You are on page 1of 22

IDENTITAS BUKU

Judul : Metode Penelitian (dalam teori dan praktek)


Penulis : P. Joko Subagyo, S.H
Tahun Terbit : 2004 (cetakan keempat)
Penerbit : PT Rineka Cipta
Tempat Terbit : Jakarta
ISBN : 979-518-180-7

DESKRIPSI BUKU PERTAMA


A. Pokok Bahasan Bab I
Pada bab pertama ini, Pengarang (P. Joko Subagyo, S.H) menjelaskan pengertian
Metodologi Penelitian secara umum. Dalam sub pokok bahasannya, pengarang menjelaskan
konsep dasar dan arti kata Metodologi Penelitian.

A.1. Pengertian Umum Penelitian


Beliau menjelaskan bahwa sebelum memahami pengertian Metodologi Penelitian,
kita harus memiliki pemahaman terlebih dahulu tentang makna penelitian. Menurut beliau,
penelitian tidak lepas dari ilmu tentang penelitian yang sudah dicoba dan diatur menurut
aturan serta urutan secara menyeluruh dan sistematis.
Metode berasal dari bahasa Yunani: Methodos, yang berarti cara atau jalan. Jadi,
metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang
diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki
dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan permasalahan.
Penelitian adalah terjemahan terjemahan dari Bahasa Inggris: research, yang berarti usaha
atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan dengan suatu metode tertentu dan
dengan cara hati-hati, sistematis, serta sempurna terhadap permasalahan, sehingga dapat
dipergunakan untuk menyelesaikan atau menjawab problemnya. Dalam buku ini kemudian
dijelaskan bahwa metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh
kembali pemecahan terhadap segala permasalahan.
Penelitian dapat dilakukan secara kelompok maupun perorangan. Penelitian yang
dilakukan secara kelompok, pada umumnya dilakukan pembagian tugas. Pembagian tugas
pada umunya didasarkan pada tingkat senioritas maupun jabatan si peneliti.
Selanjutnya penulis membagi 2 (dua) jenis penelitian menjadi:

(1) Penelitian Dasar


(2) Penelitian Terapan

Penelitian Sebagai Kegiatan Ilmiah


Dalam sub bahasan ini, penulis menyampaikan informasi bahwa metode ilmiah dalam
penelitian sangat perlu untuk dijadikan acuan sebagai dasar dalam langkah pemecahan
masalah. Menurut beliau, suatu kegiatan dikategorikan sebagai kegiatan ilmiah jika
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Terhindar pengaruh-pengaruh yang membawa pemikiran subyektif.
2. Data yang diperoleh merupakan fakta yang ada di lokasi penelitian, bukan perkiraan
atau dibuat sendiri (fiktif) atau berdasarkan angan-angan.
3. Jujur, tidak memutarbalikkan suatu fakta.
4. Berpijak dari segi objektivitas
5. Pelaksanaannya berpedoman pada langkah-langkah tertentu secara sistematis dan
analis.

B. Pokok Bahasan Bab II


Pada Pokok Bahasan Bab II, penulis menjelaskan pokok bahasan: Pengambilan
Sampel yang dibagi ke dalam beberapa Sub Bab Pokok bahasan, yaitu:

a. Populasi dan Sampel


Menurut penulis, obyek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan data disebut
populasi. Namun, dikarenakan ketidakmungkinan untuk menjangkau seluruh obyek
penelitian , teknik sampling harus digunakan. Menurut penulis, sampel adalah bagian dari
populasi yang dapat mewakili keseluruhan populasi.
Selanjutnya, penulis menjelaskan teknik menentukan cara-cara dalam menentukan populasi
dan sampel
b. Teori Pengambilan Sampel
Dalam pokok bahasan ini penulis menjelaskan bahwa pada prinsipnya tidak ada
aturan yang eksak untuk menentukan prosentase yang tepat dalam menentukan sampel
penelitian, namun secara logika dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan
menghasilkan yang lebih baik ddibandingkan dengan yang kurang.
Secara garis besar ada 3 (tiga) teori dalam teknik pengambilan sampel:
1. Teori kemungkinan (probablity)
2. Teori terbatas (non probability)
3. Teori gabungan (teori kemungkinan dan terbatas)
Dalam Teori kemungkinan (probability), ada beberapa teknik pengambilan sampel
yang umum digunakan, antara lain:
1. Random, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak, dan
2. Sistematik , yaitu dengan cara disiapkan terleib dahulu daftar nama-nam subyek yang
akan dipilih untuk sampel, kemudian dibagi secara proporsional.
Selanjutnya, dalam teori terbatas (non probability), ada beberapa jenis teknis
pengambilan sampel, diantaranya:
 Snowball, teknik pengambilan sampel ini adalah teknik yang
menggunakan bantuan key-informan, dan dari key-informan inilah
akan berkembang sesuai petunjuk atau informasi yang diberikan oleh
key-informan.
 Purposive, adalh teknik pengambilan sampel yang pertimbangannya
didasarkan oleh subyektifitas peneliti yang menentukan sendiri
sampelnya.
 Incidental, adalah teknik pengambilan sampel yang sampelnya diambil
secara sembarangan tanpa menggunakan metode atau teknik sampling.
Selanjutnya penulis, menjelaskan masing-masing teknik ini secara
detail.
Pada teori gabungan (teori kemungkinan dan terbatas), pengambilan
sampel dilakukan secara bertahap, yaitu diawali dari teori
kemungkinan dengan slah satu jenisnya dan kemudian diikuti dengan
teori terbatas dengan salah satu jenisnya atau sebaliknya.

