Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN TUTORIAL
UNIVERSITAS JEMBER
2018
PENYUSUN :
ii
DAFTAR ISI
iii
SKENARIO 4
LOGAM/ALLOY
1
STEP 1
IDENTIFIKASI KATA SULIT
2
STEP 2
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Struktur alloy?
2. Bagaimana sifat alloy?
3. Jenis, klasifikasi dan komposisi dari alloy?
4. Bagaimana syarat alloy yang baik untuk digunakan dalam bidang KG?
5. Bagaimana cara manipulasi alloy?
6. Apa saja aplikasi alloy dalam bidang kedokteran gigi?
7. Apayang dimaksud dengan pfm?
8. Bagaimana casting alloy dilakukan pada tiap2 kelompok di skenario?
STEP 3
BRAINSTORMING
1. Struktur alloy?
Terbuat dari campuran logam yang memiliki kristal, yang bila dicampur
menjadi butiran dimana butiran akan menyatu saat proses pencampuran
sehingga memberikan kekuatan yang lebih besar. Perbedaan ukuran atom
tidak boleh lebih dari 15%, kisi Kristal harus sama, valensi kimia dari kedua
atom sama.
Sifat Kimia
a. Tahan korosi
b. Tahan tarnish
c. Tidak larut dalam saliva
d. Tidak luntur
Sifat Biologi
a. Non toksik
3
b. Non iritan
c. Tidak menyebabkan reaksi alergi
Sifat Fisika
a. Titik didih
b. Titik lebur
c. Konduktor panas yang baik
d. Berdasarkan penggunaannya
1) Tipe 0 : restorais tetap gigi tunggal
2) Tipe 1: restorasi tetap gigi tunggal, veneer, atau non veneer
3) Tipe 2 : restorasi tetap gigi tunggal misalnya inlay tanpa batasan
permukaan
4) Tipe 3 : restorasi tetap beberapa gigi ex gigi jembatan
5) Tipe 4 : GT sebagian
6) Tipe 5 : GT sebagian dengan thin cross section
4
4. Bagaimana syarat alloy yang baik untuk digunakan dalam bidang KG?
Syarat kimia, fisika dan biokompatibilitas
a. Tidak berefek toksik
b. Tahan terhadap korosi
c. Biokompatibel
d. Tersedia dalam jumlah yang banyak dan mudah didapatkan
e. Memiliki pertahanan terhadap abarasi yang baik
f. Mudah dicairkan, dicor, dipoles
g. Penyusutan kecil
h. Bereaksi minimal
i. Kekuatan tinggi tahan terhadap tekanan
j. Tidak terjadi perubahan fisik dalam rm
k. Tahan suhu panas dan dingin
5
6. Apa saja aplikasi alloy dalam bidang kedokteran gigi?
a. Fixed prostodontik ex crown, bridge
b. Removable prostodontik ex metal based denture
c. Orthodontic sebagai wire (Ag-Pd)
d. Sebagian besar dental instrument terbuat dari metal alloy
e. Oral surgery sebagai implant
6
STEP 4
MAPPING
STEP 5
LEARNING OBJECTIVE
7
STEP 7
8
d. Sifat Mekanik : Hardness (kekerasan) yakni ketahanan suatu logam
terhadap penetrasi atau penusukan indentor yang berupa bola baja, intan
piramida dll. Strenght (Kekuatan) yakni kemampuan suatu logam untuk
menahan deformasi. Tahan Impact yakni sifat yang dimiliki oleh suatu
logam untuk dapat tahan terhadap beban kejut (Combe, 1992).
e. Sifat Estetik : Sesuai dengan perkembangan jaman dan memberi
penampilan yang natural pada gigi.
f. Sifat Fisik : Memiliki kemampuan konduktivitas thermal yang baik /
penghantar panas, pertahanan terhadap abrasi yang baik.
