Professional Documents
Culture Documents
3, Nopember 2014
DOI: 10.26699/jnk.v1i3.ART.p200-204
Abstract : Elderly in the age of 60 or above is a natural process that can not be
avoided where the life of man as a human being is limited by a rule of nature. As
a result of the aging process, the blood vessels become stiff and affect the left
ventricular wall reduce its elasticity, resulting in a progressive increase of blood
pressure. The treatment of hypertension in addition to pharmacological therapy
could also use non-pharmacological therapies such as reflexology massage.
Method: The research design used in this study was pre-experimental using one
group pretest-posttest approach. In this research, the researchers measured
blood pressure before and after the treatment (reflexology massage). The sample
of this study was 20 respondents using purposive sampling. This research used
statistical t-test analysis test, because it had a scale ratio data. Result : The result
of t-test showed that p <0.0001, means that there was significantly different result
before and after treatment with reflexology massage on the feet with a medium
timber. Discussion : It is expected that people with hypertension do the feet
reflexology massage in order to taking medication because can lower systolic
blood pressure.
Pada lanjut usia dengan umur 60 tahun efek kerusakan organ target seperti otak dan
keatas merupakan suatu proses alami yang ginjal. Penanganan hipertensi selain dengan
tidak dapat dihindari dimana umur manusia terapi farmakologi juga bisa menggunakan
sebagai mahkluk hidup terbatas oleh suatu terapi non farmakologi diantaranya pijat
aturan alam. Resiko yang dapat muncul dalam refleksi (Sustrani, 2006).
masa penurunan yang sangat erat Menurut WHO (2005) menyatakan
hubungannya dengan proses menua antara bahwa hipertensi merupakan masalah
lain : gangguan sirkulasi seperti hipertensi, kesehatan umum didunia. Diperkirakan
kelainan pembuluh darah, gangguan pada sekitar 7,1 juta orang mengalaminya pada usia
persendian seperti osteoporosis (Nugroho, lebih muda dan sekitar 64 juta orang
2008). Akibat dari proses menua, pembuluh mengalami disability adjusted life year karena
darah menjadi kaku dan menyebabkan hipertensi. Di Indonesia setiap tahunnya
dinding ventrikel kiri berkurang elastisitasnya, terjadi 175.000 kematian akibat hipertensi dan
akibatnya kenaikan tekanan darah menjadi terdapat 450.000 kasus penyakit hipertensi.
progresif. Dari kasus hipertensi tersebut diketahui
Langkah pertama dalam perawatan bahwa 337.500 kasus (75%) merupakan usia
hipertensi adalah terapi farmakologi dan produktif (15-50 tahun) yang didominasi oleh
terapi non farmakologi. Terapi farmakologi laki-laki, sisanya 112.500 kasus (25%) tidak
hanya membuat tekanan darah kembali terdiagnosis dan baru sebagian yang tercakup
normal tetapi tidak menjamin tekanan darah dalam program penaggulangan penyakit
kembali naik. Jika obat diminum dalam hipertensi sesuai dengan rekomendasi WHO
jangka waktu yang lama, dapat memberikan (Depkes RI, 2006).
202
203 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, Nomor 3, Nopember 2014, hlm.202-206
hipertensi hanya memberikan terapi tekanan darah responden sebelum dan sesudah
farmakologi saja (Posyandu lansia, 2012). perlakuan.
Dari fenomena diatas dengan begitu Penelitian ini menggunakan analisis
banyaknya lanjut usia yang mengalami univariat dan bivariat. Analisis univariat
hipertensi maka dari sini peneliti tertarik digunakan untuk mengukur karakteristik
untuk melakukan penelitian adakah pengaruh responden yaitu jenis kelamin, umur,
pijat refleksi terhadap penurunan tekanan pendidikan, pekerjaan, pola makan (diit
darah pada lanjut usia dengan hipertensi. rendah garam). Analisis bivariat
Rumusan masalahnya adalah menggunakan uji statistic t-test, karena
bagaimanakah pengaruh terapi pijat refleksi mempunyai skala data rasio.
terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut
usia dengan hipertensi. HASIL PENELITIAN
Tujuan umumnya adalah mengetahui Karakteristik responden:
pengaruh pijat refleksi terhadap tingkat Tabel 1. Karakteristik responden
penurunan tekanan darah pada lanjut usia No Karakteristik subyek Distribusi
dengan hipertensi. Sedangkan tujuan frekuensi
khususnya adalah (1) Mengidentifikasi 1. Jenis Kelamin 65%
Mengidentifikasi tekanan darah sebelum 2. Umur 66-75 40%
dilakukan terapi pijat refleksi, (2) 3. Pendidikan SD 70%
4. Pekerjaan Petani 60%
Mengidentifikasi tekanan darah setelah
5. Hipertensi 1-6 Bulan 50%
dilakukan terapi pijat refleksi, (3)
Menganalisa adakah pengaruh terapi pijat
Tabel 2. Tekanan darah sistole sebelum
refleksi terhadap penurunan tekanan darah
perlakuan
pada lanjut usia dengan hipertensi sebelum Means Median Std. Minimum Maximum
dan sesudah terapi pijat refleksi deviasi
Target luaran yang ingin dicapai dalam 172,60 170,00 14,302 150,00 200,00
penelitian ini adalah diharpakan dapat masuk
dalam jurnal nasional dan menjadi artikel di Tabel 3. Tekanan darah sistole sesudah
instansi pendidikan kesehatan. Adapun perlakuan.
