You are on page 1of 10

Aulia.

WAKTU POTENSIAL APLIKASI MIKORIZA DAN Trichoderma spp.


PADA MEDIUM GAMBUT UNTUK MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN SEMAI MERANTI TEMBAGA (Shorea leprosula Miq.)

(Potential Time Applications Mycorrhizal and Trichoderma spp. in Peat Medium


to Boost Growth Shorea leprosula Miq. Seeds)

Aulia Sari1, M. Mardhiansyah2, Evi Sribudiani2


Departement of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Riau
Address Bina Widya, Pekanbaru, Riau
(aulia.aulias@gmail.com)

ABSTRACT

Shorea leprosula Miq. is a major timber producing trees and important


commodity in Indonesia. To get a good quality of Shorea leprosula Miq. should
be using proper cultivation techniques. Peat soils potential for growth Shorea
leprosula Miq.. Mycorrhiza and Trichoderma spp. can assist the process of
decomposition of peat soil and improve seedling growth, but need to know the
potential time to apply. This study aims to determine the potential time to apply
mycorrhizal and Trichoderma spp. in peat medium to boost growth seeds of
Shorea leprosula Miq.. This study using a completely randomized design (CRD)
consisting of 5 treatments and 10 replications. The treatments used were : T1 =
Trichoderma spp. on S-5 and mycorrhiza on S-1, T2 = Trichoderma spp. on S-3
and mycorrhiza on S-1, T3 = Trichoderma spp. and mycorrhiza on S-1 , T4 =
Trichoderma spp. on S-1 and mycorrhiza on S-3, T5 = Trichoderma spp. on S-1
and mycorrhiza on S-5, where S = seedlings were transferred to polybags after
treatment. Responses were measured to observe the effect of treatments are the
survival rate of seedlings, seedling height, diameter of the root seedling, plant dry
weight and the ratio of crown/root. The results obtained from this study indicated
that the time of application of Trichoderma spp. at 1 (one) day prior to weaning
and mycorrhiza on three (3) days prior to weaning tended to show better results on
Shorea leprosula Miq. seedling growth.

Keywords: Shorea leprosula Miq., Trichoderma spp., Mycorrhizal, peat medium

1
Mahasiswa Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau.
2
Staf Pengajar Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau.
1 Vol. 1. No. 2. Januari 2014
Waktu Potensial Aplikasi Mikoriza dan Trichoderma spp. untuk Pertumbuhan
Shorea leprosula

PENDAHULUAN

Latar belakang meningkatkan pertumbuhan


Shorea leprosula Miq. tanaman, diantaranya memiliki
tergolong kedalam kayu dengan nilai tingkat keasaman yang tinggi,
ekonomi tinggi. Hal ini terlihat dari kurangnya unsur hara baik makro
permintaan pasar terhadap kayu maupun mikro sehingga proses
Shorea leprosula Miq. yang terus dekomposisi berlangsung lambat.
mengalami peningkatan. Pada tahun Dalam proses dekomposisinya, tanah
2011, permintaan pasar akan kayu gambut memerlukan mikroorganisme.
bulat jenis meranti di Indonesia Mikroorganisme yang berperan dalam
mencapai 4.091.990 m3/tahun proses dekomposisi tanah gambut
dengan kisaran harga Rp sekaligus dapat meningkatkan
1.270.000/m3. Harga kayunya juga pertumbuhan semai diantaranya
terus mengalami peningkatan jika adalah mikoriza dan Trichoderma
dibandingkan dengan harga tahun spp.. Aplikasi mikoriza dan
2003 yang berkisar pada angka Rp Trichoderma spp. pada medium
500.000/m3 (Badan Pusat Statistik, gambut merupakan salah satu teknik
2012). budidaya yang bisa dilakukan.
Seiring dengan meningkatnya Mikoriza merupakan
kebutuhan kayu, maka perlu interaksi antara jamur dengan akar
dikembangkan teknik budidaya tumbuhan yang mempunyai
terhadap tanaman Shorea leprosula pengaruh cukup signifikan terhadap
Miq. agar ketersediaannya di hutan pertumbuhan tumbuhan. Aplikasi
alam tetap terjaga. Dalam hal mikoriza pada lahan telah terbukti
pengembangan teknik budidaya yang sangat bermanfaat kerena dapat
dilakukan, perlakuan untuk memacu mempercepat laju pertumbuhan dan
pertumbuhan bibit Shorea leprosula kesehatan tanaman baik di
Miq. memegang peranan penting. persemaian maupun di lapangan
Kualitas tanaman yang baik (Setiadi dan Prematuri, 1998).
berawal dari bibit yang berkualitas Trichoderma spp. selain
baik pula. Untuk dapat memenuhi dikenal sebagai agen pengendali
bibit yang berkualitas, salah satunya hayati, juga merupakan pengurai
ditentukan oleh medium semai. bahan organik seperti karbohidrat,
Medium semai yang baik mampu terutama selulosa dengan bantuan
memenuhi persyaratan pertumbuhan enzim selulase. Kandungan bahan
bagi semai. organik yang terdapat di dalam tanah
Tanah gambut mempunyai akan dilepaskan dalam bentuk unsur
potensi bagi pertumbuhan Shorea hara disekitar daerah perakaran.
leprosula Miq.. Menurut Noor Dengan demikian, akar dengan
(2001), tanah gambut merupakan mudah menyerap unsur hara yang
tanah yang terbentuk dari sisa tersedia dan dimanfaatkan untuk
tumbuhan sehingga mempunyai pertumbuhan tanaman.
kadar bahan organik yang cukup Salah satu faktor yang
tinggi. Tanah gambut memiliki menentukan tingkat keberhasilan
beberapa kekurangan dalam pemanfaatan mikoriza dan
2 Vol. 1. No. 2. Januari 2014
Aulia. S

