rumah tetangganya, di jalan atau tempat lain yang membahayakan.

b. memenuhi kebutuhan psychologis, yang meliputi : Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni Adanya ruangan khusus untuk istirahat bagi masing-masing penghuni, seperti kamar tidur untuk ayah dan ibu. Anak-anak berumur di bawah 2 tahun masih diperbolehkan satu kamar tidur dengan ayah dan ibu. Anak-anak di atas 10 tahun laki-laki dan perempuan tidak boleh dalam satu kamar tidur. Anak-anak di atas 17 tahun mempunyai kamar tidur sendiri. Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makan keluarga, dimana anak-anak sambil makan dapat berdialog langsung dengan orang tuannya.

Dalam memilih letak tempat tinggal, sebaiknya di sekitar tetangga yang memiliki tingkat ekonomi yang relatif sama, sebab bila bertetangga dengan orang yang lebih kaya atau lebih miskin akan menimbulkan tekanan batin. Dalam meletakkan kursi dan meja di ruangan jangan sampai menghalangi lalu lintas dalam ruangan. W.C. (Water Closet) dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah dan terpelihara kebersihannya. Biasanya orang tidak senang atau gelisah bila terasa ingin buang air besar tapi tidak mempunyai W.C. sendiri karena harus antri di W.C. orang lain atau harus buang air besar di tempat terbuka seperti sungai atau kebun. Untuk memperindah pemandangan, perlu ditanami tanaman hias, tanaman bunga yang kesemuanya diatur, ditata, dan dipelihara secara rapi dan bersih, sehingga menyenangkan bila dipandang.

c. mencegah penularan penyakit, yang meliputi. Penyediaan Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan Bebas dari kehidupan serangga dan tikus Pembuagan sampah Pembuangan air limbah. Pembuangan Tinja Bebas pencemaran makanan dan minuman. d. mencegah terjadinya kecelakaan yaitu rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan. Termasuk dalam persyaratan ini antara lain bangunan yang kokoh, tangga yang tidak terlalu curam dan licin, terhindar dari bahaya kebakaran, alat-alat listrik yang terlindung, tidak menyebabkan keracunan gas bagi penghuni, terlindung dari kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya (Azwar, 1990; CDC, 2006; Sanropie, 1991).

C.4. Menurut Soedjajadi (2006), persyaatan rumah sehat harus dapat mencegah atau mengurangi resiko kecelakaan seperti jatuh, keracunan dan kebakaran. Persyaratan tersebut meliputi: a. Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat. b. Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api. c. Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas. d. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan mekanis dapat dihindari. e. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu. gerak

C.5. Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 meliputi dua aspek yaitu : 1. Lingkungan perumahan yang terdiri dari lokasi, kualitas udara, kebi singan dan getaran, kualitas tanah, kualitas air tanah, sarana dan prasarana lingkungan, binatang penular penyakit dan penghijauan. 2. Rumah tinggal yang terdiri dari bahan bangunan, komponen dan pena taan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular penyakit, air, makanan, limbah, dan kepadatan hunian ruang tidur.

Adapun persyaratan kesehatan lingkungan perumahan menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 sebagai berikut :

a. Lokasi Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya; Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas tambang; Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti alur pendaratan penerbangan. b. Kualitas udara Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut : Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi; g/m3 ;g maksimum 150 Debu dengan diameter kurang dari 10 Gas SO2 maksimum 0,10 ppm; Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari. c. Kebisingan dan getaran Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A; Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik. d. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg

e. Prasarana dan sarana lingkungan

Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan;
Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;

Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu kesehatan,

konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan mata;
Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan

kesehatan;
Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan; Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan; Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan,

tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;


Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya; Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan yang dapat

menimbulkan keracunan. f. Vektor penyakit


Indeks lalat harus memenuhi syarat. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

g. Penghijauan Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.

Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :

a. Bahan bangunan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan kesehatan, an

tara lain : debu total kurang dari 150 mg/m2 , asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan;
Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.

b. Komponen dan penataan ruangan


Lantai kedap air dan mudah dibersihkan; Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah dibersihkan; Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;

Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir; Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya; Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.

c. Pencahayaan Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.

d. Kualitas udara
Suhu udara nyaman antara 18 30 o C; Kelembaban udara 40 70 %; Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam; Pertukaran udara 5 kaki 3 /menit/penghuni; Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam; Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3

e. Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.

f. Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah. g. Penyediaan air
Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/hari; Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut

Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002. h. Pembuangan Limbah
Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan

tidak mencemari permukaan tanah;


Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan

tanah dan air tanah. i. Sarana Penyimpanan Makanan Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.

j.

Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur.

Persyaratan tersebut diatas berlaku juga terhadap kondominium, rumah susun (rusun), rumah took (ruko), rumah kantor (rukan) pada zona pemukiman. Pelaksanaan ketentuan mengenai persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menjadi tanggung jawab pengembang atau penyelenggara pembangunan perumahan, dan pemilik atau penghuni rumah tinggal untuk rumah.

D. PENILAIAN RUMAH SEHAT Menurut Munif Arifin (2009), kriteria rumah sehat didasarkan pada pedoman teknis penilaian rumah sehat Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun 2007. Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan. Sedangkan pembobotan terhadap kelompok komponen rumah, kelompok sarana sanitasi, dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum, yang diinterpetasikan terhadap Lingkungan (45%), Perilaku (35%), Pelayanan Kesehatan (15%), Keturunan (5%).

Dalam hal rumah sehat, persentase pelayanan kesehatan dan keturunan diabaikan, sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentulan sebagai berikut : 1.Bobot komponen rumah (25/80 x 100%) : 31 2.Bobot sarana sanitasi (20/80 x 100%) : 25 3.Bobot perilaku (35/80 x 100%) : 44 Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot, dengan criteria sebagai berikut : 1. Memenuhi syarat : 80 -100 % dari total skor. 2. Tidak memenuhi syarat : < 80 % dari total skor.

Kelompok Komponen Rumah yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan Indikator komponen sebagai berikut : 1. Langit-langit 2. Dinding 3. Lantai

4. Jendela kamar tidur 5. Jendela ruang keluarga 6. Ventilasi 7. Lubang asap dapur 8. Pencahayaan 9. Kandang 10. Pemanfaatan Pekarangan 11. Kepadatan penghuni. Indikator sarana sanitasi yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan Indikator sarana sebagai berikut : 1. Sarana air bersih 2. Jamban 3. Sarana pembuangan air limbah 4. Sarana pembuangan sampah. Indikator penilaian perilaku penghuni rumah meliputi bebrapa parameter sebagai berikut : 1. kebiasaan mencuci tangan. 2. keberadaan tikus. 3. keberadaan jentik.

BAB III PENUTUP


A.KESIMPULAN 1. Rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani maupun sosial. 2. Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristrahat dan berlindung, tetapi juga sebagai sarana untuk memperbaiki kesehatan. Untuk itu rumah harus memenuhi syarat syarat kesehatan. 3. Rumah sehat tidak harus mahal dan mewah. Tetapi, rumah sehat harus memenuhi syarat syarat kesehatan. Oleh karena itu, rumah yang sederhana jika memenuhi syarat syarat kesehatan juga dapat dikatakan rumah sehat.

4. Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan. 5. Penilaian rumah sehat didasarkan pada pedoman teknis penilaian rumah sehat Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun 2007. Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan.

B. SARAN 1. Petugas kesehatan melakukan penyuluhan untuk memotivasi masyarakat dalam pengadaan rumah sehat.

DAFTAR PUSTAKA
Budiman Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC Budiman Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC Depkes RI Ditjen PPM dan PL (2002) Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 ttg Persyaratan Kesehatan Perumahan. Mahfoedz, Irham.2008, Menjaga Kesehatan Rumah Dari Berbagai Penyakit. Jogyakarta. Munif Arifin, 2009. Rumah Sehat dan Lingkunganya. environmentalsanitation.wordpress.com, November November 2011. diakses dari

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Suhadi, 2007. Penyakit Tuberkolosis Paru. Diakses www.clubpenakita.blogspot.com/2009/06/penyakit-tuberkulosis-paru.html, November 2011. dari

Sanropie, D. 1991. Pengawasan Penyeharan Lingkungan Pemukiman. Jakarta: Dirjen PPM dan PLP. Soedjajadi Keman, Kesehatan Lingkungan Pemukiman. http://library.unair.ac.id/download/fkm/fkmsoedjajadikeman.ppt. Universitas Air Langga, 2006. UU RI No.4 Tahun 1992 ttg Perumahan dan Pemukiman.

You might also like