c. Hal-Hal yang perlu Mendapatkan Perhatian dalam penarikan sampel


Menurut penulis, ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
besarnya sampel dalam penelitian yaitu:
1. Derajat keseragaman (Degree of Homogenity) dari populasi. Makin seragam populasi
itu, makin kecil sampel yang diambil.
2. Presisi (Precision) yang dikehendaki peneliti. Makin tinggi tingkat presisi yang
dikehendaki, makin besar sampel yang harus diambil.
3. Rencana Analisa, analisa besarnya sampel penelitkian harus direncanakan sejak awal,
kadangkala jumlah sampel kurang mencukupi setelah dianalisa tentang kebutuhan
sampel.
4. Tenaga, biaya, dan Waktu.Faktor tenaga, biaya dan waktu sangat penting dalam
melakukan penelitian yang efektif dan efisien.

d. Mempelajari Lokasi Penelitian


Dalam pokok bahasan ini dijelaskan bahwa lokasi penelitian adalah suatu areal
dengan batasan jelas agar tidak menimbulkan kekaburan dengan kejelasan daerah atau
wilayah tertentu. Yang dimaksud dengan lokasi penelitian yang baik adalah lokasi/obyek
penelitian yang sesuai dengan obyek permasalahannya dan merupakan daerah informasi
secara kualitatif maupun kuantitatif.

C. Pokok Bahasan Bab III


Pada Pokok Bahasan Bab III, penulis menjelaskan pokok bahasan: Instrumen
Pengumuplan Data yang dibagi ke dalam beberapa Sub Bab Pokok bahasan, yaitu :
a. Pendahuluan
Pada pembahasan sub bab: pengantar, penulis bahwa pengumpulan data pada dasrnya
adalah suatu kegiatan operasional agar tindakannya masuk pada pengertian penelitian
sebenarnya. Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dengan memperhatikan
penggarisan yang telah ditentukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari data yang tidak
terpakai karena jauhnya informasi yang diperoleh dengan keperluannya.
Selanjutnya penulis membagi metode pengumpulan data kedalam tiga jenis, yaitu:
1. Metode Wawancara atau metode pengajuan pertanyaan langsung
2. Metode angket (kuesioner) atau metode pertanyaan tidak langsung
3. Metode observasi atau metode pengamatan

b. Metode Wawancara
Pada pokok bahasan ini dijelaskan bahwa wawancara adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada responden. Posisi responden pada wawancara dapat berbentuk satu orang
(tunggal) atau dua orang atau lebih yang disebut kelompok.
Dalam Metode wawancara, alat bantu wawancara yang dikenal pada dasarnya meliputi:
(1) Pedoman wawancara
(2) Daftar pertanyaan
Selanjutnya dalam pokok bahasan ini penulis menjelaskan persiapan dan langkah-
langkah dalam melaksanakan kegiatan wawancara.
c. Sistem Angket (Kuisioner)
Pada sub bab pokok bahasan ini, penulis menjelaskan bahwa kuisioner adalah alat
pengumpul data (sebagaimana wawancara) secara tidak langsung. Maksudnya, peneliti tidak
harus berhadapan dengan responden, namun memberikan pertanyaan yang ditulis dalam
kertas dan kemudian dibagikan kapada responden, baik secara langsung maupun via email,
atau pos.
Menurut penulis, angket atau kuisioner memiliki kelebihan tersendiri jika dibandingkan
alat bantu lainnya, sebagai contoh kuesioner tidak memerlukan sistem tatap muka dengan
para responden. Kuesioner juga dapat disebarluaskan sesuai keperluan kepada responden
dengan waktu yang relatif singkat. Namun, disamping ada kelebihan, kuisioner juga memiliki
kelemehan, diantaranya: kemungkinan tidak kembalinya jawaban kuisioner dari responden
sangat besar karena tidak adanya tatap muka.
d. Observasi
penulis selanjutnya memberikan penjelasan tentang alat pengumpul data yang dinamakan
Observasi. Observasi menurut penulis adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja,
sistematis, mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan
pencatatan.
Selanjutnya, penulis menjelaskan Jenis-jenis teknik observasi dan langkah-langkah yang
dilakukannya.