Trichoderma spp. adalah waktu dkk, (2007), waktu inokulasi mikoriza


aplikasi yang tepat. Waktu aplikasi hanya dilakukan pada saat tanaman
merupakan syarat keberhasilan dalam masih tingkat semai, inokulasi pada
penggunaan dan pemanfaatan tanaman yang telah dewasa selain
mikoriza dan Trichoderma spp. pada boros penggunaan inokulum juga
tanaman pertanian, perkebunan dan kurang memberikan manfaat yang
kehutanan guna mendapatkan optimal. Ketepatan waktu
manfaat yang optimal. Waktu aplikasi mengaplikasikan mikoriza
mikoriza dan Trichoderma spp. yang Trichoderma spp. diharapkan mampu
tepat menentukan keberhasilan meningkatkan pertumbuhan semai
tanaman terinfeksi oleh mikoriza dan dan meningkatkan ketahanan
Trichoderma spp.. Menurut Husna terhadap serangan patogen.
T3: pemberian Trichoderma spp. dan
METODE PENELITIAN mikoriza pada S-1, T4: pemberian
Trichoderma spp. pada S-1 dan
Penelitian ini dilaksanakan pemberian mikoriza pada S-3, T5 =
di UPT Fakultas Pertanian pemberian Trichoderma spp. pada S-
Universitas Riau, Pekanbaru. Waktu 1 dan pemberian mikoriza pada S-5.
penelitian selama 3 (tiga) bulan, Dimana S: Semai dipindahkan ke
terhitung dari bulan Juni sampai polybag setelah perlakuan (disapih),
Bulan Agustus 2013. Bahan yang S-1: 1 hari sebelum disapih, S-3: 3
digunakan untuk penelitian adalah hari sebelum disapih, S-5: 5 hari
semai meranti tembaga (Shorea sebelum disapih.
leprosula Miq.), polybag dengan Data persen hidup semai,
spesifikasi 23 x 15 cm dan volume 2 tinggi semai (cm), diameter semai
kg, isolat Trichoderma spp., (mm), berat kering tanaman (gr) dan
mikoriza dari jenis endomikoriza rasio tajuk/akar (gr) dianalisis secara
campuran Glomus sp. dan Gigaspora statistik menggunakan Analisis Of
sp.. Alat yang digunakan dalam Varience (ANOVA) dengan
penelitian adalah peralatan menggunakan program SPSS versi
laboratorium, caliper, pita ukur, 17.0. Kemudian hasil analisis sidik
oven, kertas label, alat tulis, kamera, ragam dilanjutkan uji Duncan’s New
gunting, ember, dan cangkul. Multiple Range Test (DNMRT) pada
Penelitian ini menggunakan taraf 5%.
metode Rancangan Acak Lengakap Isolat Tricoderma spp.
(RAL) yang terdiri atas 5 (lima) diperoleh dari Laboratorium
perlakuan dan masing-masing BICCOM Fakultas Pertanian
perlakuan sebanyak 10 kali ulangan. Universitas Riau yang dibuat dalam
Total jumlah semai Shorea leprosula bentuk starter dengan media biakan
Miq. yang digunakan adalah jagung. Mikoriza yang digunakan
sebanyak 50 semai. Masing-masing adalah endomikoriza dari campuran
perlakuan yaitu T1: pemberian Gigaspora sp dan Glomus sp. yang
Trichoderma spp. pada S-5 dan berasal dari hasil isolasi BBP2TP
pemberian mikoriza pada S-1, T2: Surabaya. Tanah gambut (jenis
pemberian Trichoderma spp. pada S- saprik) diambil secara komposit
3 dan pemberian mikoriza pada S-1, kemudian dimasukkan kedalam
3 Vol. 1. No. 2. Januari 2014
Waktu Potensial Aplikasi Mikoriza dan Trichoderma spp. untuk Pertumbuhan
Shorea leprosula

