Professional Documents
Culture Documents
Menurut versi sejarah,pada masa silam kota ini hanya berupa dusun kecil yang dikenal dengan
sebutan Dusun Senapelan, yang dikepalai oleh seorang Batin (kepala dusun). Dalam
perkembangannya, Dusun Senapelan berpindah ke tempat pemukiman baru yang kemudian
disebut Dusun Payung Sekaki, yang terletak di tepi Muara Sungai Siak. Perkembangan Dusun
Senapelan ini erat kaitannya dengan perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura. Pada masa
itu, raja Siak Sri Indrapura yang keempat, Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah, bergelar Tengku
Alam (1766-1780 M.), menetap di Senapelan, yang kemudian membangun istananya di
Kampung Bukit berdekatan dengan Dusun Senapelan (di sekitar Mesjid Raya Pekanbaru
sekarang). Tidak berapa lama menetap di sana, Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah kemudian
membangun sebuah pekan (pasar) di Senapelan, tetapi pekan itu tidak berkembang. Usaha yang
telah dirintisnya tersebut kemudian dilanjutkan oleh putranya, Raja Muda Muhammad Ali di
tempat baru yaitu di sekitar pelabuhan sekarang.
Selanjutnya, pada hari Selasa tanggal 21 Rajab 1204 H atau tanggal 23 Juni 1784 M.,
berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku (Pesisir, Lima Puluh, Tanah Datar dan
Kampar), negeri Senapelan diganti namanya menjadi Pekan Baharu. Sejak saat itu, setiap
tanggal 23 Juni ditetapkan sebagai hari jadi Kota Pekanbaru. Mulai saat itu pula, sebutan
Senapelan sudah ditinggalkan dan mulai populer dengan sebutan Pekan Baharu. Sejalan
dengan perkembangannya, kini Pekan Baharu lebih populer disebut dengan sebutan Kota
Pekanbaru, dan oleh pemerintah daerah ditetapkan sebagai ibukota Provinsi Riau.
Jauh sebelum Sultan Abdul Djalil Alamuddin Syah, putra Sultan Abdul Djalil Rahmat Syah
memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Siak dari Sungai Mempura ke Senapelan pada
1763 Masehi, Petapahan dan Teratak Buluh juga menjadi pusat perdagangan yang cukup ramai
pada saat itu. Kedua daerah ini tempat berkumpulnya para pedagang dari pedalaman Sumatera
membawa hasil pertanian, hasil hutan, dan hasil tambang.
Oleh para pedagang, hasil pertanian, hasil hutan dan hasil tambang tersebut mereka bawa ke
Singapura dan Malaka mengunakan perahu. Untuk jalur perdagangan Sungai Kampar, pusat
perdagangannya terletak di Teratak Buluh. Sedangkan pusat perdagangan jalur Sungai Siak
terletak di Petapahan. Perdagangan jalur Sungai Kampar kondisinya kurang aman, perahu
pedagang sering hancur dan karam dihantam gelombang (Bono) di Kuala Kampar dan sering
juga terjadi perampokan yang dilakukan oleh para lanun. Sedangkan Sungai Siak termasuk
jalur perdagangan yang cukup aman.
Senapelan ketika itu hanya sebuah dusun kecil yang letaknya di kuala Sungai Pelan, hanya
dihuni oleh dua atau tiga buah rumah saja (sekarang tepatnya di bawah Jembatan Siak I). Pada
saat itu di sepanjang Sungai Siak, mulai dari Kuala Tapung sampai ke Kuala Sungai Siak
(Sungai Apit) sudah ada kehidupan, hanya pada saat itu rumah-rumah penduduk jaraknya
sangat berjauhan dari satu rumah ke rumah lainnya. Ketika itu belum ada tradisi dan
kebudayaan, yang ada hanya bahasa, sebagai alat komunikasi bagi orang-orang yang tinggal di
pinggir Sungai Siak.