D. Pokok Bahasan Bab IV


Pada Pokok Bahasan Bab IV, penulis menjelaskan pokok bahasan: Sasaran Responden
yang dibagi ke dalam beberapa Sub Bab Pokok bahasan, yaitu:
a. Cara Menentukan Responden
Dalam pokok bahasan: Cara Menentukan Responden, penulis membedakan responden
kedalam klasifikasi sebagai berikut:
 Tingkat pendidikannya,
 Tingkat pengalaman
 Status pekerjaanya

Pembagian tersebut dimaksudkan sebagai gambaran bagi peneliti dalam mengarahkan


berbagai bentuk pertanyaan dan pegangan dalam merumuskannya.
b. Cara menghadapi responden
Dalam buku ini dijelaskan oleh penulis bahwa dalam menghadapi responden, peneliti
harus memiliki pengetahuan tentang responden tersebut, pengetahuan bisa berupa latar
belakang pendidikannya, status sosial, maupun keadaan emosinya.
Penulis menambahkan bahwa beberapa faktor dimiliki oleh responden dalam
menghadapi permasalahan yang diajukan oleh peneliti, dapat ditentukan oleh beberapa
hal seperti:
a. Faktor dari dalam, yang meliputi:
 Sikap peneliti
 Materi pertanyaan
b. Faktor dari luar, yang meliputi:
 Waktu
 Situasi
 Hadirnya orang ketiga
Dalam paparan berikutnya penulis memberikan cara dan strategi saat menghadapi
responden secara langsung, yaitu:
1. Sikap Peneliti, tidak bersikap over acting sehingga menimbulkan kesan sombong
dan sebagainya. Peneliti dalam hal ini sebagai pihak yang meminta dan sangat
membutuhkan kehadiran orang lain. Menempatkan pada posisinya dengan sikap
yang sopan, cukup formil namun tidak kaku.
2. Bahasa, mengungkapkan pertanyaan dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti serta tidak berbelit-belit, juga dihindari penggunaaan istilah-istilah yang
kurang baku.
3. Tidak memotong pembicaraan, memotong pembicaraan boleh saja dilakukan namun
jangan terlalu sering sehingga membuat responden takut mengeluarkan pendapatnya.
4. Tidak terlalu memperhatikan sikap responden, peneliti seharusnya tidak terlalu
memperhatikan penamilan atau sikap responden dengan komentar yang berlebihan.
5. Cipatakan suasana keakraban, suasana yang akrab dapat mencairakan suasana
antara responden dan peneliti.
c. Pengaruh Tanggapan Responden
Dalam buku ini dijelaskan bahwa dari wawancara yang dilakukan, agar data yang
telah diberikan oleh responden tercatat dengan baik, maka sebagai gambaran ada
beberapa macam sistem pencatatan data:
1. Setiap jawaban responden didengar sampai berakhirnya wawancara kemudian
dilakukan pencatatan di tempat terpisah.
2. Pencatatan dilakukan dengan mengambil pointers yang dianggap penting.
3. Pencatatan dengan seistem setiap kalimat dalam membicarakan diulang dalam tulisan,
yang dilakukan saat wawancara berlangsung.
4. Dengan bantuan alat perekam. Dalam pokok bahasan ini selajutnya penulis
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan data, antara lain:
 Cara peneliti dalam mengungkapkan maksud dan tujuan penelitian. Apabila kurang
jelas atau berbelit-belit akan menimbulkan penafsiran sendiri bagi responden.
 Cara membawa ke suasana keakraban. Dengan tetap berpegang pada norma
kesopanan, dapat ditimbulkan percakapan santai namun terarah sesuai dengan
kendali pewawancara.
 Cara memancing materi yang bersifat umum ke pokok permasalahan.
 Runtunnya pertanyaan dan tidak bersifat mengulang-ulang.