polybag dan ditimbang sebanyak 2 20 gram. Hal ini sesuai dengan hasil
kg. penelitian (Puspita, dkk, 2009) pada
Trichoderma spp. dan pembibitan kelapa sawit, dosis
mikoriza diberikan sebelum semai terbaik diperoleh untuk medium 5
dipindahkan ke polybag dengan (lima) kg adalah 50 gram starter
medium tanah gambut. Pada Trichoderma. Sedangkan dosis untuk
perlakuan pertama Trichoderma spp. Mikoriza sebanyak 10 gram, sesuai
diberikan 5 (lima) hari sebelum bibit dengan rekomendasi yang terdapat
disapih dan mikoriza diberikan 1 pada label bibit meranti (Sumber :
(satu) hari sebelum bibit disapih. BBP2TP Surabaya, 2012).
Perlakuan kedua, Trichoderma spp. Pemeliharaan meliputi
diberikan 3 (tiga) hari sebelum bibit penyulaman, penyiraman,
disapih dan mikoriza diberikan 1 penyiangan, pengendalian hama dan
(satu) hari sebelum bibit disapih. penyalit. Pengamatan meliputi tinggi
Perlakuan ketiga Trichoderma spp. bibit (cm), diameter bibit (cm), berat
dan mikoriza sama-sama diberikan kering tanaman (gr) dan rasio
pada hari pertama sebelum bibit tajuk/akar (gr).
disapih. Perlakuan keempat
Trichoderma spp. diberikan pada HASIL DAN PEMBAHASAN
hari pertama sebelum bibit disapih
dan mikoriza diberikan pada hari ke A. Persen Hidup Semai
3 (tiga) sebelum bibit disapih. Waktu potensial aplikasi
Perlakuan kelima Trichoderma spp. mikoriza dan Trichoderma spp. pada
diberikan pada hari pertama sebelum medium gambut tidak memberikan
bibit disapih dan Mikoriza diberikan pengaruh terhadap persen hidup
pada hari ke 5 (lima) sebelum bibit semai. Persen hidup Shorea
disapih. Dosis pemberian leprosula Miq. pada semua
Trichoderma spp. adalah sebanyak perlakuan adalah sama yaitu 100%.

Tabel 1. Persen hidup semai meranti tembaga (Shorea leprosula Miq.) umur 11
bulan.
Perlakuan Persen Hidup (%)
T1 (Trichoderma spp. pada S-5 dan mikoriza pada S-1) 100
T2 (Trichoderma spp. pada S-3 dan mikoriza pada S-1) 100
T3 (Trichoderma spp. dan mikoriza pada S-1) 100
T4 (Trichoderma spp. pada S-1 dan mikoriza pada S-3) 100
T5 (Trichoderma spp. pada S-1 dan mikoriza pada S-5) 100
Hal ini diduga karena pelapukannya sudah lanjut (matang)
medium yang digunakan adalah dan cendrung lebih halus dan subur.
gambut jenis saprik yang merupakan Persen hidup Shorea leprosula Miq.
jenis gambut yang memiliki tingkat juga dipengaruhi oleh lingkungan.
kematangan dan kesuburan yang Kemampuan Shorea leprosula Miq.
relatif tinggi. Menurut Najiyati, dkk, untuk dapat bertahan hidup akan
(2005) bahwa tanah gambut jenis sejalan dengan kondisi lingkungan
saprik yaitu gambut yang tingkat yang mendukungnya. Lingkungan

