Professional Documents
Culture Documents
Sebelum kita melaksanakan sholat berjamaah maka harus mengetahui syarat yang telah
ditentukan dalam ilmu fiqih. Setelah mengetahui syaratnya lalu diamalkan. Ada beberapa syarat
sahnya shalat berjamaah Yang harus diketahui sebagai berikut :
1. Ma'mum tidak boleh mengetahui batal sholatnya imam yang disebabkan oleh hadats atau
penyebab lainnya.
2. Ma'mum tidak boleh mengitikadkan bahwa shalat berjamaahnya dengan seorang imam
tertentu harus atau wajib diulang kembali.
3. Jangan mengimami ma'mum.
4. Imamnya tidak boleh ummi tapi harus qori, artinya bacaan shalatnya harus yang terbaik dari
antara jemaah lainnya.
5. Posisi Imam harus terdepan dari ma'mum, jangan sampai ada posisi imam di belakang
ma'mum.
6. Harus mengetahui gerakan shalat imam, baik dengan mendengar suaranya ataupun melihat
gerakan ma'mum lain di depan kita.
7. Imam dan ma'mum berada dalam satu mesjid atau satu tempat.
8. Harus niat berjamaah.
9. Bentuk shalat imam harus sama dengan bentuk shalat ma'mum. Contoh yang tidak sama
adalah imam shalat jenazah, ma'mum shalat fardu biasa. Jika terjadi, maka tidak sah shalat
ma'mum tersebut karena bentuk shalatnya berbeda mengingat dalam shalat jenazah tidak ada
ruku.
10. Tidak boleh berbeda gerakan dengan imam dalam masalah sunat yang sekiranya dianggap
berat, seperti tidak mengikuti imam melakukan sujud tilawah.
11. Mendahulukan takbiratul ihram imam, artinya ma'mum jangan memulai takbiratul ihram
sebelum imam takbiratul ihram.
Syarat Sah Shalat Berjamaah: Syarat Menjadi Imam dan Syarat Menjadi Makmum
Syarat-Syarat Sah Shalat Berjamaah
Kedudukan imam dalam shalat berjamaah sangat penting. Dia akan menjadi pemimpin seluruh
jamaah shalat sehingga untuk menjadi imam ada syarat tersendiri. Syarat yang dimaksud adalah :
a. Mengetahui syarat dan rukun shalat, serta perkara yang membatalkan shalat,
b. Fasih dalam membaca ayat-ayat al-Qur'an,
c. Paling luas wawasan agamanya dibandingkan yang lain,
d. Berakal sehat,
e. Ballig,
f. Berdiri pada posisi paling depan,
g. Seorang laki-laki (perempuan juga boleh jadi imam kalau makmumnya perempuan semua),
dan
h. Tidak sedang bermakmum kepada orang lain.