E. Pokok Bahasan Bab V


Pada pokok bahasan di Bab V, penulis menjelaskan: Perumusan Permasalahan.
Menurut penulis, permasalahan adalah rintangan yang dihadapi dan memerlukan pemecahan.
Permasalahan yang dijadikan sasaran untuk pemecahan dalam mencari ada atau tidak adanya
suatu kebenaran dalam kaitannya dengan teori atau pengalaman, dapat dijadikan patokan dan
sekaligus sebagai runag lingkup pembahasan dalam kaitannya dengan pencarian data.
Penulis menjelaskan bahwa permasalahan sebagai kunci untuk pencarian data sehingga
menentukan:
1. Ruang lingkup pemikiran
2. Arah gerak penelitian
3. Pembuatan instrumen
4. Analisa
5. Tujuan penelitian
Dalam buku ini, penulis mengutip penjelasaan dari Moh. Nazir, Ph.D tentang tujuan
dari penelitian serta perumusan permasalahan adalah untuk:
a. Mencari sesuatu dalam rangka perumusan akademis seseorang.
b. Memusatkan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yang baru
c. Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya
ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya.
d. Memenuhi keinginan sosial
e. Meyendiakan sesuatu yang bermanfaat.

Selanjutnya penulis membagi pokok bahasan dalam Bab ini kedalam beberapa
sub pokok bahasan, yaitu:
1. Sumber Permasalahan
Menurut penulis, permasalahan penelitian dapat dirumuskan dari bermacam-
macam sumber, yaitu:
1. Teori
2. Dokumen
3. Pengalaman pribadi
4. Tingkah laku manusia
5. Hasil penelitian, seminar, kegiatan ilmiah lainnya
Selanjutnya penulis menjelaskan masing-masing sumber secara detail.

2. Syarat Perumusan Permasalahan


Menurut penulis, syarat merumuskan masalah penelitian adalah sebagai berikut :
1. Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
2. Dirumuskan dalam susunan kalimat yang sederhana dan mengurangi
penggunaan istilah yang belum baku.

3. Dirumuskan secara singkat, jelas, dan padat, tidak menimbulkan kerancuan


pengertian.
4. Perumusan maslah harus mencerminkan keinginan yang hendak dicari.
5. Perumusan tidak mempersulit dalam pencarian data lapangan terutama
terhadap data langka.
6. Rumusannya dapat dipakai sebagai dasar dalam perumusan hipotesa untuk
menjaga kemungkinan keinginan dari peneliti lain yang hendak menguji
permasalahan tersebut.

3. Pendorong Berhasilnya Penelitian


Menurut penulis, penelitian akan menghasilkan karya yang diharapkan apabila:
1. Peneliti menguasai teori
2. Peneliti menggunakan metode penelitian yang tepat
3. Biaya yang cukup
4. Waktu cukup
5. Tenaga (personil) yang memadai
Penulis selanjutnya menyampaikan informasi tentang hal-hal yang bersifat non
teknis yang bisa menunjang berhasilnya sebuah penelitian, yaitu:
A. Menariknya suatu permasalahan penelitian
B. Sesuai dengan bidang/kemampuannya
C. Sulit/mudahnya memperoleh data penunjang
D. Bersifat Wajar

F. Pokok Bahasan Bab VI


Pada Bab VI ini dijelaskan pokok bahasan mengenai Data dan Analisis Data yang
dibagi penjelasananya dalam beberapa sub bab pokok bahasan sebagai berikut:

a. Pendahuluan
Dalam buku ini penulis menjelaskan pengertian data yaitu semua keterangan
seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik
dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna kepereluan penelian yang dimaksud.
b. Jenis Data
Dalam buku dijelaskan bahwa jenis data dikelompokkan berdasarkan sumber
perolehannya yang dapat berasal dari:
1. Masyarakat secara langsung, atau
2. Bahan-bahan kepustakaan
Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat baik melalui wawancara,
observasi, dan alat lainnya dinamakan Data Primer. Sedangkan data yang diperoleh melahui
bahan kepustakaan dinamakan sebagai Data Sekunder. Kedua jenis data ini dalam penelitian
pada dasarnya saling melengkapi dan saling menunjang.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa Data Sekunder dibedakan dalam 2 jenis, yaitu:
a. Data Sekunder pribadi yang meliputi:
 Dokumen-dokumen pribadi
 Data pribadi yang tersimpan di lembaga-lembaga (instansi) dimana ia bekerja
atau pernah bekerja, pada umumnya berupa file-file.
b. Data Sekunder yang bersifat praktek, meliputi:
 Data arsip
 Data resmi pada instansi-instansi pemerintah.
 Data yang dipublikasikan (kpeutusan pengadilan, yurisprudensi, dan lain
sebagainya).

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian tentang penggunaan data sekunder, diantaranya:
a. Data sekunder harus ditelaah secara kritis untuk menghindari adanya ketidaksinkronan
antara data yang terkumpul karena mencari data sekunder relatif lebih cepat dan mudah
dibandingkan data primer.
b. Ketidakjelasan data sekunder dihilangkan agar tidak menimbulkan dualisme pemikiran
yang berakibat kurang mengenanya jawaban permasalahan.
c. Dalam mengumpulkan data sekunder, metode penelitian yang digunakan kurang
mendapatkan perhatian.
d. Data sekunder dapat dikumpulkan dimana saja tanpa memperdulikan suatu lokasi
penelitian, tidak terikat pada lokasi tertentu kecuali data sekunder yang bersifat praktek.
e. Waktu yang diperlukan lebih leluasa dibandingkan penelitian empiris.
f. Diperlukan kerajinan dan ketekunan dalam memilih data yang dicari.