4 Vol. 1. No. 2. Januari 2014


Aulia. S

yang baik akan mendukung aplikasi mikoriza dan


pertumbuhan semai Shorea leprosula Trichoderma spp. pada medium
Miq. Menurut Junaidah (2003), gambut berpengaruh tidak nyata
kemampuan hidup semai yang tinggi terhadap pertambahan tinggi
menunjukkan bahwa faktor tanaman Shorea leprosula Miq.,
lingkungan telah memberikan oleh karena itu tidak dilanjutkan
berbagai sarana yang cukup bagi lagi ke uji DNMRT. Hal ini
tanaman, seperti air, hara dan udara diduga karena waktu aplikasi dan
serta bebas dari gangguan hama dan asosiasi antara mikoriza dan
penyakit yang dapat menyerang Trichoderma spp. pada kelima
tanaman. perlakuan mampu berinteraksi
dengan baik pada akar sehingga
B. Pertambahan Tinggi Semai dapat membantu dalam
Hasil sidik ragam penyerapan unsur hara.
menunjukkanbahwa waktu

Tabel 2. Pertambahan tinggi meranti tembaga (Shorea leprosula Miq.) umur 11


bulan.
Perlakuan Pertambahan tinggi
(cm)
T4 (Trichoderma spp. pada S-1 dan mikoriza pada S-3) 3,38
T3 (Trichoderma spp. dan mikoriza pada S-1) 3,33
T2 (Trichoderma spp. pada S-3 dan mikoriza pada S-1) 3,07
T5 (Trichoderma spp. pada S-1 dan mikoriza pada S-5) 2,00
T1 (Trichoderma spp. pada S-5 dan mikoriza pada S-1) 1,74
(1967) dalam Widyastuti dkk, (2007)
Pemberian Trichoderma Trichoderma spp. adalah salah satu
spp. pada 1 (satu) hari sebelum bibit mikroorganisme yang berperan
disapih dan mikoriza pada 3 (tiga) dalam kegiatan penguraian bahan
hari sebelum bibit disapih (T4) organik. Aplikasi mikoriza pada 3
cendrung memberikan pertambahan (tiga) hari sebelum bibit disapih
tinggi yang lebih baik dibandingkan diduga telah memberikan waktu
dengan pemberian Trichoderma spp. untuk berkembang dan beradaptasi
pada 5 (lima) hari sebelum bibit dengan medium. Widyastuti (2007)
disapih dan mikoriza pada 1 (satu) mengatakan bahwa pembentukan
hari sebelum bibit disapih (T1). Hal akar dan perkembangan infeksi
ini diduga karena pada waktu 1 ektomikoriza akan mempengaruhi
(satu) hari sebelum disapih sudah pertambahan tinggi semai.
cukup untuk Trichoderma spp.
berkembang dengan baik didalam C. Pertambahan Diameter
tanah. Perkembangan Trichoderma Pertambahan diameter
spp. pada tanah akan mampu berdasarkan sidik ragam bahwa waktu
mendekomposisi bahan organik potensial aplikasi mikoriza dan
dalam tanah gambut sehingga dapat Trichoderma spp. pada semai Shorea
memudahkan penyerapan unsur hara leprosula Miq. berpengaruh tidak nyata
terhadap pertambahan diameter
bagi tanaman. Menurut Robinson tanaman, oleh karena itu tidak
5 Vol. 1. No. 2. Januari 2014
Waktu Potensial Aplikasi Mikoriza dan Trichoderma spp. untuk Pertumbuhan
Shorea leprosula

