You are on page 1of 11

Tutur Dalam Adat Karo

Kamis, 24 Maret 2011


Orat Tutur dalam Adat Karo
I. ERBAPA (Bapak)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Erbapa
Erbapa
Erbapa
Erbapa
Erbapa
Erbapa
Erbapa
Erbapa

kempak Orang Tua simupusken


kempak simpemeren bapa
kemapak siparibanen bapa
kemak Biak senina bapa
kempak biak si pengalon bapa
tua kempak Senina bapa sintua
tengah kempak senina bapa sintengah
nguda kempak Senina bapa singuda

II. ERNANDE ( Ibu )

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ernande man si mupus kita ( Ndehra bapanta )


Nande kempak ndehara sipemeren bapanta, senina / satu bere-bere.
Nande kempak ndehara biak senina bapa
Nande kempak biak sipengalon bapanta
Nande tua kempak ndehara bapa tua.
Nande tengah kempak ndehara bapa tengah
Nande nguda kempak ndehara bapa nguda.

III . ERTURANG (Saudari)

1. Erturang antara si dilaki ras si diberu, adi sada bapa entah sada nande
2. Erturang antara si dilaki ras si diuberu, adi si pemeren bapana
3. Erturang antara sidilaki ras diberu, adi ersenina bapana
4. Erturang antara si dilaki ras si diberu, adi ersenina bapana
5. Erturang antara si dilaki ras diberu adi sembuyak nandena (Sipemeren)
6. Erturang anara sidilaki ras si sidiberu , adi sembuyak nandena
(sipemeren)
7. Erturang - Impal kempak Bibi Turang bapa, adi dilaki
8. Erturang -Impal kempak anak mama, adi kita diberu
IV. SENINA ( Saudara )

1. Senina kempak sembuyak - senian -golongen bapa (sidilaki ras sidilaki)


2. Senina si pemeren kempak anak senina nandeta
3. Senina kempak kerina anak sipemberen bapanta (dilaki) turang adi
diberu.
4. Senina adi lit orat tutur ersenina, tah sipemeren
5. Senin sipengalon, adi beberenta ngempoi anakna, anem labo pe sada
merga.

V. MAMA (Paman)

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mama kempak Turang Nande, ntah bapa ndehara turangta pe ermama


Mama kempak kerina turang Nande , gia lain bapa.
Mama kempak turang impal nande.
Mama Tua kempak turang nandeta sintua, tah bapa ndeharata sintua
Mama tengah kempak Turang bapanta sintengah
Mama nguda kempak mama ia kerina i nguda ibas mama e sembuyak
agi Nande tah senina bapa ndeharanta, tapi singuda.

VI. MAMI

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mami
Mami
Mami
Mami
Mami
Mami

kempak ndehara mama turang nandeta.


kempak Nande ndeharanta.
kempak kerina ndehara mamanta tah gia Puang Kalimbubu
tua kempak ndehara mama tuanta
tengah kempak ndehara mama tengahta.
nguda kempak ndehara Mama ngudanta

VII. BIBI

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bibi
Bibi
Bibi
Bibi
Bibi
Bibi
Bibi
Bibi

arah turang bapa


senina nande
nande perbulangen
kempak turang impal bapa.
kempak kerina tegun turang bapa
tua kempak turang bapa sintua
tengah kempak turang bapa sintengah
nguda kempak turang bapa singuda

VIII, BENGKILA

1. Bengkila kempak bapa perbulangen


2. Bengkila kempak perbulangen turang bapanta.
3. Bengkila kempak krina senina bengkila.
IX. SILIH

1. Silih kempak turang ndehara ( Kalimbubu )


2. Silih kempak si ngempoi turangta
3. Silih kempak kempak kerina Golongen Turanga ndeharanta
X. TURANGKU

Turangku em simehangke, erturangku harus rebu , labo banci siperkuanen


( secara langsung ) Adi simble pe harus duana nilah.
1. Turangku kempak ndehara silihta
2. Turangku kempak perbulangen berunta tah silih perbulangen ( anak
beru )
3. Turangku kempak kerina ndehra silihta , tah silih egia puang kalimbubu.