Bahasa sehari hari yang mereka pakai adalah bahasa siak,bahasa Gasib, bahasa Perawang dan
bahasa Tapung, karena orang-orang inilah yang lalu-lalang melintasi Sungai Siak. Pada saat
itu pengaruh bahasa Minang, bahasa Pangkalan Kota Baru dan bahasa Kampar belum masuk
ke dalam bahasa orang-orang yang hidup di sepanjang Sungai Siak.
Setelah Sultan Abdul Djalil Alamuddin Syah memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Siak
dari Sungai Mempura ke Senapelan, pembesar-pembesar kerajaan serta orang-orang dalam
kerajaan serta keluarganya ikut pindah ke Senapelan. Dan pada saat itulah tradisi serta budaya,
bahasa sehari-hari terbawa pindah ke Senapelan.
Di senapelan sultan membangun istana (istana tersebut tidak terlihat lagi karena terbuat dari
kayu). Sultan juga membangun masjid, masjid tersebut berukuran kecil, terbuat dari kayu,
makanya masjid tersebut tidak bisa kita lihat lagi sekarang ini. Dari dasar masjid inilah menjadi
cikal bakal Masjid Raya Pekanbaru di Pasar Bawah sekarang ini.
Sultan juga membangun jalan raya tembus dari Senapelan ke Teratak Buluh. Sultan Abdul
Djalil Alamuddin Syah membangun pasar, yang aktivitasnya hanya sepekan sekali. Belum
sempat Senapelan berkembang, Sultan Abdul Djalil Alamuddin Syah wafat pada 1765 masehi
dan dimakamkan di samping Masjid Raya Pekanbaru, sekarang dengan gelar Marhum Bukit.
Pasar pekan dilanjutkan oleh putranya Raja Muda Muhammad Ali yang dibantu oleh
ponakannya Said Ali (Anak Said Usman). Di masa Raja Muda Muhammad Ali inilah
Senapelan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pasar yang dibangun yang pelaksanaannya
hanya sekali sepekan melahirkan kata Pekanbaru. Pekan (berarti pasar sekali sepekan). Baru
(baru dibangun saat itu). Saat itulah nama Senapelan lama kelamaan semakin menghilang,
orang lebih banyak menyebut Pekanbaru.
Setelah Pekanbaru menjadi ramai maka muncullah para pendatang dari pelosok negeri mulai
dari Minang Kabau, Pangkalan Kota baru, Kampar, Taluk Kuantan, Pasir Pengaraian, dan lain-
lain. Awalnya mereka berdagang, lama kelamaan mereka menetap. Dengan menetapnya para
pedagang tersebut di Pekanbaru lalu mereka melahirkan generasi (anak, cucu, cicit). Anak,
cucu, dan cicit tersebut menjadi orang Pekanbaru. Masing-masing pedagang yang datang dan
menetap di Pekanbaru membawa bahasa serta tradisi dari asal daerah mereka masing-masing.
Lalu mereka wariskan kepada anak cucu dan cicit mereka. Dari situlah mulai kaburnya bahasa,
tradisi asli Pekanbaru yang berasal dari Kerajaan Siak.
Kalau ingin tahu lebih jelas lagi mengenai sejarah, bahasa serta tradisi asli Pekanbaru, tanyakan
kepada orang-orang Pekanbaru yang nenek moyang mereka berasal dari Siak, atau nenek
moyang mereka orang-orang yang hidup di dalam lingkungan Kerajaan Siak. Mustahil para
pedagang yang datang dan menetap di Pekanbaru menceritakan kepada anak cucu mereka
tentang sejarah dan tradisi Pekanbaru.
Yang pasti mereka tanamkan ke dalam pikiran anak cucu mereka bagaimana cara berdagang
yang baik dan sukses. Dalam hal ini peran Lembaga Adat Kota Pekanbaru sangat penting
sekali, untuk meluruskan dan menjelaskan sejarah dan tradisi asli Pekanbaru. Maka dari itu
pengurus Lembaga Adat Kota Pekanbaru mau tak mau harus tahu sejarah serta adat istiadat
asli Pekanbaru. Karena Lembaga Adat tempat orang minta petunjuk, minta pendapat dan minta
petuah.