Dari segi wujudnya, data dapat dibedakan menjadi:


1. Data kualitatif
2. Data kuantitatif
Dalam kaitannya dengan data kualitatif, maka wujud variabel kualitatif dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Variabel kualitatif yang tidak dapat dikuantifikasi; dan
2. Variabel kualitatif yang dapat dikuantifikasi
Dalam kaitannya dengan data kuantitatif, data kuantitatif yang penyajiannya dalam
bentuk angka yang secara sepintas lebih mudah untuk diketahui maupun untuk
membandingkan satu dengan lainnya.
Data kuantitatif atau variabel kuantitatif dapat dibagi dalam:
1. Variabel kuantitatif yang diskret; dan
2. Variabel kuantitatif yang kontinu

c. Klasifikasi Data
Penulis mengutip pendapat Ronny Hanitijo Soemitro S.H, yang mengklasifikasikan data
menjadi:
1. Klasifikasi kronologis atau temporal
Contoh: menit, jam, hari, bulan, minggu, tahun dan sebagainya.
2. Klasifikasi geografis
Cont oh: negara, daerah, regional, kota, desa, kampung
3. Klasifikasi kualitatif atau atribut
Contoh: jenis kelamin, pekerjaan, status marital, kebangsaan dan sebagainya.
4. Klasifikasi kuantitatif
Contoh: besarnya, jumlahnya, luasnya, tingginya dan sebagainya.

d. Analisis Data
Penulis menjelaskan bahwa data mentah yang dikumpulkan oleh para petugas lapangan
akan ada gunanya setelah dianalisis. Analisis data dalam penelitian merupakan bagian dalam
proses penelitian yang sangat penting, karena dengan analisa data inilah akan nampak
manfaatnya terutama dalam pemecahan masalah penelitian dan mencapai tujuan penelitian.
Kesimpulannnya, peneliti harus dapat memanfaatkan data dengan sebaik-baiknya melelui
analisis data yang tepat.

Menurut penulis jenis analisis data dibagi menjadi dua, yaitu:


1) Analisis kualitatif
2) Analisis kuantitatif
Analisis kualitatif dilakukan terhadap data baik data berupa data kualitatif maupun data
kuantitatif. Analisis yang dilakukan ini merupakan penjelasan-penjelasan , bukan berupa
angka-angka statistik atau bentuk angka lainnya. Sedangkan, data kuantitatif pada dasarnya
diperlukan untuk memperoleh relatif ketepatan atau lebih mendekati eksak.
e. Soal- Soal Untuk Latihan
Dibagian akhir dalam Bab VI ini, penulis memberikan latihan-latihan soal mengenai
materi yang telah disampaikan dalam Bab VI.
DESKRIPSI BUKU PEMBANDING

Identitas Buku
Judul Buku : Metode Penelitian
Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D
Penulis : Prof. Dr. Sugiyono
Penerbit : Alfabeta Bandung
Cetakan/terbit : XXI, Oktober 2015 Jml
Halaman : 456
ISBN : 979 – 8433 – 71 - 8

PENDAHULUAN
Buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Sugiyono yang berjudul Metode Penelitian
Pendidikan merupakan buku yang dikembangkan dari buku sebelumnya yaitu Metode
Penelitian Administrasi (kuantitatif) dan Memahami Penelitian Kualitatif. Buku yang
berjudul Metode Penelitian Pendidikan merupakan hasil cetakan yang ke-21 pada bulan
Oktober 2015. Apa yang dibahas oleh Prof. Dr. Sugiyono dalam buku ini kiranya dapat
menjadi pedoman untuk kalangan intelektulal ataupun masyarakat umumnya.
Menurut Prof. Sugiyono, Indonesia yang sudah lebih dari 60 tahun merdeka tetapi
belum memiliki kualitas Sumber Daya Manusia yang memadai. Hal ini di antaranya
disebabkan karena kualitas penyelenggaraan dan hasil pendidikan dari berbagai jalur, jenjang
dan jenis pendidikan belum memadai.
Rendahnya kualitas penyelenggaran dan hasil pendidikan ini antara lain disebabkan
pembuatan kebijakan, pengembangan kurikulum dan sistem evaluasi tidak didasarkan dari
hasil penelitian yang memadai. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendididkan pada
tingkat yang lebih tinggi, maka setiap upaya meningkatkan kualitas tersebut perlu dilakukan
penelitian. Supaya penelitian dapat menghasilkan informasi yang akurat, maka perlu
menggunakan metode penelitian yang tepat.
Metode penelitian secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu : Metode
Kuantitaif, Kualitatif dan Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D). Dalam buku ini,
ketiga metode tersebut diuraikan secara lugas, jelas, dan tuntas dengan bahasa yang mudah
dimengerti serta diberikan contoh–contoh yang kongkrit. Menurut Prof. Dr. Sugiyono,
sebagian besar orang sering melontarkan pertanyaan terhadap kedua metode (kuantitatif dan
kualitatif), apakah kedua metode ini dapat digabungkan atau tidak.
Agar tidak membingungkan terhadap pemakaian kedua metode ini maka dalam
ringkasan singkat ini akan dibahas secara mendetail tentang metode-metode yang digunakan.
Semoga apa yang dipaparkan dalam ringkasan ini dapat bermanfaat, setidaknya bagi penulis.