XI. KELA

1. Kela kempak perbulangen anakta


2. Bebere kempak anak Turangta ( kita dilaki ) Adi mama ras maminta pe
erkela.
XII. PERMAIN

1. Permain kempak ndehara anakta


2. Permain kempak kerina anaj turang ndeharana, dilaki tah diberu.
XIII. NINI BULANG (Kakek)

1. Nini bulang kempak bapa bapanta


2. Nini Bulang kempak Bapa Nandeta
3. Nini bulang kempak jenjang si mupus bapa, nande, mama , bengkila ras
sidebanna.
XIV. NINI TUDUNG (Nenek)

1. Nini tudung kempak kerina Golongen ndehara Nini Bulang


2. Subuk Nini Tudung enda golongen Kalimbubu tah anak beru bagepe
tategun bapanta
Diposkan oleh Dhezpesialeonez di 23.36 1 komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Sistem Pernikahan/Perkawinan pada adat Karo


SistemperkawinanpadaMergaGinting,KaroKarodanTarigan.Padamergamerga(baca:
marga)tersebutdiatas,berlakusistemperkawinanexogamimurni,dimanamerekayang
berasaldarisubsubmergaGinting,KaroKarodanTarigandiharuskankawindenganorang
laindariluarmerganya,ataudilarangkawinsemarga.
SistemperkawinanpadaMergaPeranginangindanSembiring.Sistemperkawinanpada
keduamergainiadalahelutherogamiterbatas.Adapunletakketerbatasannyaadalah
seseorangdarimergatertentuPeranginanginatauSembirirngdiperbolehkankawindengan
orangdarimergayangsama,tetapisubmerga(lineagea)nyaberbeda.Misalnyadalammerga
Peranginangin,antaraBangundenganSebayang,atauantaraKutaBuluhdenganSebayang.
DemikianjugadidalammergaSembiring,antaraBrahmanadenganMeliala,antaraPelawi
denganDepari,dansebagainya.
LaranganPerkawinandenganorangdariluarmerga(clan)nyatidaldikenal,kecualiantara
SebayangdenganSitepu,atauantaraSinulinggadenganTekang,yangdisebutsejanjiatau
berdasarkansebuahperjanjianyangtelahdiperbuatsebelumnya,dimanamerekatelah
mengadakanperjanjianuntuktidaksalingkawinmengawini.Eleutherogamiterbatasini
menunjukkanbahwamergabukansebagaihubungangeneakolongis,danasalusulsubmerga
tidaksama.