Adat adalah tata cara yang mengatur tingkah laku manusia dalam segala aspek kehidupannya.
Dengan demikian, dalam masyarakat yang menjunjung tinggi adat segala kegiatan kehidupannya
diatur oleh adat.
Jika ditinjau dari sumbernya, orang melayu dalam arti luas mengenal kepada dua macam adat.
Kedua macam adat itu ialah:
1. Adat temenggungan
2. Adat perpatih
Adat temenggungan adalah warisan Datuk Temenggung. Adat temenggungan mengandung sistem
patrilineal yaitu garis keturunan berdasarkan keturunan bapak. Orang Melayu Kepulauan Riau
menggunakan adat temenggungan ini. Sedangkan adat Perpatih merupakan warisan Datuk Perpatih
Nan Sebatang. Adat Perpatih mengembangkan sistem matrilineal yaitu garis keturunan berdasarkan
pada keturunan ibu. Adat perpatih berlaku dalam sebagian masyarakat melayu Riau Daratan.
Jika ditinjau dari sudut hirarkinya, adat melayu dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
Adat sebenar adap
1. Adat yang diadatkan
2. Adat yang teradat
Adat sebenar adat ialah prinsip-prinsip yang bersumber dari agama Islam. Aturan adat ini tiadalah
dapat diubah-ubah. Adat yang pertama ini tersimpul dengan ungkapan “Berdiri adat karena syarak”.
Adat yang diadatkan ialah prinsip-prinsip adat yang disusun oleh penguasa Melayu (Raja, Pemuka
adat, dll). Adat sejenis ini dapat pula berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan
perkembangan pandangan pihak penguasa sesuai dengan ungkapan “Sekali air bah, sekali tepian
berubah”.
Adat yang teradat ialah sikap, tindakan, dan putusan bersama atas dasar musyawarah yang
dirasakan cukup baik oleh masyarakat. Inilah yang kemudian menjadi kebiasaan turun-temurun.
Adat jenis ketiga ini pun dapat berubah sesuai dengan kehendak zaman.
Dalam masyarakat Melayu Kepulauan Riau, ketiga jenis adat di atas berlaku dalam mengatur
kehidupan keseharian. Di kampung-kampung, aturan adat tersebut masih banyak yang diperhatikan
dan di indahkan, tetapi di daerah perkotaan mengalami kecendrungan agak melonggar.
KEBUDAYAAN
Kebudayaan ialah akal-budi manusia yang dijelmakan ataupun digambarkan dalam wujud gagasan,
nilai, norma, peraturan dan sebagainya perilaku, dan hasil karya Maka kebudayaan itu terdiri
daripada tujuh unsur yang universal (Koentjaraningrat, 1983 : 2).
Ketujuh unsur ialah sebagai berikut:
1. Sistem religi dan upacara keagamaan dan adat.
2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan.
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem mata pencaharian
7. Sistem teknologi
Maka dengan demikian kebudayaan itu dapatlah dikelompokkan atas dua kelompok besar (utama).
1. Pertama, disebut kebudayaan warisan.
2. Kedua, kebudayaan yang hidup.
Kebudayaan warisan semua berwujud artifact. Artifact kebudayaan warisan itu: (1) yang terdapat ex
situ di museum (2) yang terdapat in situ, di situs arkeologi, yang meliputi peninggalan dari zaman
prasejarah, zaman pengaruh India, zaman pengaruh Islam, dan zaman pengaruh Barat.
Kebudayaan yang dibedakan atas(1) kebudayaan tradisional dan (2) kebudayaan kontemporer.