Bab 1 Perspektif Metode Penelitian dan Pendidikan


Di dalam bab 1 ini Sugiyono memaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan
metode penelitian pendidkan di antaranya pengertian metode penelitian pendidikan, jenis-
jenis metode penelitian, perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif, kapan metode
kuantitatif dan kualitaif digunakan, jangka waktu penelitian kualitatif serta kompetensi
peneliti kuantitatif dan kualitatif.
Pengertian metode penelitian sendiri adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat beberapa jenis metode penelitian, sebagai
berikut.
1. Menurut bidang terdiri atas akademis, profesional dan institusional.
2. Menurut tujuan terdiri atas murni dan terapan
3. Menurut metode surcey, expostfacto, eksperimen, naturalistic, policy reaserarch, action
research, evaluasi, sejarah dan R & D.
4. Menurut tingkat eksplanasi terdiri atas deskriptif, komparatif dan asosiatif.
5. Menurut waktu terdiri atas cross sectional dan longitudinal.
Adapun pengertian metode penelitian kuantitatif merupakan metode tradisional karena
sudah lama digunakan dan metode ini juga disebut metode ilmiah dan data penelitianya
berupa angka-angka dan dapat dianalisis secara statistik. Sedangkan penelitian kualitatif
merupakan metode baru yang berlandaskan postpositivisme dan proses penelitian lebih
bersifat seni (kurang terpola) serta pengumpulan data menggunakan trianggulasi (gabungan).
Prof. Sugiyono menekankan tentang pentingnya mengetahui penggunaan atau kapan
digunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Karena menurutnya masih banyak
orang bingung dalam pengggunaan kedua metode ini.
Bab 2. Proses Penelitian, Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian
Pada bab 2 ini, Prof. Sugiyono memaparkan beberapa poin penting yaitu komponen
penelitian kuantitatif, pengertian masalah, sumber masalah,rumusan masalah,variable
penelitian dan paradigm penelitian. Adapun komponen dalam proses penelitian kuantitatif
yaitu rumusan masalah,landasan teori, perumusan hipotesis, pengumpulan data (populasi dan
sampel, penggabungan instrument dan pengujian instrument), analisis data serta
kesimpulan/saran.
Prof. Dr. Sugiyono menggunakan definisi masalah yang digunakan oleh Tucmanm
1982. Menurut Tucman, baik penelitian murni maupun terapan semuanya berangkat dari
masalah, hanya saja untuk penelitian terapan hasilnya langsung digunakan untuk membuat
keputusan. Masalah masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpang antara
pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya
pengaduan dan kompetisi (Stoner 1982).
Adapun pengertian rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari
jawabannya melalui pengumpulan data. Ada beberapa bentuk- bentuk rumusan masalah yaitu
rumusan masalah deskriptif, rumusan masalah komparatif dan rumusan masalah asosiatif.
Prof. Sugiyono juga memaparkan pengertian variable penelitian dan jenis-jenis variable
penelitian.
Dalam buku ini juga dipaparkan tentang paradigma penelitian yaitu pola pikir yang
menunjukan hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis
dan rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk
merumuskan hipotesis dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Paradigma terdiri
atas beberapa bentuk yaitu: paradigma sederhana, paradigma sederhana berurutan, paradigm
ganda dengan dua variable independen, paradigma ganda dengan tiga variable, dan paradigm
jalur.
Bab 3 Landasan teori, Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis.
Pada bab tiga ini Prof.Dr. Sugiyono memaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan
landasan teori, kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis diantaranya pengertian teori,
tingkatan dan focus teori, deskripsi teori, kerangka berfikir dan hipotesis. Prof. Sugiyono
mendefinisikan teori menggunakan definisi beberapa ahli yaitu menurut Neumen (2003),
teori merupakan seperangkat konsep,defenisi dan proporsi yang berfungsi untuk melihat
fenomena secara sistematik melalui spesifikasi hubungan antar variable sehingga dapat
berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Menurut Wiliam (1986) teori merupakan generalisasi atau kumpulan generalisai yang
dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. Berdasarkan
pendapat beberapa ahli Prof. Sugiyono menyimpulkan bahwa teori merupakan suatu
konseptualisasi yang umum diperoleh melalui jalan yang sistematis yang dapat diuji
kebenarannya. Adapun tingkatan teori yaitu micro, meso dan macro. Sedangkan focus teori
dibedakan menjadi 3 yaitu teori subtantif, teori normal dan midlle range teori.
Menurut Prof. Sugiyono deskripsi teori dalam penelitian merupakan uraian sistematis
tentang teori dan hasil – hasil penelitian yang relevan dengan variable yang diteliti. Selain itu
Prof. Sugiyono juga mendefinisikan kerangka berfikir menurut buku Business Research yang
ditulis oleh Uma Sekaran dimana kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasikan sebagai
masalah yang penting.
Berdasarkan kerangka berfikir selanjutnya dapat disusun hipotesis. Hipotesis terdiri
atas tiga yaitu hipotesis komparatif, hipotesis asosiatif dan hipotesis deskriptif. Menurut
Sugiyono karakter hipotesis yang baik adalah sebagai berikut:
a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variable mandiri,perbandingan keadaan variable
pada berbagai sampel dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variable
atau lebih.
b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas sehingga tidak menimbulkan berbagai
penafsiran.
c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode – metode ilmiah.
Bab 4 Metode Penelitian Eksperimen
Pada bab ini penulis memaparkan tentang pengertian metode penelitian eksperimen
dan bentuk desain eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
yang dikendalikan. Adapun beberapa bentuk desain eksperimen diantaranaya pre
eksperimental atau sering disebut eksperimen yang belum sungguh – sungguh, Eksperimen
true eksperimental design (eksperimen yang betul – betul), factorial design (dengan
memperhatiakan kemungkinan adanya variable moderator yang mempengaruhi perlakuan
(variable independen) terhadap hasil. Sedangkan Quasi eksperimental merupakan
pengembangan dari true eksperimental design yang sulit dilaksanakan. Ada dua bentuk
desain quasi ekspeimental yaitu times series design dan nonequivalen control grup design.