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi
karena kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan logam berbeda antara logam yang
satu dengan yang lain tergantung pada jumlah elektron yang terdelokalisasi pada
larutan elektron, dan pada susunan atom-atomnya. Logam-logam golongan 1
seperti natrium dan kalium memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif rendah
karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron untuk dikontribusikan pada
ikatan.
Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas diteruskan oleh
elektron sebagai akibat dari penambahan energi kinetik (hal ini menyebabkan
elektron bergerak lebih cepat). Energi panas ditransferkan melintasi logam yang
diam melalui elektron yang bergerak.
9
karena kemampuan atom-atom logam untuk menggelimpang antara atom yang
satu dengan atom yang lain menjadi posisi yang baru tanpa memutuskan ikatan
logam.
10
e. Alloy emas
1) Digunakan untuk inlay, mahkota dan jembatan
2) Landasan gigi tiruan sebagai tuangan
3) Digunakan dlm bentuk kawat
f. Alloy Cobalt-Chromium, Alloy Silver palladium, Alloy Aluminium –
bronze : Digunakan untuk landasan gigi tiruan sebagai
tuangan (Craig,2002)
Macam-macam logam toksis antara lain :
a. Mercuri (Hg) : gangguan pada sistem saraf pusat yang menjadi tujuan
metil merkuri, seperti sakit kepala, nyeri pada lengan dan paha, sulit
bicara, gerakan lamban, dll.
b. Cadmium (Cd) : menyebabkan keracunan bila memakan atau inhalasi
dosis kecil Cd dalam waktu yang lama. Gejala akan terjadi setelah selang
waktu beberapa lama dan kronik. Gangguan yang timbul erat kaitannya
dengan ginjal.
c. Cuprum (Cu), Seng (Zn), dan Nikel (Ni) : merupakan logam yang bisa
digunakan sebagai bahan alloy, tetapi apabila penggunaannya berlebihan
dalam tubuh dapat menimbulkan suatu masalah baru. Seperti anemia, mual
, muntah, diare, asma, dll.
d. Sn (Timah) : Logam timah merupakan unsur yang beracun dimana orang
yang terpapar timah dalam jangka waktu lama. Misalnya pekerja, atau
penduduk yang tinggal di sekitar industri yang menggunakan bahan timah
hitam akan mengalami penyakit anemia, gejalanya terdapat garis biru
hitam pada gusi, nyeri perut, konstipasi (sulit buang air besar), dan
muntah.
e. Cr (Chromium) : Organ utama yang terserang karena Cr terhisap adalah
paru-paru, sedangkan organ lain yang bisa terserang adalah ginjal, lever,
kulit dan sistem imunitas.
f. Co (Cobalt) : Cobalt (Co) dalam jumlah yang besar yang masuk ke dalam
tubuh akan merusak kelenjar gondok, sel darah merah menjadi berubah,
tekanan darah menjadi tinggi, pergelangan kaki menjadi bengkak, penyakit
gagal jantung, sesak nafas, batuk-batuk dan kondisi badan yang lemah.
Klasifikasi Logam
• Noble metal (Gas mulia)
Logam mulia terdiri dari emas (Au), platinum (Pt), Palladium (Pd), Iridium (Ir),
Rhodium (Rh), Osmium (Os), dan Ruthenium (Ru)
• Logam dasar (Base Metal)
Logam dasar yang digunakan dalam dental alloy antara lain: perak (silver),
tembaga (Copper), seng (Zinc), indium, timah (Tin), gallium, dan nickel.
Klasifikasi dental alloy (Davis, 2003) :
11
a. Berdasarkan jumlah unsur penyusun:
- Binary system (campuran 2 logam)
- Ternary system (campuran 3 logam)
- Quartemary system dst (campuran 4 logam)
b. Berdasarkan dental function (the Bureau of Standard):
- Type I alloy (soft): untuk inlay kecil dengan tekanan kecil.
- Type II alloy (medium): untuk gigi yg mendapat tekanan sedang
misalnya untuk crown, abutment, pontic, full crown.
- Type III alloy (hard): untuk gigi yang mendapat tekanan oklusal tinggi
termasuk crown, full crown, cast backing, abutment, pontic, denture base,
fixed partial dentre (kecil), inlay.