DisaridariAdatKaro,karyaDarwinPrinst,SH.,terbitanKongresKebudayaanKaro,Medan
1996.
Berdasarkanjumlahisteridikenalperkawinanmonogamidanpoligami.Perkawinanpoligami
biasanyaterjadikarena:
tidakmendapatketurunan
tidakmemperolehketurunanlakilaki
salingmencintai
tidakadakecocokandenganisteripertama
meneruskanhubungankekeluargaan
Berdasarkanprosesterjadinyaperkawinan,dapatdibagiatasperkawinansukasamasuka
(salingmencintai)danperkawinanatasdasarprakarsaatauperananorangtua(baca:
dijodohkan),yangbiasanyaterjadiuntukmempertahankanhubungankekeluargaanatau
karenaseorangwanitatelahhamil.
Berdasarkanstatusdaripihakyangkawin,dapatdibagimenjadi:
1.GancihAbu(gantitikar).Yaitubilaseorangwanitamenikahdenganseorangpriauntuk
menggantikankedudukansaudaranyayangtelahmeninggalsebagaiisteri.Halinibiasanya
terjadiuntukmeneruskanhubungankekeluargaan,melindungikepentingananakpada
perkawinanpertama,danjugauntukmenjagakeutuhanhartadariperkawinanpertama.
2.LakoMan(turunranjang).Yaituapabilaseorangpriakawindenganseorangwanitayang
tadinyaadalahbekasisterisaudaranyayangtelahmeninggaldunia.
AdapunjenisjenisdariLakoManadalah:
MindoNakan.
Yaitusuatuperkawinanantaraseorangpriadenganwanitamantanisterisaudaraayahnya.
MindoCina.
Yaituperkawinanantaraseorangpriadenganwanitayangsecaratuturadalahneneknya.
KawinCiken.
Perkawinanantaraseorangpriadenganwanitamantanisteriayah/saudaranyayangtelah
dijanjikansebelumnya.Haliniterjadipadazamandahuludisebabkanseorangwanitayang
masihsangatmudadikawinkandenganpriayangsudahtua,laludibuatperjanjianbahwa
salahseorangdariputra/saudaranyasebagaiciken(tongkat)apabilasuaminyakelak
meninggaldunia.
Padajamandahulubilaseseorangmemilikiduaorangisteridansalahseorangdiantaranya
belummemilikiketurunanlakilaki,danpadapihakyanglain,salahseorangsaudaradari
suaminyabelummemilikiisteri,makaisteriyangbelummemilikiketurunanlakilaki
tersebutdapatdisahkanmenjadiisterisaudarasuaminyatersebut,denganharapanagartetep
terpeliharanyahubungankekeluargaandenganpihakwanita,dandiperolehnyaketurunan
dengansuamibarunya.ContohnyalihatdalamkasusPustakaKembarendanceritaPincawan
danLambing(Sebayang).HalitulahyangterjadidalammergaSebayangdanPencawandan

Kembaren(Sijagat)denganKembarenPerti.
Ngalih.Yaitulakomankepadaisteriabang(kaka).
Ngianken.Yaitulakomankepadaisteriadik(agi).
3.PiherTendi/Erbengkilabana.Adalahperkawinanantaraorangyangmenuruttutur,si
wanitamemanggilbengkilakepadasuaminya.DidaerahKaroLangkatinidisebut
perkawinanPiherTendi.
Berdasarkanjauhdekatnyahubungankekeluargaan,dikenalempatjenisperkawinanyakni:
Petuturken.
Suatuperkawinanyangdilangsungkanantaraseorangpriadanwanitayangbukan'rimpal'.
Perkawinandemikiandiperbolehkanolehadatsejauhtidakadalaranganseperti:erturang
(satumerga)untukGinting,KaroKarodanTarigan,kecualiPeranginangindanSembiring.
DimanasubmergaPeranginanginyaituSebayangdiperbolehkankawindenganKuta
Buluh/Sukatendel,BangundenganSebayangdanlainnya.JugadalamsubmergaSembiring,
antaraSembiringBrahmanadenganMeliala.
ErdemuBayu.
Perkawinanantaraseorangpriadanwanitadimanaayahsiwanitabersaudaradenganibusi
pria,yangdalamtuturmerekadisebut'rimpal'.Atausiwanitadisebutberupuhunatauberu
singumbandaripria,danperkawinansepertiinilahyangdiharapkandalamadatKaro.
MerkatSinuan.
Adalahsebuahperkawinanyangdilangsungkanantaraseorangpriadanwanitaputeridari
'puangkalimbubunya'.Perkawinansepertiinibiasanyasangatdihindarkandalamadatkarena
tuturmerekaadalah'erturangku'.
LaArus.
Adalahperkawinanantarapriadenganwanitayangsecaraadatadalahterlarang,seperti
mengawiniturang,turangimpalatauputerianakberu.Untukmelangsungkanperkawinan
sepertiiniharusadasanksiadat,sepertiterjadipadarumahempattundokdiKutaBuluh.
Diposkan oleh Dhezpesialeonez di 23.20 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Sangkep Ngeluh Adat Karo

Sangkep Nggeluh dalam Adat Karo


Untuk memahami adat-istiadat Karo secara baik tidak ada jalan lain selain terlebih
dahulu memahami tentang sangkep nggeluh pada merga silima, karena dalam setiap
pelaksanaan adat-istiadat yang berperan adalah sangkep nggeluh.
Sangkep nggeluh adalah suatu sistem kekeluargaan pada masyarakat karo yang secara garis

besar terdiri atas senina, anak beru, dan kalimbubu.


