You are on page 1of 12

REKAYASA IDE

MEDIA PEMBELAJARAN
Dosen pengampu matakuliah Desain Pembelajaran
1. Ibu Dra. Yuspa Hanum, MS
2. Ibu Dra. Nikmat Akmal, M. Pd

OLEH :

ELIA AGUSTINA BR GINTING


(5163142006)

REGULER B

Fakultas Teknik
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Prodi PendidikanTata Boga

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga saya mengucapkan banyak terimah
kasih kepada Ibu Dra. Yuspa Hanum, MS dan Ibu Nikmat Akmal, M. Pd selaku dosen mata
kuliah Desain Pembelajaran yang telah memberikan kesempatan dan arahan kepada saya
untuk membuat makalah ini.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca, dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 26 Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Tujuan.......................................................................................................................1

C. Manfaat....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2

A. Pengertian Media.....................................................................................................2

B. Karakteristik Media.................................................................................................2

C. Rekayasa Ide............................................................................................................4

BAB III PENUTUP................................................................................................................7

A. Kesimpulan..............................................................................................................7

B. Saran........................................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan
media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media tidak bisa luput dari pembahasan
sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan media seharusnya merupakan
bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Namun
kenyataanya bagian inilah yang masih sering terabaikan dengan berbagai alasan. Alasan
yang sering muncul antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar,
sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya
tidak perlu terjadi jika setiap guru telah membekali diri dengan pengetahuan dan
keterampilan dalam hal media pembelajaran. Sesungguhnya betapa banyak jenis media
yang bisa dipilih, dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi waktu, biaya
maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis media memiliki karakteristik
tertentu yang perlu dipahami, sehingga kita dapat memilih media yang sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian media.
2. Untuk mengetahui karakteristik media.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah penggunaan media berupa video.

C. Manfaat
1. Menambah wawasan mengenai pengertian media.
2. Dapat mengeahui karakteristik media yang digunakan di sekolah.
3. Mengetahui langkah-langkah penggunaan media berupa video.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari "medium"
yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima
informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar
mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang
digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.

Banyak ahli yang memberikan batasan tentang media pembelajaran. AECT misalnya,
mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang
untuk menyalurkan pesan. Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu,
Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar
terjadi proses belajar.

B. Karakteristik Media

1. Media yang tidak diproyeksikan


Kelompok media ini sering disebut sebagai media pameran (displayed media).
Jenis media yang tidak diproyeksikan antara lain: realia, model, dan grafis. Ketiga
jenis media ini dapat dikategorikan sebagai media sederhana yang penyajiannya tidak
memerlukan tenaga listrik. Walaupun demikian media ini sangat penting bagi siswa
karena mampu menciptakan kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup dan lebih
menarik.
a. Media realia
Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber
belajar. Ciri media realia yang asli adalah benda yang masih dalam keadaan utuh,
dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya, dan dapat dikenali
sebagai wujud aslinya.

b. Media model
Media model diartikan sebagai benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang
merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya.
Penggunaan model sebagai media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk
mengatasi kendala tertentu untuk pengadaan realia. Contoh model adalah : candi
borobudur, pesawat terbang atau tugu monas yang dibuat dalam bentuk mini.
c. Media grafis
Media grafis tergolong jenis media visual yang menyalurkan pesan lewat
simbol-simbol visual. Grafis juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas
sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah
terlupakan jika hanya dijelaskan melalui penjelasan verbal saja.
Media grafis banyak jenisnya, misalnya: gambar/foto, sketsa, bagan, diagram,
grafik, poster, kartun dan sebagainya. Berikut ini dijelaskan beberapa diantara
jenis grafis tersebut.

2. Media yang diproyeksikan


a. Transparansi OHP
Berbeda dengan media-media visual terdahulu yang tidak memerlukan alat
penyaji, transparansi OHP visualnya diproyeksikan ke layar menggunakan
proyektor. Media ini terdiri dari dua perangkat, yaitu perangkat lunak (software)
dan perangkat keras (hardware). Perangkat lunaknya berupa transparansi yang
disebut OHT (overhead transparancy). Sedangkan perangkat lunaknya adalah
OHP (overhead projector).
b. Film Bingkai/slide
Film bingkai/slide adalah suatu film transparan yang umumnya berukuran 35
mm. Dalam satu paket program film bingkai berisi beberapa bingkai film yang
terpisah satu sama lain. Sebagai suatu program, maka durasi (lama putar) film
bingkai sangat bervariasi, tergantung jumlah bingkai filmnya. Waktu yang
diperlukan untuk menayangkan setiap bingkai juga bervariasi. Film bingkai ada
juga yang dilengkapi dengan paralatan audio, sehingga selain gambar, juga bisa
menyajikan suara. Film bingkai yang dilengkapi dengan audio dinamakan film
bingkai suara atau slide suara.

3. Media Audio
Media audio yang dibahas di sini khusus kaset audio karena media inilah yang
paling sering digunakan di sekolah. Program kaset audio termasuk media yang sudah
memasyarakat hingga ke pelosok pedesaan. Program kaset audio merupakan sumber
yang cukup ekonomis karena biaya yang diperlukan untuk pengadaan dan perawatan
cukup murah.