dilanjutkan lagi ke uji DNMRT. Hal ini Penggunaan inokulan campuran


diduga karena asosiasi antara mikoriza merupakan solusi yang tepat untuk
dan Trichoderma spp. mampu meningkatkan keberhasilan pupuk
meningkatkan pertumbuhan tinggi dan hayati (Damanik, 2010). Nilai
diameter pada kelima perlakuan dan pertambahan diameter semai Shorea
penggunaan inokulan campuran akan leprosula Miq. dapat dilihat pada Tabel
cendrung lebih baik dalam 3.
meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Tabel 3. Pertambahan diameter meranti tembaga (Shorea leprosula Miq.) umur 11
bulan.
Perlakuan Pertambahan
diameter (mm)
T4 (Trichoderma spp. pada S-1 dan mikoriza pada S-3) 0,16
T2 (Trichoderma spp. pada S-3 dan mikoriza pada S-1) 0,12
T3 (Trichoderma spp. dan mikoriza pada S-10) 0,11
T1 (Trichoderma spp. pada S-5 dan mikoriza pada S-1) 0,10
T5 (Trichoderma spp. pada S-1 dan mikoriza pada S-5) 0,08
Mikoriza dapat
Pemberian Trichoderma meningkatkan kemampuan tanaman
spp. pada 1 (satu) hari sebelum bibit dalam menyerap unsur hara P dan
disapih dan mikoriza pada 3 (tiga) unsur hara makro lainya seperti N
hari sebelum bibit disapih (T4) dan K. Unsur K akan berperan dalam
cendrung menunjukkan hasil terbaik aktivitas pembelahan sel dan
terhadap pertambahan diameter. perkembangan jaringan meristematik
Pada (T5) yaitu pemberian tanaman yang berakibat dalam
Trichoderma spp. pada 1 (satu) hari pembesaran batang.
sebelum bibit disapih dan mikoriza
pada 5 (lima) hari sebelum bibit D. Berat Kering Tanaman
disapih cendrung menunjukkan hasil Hasil pengamatan terhadap
yang rendah. Diduga hal ini berat kering tanaman yang dihasilkan
disebabkan oleh pemberian dari kelima perlakuan setelah
Trichoderma spp. pada 1 (satu) hari dilakukan analisis ragam
sebelum bibit disapih dan pemberian memperlihatkan pengaruh nyata
mikoriza pada 3 (tiga) hari sebelum terhadap waktu aplikasi mikoriza dan
disapih merupakan waktu yang tepat Trichoderma spp. kemudian
bagi mikoriza untuk menginfeksi dilakukan uji lanjut DNMRT pada
sistem perakaran dan berasosiasi taraf 5%. Hasil uji lanjut DNMRT
dengan Trichoderma spp. sehingga pada taraf 5% terhadap berat kering
akan meningkatkan kemampuan akar Shorea leprosula Miq. dapat dilihat
dalam memaksimalkan penyerapan pada Tabel 4.
unsur hara.

6 Vol. 1. No. 2. Januari 2014


Aulia. S

Tabel 4. Berat kering tanaman meranti tembaga (Shorea leprosula Miq.) umur 11
bulan.
Perlakuan Berat kering
tanaman
T2 (Trichoderma spp. pada S-3 dan mikoriza pada S-1) 6,27 a
T3 (Trichoderma spp. dan mikoriza pada S-1) 4,36 ab
T4 (Trichoderma spp. pada S-1 dan mikoriza pada S-3) 3,60 ab
T1 (Trichoderma spp. pada S-5 dan mikoriza pada S-1) 3,00 bc
T5 (Trichoderma spp. pada S-1 dan mikoriza pada S-5) 1,43 c
Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama adalah berbeda nyata menurut uji
DNMRT pada taraf 5 %, setelah data ditransformasi ke
Aplikasi Trichoderma spp. tanaman (tinggi dan diameter).
pada 3 (tiga) hari sebelum bibit Semakin baik pertumbuhan tanaman
disapih dan mikoriza pada 1 (satu) maka berat kering tanaman yang
hari sebelum bibit disapih (T2) dihasilkan akan semakin baik pula.
berbeda nyata dengan aplikasi Nilai tinggi dan diameter semai pada
Trichoderma spp. pada 5 (lima) hari penelitian selalu mengalami
sebelum bibit disapih dan mikoriza peningkatan pada semua perlakuan.
pada 1 (satu) hari sebelum bibit Aplikasi mikoriza membantu
disapih (T1) dan aplikasi tanaman dalam menyerap unsur hara
Trichoderma spp. pada 1 (satu) hari sehingga akan berdampak terhadap
sebelum bibit disapih dan mikoriza meningkatnya berat kering pada
pada 5 (lima) hari sebelum bibit tanaman. Sedangkan aplikasi
disapih (T5) tetapi berbeda tidak Trichoderma spp. mampu
nyata dengan aplikasi Trichoderma menyediakan unsur hara yang cukup
spp. dan mikoriza pada 1 (satu) hari bagi tanaman terutama unsur hara P
sebelum bibit disapih (T3) dan (Fosfor).
aplikasi Trichoderma spp. pada 1
(satu) hari sebelum bibit disapih dan E. Rasio Tajuk/Akar
mikoriza pada 3 (tiga) hari sebelum Hasil pengamatan rasio
bibit disapih (T4) (lampiran 5c). tajuk akar Shorea leprosula Miq.
Hasil terbaik berat kering tanaman dengan pemberian mikoriza dan
ditunjukkan pada perlakuan (T2) Trichoderma spp. berpengaruh tidak
dengan rata-rata berat kering nyata terhadap parameter rasio tajuk
sementara hasil terendah ditunjukkan akar (Lampiran 5d). Oleh karena itu,
pada perlakuan (T5). tidak dilakukan lagi uji DNMRT.
Nilai berat kering tanaman Nilai rasio tajuk/akar dapat dilihat
berhubungan dengan pertumbuhan pada Tabel 5.
Tabel 5. Rasio tajuk akar meranti tembaga (Shorea leprosula Miq.) umur 11 bulan.
Perlakuan Rasio tajuk/akar (g)
T2 (Trichoderma spp. pada S-3 dan mikoriza pada S-1) 2,64
T5 (Trichoderma spp. pada S-1 dan mikoriza pada S-5) 2,57
T4 (Trichoderma spp. pada S-1 dan mikoriza pada S-3) 2,50
T3 (Trichoderma spp. dan mikoriza pada S-1) 2,28
T1 (Trichoderma spp. pada S-5 dan mikoriza pada S-1) 2,13