Pusat dari sangkep nggeluh adalah sukut yaitu pribadi/keluarga/merga tertentu, yang
dikelilingi oleh senina, anak beru, dan kalimbubu-nya. Sukut dalam pesta perkawinan akan
menerima uang jujuran berupa bena emas (erdemu bayu) atau batang unjuken (petuturken).
Dalam melaksanakan upacara adat tertentu seperti perkawinan, kematian, memasuki rumah
baru, dan lain-lain sangkep nggeluh akan diketahui apabila sudah jelas siapa sukut dalam
acara tersebut. Misalnya dalam perkawinan, sukut adalah orang yang kawin dan orang
tuanya. Atau dalam kematian, sukut adalah janda atau duda dan anak dari yang meninggal.
Atau dalam hal memasuki rumah baru (mengket rumah) sukut adalah pemilik rumah itu
sendiri.
Untuk lebih memahami hal tersebut, terlebih dahulu hendaklah diketahui cara orang Karo
menarik garis keturunan (lineage) baik dari keturunan ayah (patrilineal) maupun dari garis
keturunan ibu (matrilineal) yang melekat pada setiap individu suku Karo, yang dalam bahasa
sehari-hari dikenal dengan tutur (terombo). Adapun cara menarik garis keturunan atau tutur
meliputi :
1. Merga/Beru. Merga/Beru adalah nama keluarga bagi seseorang dari nama keluarga
(merga) ayahnya. Untuk anak perempuan disebut beru. Bagi anak laki-laki merga ini
akan diwarikan secara turun-temurun. Merga/Beru pada suku Karo secara garis besar
ada lima yaitu :
a. Ginting
b. Karo-karo
c. Perangin-angin
d. Sembiring dan
e. Tarigan
2. Bere-Bere Bere-bere adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari beru
ibunya. Kalau ibunya beru Peranginangin, maka dia bere-bere Peranginangin, kalau
ibunya beru Sembiring maka anaknya jadi bere-bere Sembiring, dan seterusnya.
3. Binuang Binuang adalah nama kelaurga yang diwarisi seseorang dari bere-bere
ayahnya (bere-bere bapa) atau dari marga simada dareh ayahnya atau dari neneknya
(ibu dari ayahnya).
4. Kempu (Perkempun) Kempu (perkempun) adalah nama keluarga yang diwarisi
seseorang (berasal) dari merga puang kalimbubu-nya atau dari bere-bere ibunya atau
dari beru neneknya (ibu dari ibunya).
5. Kampah Kampah adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari merga
kalimbubu simada dareh kakeknya atau bere-bere nini (ayah dari ayahnya) atau beru
dari ibu kakeknya (ayah dari ayahnya) atau beru dari istri empung-nya dari pihak
ayah.
6. Soler Soler adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari marga puang nu
puang kalimbubu atau merga dari singalo perkempun ibu atau beru empung (ibu dari
nenek).
Jadi, ada enam nama keluarga (merga/beru) yang dimiliki setiap individu suku Karo. Dengan
demikian, jelas bahwa suku Karo menarik garis keturunan secara bilateral, yakni dari pihak

ayah dan ibu sekaligus. Untuk jelasnya, perhatikan gambar dibawah ini.

