Professional Documents
Culture Documents
Banyak sekali defenisi profesi. Beberapa diantaranya perlu dipelajari, agar bisa
menangkap pengertian yang umum tentang profesi. Meskipun definisinya banyak, tetapi dalam
berbagai definisi itu terdapat unsur yang yang selalu digunakan oleh para pembuat defenisi
tersebut.
Lalu Ernest Greenwood (1958) mengajukan lima atribut dari suatu profesi, yaitu
mewakili:
Burrage, Jarausch dan Siegrist (1990), membuat daftar kriteria yang sering dikutip
yaitu:
Kemudian pada tahun 2001, Elliot Freidson mengajukan definisi profesi sebagai ideal
type atau suatu spesific professional logic dengan theoretical constansts berikut ini:
1. Suatu batang tubuh pengetahuan dan ketrampilan yang secara resmi diakui berbasis
pada konsep-konsep dan teori-teori abstrak yang menuntut digunakannya sejumlah
diskresi.
2. Suatu pmbagian kerja yang dikontrol secara occupational.
3. Suatu pasar tenaga kerja yang dikontrol secara occupational dimana dituntut mandat
yang sah (credentials) untuk masuk dan mobilitas karier.
4. Suatu program pelatihan yang dikontrol secara occupational yang menghasilkan
tingkat kepercayaan, persekolahan yang berkaitan dengan pendidikan tinggi, terpisah
dari pasar tenaga kerja biasa dan membukakan kesempatan untuk pengembangan
pengetahuan baru.
5. Suatu ieologi yang merujuk pada sejumlah nilai transcendent dan pertanyaan akan
lebih berbakti untuk berbuat kebaikan ketimbang demi imbalan ekonomis (Freidson,
2001:180).
Rumusan yang sering digunakan, adalah:
Suatu profesi biasanya dibentuk oleh orang-orang yang berpengetahuan dan
berkeahlian khusus yang memungkinkan mereka memberikan pelayanan penting
bagi masyarakat luas dan memenuhi kebutuhan manusia yang signifikan
(significant human needs).
Sementara itu, Cruess et. Al., (2004) mengusulkan sebuah defenisi profesi:
Selanjutnya, menurut Saks (2012), anggota profesi diatur dengan suatu kode etik
dan menyatakan komitmen pada kompetensi, integritas dan moralitas, altruism, dan promosi
kebaikan umum di lingkungan doamain mereka. Komitmen ini membentuk basis dari suatu
kontrak sosial antara sebuah profesi dengan masyarakat yang pada gilirannya memberi profesi
dimaksud suatu monopoli atas penggunaan basis pengetahuan mereka, hak untuk otonomi
dalam praktik dan privillage untuk mengatur diri sendiri (the privillage of self-regulation).
Profesi dan anggotanya akuntabel kepada mereka yang dilayaninya dan kepada masyarakat
secara keseluruhan.
Kemudian diakhir abad ke-19 ada du lagi karakteristik yang menandai suatu
profesi, yaitu:
a. Profesi harus mempunyai bidang pekerjaan tertentu (Spesifikasi) tidak boleh sama
dengan pekerjaan yang dilakukan oleh profesi yang lain.
b. Bidang pekerjaan profesi itu harus bersifat pengabdian kepada masyarakat (public
service) pekerjaan yang bersifat lazimnya lebih banyak pengorbanannya daripada
keuntungan ekonomi finansial.
c. Karena hakikat dan sifatnya profesi membutuhkan persyaratan dasar tertentu.
Persyaratan dasar tidak boleh sama persis dengan profesi yang lain.
d. Profesi harus mempunyai ketrampilan khusus, yang tidak dimiliki oleh profesi yang
lain.
e. Profesi harus mempunya sikap dan kepribadian yang khas, yang menandakan profesi
itu berbeda dengan profesi yang lain.
f. Profesi harus mempunyai organisasi profesi, yang akan berfungsi sebagai wadah untuk
menghimpun, mengelola dan melayani anggota profesinya.
g. Profesi harus mempunyai pedoman sikap dan tingkah laku bagi para anggotanya yang
dikenal dengan kode erik profesi.
h. Profesi harus mempunyai dewan kehormatan profesi, yaitu organisasi yang bertugas
mengawasi perilaku para anggotanya dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dan
memberikan pertimbangan kepada pengurus pusat atas pelanggaran kode etik yang
dilakukan oleh anggotanya
a. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum atas wewenang yang menjadi tugas dan
tanggung jawabnya.
b. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi dalam batas tugas dan
tanggung jawabnya, dan ikut serta dalam proses pengembangan tugasnya.
c. Memiliki kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan yang efektif dan efisien
dalam rangka pelaksanaan tugasnya sehari-hari.
d. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-usaha dan
prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdiannya.
e. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesionalnya secara individual
maupun secara institusional.