Kebudayaan tradisional ada yang berupa artifact yang terdapat di museum, tetapi ada yang berupa
act meliputi:
1. Adat-istiadat dan kebiasaan tradisional;
2. Sistem/organisasi kemasyarakatan tradisional;
3. Sistem pengetahuan tradisional:
4. Kesenian tradisional;
5. Bahasa klasik;
6. Permainan dan olahraga tradisional;
7. Makanan dan Minuman tradisional;
8. Kerajinan tradisonal;
9. Pakaian tradisional;
10. Seni bina (arsitektur) tradisional;
11. Sistem tegnologi.
Kebudayaan kontemporer ada yang berupa artifact yang terdapat dalam museum modern dan di
tengah masyarakat. Ada pula yang berupa act yang meliputi unsur-unsur sebagai berikut ini:
1. cara hidup modern;
2. sistem / organisasi kemasyarakatan modern;
3. sistem pengetahuan modern;
4. kesenian kontemporer;
5. bahasa modern;
6. permainan dan atau olahraga modern;
7. makanan dan minuman modern;
8. kerajinan kontemporer;
9. pakaian modern;
10. arsitektur modern;
11. sistem mata pencaharian;
12. sistem teknologi dan peralatan modern.
Kesemua unsur kebudayaan yang diperkatakan diatas, baik kebudayaan warisan maupun kebudayan
yang hidup; yang tradisional maupun yang modern, merupakan kekuatan kebudayaan yang menjadi
modal penting bagi suatu daerah dan masyarakatnya.
Konon di dalam kitab ini penyusunannya tiadalah mengikut kepada cara dari kalangan orang-orang
pandai dan cendikia (akademis), melainkan kepada cara yang mudah bagi orang kampung. Jika
menghitung, mengikuti kepada angka yang terendah dahulu. Dan begitulah seterusnya.
Syahdan, dalam kehidupan masyarakat orang Melayu dikenal kepada beberapa upacara yang
sebahagiannya masih diperturut kepada adat resamnya. Tersebutlah kepada aturan cara pada
upacara yang dilakukan oleh orang Melayu kepada ketiga tuntunan utama, yaitu kelahiran,
perkawinan dan kematian. Ketiga upacara utama inilah amatlah pentingnya dalam kehidupan orang
Melayu, karena manusia hidup melalui kepada tiga masa yang paling penting, yaitu ketika manusia
dilahirkan ke dunia, memasuki jenjang perkawinan dan saat manusia meninggalkan dunia yang fana.
Akan tetapi memandangkan kepada kehidupan itu sendiri tidaklah hanya melaui pada ketiga “masa”
penting itu saja, melainkan juga ketika memasuki masa kanak dengan segala kelangkapannya, masa
remaja atau akhil balig kemudian barulah memasuki masa perkawinan. Kemudian pula mengalami
berbagai kegiatan kehidupan bermasyarakat yang syarat oleh aturan ataupun tata cara sekaliannya,
sehinggalah memasuki usia tua, akhirnya kembali Kepada Sang Pencipta Allah azza wajallah.
Maka dipertanyakan orang, manakah yang terlebih dahulu ada, apakah telur atau anak ayam. Dan
setiap kali pertanyaan yang demikian muncul mendatangkan suatu keragu-raguan kepada kita untuk
menjawabnya. Samalah dengan masalah budaya dan manusia. Oleh sebab itu, menurut hemat kami
hal yang demikian itu tiadalah perlu diperpanjang-panjangkan sehingga mendatangkan kepada fi’il
yang kurang berpatutan. Maka kita akan memulai langkah dengan memilih pelangkah yang baik dan
berurut-urutan supaya lebih mudah untuk menyimak dan menyelusurinya dalam rentang perjalanan
kehidupan anak Melayu itu sendiri.
c. Pakaian Keseharian untuk Orangtua Laki-laki sepuh atau setengah baya mengenakan Baju
Kurung Cekak Musang atau Baju Kurung Teluk Belanga yang dibuat dari bahan kain lejo
atau kain katun. Sementara perempuan sepuhnya menggunakan Baju Kurung Teluk Belanga,
Baju Kebaya Pendek dan Kebaya Laboh lengkap dengan selendang dikenakan sebagai
kerudung. 2. Pakaian Resmi Di masa silam, pakaian resmi adat Riau hanya dikenakan saat
ada pertemuan resmi kerajaan. Akan tetapi, saat ini baju tersebut lebih sering digunakan
dalam acara resmi kepemerintahan. Pakaian adat Riau yang resmi untuk laki-laki adalah Baju
Kurung Cekak Musang yang dikenakan lengkap bersama kopiah dan kain sarung tenun. Baju
Kurung Cekak Musang sendiri dibuat dari bahan jenis kain kualitas tinggi, seperti kain satin
atau kain sutra. Adapun untuk perempuan, pakaian resmi yang digunakan adalah Kebaya
Laboh. Bahan yang digunakan untuk membuat pakaian tersebut adalah kain tenun khas
buatan masyarakat di daerah-daerah Riau, seperti Siak, Indragiri, Trengganu, dan lain
sebagainya. Kebaya untuk gadis dibuat dengan panjang hingga 3 jari di atas lutut, sementara
untuk perempuan setengah baya dibuat 3 jari di bawah lutut.