7 Vol. 1. No. 2. Januari 2014


Waktu Aulia. S
WaktuPotensial
PotensialAplikasi
AplikasiMikoriza
Mikorizadan
danTrichoderma
Trichodermaspp.
spp.untuk
untukPertumbuhan
Pertumbuhan
Shorea leprosula
Shorea leprosula

Tabel 5 menunjukkan F. Waktu Potensial Aplikasi


bahwa semua perlakuan yang diuji Mikoriza dan Trichoderma spp.
berbeda tidak nyata pada masing- pada Medium Gambut
masing perlakuan terhadap rasio terhadap Pertumbuhan Semai
tajuk akar namun cenderung lebih Meranti Tembaga (Shorea
tinggi pada (T2) yaitu pemberian leprosula Miq.)
Trichoderma spp. pada 3 (tiga) hari Pemberian Trichoderma
sebelum bibit disapih dan mikoriza spp. pada 1 hari (satu) sebelum bibit
pada 1 (satu) hari sebelum bibit disapih dan mikoriza pada 3 (tiga)
disapih. Hal ini dapat disebabkan hari sebelum bibit disapih
pemberian Trichoderma spp. yang merupakan waktu potensial aplikasi
diasosiasikan dengan mikoriza pada mikoriza dan Trichoderma spp. pada
kelima perlakuan, mampu tumbuh medium gambut untuk meningkatkan
dan mengkolonisasi perakaran bibit pertumbuhan semai Shorea leprosula
lebih baik sehingga dapat memacu Miq. Diduga karena mikoriza yang
pertumbuhan tanaman (Plant Growth diberikan terlebih awal dari
Promoting Rhizobacteria). Trichoderma spp. memberikan
Widyastuti (2007), waktu yang cukup bagi
mengatakan bahwa pertumbuhan perkembangan spora pembentuk
semai yang baik memiliki fungi mikoriza pada akar. Hifa fungi
keseimbangan antara pertumbuhan yang terbentuk akan membantu
akar dan pucuk. Biomassa pucuk penyebaran akar untuk mengabsorbsi
dapat menjadi indikator proses unsur hara dan air dari dalam tanah.
fotosintesis pada tumbuhan. Semakin Selanjutnya ketika Trichoderma spp.
berat kandungan pati dan bahan diberikan, akan mampu
organik lainnya sebagai produk meningkatkan persentase
fotosintesis, semakin berat pula pembentukan ektomikoriza. Hal ini
biomassa pucuk tanaman. Nisbah didukung oleh penelitian Widyastuti
yang relatif besar menunjukkan (2007) yang menjelaskan bahwa
perkembangan pucuk yang lebih persentase infeksi ektomikoriza pada
besar, sementara pasokan air dari akar menjadi lebih besar pada saat
akar kurang. Hal ini akan Trichoderma spp. dimasukkan
menyebabkan bibit layu dan mati setelah adanya fungi ektomikoriza
ketika di lapangan. Secara pada media.
keseluruhan, hasil penelitian Pemberian Trichoderma
menunjukkan rasio tajuk akar yang spp. pada 5 (lima) hari sebelum bibit
memiliki nilai rata-rata 2. Menurut disapih dan pemberian mikoriza pada
Bunting (1980) dalam Widyastuti 1 (satu) hari sebelum bibit disapih
(2007), nilai ideal untuk rasio tajuk merupakan waktu aplikasi yang
akar adalah 2-5. menunjukkan pertumbuhan paling
rendah diantara semua perlakuan.
Hal ini diduga karena mikoriza yang
diberikan pada 1 (satu) hari sebelum
bibit disapih membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk menginfeksi
ujung akar. Pembentukan infeksi
8 Vol. 1. No. 2. Januari 2014
Waktu Potensial Aplikasi MikorizaAulia. S
dan Trichoderma spp. untuk Pertumbuhan
Shorea leprosula