- Type IV alloy (extra hard): untuk inlay, denture bar, clasp, full crown,
fixed partial denture, partial denture frame work.
- Metal ceramic alloy (hard & extra hard): coping, veneer dental
porcelain, crown (dinding tipis).
- Removable partial denture alloy: RPD frame work. Alloy ini digunakan
sebagai pengganti Type IV alloy.
c. berdasarkan tingkat kekerasan
1. Tipe I (lunak) angkakekerasan Vickers (VHN) 50-90
2. Tipe II (sedang) angkakekerasan Vickers (VHN) 90-120
3. Tipe II (keras) angkakekerasan Vickers (VHN) 120-150
4. Tipe IV (ekstrakeras) angkakekerasan Vickers (VHN) >150
d. berdasarkan ADA
1. High noble Alloy (HN) atau logam sangat mulia dg komposisi logam
mulia >60% dari berat total dan kandungan emas >40%
Au – Pt alloy: Untuk Full Casting, Porcelain Fuse to Metal
Au – Cu – Ag alloy : Full casting
2. Noble alloy (N) atau logam mulia dengan komposisi logam mulia >25%
Ag – Au – Cu alloy : Full Casting
Pd– Cu alloy : full casting, PFM
Ag – Pdalloy : full casting, PFM
3. Redominantly base metal Alloy atau alloy berbahan utama logam dasar
dengan kandungan logam mulia < 25%
Ni – based alloy : full casting, PFM, wrought, partial denture
Co – based alloy :sda
Ti – based alloy :sda + implant
12
Spesifikasi terbaru juga mengikutsertakan non-noble alloy sama seperti
alloy yang tidak mengandung emas tapi memiliki kandungan palladium
yang tinggi. Berdasarkan klasifikasi terbaru maka semuatipe alloy pada
klasifikasi lama merupakan high noble alloy.
13
material cetak hams berbentuk cair ketika dimasukkan ke dalam mulut pasien. Hal
mi memerlukan viskositas yang rendah atau derajat pseudoplastisitas. Saat
pencetakan, material cetak dapat berinteraksi dengan saliva. Hal ini dapat
mempengaruhi reproduksi rincian halus. Ada material cetak yang bersifat
hidrofobik (tidak suka air) sehingga dapat menimbulkan lubang-lubang kecil pada
hasil cetakan. Beberapa material cetak bersifat hidrofilik sehingga Iebih
kompatibel dengan kelembaban dan saliva.
b. Perubahan dimensi saat Setting
Setting material cetak melalui penibahan fisik yang sederhana atau reaksi
kimiawi. Proses tersebut dapat menyebabkan perubahan dimensi yang biasanya
akan mempengaruhi akurasi. Material cetak yang mengalami kontraksi selama
setting akan menghasilkan ekspansi/pembesaran rongga cetakan, sedangkan
material cetak yang mengembang selama setting akan menghasilkan model yang
ukurannya lebih kecil. Material cetak akan mengalami perubahan temperatur
sekitar 100 saat dikeluarkan dan mulut pasien. Hal tersebut dapa menimbulkan
kontraksi termal.
c. Elastisitas
Material cetak harus memiliki elastisitas dan tear resistance yang cukup
baik agar dapat mencetak undercut. Material cetak yang elastis akan mampu
mencetak undercut secara akurat. Material cetak yang plastis akan mengalami
distorsi selama pelepasan cetakan dan tidak dapat mencetak undercut. Material
cetak viskoelastis menghasilkan bentuk yang berubah dan aslinya. Saat dilepas
dari rongga mulut, material cetak akan mengalami tegangan tank yang besar di
daerah undercut. Material cetak hams mampu menahan tegangan tersebut tanpa
robek. Dengan demikian, diperlukan material cetak dengan tear resistance
(ketahanan terhadap perobekan) yang tinggi.