3. Pakaian Upacara Adat Beda acara, beda pula pakaiannya. Ya, saat upacara adat seperti
upacara pelantikan, upacara penobatan raja, upacara penerimaan anugerah, upacara
penyambutan tamu, dan lain sebagainya, masyarakat Melayu Riau menggunakan jenis
pakaian adat yang berbeda. Laki-laki menggunakan Baju Kurung Cekak Musang, sedangkan
para perempuan menggunakan baju Baju Kurung Tulang Belut (gadis) dan Baju Kebaya
Laboh Cekak Musang (setengah baya) yang dibuat dari kain sutra. Baju kebaya yang
dikenakan saat upacara adat ada 2 jenis, yaitu yang berwarna hitam dan berwarna kuning.
Warna hitam digunakan saat upacara penobatan raja, pembesar, menteri, atau datuk.
Sedangkan kebaya berwarna kuning digunakan saat upacara penerimaan tamu agung atau
upacara penerimaan anugerah. Saat mengenakan baju adat tersebut, para perempuan akan
dihias rambutnya dengan sanggul joget, yaitu sanggul lipat pandan dengan hiasan bunga
goyang di bagian atasnya, jurai panjang di sebelah kanan, serta jurai pendek di sebelah kiri.
.
4.sastra melayu riau.
Sastra Melayu Klasik bermula pada abad ke-16 Masehi. Semenjak itu sampai sekarang gaya
bahasanya tidak banyak berubah.
Dokumen pertama yang ditulis dalam bahasa Melayu klasik adalah sepucuk surat dari raja
Ternate, Sultan Abu Hayat kepada raja João III di Portugal dan bertarikhkan tahun 1521
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan
irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan
semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari
masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Gurindam Lama
contoh :
Kumpulan gurindam yang dikarang oleh Raja Ali Haji dari Kepulauan Riau. Dinamakan
Gurindam Dua Belas oleh karena berisi 12 pasal, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja,
kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup
bermasyarakat.
Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa yang berisikan tentang kisah, cerita, dongeng
maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan
seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Salah satu
hikayat yang populer di Riau adalah Yong Dolah.
Karmina
Karmina atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris.
Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi. Memiliki pola sajak lurus (a-
a). Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.
Contoh
Pantun
Pantun merupakan sejenis puisi yang terdiri atas 4 baris bersajak a-b-a-b, a-b-b-a, a-a-b-b.
Dua baris pertama merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam (flora dan fauna); dua
baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. 1 baris terdiri dari
4-5 kata, 8-12 suku kata.
Contoh Pantun
Seloka
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepatah maupun perumpamaan
yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris
memakai bentuk pantun atau syair, kadang-kadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis
lebih dari empat baris.
Syair
Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak.
Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau
maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud). Syair berasal dari
Arab.
Talibun
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi
lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-
abcde, dan seterusnya.
Contoh Talibun :
Bolu Kemojo adalah makanan khas Pekanbaru, yang dipopulerkan kembali oleh ibu
Dinawati yaitu pada tahun 1998. Kue Bolu ini sebelumnya hanya dibuat untuk
sekedar konsumsi dalam keluarga saja, dan tidak dijual secara komersial apalagi
dijual sebagai makanan oleh-oleh kota pekanbaru. Tapi dengan tekad yang kuat
untuk menjadikan kue bolu ini sebagi makanan khas riau, dan kemudian beliau
merintis membuka gerai pertamanya yang berkantor di Jalan Pelajar, yang sekarang
jalan tersebut berubah menjadi Jalan lain.