Diposkan oleh Dhezpesialeonez di 23.13 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Rumah Adat Karo


Pada masyarakat Karo terdapat suatu rumah yang dihuni oleh beberapa keluarga, yang
penempatan jabu-nya didalam rumah tersebut diatur menurut ketentuan adat dan didalam
rumah itu pun berlaku ketentuan adat, itulah yang disebut dengan rumah adat Karo. Rumah
adat Karo ini berbeda dengan rumah adat suku lainnya dan kekhasan itulah yang mencirikan
rumah adat Karo. Bentuknya sangat megah diberi tanduk. Proses pendirian sampai kehidupan
dalam rumah adat itu diatur oleh adat Karo, dan karena itulah disebut rumah adat.

Si waluh jabu

Berdasarkan bentuk atap, rumah adat karo dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rumah sianjung-anjung Rumah sianjung-anjung adalah rumah bermuka empat
atau lebih, yang dapat juga terdiri atas sat atau dua tersek dan diberi bertanduk.
b. Rumah Mecu. Rumah mecu adalah rumah yang bentuknya sederhana, bermuka
dua mempunyai sepasang tanduk.
Sementara menurut binangun, rumah adat Karo pun dapat dibagi atas dua yaitu:
a. Rumah Sangka Manuk. Rumah sangka manuk yaitu rumah yang binangunnya
dibuat dari balok tindih-menindih.
b. Rumah Sendi. Rumah sendi adalah rumah yang tiang rumahnya dibuat berdiri dan
satu sama lain dihubungkan dengan balok-balok sehingga bangunan menjadi sendi
dan kokoh. Dalam nyanyian rumah ini sering juga disebut Rumah Sendi Gading
Kurungen Manik. Rumah adat Karo didirikan berdasarkan arah kenjahe (hilir) dan
kenjulu (hulu) sesuai aliran air pada suatu kampung.
Jabu dalam Rumah Adat
Rumah adat biasanya dihuni oleh empat atau delapan keluarga. Penempatan keluargakeluarga itu dalam bagian rumah adat (jabu) dilakukan berdasarkan ketentuan adat
Karo. Rumah adat secara garis besar dapat dibagi atas jabu jahe (hilir) dan jabu julu
(hulu). Jabu jahe terbagi atas jabu bena kayu dan jabu lepar benana kayu. Demikian
juga jabu kenjulu dibagi atas dua, yaitu jabu ujung kayu dan jabu rumah sendipar
ujung kayu. Inilah yang sesungguhnya disebut sebagai jabu adat. Rumah-rumah adat
empat ruang ini dahulunya terdapat di Kuta Buluh, Buah Raja, Lau Buluh, Limang,
Perbesi, Peceren, Lingga, dan lain-lain. Ada kalanya suatu rumah adat terdiri dari
delapan ruang dan dihuni oleh delapan keluarga. Malahan kampung Munte ada rumah
adat yang dihuni oleh enam belas keluarga. Dalam hal rumah adat dihuni oleh delapan
keluarga, sementara dapuar dalam rumah adat hanya ada empat, masing-masing jabu
dibagi dua, sehingga terjadilah jabu-jabu sedapuren bena kayu, sedapuren ujung kayu,
sedapuren lepar bena kayu, dan jabu sedapuren lepar ujung kayu. Adapun susunan
jabu dan yang menempatinya adalah sebagai berikut:
1. Jabu Benana Kayu. Terletak di jabu jahe. Kalau kita kerumah dari ture
jahe, letaknya sebelah kiri. Jabu ini dihuni oleh para keturunen simantek kuta
(golongan pendiri kampung) atau sembuyak-nya. Fungsinya adalah sebagai
pemimpin rumah adat.
2. Jabu ujung Kayu (anak beru). jabu ini arahnya di arah kenjulu rumah
adat. Kalau kita masuk kerumah adat dari pintu kenjulu, letaknya disebelah
kiri atau diagonal dengan letak jabu benana kayu. Jabu ini ditempati oleh anak
beru kuta atau anak beru dari jabu benana Kayu. Fungsinya adalah sebagai
juru bicara jabu bena kayu.
3. Jabu Lepar Benana Kayu Jabu ini di arah kenjahe (hilir). Kalau kita
kerumah dari pintu kenjahe letaknya disebelah kanan, Penghuni jabu ini
adalah sembuyak dari jabu benana kayu. Fungsinya untuk mendengarkan
berita-berita yang terjadi diluar rumah dan menyampaikan hal itu kepada jabu
benana kayu. Oleh karena itu, jabu ini disebut jabu sungkun berita (sumber
informasi).
4. Jabu lepar ujung kayu (mangan-minem) Letaknya dibagian kenjulu
(hulu) rumah adat. Kalau kita masuk dari pintu kenjulu ke rumah adat,
letaknya di sebelah kanan. Jabu ini ditempati oleh kalimbubu jabu benana
kayu. Oleh karena itu, jabu ini disebut jabu si mangan-minem. Keempat jabu
inilah yang disebut dengan jabu adat, karena penempatannya harus sesuai