Pada tahap penanaman model malam harus dibersihkan dari kotoran, debu,
dan minyak. Untuk itu dapat digunakan pembersih model malam komersial atau
deterjen sintetik yang diencerkan. Sisa cairan dapat dihilangkan dengan
dikibaskan dan model dibiarkan mengering diudara terbuka, sementara bahan
tanam disiapkan. Lapisan tipis pembersih yang tertinggal pada permukaan model
malam dapat mengurangi tegangan permukaan dari malam dan pembasahan yang
14
lebih baik dari bahan tanam sehingga terjadi perlekatan yang sempurna, termasuk
pada bagian – bagian model yang kecil dan tipis.
d. Burn Out (Eliminasi wax dengan panas)
Casting atau yang sering disebut proses pengecoran atau penuangan dalam
kedokteran gigi dapat diartikan suatu proses pendorongan logam yang sedang
mencair ke dalam mould sehingga menjadi suatu tuangan yang sering disebut
logam tuang. Sehingga pada akhir dari casting alloy dapat dihasilkan suatu
bentukan yang terbentuk dari logam yang terjadi di dalam mould. Casting
menggunakan 2 logam Cu alloy. Logam campur dicairkan dengan semburan api
dalam crucible yang terpisah. Kemudian dituang kedalam mould dengan gaya
centrifugal. Setelah bumbung tuang telah mencapai suhu normal, lalu logam
dikeluarkan dengan cara membongkar bahan tanam. Hasil logam dicuci dan
dibersihkan sampai sisa bahan tanam tidak ada.Setelah pencucian, terlihat adanya
bitik-bintik tidak teratur pada logam (logam masih kasar) dan tidak sesuai dengan
ukuran semula. Bitik-bintik ini disebabkan oleh beberapa hal terutama kesalahan
dalam penuangan. Terjadinya oksidasi pada logam sebelum penuangan dapat
menyebabkan permukaan logam menjadi kasar. Adapun oksidasi ini dapat
disebabkan beberapa hal yaitu penggunaan api yang bukan berwarna biru atau
kehijauan atau logam yang terlalu lama dipanaskan sehingga terjadi over heating.
f. Pickling (Membersihkan kotoran oksida yang melekat dengan merendam
dalam asam sulfat panas selama 5 -10 detik)
g. Finishing & Polishing
Pada tahap ini dilakukan perapian model kasar logam dan disesuaikan
dengan ukuran semula. Kemudian logam dipoles dengan menggunakan arkansas
15
stone sampai permukaan model terlihat halus. Lalu dilanjutkan dengan rubber
warna merah dan terakhir dengan rubber warna hijau. Setelah permukaan logam
terlihat halus dan mengkilat potong sprue dengan menggunakan diamond disk
kemudian dirapikan dan dipulas pada daerah bekas potongan.
16
Contoh aplikasi logam daam kedokteran gigi
a. Mahkota stainless steel
b. Restorasi Mahkota : Inlay dan Onlay
e. Bracket Titanium
f. Gold-platinum untuk full cast, porcelain bonding
g. Gold-copper-silver untuk full cast
h. Silver-gold-copper untuk full cast
i. Palladium-copper untuk full cast, porcelain bonding
j. Silver-palladium untuk full cast, porcelain bonding
k. Ni-based untuk full cast, porcelain bonding, partial denture, wrought
l. C-based untuk full cast, porcelain bonding, partial denture, wrought
m. Ti-based untuk full cast, porcelain bonding, partial denture, implant
17
DAFTAR PUSTAKA
Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.
Jakarta: EGC.
Craig, Robert G, and John M. Power. 2002. Restorative Dental Material: 11th
edition. United State of America: Mosby
Davis J.R.2003.Hand book of Material for Medical Devices. USA: ASM
International
Hatrick, C.D. and Eakle, W.S. 2016. Dental Materials : Clinical Application for
Dental Assistans and Dental Hygients, Third edition. USA: Elsevier
Powers, J.M and Wataha, J.C. 2015. Dental Materials : Properties and
Manipulation, Eleventh Edition. USA: Elsevier
18