pada perlakuan penambahan sebelum disapih cenderung


Trichoderma spp. sebelum inokulasi menunjukkan hasil yang lebih baik
fungi mikoriza dan penambahan terhadap pertumbuhan semai meranti
Trichoderma spp. bersamaan dengan tembaga (Shorea leprosula Miq.).
inokulasi fungi mikoriza mempunyai
nilai relatif lebih kecil dibandingkan Saran
perlakuan tanpa penggunaan Berdasarkan hasil penelitian,
Trichoderma spp. (Widyastuti, disarankan untuk mengaplikasikan
2007). Trichoderma spp. dan mikoriza pada
1 (satu) hari sebelum disapih dan
KESIMPULAN DAN pemberian mikoriza pada 3 (tiga)
SARAN hari sebelum disapih pada medium
gambut. Sebaiknya perlu dilakukan
Kesimpulan uji analisis kandungan unsur hara
Aplikasi Trichoderma spp. pada medium dan aplikasi
pada 1 (satu) hari sebelum disapih Trichoderma spp. dan mikoriza
dan mikoriza pada 3 (tiga) hari dilakukan pada jenis tanaman yang
berbeda.

DAFTAR PUSTAKA Gandasil D dan Mamigro


Super N di Shade House
Badan Pusat Statistik. 2012. Banjarbaru. Skripsi Fakultas
Statistik Perusahaan Hak Kehutanan Universitas
Pengusahaan Hutan. Badan Lambung Mangkurat. (Tidak
Pusat Statistik, Jakarta. dipublikasikan).

Damanik, Ericson. 2010. Najiyati. S. Muslihat, L. Dan


http://pupuk- Suryadiputra, N, N. 2005.
mikoriza.blogspot.com/. Panduan Pengelolaan Lahan
Diakses pada tanggal 8
Gambut Untuk Pertanian
November 2013.
Berkelanjutan. Bogor.
Husna, dkk. 2007. Aplikasi
Noor, M. 2001. Pertanian Lahan
Mikoriza untuk Memacu
Gambut, Kanisus.
Pertumbuhan Jati di Muna.
Yokyakarta.
Balai Besar Penelitian
Bioteknologi dan Pemuliaan
Puspita, F., Y. Elfina. 2009.
Tanaman Hutan. Fakultas
Aplikasi Beberapa Dosis
Pertanian Unhalu.
Trichoderma pseudokoningii
Untuk Mengendalikan
Junaidah. 2003. Respon
Ganoderma boninense
Pertumbuhan Semai
Penyebab Penyakit Busuk
Meranti Kuning (Shorea
Pangkal Batang Pada
multiflora Sym.) terhadap
Kelapa Sawit di Pembibitan
Pemberian Pupuk Daun
Awal. Artikel Ilmiah sudah
9 Vol. 1. No. 2. Januari 2014
Waktu Potensial Aplikasi Mikoriza dan Trichoderma spp. untuk Pertumbuhan
Shorea leprosula

diseminarkan ditingkat Rehabilitasi dan Reboisasi


Nasional, Yogyakarta, 2008. Lahan Kritis di Pekanbaru.
Balai Penelitian Kehutanan
Setiadi, Yadi dan Riksy Prematuri. Pematang Siantar.
1998. Prospek
Pengembangan Cendawan Widyastuti, S.M. (2007). Peran
Mikoriza untuk Trichoderma spp. dalam
Rehabilitasi Lahan Kritis. Revitalisasi Kehutanan di
Prosiding Ekspose Hasil- Indonesia. UGM University
hasil Penelitian Teknik
Press. Yogyakarta.

10 Vol. 1. No. 2. Januari 2014

You might also like