4. Media video
Media video merupakan salah satu jenis media audio visual. Jenis media audio
visual lain misalnya film. Tetapi yang akan dibicarakan di sini hanyalah media video,
karena media inilah yang sudah banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran.
Sebagian besar fungsi film sudah bisa digantikan oleh media video. Biaya produksi
dan perawatan video juga lebih murah. dibandingkan film. Pengoperasianyapun jauh
lebih praktis. Sehingga tak heran bila media video saat ini lebih populer dan diminati
dibandingkan media film. Oleh sebab itu saat ini media video telah banyak diproduksi
untuk keperluan pembelajaran.

C. Rekayasa Ide
Berdasarkan video yang telah dipaparkan, dalam video tersebut berisi tentang
beberapa teknik memilih telur yang tepat. Video tersebut dibuat dengan tujuan :
1. Sebagai media pembelajaran yang mendukung kegiatan belajar mengajar mengenai
telur.
2. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memilih telur, karena video tersebut
menampilkan teknik-teknik memilih telurv dan ciri-ciri telur yang baik.
3. Untuk membangkitkan semangat siswa serta membuat siswa berpikir kritis dalam
menanggapi video tersebut.

Langkah-langkah pembuatan video tersebut ialah :


1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan . Adapun alat-alat yang digunakan ialah telur,
piring, sendok, gelas bening, senter.
2. Setelah semua alat telah dipersiapkan, atur posisi serta pencahayaan dalam
memperagakan cara memilih dan menyimpan telur agar hasil video bagus.
3. Kemudian mulailah membuat video.
Beradasarkan video yang telah dibuat, teknik-teknik yang ditampilkan dalam video itu
ialah :
1. Menyinari telur

Dapat menggunakan sinar matahari atau lampu pijar.


Telur yang segar akan berwarna terang dan jernih Sebaliknya, telur yang busuk
akan berwarna buram.
Untuk meneropong telur, maka bagian ujung telur yang lebih besar ditempelkan
pada lampu, karena rongga udara telur terletak pada bagian tersebut. Pada saat
meneropong telur akan terlihat bagian dari: rongga udara telur, putih telur dan
kuning telurnya.
2. Merendam telur dalam air

Sediakan gelas transparan dengan dasar gelas bergaris tengah agak lebar. Isilah
gelas dengan air secukupnya.
Masukkan telur ke dalamnya, amati posisi telur setelah sampai di dasar.
Bila posisi telur terbaring sempurna di dasar gelas (tenggelam), maka
menunjukkan bahwa usia telur masih sangat baru.
Bila sebagian telur berdiri (melayang), menunjukkan telur sudah agak lama
(diperkirakan umur satu minggu)

3. Memecahkan telur
Usia telur juga bisa dilihat bila kita memecahkan telur di atas piring, kemudian
amati :
Telur yang masih baru, bila dipecahkan, bagian putihnya terlihat masih kental.
Telur dengan usia satu minggu, bagian putihnya lebih melebar.
Telur berusia 2 - 3 minggu bagian putihnya jauh lebih luas lagi, karena makin tua
usia telur makin encer dan terdapat noda didalam telur.

4. Menggoyangkan telur

Jika telur mengeluarkan suara atau getaran saat digoyangkan, maka telur tersebut
telah busuk. Telur yang segar tidak mengeluarkan suara saat digoyangkan
5. Mencium bau telur

Cobalah membaui telur yang masih utuh. Telur yang busuk akan sedikit
mengeluarkan bau yang tidak sedap. Telur yang segar tidak mengeluarkan aroma
apapun.

6. Membenturkan kedua ujung telur


Telur yang masih segar memiliki cangkang yang kuat,jika dibenturkan ujungnya
maka cangkang telur tersebut tidak akan retak, sebaliknya telur yang tidak segar
atau usianya lebih dari 1 minggu cangkangnya tidak kuat dan mudah retak.

Cara penyimpanan telur


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan telur, sebagai berikut:

1. MELETAKKAN TELUR PADA TEMPAT TELUR DENGAN POSISI


YANG RUNCING PADA BAGIAN BAWAH DAN YANG TUMPUL
KE ATAS

 Letakkan telur pada tempat telur dengan posisi yang runcing pada bagian bawah
dan bagian yang tumpul di atas Hal ini dimaksudkan agar kantong udara yang
terdapat di bagian yang tumpul tetap berada diatas. Bila di bawah isi telur akan
mendesak kantong udara dan akan merusak mutu telur,

 Telur jangan disimpan di tempat yang berbau keras seperti bawang, terasi, ikan
asin, sabun dan minyak tanah karena bau tersebut mudah diserap oleh pori-pori
kulit.

Beberapa tempat untuk penyimpanan telur antara lain :


1. Lemari Es

Lemari es adalah tempat penimpanan telur yang paling praktis. Telur yang disimpan di
tempat ini dapat bertahan selama 2 minggu,

2. Menyimpan telur dalam lemari es

Kantong Plastik, dengan cara menutupnya secara


rapat agar tidak terjadi pertukaran udara.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pemilihan telur terdapat teknik-teknik yang digunakan, yaitu menyinari telur,
memecahkan telur, merendam telur dalam air, mencium bau telur dan sebagainya. Kita
harus mengetahui teknik-teknik dalam memilih telur agar kita tidak salah dalam memilih
telur .

B. Saran
Sebaiknya dalam pemilihan telur harus mengetahui teknik memilihnya , agar
mendapatkan kualitas telur yang baik.

You might also like