2. Roti Jala
Roti jala adalah makanan yang berasal dari Melayu Sumatera . Biasanya makanan
ini disuguhkan bersama kuah kari Melayu.
Di Deli makanan ini terkenal disajikan dengan kari kambing dan acar nanas. Menurut
budayawan M Muhar Omtatok, roti jala merupakan makanan Melayu yang bisa saja
teradaptasi dari unsur India.
3. Roti Canai
Roti canai atau roti jenis leper yang berbentuk bulat ini, merupakan satu makanan
kegemaran di Malaysia. Ia dimakan sebagai makanan pagi, tengahari, petang, dan
malam. Sering kali dimakan bersama dengan teh tarik, atau teh ais.Biasanya
dihidangkan dengan kuah dal atau parpu atau kari dengansambal ikan bilis.
Penggunaan perkataan canai dalam bahasa Melayu dibelakang roti adalah hasil dari
tingkahlaku pencanai roti tersebut dalam meleperkan, menganginkan dan menebar
doh roti. Ada juga menyatakan perkataan canai dibelakang roti ini asalnya dari jenis
dal yang digunakan bersama roti ini, yakni "Channal". Pada versi yang lain,
perkataan canai ini datangnya dari nama bandar Chennai, India disebabkan ramai
pencanai roti ini kebanyakkan berasal dari sana pada ketika kebanjiran orang India
di Malaysia.
Roti canai di India dan Singapura, ia lebih dikenali sebagai roti pratha. Rupa roti
pratha dengan roti canai adalah sama dan bentuknya masih lagi bulat.
4. Asidah
Kue ini namanya Asidah, teksturnya lembut dan rasanya manis perpaduan rempah
spt cengkeh, kayu manis dan daun pandan. yg anehnya kue ini dimakan pake
bawang goreng. kue ini bisa dibentuk sesuka hati.
5. Kue Bangkit
Diberi nama kue bangkit karena ukuran dari kue ini setelah matang dan dikeluarkan
dari oven akan berukuran dua kali lipat dari ukuran adonan semula. Warna kue bangkit
ini putih kekuningan dan kadang dipercantik dengan diberi noktah berwarna merah di
atasnya. Tekstur kue bangkit yang sangat halus dan gampang remuk. Kue bangkit
akan lumer di dalam mulut dan mempunyai rasa yang renyah ketika dikunyah.
Rasanya yang manis ini menjadi daya tarik bagi anak-anak.
Nah sobat demikian tulisan saya tentang Makanan Khas Provinsi Riau Semoga bisa
menambah pengetahuan kita tentang khazanah tanah air kita tercinta, Indonesia.
Jangan lupa untuk follow twitter paling indonesia di @kilasindonesia yah. Dapatkan
berbagai tweet tweet seputar Indonesia dan tips tips lainnya.
6. Cencaluk
Cencaluk ialah sejenis lauk dalam hidangan tradisional melayu. makanan ini dibuat
dari udang halus, cencaluk mengandungi kandungan protein yang tinggi.
7. Lempuk Durian
Lempuk Durian adalah salah satu Jenis Makanan Khas dari Riau yang terbuat dari
Durian, lempuk ini berbentuk seperti dodol. Selain di Riau,lempuk juga dapat dijumpai
di daerah lain di Sumatera. Siapa yang tak kenal dengan lempuk durian, "Makanan
Khas Riau" ini berasal dari Kabupaten Bengkalis, bahkan lempuk sudai menjadi ikon
Bengkalis, jika kita berkunjung ke Bengkalis kurang lengkapnya jikanya tidak membeli
buah tangan Lempuk Durian.
8. Es Laksamana Mengamuk
Ikan Salai adalah ikan basah yang masih segar lalu dikeringkan melalui proses
pengasapan. Ikan Salai merupakan salah satu menu makanan yang cukup terkenal
terutama bagi masyarakatRiau yang tinggal di sepanjang sungai-sungai besar yang
ada di Riau , salah satunya di Kabupaten Pelalawan.