dengan adat, demikian juga yang menempatinya ditentukan menurut adat.


Akan tetapi, adakalanya juga rumah adat itu terdiri dari delpan atau enam
belas jabu.
5. Jabu sedapuren benana kayu (peninggel-ninggel). Jabu ini ditempati
oleh anak beru menteri dari rumah si mantek kuta (jabu benana kayu), dan
sering pula disebut jabu peninggel-ninggel. Dia ini adalah anak beru dari
ujung kayu.
6. jabu sidapuren ujung kayu (rintenteng). Ditempati oleh sembuyak dari
ujung kayu, yang sering juga disebut jabu arinteneng. Tugasnya adalah untuk
engkapuri belo, menyerahkan belo kinapur (persentabin) kepada tamu jabu
benana kayu tersebut. Oleh karena itu, jabu ini disebut juga jabu arinteneng.
7. Jabu sedapuren lepar ujung kayu (bicara guru). Dihuni oleh guru
(dukun) atau tabib yang mengetahui berbagai pengobatan. Tugasnya
mengobati anggota rumah yang sakit.
8. Jabu sedapuren lepar benana kayu Dihuni oleh puang kalimbubu dari
jabu benana kayu disebut juga jabu pendungi ranan. Karena biasanya dalam
runggun adat Karo persetujuan terakhir diberikan oleh puang kalimbubu.
Sumber: Darwin Prinst (Adat Karo)
Diposkan oleh Dhezpesialeonez di 23.00 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tutur Siwaluh
Tutur siwaluh adalah konsep kekerabatan masyarakat Karo, yang berhubungan dengan
penuturan, yaitu terdiri dari delapan golongan:
1. puang kalimbubu
2. kalimbubu
3. senina
4. sembuyak
5. senina sipemeren
6. senina sepengalon/sedalanen
7. anak beru
8. anak beru menteri
Dalam pelaksanaan upacara adat, tutur siwaluh ini masih dapat dibagi lagi dalam kelompokkelompok lebih khusus sesuai dengan keperluan dalam pelaksanaan upacara yang
dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
1. Puang kalimbubu adalah kalimbubu dari kalimbubu seseorang

