You are on page 1of 5

Pengaruh obat-obat psikotropika terhadap sistem saraf

11/08/2010 — Ketut Supeksa

10 Votes

Obat-obat psikotropika disebut juga zat-zat radioaktif. Bagi ilmu kedokteran zat-zat
psikoaktif digunakan untuk mengobati penyakit mental dan saraf. Akan tetapi bila
obat-obatan semacam itu
disalahgunakan akan menyebabkan terjadinya masalah serius karena dapat
mempengaruhi otak dan fikiran serta bagian tubuh lainnya. Juga dapat
menyebabkan ketergantungan fisik yang lazim disebut dengan ketagihan ( adiksi ).
Timbul pertanyaan , mengapa orang pemakai narkoba bisa ketagihan ( adiksi ) ???
Karena adanya opium .

Zat-zat psikoaktif dapat masuk ke dalam tubuh melalui :

1. Mulut ( misalnya seorang perokok, taukah dalam rokok terdapat nikotin, nikotin
itu akan ada dalam darah seorang perokok , ).

2. Hidung ( menghisap zat dalam bentuk uap atau bubuk, misalnya orang pemakai
kokain).

3. Kulit ( menyuntikkannya ke dalam otot atau vena ).

Menurut cara obat psikotropika mempengaruhi pemakainya, obat psikotropika


debedakan menjadi tiga macam / tiga jenis, sebagai berikut :

1. Stimulan
Stimulan bersifat menstimulasi sistem saraf simpatetik melalui pusat hipotalamus
sehingga meningkatkan kerja ( kegiatan ), misalnya menyebabkan penggunanya
tetap terjaga ( kafein ), memberikan rasa percaya diri yang semu, meningkatkan
kewaspadaan ( amfetamin ), mengurangi rasa lelah, rasa ngantuk, rasa lapar, serta
memberikan perasaan gembira ( ekstasi dan kokain ). Tetapi semua itu hanya
bersifat semu, sementara, dan efeknya yang berbahaya.

2. Halusinogen
Dalam dosis sedang, halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap persepsi
penglihatan dan pendengaran subjek serta peningkatan respons emosional. Dengan
dosis yang tinggi, dapat terjadi halusinasi yang sebenarnya, yakni si subjek ”
melihat ” atau ” mendengar ” benda-benda yang tidak ada sama sekali atau melihat
benda-benda tampak seperti bergerak hidup.

Halusinogen meliputi LSD , STP ( mirip amfetamin ), DMT, mesakolin ( dari pohon
pinus peyote ), psilosobin ( dari jenis jamur ), dan PCP ( fenseklidin ) suatu obat
bius hewan.

3. Depresan
Pada umumnya depresan membuat susunan saraf menjadi pasip. Depresan
berfungsi untuk mengurangi kegiatan sistem saraf sehingga menurunkan aktivitas
pemakainya. Dalam bidang kedokteran obat tersebut berguna untuk meredakan
ketegangan jiwa, membantu mengurangi rasa cemas dan gelisah, pengobatan
darah tinggi dan epilepsi. Contoh, depresan misalnya sedatif ( barbiturat , alkohol,
dan obat-obat penenang ).

Itulah yang dapat saya tuliskan tentang pengaruh obat psikotropika terhadap
sistem saraf. Kesimpulan : oba identik dengan racun, jika dosis tepat dan benar
akan menjadi obat. Sedangkan salah dosis akan menjadi racun, ingat penggunaan
obat dengan resep dokter.

Jika ada kesalahan mohon dimaklumi, kunjungi terus blog ini , terimakasih.
Bahaya Psikotropika Bagi Sistem Saraf

Psikotropika

Psikotropika merupakan suatu zat atau obat yang dapat berpengaruh pada
pikiran dan sistem saraf penggunanya. Psikotropika ini dapat diperoleh
secara alamiah ataupun buatan manusia (sintetik) yang sifatnya psikoaktif
dan berpengaruh pada susunan saraf pusat sehingga menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.

Psikotropika dapat menurunkan kinerja otak atau merangsang


susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan kelainan perilaku yang
disertai dengan timbulnya halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, dan
menyebabkan ketergantungan. Penggunaan psikotropika secara
berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan penggunanya yang
pada akhirnya dapat berujung kepada kematian.

1. Obat Stimulan
Jenis psikotropika yang termasuk obat stimulant dapat memberikan
rangsangan kepada syaraf sehingga dapat menimbulkan efek lebih
percaya diri. Banyak jenis psikotropika yang termasuk obat stimulan,
misalnya kafein, kokain, ganja, dan amfetamin. Zat amfetamin biasanya
terdapat pada pil ekstasi.

2. Obat Depresan

Jenis psikotropika yang termasuk obat depresan dapat memberikan


efek, yaitu kerja sistem saraf berkurang, menurunkan kesadaran, dan
mengantuk. Jenis zat yang termasuk obat depresan, misalnya alkohol,
sedatin atau pil BK, Magadon, Valium, dan
Mandrak (MX), Cannabis dan Barbiturat.

3. Obat Halusinogen

Obat halusinogen merupakan obat yang dapat menimbulkan


halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata.
Contohnya adalah Licercik Acid
Dhietilamide (LSD), psylocibine, micraline dan mariyuana.

Dampak Penggunaan Psikotropika

Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan zat


psikotropika adalah sebagai berikut:

a) Berbagai macam zat narkotika seperti candu, heroin, dan ganja dapat
menyebabkan syaraf terganggu dan menimbulkan ketagihan yang pada
akhirnya akan berujung kepada kematian.
b) Kokain dapat menimbulkan rasa takut yang berlebihan dan menimbulkan
depresi.

c) Morfin menimbulkan rasa ngantuk, gangguan pernapasan, bahagia yang


berlebihan (eufhoria), dan kematian.

d) Pil ekstasi menimbulkan rasa lelah dan ketenangan.

e) Barbiturat dapat mengakibatkan mudah tertidur lelap dan dapat


menimbulkan kematian.

Orang yang menggunakan zat psikotropika dapat dikenali dengan


memperhatikan ciri-ciri fisiknya, yaitu:

a) Badannya lemas dan tidak bertenaga.

b) Mukanya pucat dan tubuhnya kurus.

c) Tubuh menggigil disertai dengan teriakan histeris.

d) Rambut dan giginya rontok.

You might also like