Sponsors Link
Kerajinan anyaman ini awalnya digunakan sebagai peralatan untuk upacara-upacara adat
untuk acara tertentu. Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman, kerajinan tangan itu kini
menjadi sebuah komoditi yang membantu ekonomi beberapa kelompok masyarakat di Riau.
Kerajinan tangan ini utamanya terdapat di daerah Pelalawan, Rakan, Rokan Hulu, dan Kuanta
Senggigi.
Sebagian orang yang tidak berasal dari Riau mungkin tidak tahu
dengan kerajinan tangan bernama Tekat ini. Tekat adalah salah satu kerajinan tangan dari
Riau yang sangat indah. Tekat merupakan kerajinan yang dimana ia merekatkan atau
menyulam benang emas pada sebuah bidang kain yang lain yang telah diberi motiv. Benang
ini dijahit dengan media pemidangan. Kerajinan ini cara membuatnya mirip dengan orang-
orang yang menyulam. Berdasarkan sejarahnya, tidak diketahui secara pasti kapan Tekat ini
mulai ada. Dalam membuat Tekat terdapat beberapa corak yang biasa digunakan. Corak-
corak tersebut antara lain;
Corak Bunga. Dalam corak bunga, biasanya yang digunakan adalah bentuk bunga
seperti bunga bakung, melati, kundur, bunga hutan, bunga dari cengkeh, setaman,
bunga serangkai, berseluk, dan beberapa bunga yang lain.
Corak Kuntum. Kuntum juga sering digunakan sebagai motiv dalam Tetak. Beberapa
corak kuntum yang biasa digunakan antara lain; kuntum kembar, kuntum serangkai,
kuntum merekah, kuntum jeruju dan lain-lain.
Corak daun, buah dan akar-akaran.. Daun buah dan akar-akaran biasa digunakan
untuk menghiasi motiv Tetak ini. Dengan berbagai macam bentuk daun, buah dan
akar-akaran. Pada buah misalnya, bisa digunakan corak buah delima, anggur dan
pisang-pisangan.
Corak Hewan. Selain tumbuhan, corak hewan juga sering digunakan dalam membuat
motiv pada Tetak.
Corak alam. Corak alam yang digunakan pada Tetak meliputi gambar awan, gasing-
gasing, dan wajit-wajit.
Sponsors Link
Pada masa awal perkembangannya, Tetak ini awalnya dibuat dengan menggunakan cara
tenun tumpu. Kemudian berkembang menggunakan alat yang dinamakan Kik. Pada zaman
dahulu, setiap pembuatan kain songket selalu menggunakan sutra dan untuk membuat
motivnya menggunakan benang emas dan perak. Akan tetapi, sekarang hal itu dirasa terlalu
mahal, maka orang-orang menggunakan bahan-bahan yang lebih sederhana akan tetapi tidak
meninggalkan kualitas dan keindahan kain songket dari Riau tersebut. Riau terkenal dengan
motiv-motiv songket yang khas. Beberapa di antaranya adalah; motiv kuntum bunga, siku
awan, siku tunggal, daun tunggal, mata panah, dan tabir bintang.
Alat musik Rebana Ubi ini merupakan alat musik perkusi yang digolongkan sebagai gendang.
Jadi cara memainkannya yaitu dengan cara dipukul dengan tangan. Untuk ukurannya, Rebana
Ubi lebih besar dari Rebana biasa.
Merujuk pada sejarahnya, Rebana Ubi berfungsi sebagai alat komunikasi yang memiliki
tujuan mengirimkan kabar seperti pengumuman acara pernikahan, juga peringatan bahaya
kepada masyarakat. Sekarang, Rebana Ubi cuma digunakan dalam upacara adat tertentu. Hal
ini disebabkan zaman sudah modern.
2. Kompang
Alat musik Kompang merupakan sejenis alat musik tradisional yang paling popular bagi
masyarakat Melayu. Kompang termasuk kedalam golongan kumpulan alat musik gendang.
Kulit kompang bisa terbuat dari kulit kambing dan bisa juga dari kulit lembu atau kerbau.