Bab 5 Populasi dan Sampel


Pada bab ini Prof. Sugiyono memaparkan tentang pengertian populasi, sampel dan
jenis – jenis sampel. Penulis mengatakan bahwa populasi kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kesimpulannya.
Adapun pengertian sampel menurut penulis yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Secara garis besar teknik pengambilan sampel terbagi
menjadi dua yaitu probability sampling dan nonprobabillity sampling. Probaility sampling
terdiri atas simple random sampling (pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu; proportionate stratified
random sampling (populasi mempunyai anggota/unsure yang tidak homogen dan berstrata
secara proposional); disproportionate statisfied random sampling (menentukan jumlah sampel
bila populasi berstrata tapi kurang proposional); area sampling (menentukan sampel bila
obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas).
Adapun pengertian nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Penulis membagi nonprobability sampling menjadi beberapa bagian
yaitu sampling sistematis (teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut); sampling kuota (teknik untuk menentukan sampel
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan) ; sampling
isidental (teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data); sampling jenuh ( teknik pengambilan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel); snowball sampling ( teknik
penentuan sampel yang mula – mula jumlahnya kecil kemudian membesar).
Dalam bab ini penulis juga memaparkan cara untuk menentukan ukuran sampel. Jumlah
anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.
Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah
anggota populasi itu sendiri. Penulis memberi saran tentang ukuran sampel untuk penelitian
yang dikutip dari buku Reseach Methods For Business yang ditulis oelh Roscoe ( 1982)
adalah sebagai berikut :
a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
b. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya pria- wanita,pegawai negri-swasta) maka
jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
c. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate maka jumlah anggota
sampel minimal 10 kali dari jumlah variable yang diteliti.
d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana yang menggunakan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol maka jumlah anggota sampel masing – masing antara
10 sampai 20.