2. Kalimbubu adalah kelompok pemberi isteri kepada keluarga tertentu, kalimbubu ini
dapat dikelompokkan lagi menjadi:
o Kalimbubu bena-bena atau kalimbubu tua, yaitu kelompok pemberiisteri
kepada kelompok tertentu yang dianggap sebagai kelompok pemberi isteri
adal dari keluarga tersebut. Misalnya A bermerga Sembiring bere-bere
Tarigan, maka Tarigan adalah kalimbubu Si A. Jika A mempunyai anak, maka
merga Tarigan adalah kalimbubu bena-bena/kalimbubu tua dari anak A. Jadi
kalimbubu bena-bena atau kalimbubu tua adalah kalimbubu dari ayah
kandung.
o Kalimbubu simada dareh adalah berasal dari ibu kandung seseorang.
Kalimbubu simada dareh adalah saudara laki-laki dari ibu kandung seseorang.
Disebut kalimbubu simada dareh karena merekalah yang dianggap mempunyai
darah, karena dianggap darah merekalah yang terdapat dalam diri
keponakannya.
o Kalimbubu iperdemui, berarti kalimbubu yang dijadikan kalimbubu oleh
karena seseorang mengawini putri dari satu keluarga untuk pertama kalinya.
Jadi seseorang itu menjadi kalimbubu adalah berdasarkan perkawinan.
3. Senina, yaitu mereka yang bersadara karena mempunyai merga dan submerga yang
sama.
4. Sembuyak, secara harfiah se artinya satu dan mbuyak artinya kandungan, jadi artinya
adalah orang-orang yang lahir dari kandungan atau rahim yang sama. Namun dalam
masyarakat Karo istilah ini digunakan untuk senina yang berlainan submerga juga,
dalam bahasa Karo disebut sindauh ipedeher (yang jauh menjadi dekat).
5. Sipemeren, yaitu orang-orang yang ibu-ibu mereka bersaudara kandung. Bagian ini
didukung lagi oleh pihak siparibanen, yaitu orang-orang yang mempunyai isteri yang
bersaudara.
6. Senina Sepengalon atau Sendalanen, yaitu orang yang bersaudara karena mempunyai
anak-anak yang memperisteri dari beru yang sama.
7. Anak beru, berarti pihak yang mengambil isteri dari suatu keluarga tertentu untuk
diperistri. Anak beru dapat terjadi secara langsung karena mengawini wanita keluarga
tertentu, dan secara tidak langsung melalui perantaraan orang lain, seperti anak beru
menteri dan anak beru singikuri.Anak beru ini terdiri lagi atas:
o anak beru tua, adalah anak beru dalam satu keluarga turun temurun. Paling
tidak tiga generasi telah mengambil isteri dari keluarga tertentu
(kalimbubunya). Anak beru tua adalah anak beru yang utama, karena tanpa
kehadirannya dalam suatu upacara adat yang dibuat oleh pihak kalimbubunya,
maka upacara tersebut tidak dapat dimulai. Anak beru tua juga berfungsi
sebagai anak beru singerana (sebagai pembicara), karena fungsinya dalam
upacara adat sebagai pembicara dan pemimpin keluarga dalam keluarga
kalimbubu dalam konteks upacara adat.

o Anak beru cekoh baka tutup, yaitu anak beru yang secara langsung dapat
mengetahui segala sesuatu di dalam keluarga kalimbubunya. Anak beru sekoh
baka tutup adalah anak saudara perempuan dari seorang kepala keluarga.
Misalnya Si A seorang laki-laki, mempunyai saudara perempuan Si B, maka
anak Si B adalah anak beru cekoh baka tutup dari Si A. Dalam panggilan
sehari-hari anak beru disebut juga bere-bere mama.
8. Anak beru menteri, yaitu anak berunya anak beru. Asal kata menteri adalah dari kata
minteri yang berarti meluruskan. Jadi anak beru minteri mempunyai pengertian yang
lebih luas sebagai petunjuk, mengawasi serta membantu tugas kalimbubunya dalam
suatu kewajiban dalam upacara adat. Ada pula yang disebut anak beru singkuri, yaitu
anak berunya anak beru menteri. Anak beru ini mempersiapkan hidangan dalam
konteks upacara adat.
Diposkan oleh Dhezpesialeonez di 22.53 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Beranda
Langganan: Entri (Atom)

Pengikut
Arsip Blog

2011 (5)
o Maret (5)

Orat Tutur dalam Adat Karo

Sistem Pernikahan/Perkawinan pada adat Karo

Sangkep Ngeluh Adat Karo

Rumah Adat Karo

Tutur Siwaluh

Mengenai Saya
Dhezpesialeonez
Lihat profil lengkapku
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like