Sejarahnya dulu, Kompang asalnya dari dunia Arab yang kemudian masuk ke Tanah Melayu
saat zaman Kesultanan Melaka oleh pedagang India Muslim. Sumber lain menyebutkan
masuknya alat musik tersebut melalui Jawa pada abad ke-13 oleh pedagang Arab.
3. Gambus
Alat musik Gambus adalah alat musik petik seperti Mandolin yang berasal dari Timur
Tengah. Memiliki senar yang jumlahnya bervariasi, antara 3 senar sampai 12 senar. Biasanya,
alat musik Gambus dimainkan sambil diiringi Gendang.
4. Akordeon
Sejenis alat musik organ, bentuk Akordeon relatif kecil, dan dimainkan dengan cara
digantungkan di leher.
Penemuan alat musik ini adalah C.F.L. Buschmann dari Berlin, Jerman.
Orang yang memainkan alat musik ini yakni dengan memainkan tombol-tombol Akor dengan
jari-jari tangan kiri dan jari-jari tangan kanannya memainkan melodi lagu yang dibawakan.
Ketika dimainkan, Akordeon didorong dan ditarik untuk menggerakkan udara di dalamnya.
Pergerakan udara yang terjadi disalurkan ke lidah-lidah Akordeon sehingga timbul bunyi
yang enak ditelinga.
5. Gendang
Nama lain Gendang adalah Kendang. Kendang (kendhang) yang merupakan alat musik yang
dimainkan dengan cara di pukul. Bisa di bilang, hampir di semua daerah di Indonesia
memiliki gendang dengan ciri khas masing-masing. Sebagaimana lazimnya, Gendang
dimainkan dengan cara di pukul, bisa langsung dengan tangan atau alat tertentu yang terbuat
khusus.
6. Gong
Termasuk sebagai alat musik tradisional, Gong terbuat dari leburan logam seperti perunggu
dengan tembaga dengan permukaan yang bundar (dengan atau tanpa Pencu).
Gong bukan sekedar dimainkan untuk kesenian musik saja. Dalam acara-acara peresmian
tertentu, gong juga sering dipakai sebagai tanda meresmikan momen tertentu, baik digunakan
oleh pemerintah maupun perusahaan swasta.
7.Marwas
Gambar alat musik tradisional via Google
Merupakan salah satu alat musik tepuk, alat musik Marwas ini memiliki unsur keagamaan
yang kental. Biasanya Marwas dimainkan dalam berbagai lirik lagu yang merupakan pujian
dan kecintaan kepada Sang Pencipta.
Asal alat musik Marwas dari negara Timur Tengah (Timteng) terutama dari Yaman.
Alat Musik tersebut biasanya dimainkan oleh sekitar 10 orang. Dan orang yang
memainkannya sambil bernyanyi. Untuk membangkitkan semangat, beberapa orang dari
kelompok tersebut bergerak sesuai dengan irama lagu.
8. Calempong
Dikenal juga dengan sebutan Talempong, alat musik perkusi ini terbuat dari logam,
perunggu, atau besi, berbentuk bundar, terdapat di daerah Kuantan dan Riau. Calembong
berbentuk bundar pada bagian bawahnya berlobang sedangkan pada bagian atasnya terdapat
bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul.
Salah satunya untuk mengiringi sebuah tarian sakral dan dimainkan ketika mengiringi
pasangan pengantin menuju rumah mempelai wanita (bararak).
Pada zaman dahulu dibunyikan ketika akan menyampaikan sebuah pesan penting dari wali
nagari oleh orang suruhannya kepada masyarakat.
9. Nafiri
Gambar alat musik tradisional via Google
Nafiri memang dikenal sebagai alat musik tradisional yang berasal dari provinsi Riau.
Bentuknya mirip dengan terompet. Selain berfungsi sebagai alat musik tradisional, Nafiri
juga dipakai sebagai alat komunikasi bagi masyarakat Melayu. Seperti untuk
memberitahukan tentang adanya bencana, dan berita tentang kematian.
10. Rebab