Bab 6 Skala Pengukuran dan Instrumen Pengukuran


Pada bab ini Prof. Sugiyono memaparkan tentang macam – macam skala pengukuran
dan instrument penelitian. Penulis mengatakan bahwa skala pengukuran merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval
yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran terdiri atas :
a. Skala Likert; digunakan untuk mengukur sikap,pendapat dan perpsi sesorang atau
sekelompok orang tentang fenomena social. Instrumen penelitian yang menggunakan
skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.
b. Skala Guttam; skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas yaitu
ya atau tidak; benar atau salah. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio
dikhotomi. Penelitian menggunakan skala guttam dilakukan bila ingin mendapatkan
jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang dinyatakan.
c. Semantic differensial; digunkan untuk mengukur sikap,hanya bentuknya tidak pilihan
ganda maupun checklist,tetapi tersusun dalam suatu garis kontinum yang jawabanya
sangat positif terletak dibagian kiri garis dan jawaban yang sangat negative terletak
dibagian kiri garis atau sebaliknya.
d. Rating Scale; data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif
Adapun pengertian dari instrument penelitian yaitu suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun social yang diamati (variable penelitian). Prof. Dr. Sugiyono
mengatakan bahwa apabila kita melakukan penelitian dalam bidang pendidikan ada tiga
instrumen yang perlu dibuat yaitu :
1. Instrumen untuk mengukur kepemimpinan
2. Instrumen untuk mengukur iklim kerja sekolah
3. Instrumen untuk mengukur prestasi belajar murid
Dalam bab ini juga penulis memaparkan cara untuk menyusun instrument. Titik tolak
dari penyusunan adalah variable – varibel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari
variable – vriabel tersebut diberikan defenisi operasiuonalnya dan selanjutnya ditentukan
indicator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir- butir
pertanyaan atau pernyataan.
PERBANDINGAN BUKU

A. KEKUATAN BUKU
Buku yang ditulis oleh P. Joko Subagyo, SH ini dalam setiap pokok bahasan selalu
disampaikan tentang bahasan apa saja yang akan diuraikan, sehingga secara garis besar
pembaca sudah mengetahui apa-apa saja yang akan dipahami dan diperoleh dari suatu pokok
bahasan setelah membaca pokok bahasan tertentu.
Kekuatan buku berikutnya adalah bahwa disetiap pokok bahasan dilengkapi dengan
ringkasan materi, tentu hal ini akan mempermudah pembaca jika ingin melihat inti sari dari
suatu pokok bahasan. Sementara itu dalam buku pembanding tidak dilengkapi dengan
ringkasan materi. Selain itu kedua buku ini sama-sama menggunakan bahasa yang mudah
dipahami, dengan harapan kedua buku ini memiliki daya tarik tersendiri dimata pembacanya.
Kekuatan yang lain dalam buku P. Joko Subagyo, SH ini adalah bahwa materi dalam buku ini
memuat materi tentang metode dan macam-macam penelitian.

B. KELEMAHAN BUKU
Selain keunggulan buku, akan diuraikan pula beberapa kelemahan buku yang ditulis oleh
P. Joko Subagyo, SH jika dibandingkan dengan buku metode penelitian karangan Prof. Dr.
Sugiyono, dari sisi konten didalam buku P. Joko Subagyo, terdapat materi tentang
pengetahuan dasar tentang penelitian di bidang pendidikan kuantitatif dan kualitatif
sementara Prof. Sugiyono kajiannya lebih mendalam dan mudah dipahami. Kemudian
kelebihan dari buku Prof. sugiyono adalah materi yang disajikan disertai dengan contoh
contoh yang sangat mendetail sehingga memudahkan pembaca memahami isi buku tersebut.
Namun demikian, walaupun dalam buku berjudul Metode Penelitian Pendidikan ini sudah
cukup bagus tetapi masih ada hal-hal penting yang tidak dicantumkan, di antaranya saran
untuk memperoleh hipotesis dan kode etik penelitian. Dalam buku yang ditulis oleh Prof. Dr.
Sugiyono hanya memaparkan bentuk-bentuk rumusan hipotesis.
Sedangkan saran untuk memperoleh hipotesis tidak dicantumkan.
Secara umum buku yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan yang dikembangkan dari
buku sebelumnya yaitu Metode Penelitian Administrasi (kuantitatif) dan Memahami
Penelitian Kualitatif yang di tulis oleh Prof. Dr. Sugiyono sangat bagus untuk digunakan oleh
mahasiswa dalam penyususnan skripsi ataupun kalangan umum untuk dijadikan pedoman
dalam penelitian. Hal ini disebabkan karena dalam buku ini secara lengkap membahas hal-hal
yang berkaitan dengan metode penelitian kualitatif, kuantitatif dan metode penelitian R & D.
Selain itu, dalam buku ini juga memaparkan sistematika dalam pembuatan proposal yang
bersifat kualitaif dan kuantitatif.
DAFTAR RUJUKAN

Joko Subagyo. 2004. Metode Penelitian (dalam teori dan Praktek ) Rineka Cipta Jakarta
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.

You might also like