kontribusi terhadap ilmu pengetahuan Means Median Std. Minimum Maximum
diharapkan dapat mengembangkan ilmu, deviasi
mendukung informasi penelitian sebelumnya 148,00 145,00 12,290 130,00 170,00
dan dapat dijadikan landasan teori bagi
peneliti selanjutnya khususnya tentang Tabel 4. Perubahan tekanan darah sebelum
penanganan hipertensi dengan pijat refleksi. dan sesudah perlakuan
means Standart Means ± p
BAHAN DAN METODE deviasi standart
Rancangan penelitian yang digunakan deviasi
dalam penelitian ini adalah pre-eksperimental. perbedaan
Sebelum 173 14,302
Dengan pendekatan one group pretest-posttest
perlakuan 24,60 ±
desaign, peneliti mengukur tekanan darah <0,0001
Sesudah 148 12,290 6,44
responden sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
perlakuan yaitu dengan pijat refleksi.
Variabel bebas dalam penelitian ini Berdasarkan tabel diatas terlihat terjadi
adalah pijat refleksi, sedangkan variabel kenaikan rata-rata pada sebelum dan sesudah
terikatnya adalah pengukuran tekanan darah. perlakuan yaitu 25 poin. Dan hasil uji t-test
Subyek penelitian ini berjumlah 20 didapatkan bahwa p < 0,0001, maka terdapat
responden 20 responden yang dihasilkan dari perbedan yang signifikan antara sebelum dan
tehnik pengambilan sampling yaitu purposive sesudah perlakuan.
sampling, dengan kriteria lansia yang PEMBAHASAN
mempunyai tekanan darah tinggi dan bersedia Tekanan darah sistole sebelum dilakukan
di pijat terapi. perlakuan
Alat pengumpulan data menggunakan Penyakit hipertensi jika tidak segera
tensi meter dan checklist untuk mendata disembuhkan maka dalam jangka panjang
205 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, Nomor 3, Nopember 2014, hlm.202-206
dapat menimbulkan kerusakan arteri di dalam pada penderita hipertensi adalah untuk
tubuh sampai organ-organ yang mendapatkan memperlancar aliran energy dalam tubuh
suplai darah darinya seperti jantung, otak dan sehingga gangguan hipertensi dan
ginjal (Hayens, 2003). Hipertensi merupakan komplikasinya dapat diminimalisir, ketika
penyebab utama stroke, serangan jantung, semua jalur energi terbuka dan aliran energi
gagal jantung, gagal ginjal, demensia dan tidak lagi terhalang oleh ketegangan otot dan
kematian prematur. Apabila tidak ditanggapi hambatan lain maka risiko hipertensi dapat
secara serius, umur penderitanya bisa ditekan.
diperpendek 10-20 tahun (Sheps, 2005). Dari hasil penelitian terdapat penurunan yang
Faktor penyebab hipertensi ada dua yaitu signifikan. Refleksi pijat kaki dengan
hipertensi esensial atau hipertensi primer, mengggunakan media kayu dapat menurubkan
kasus hipertensi 90% merupakan hipertensi tingkat stress dan menjadikan responden
esensial yang didefinisikan sebagai merasa nyaman.
peningkatan tekanan darah yang tidak Penatalaksaannya bertujuan untuk
diketahui penyebabnya (idiopatik). Beberapa menurunkan tekanan darah dengan
faktor diduga berkaitan dengan mengurangi jumlah darah, mengurangi
berkembangnya hipertensi esensial adalah kegiatan jantung memompa, dan mengurangi
genetik, jenis kelamin, usia, diet, berat badan, mengerutnya dinding-dinding pembuluh nadi
dan gaya hidup. Dan penyebab yang kedua halus sehingga tekanan pada dinding-dinding
yaitu hipertensi sekunder. kasus hipertensi pembuluh darah berkurang dan aliran
sekunder sebanyak 10% dari keseluruhan darahmenjadi lancar sehingga tekanan darah
kasus hipertensi. Hipertensi sekunder adalah akan menurun (Dekker, 1996). Menurut
peningkatan tekanan darah karena suatu penelitian Putri (2009) dengan hasil
kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penelitiannya yang berjudul Efektivitas
penyakit ginjal atau gangguan tiroid. (Indarti, Massage Kaki dengan Minyak Esensial
2012). Lavender terhadap Penurunan Tekanan Darah
Dari hasil penelitian sebelum dilakukan pada Penderita Hipertensi di Dusun XI Desa
perlakuan rata-rata responden memiliki Buntu Bedimbar Kecamatan Tanjung Morawa
tekanan darah sistole sebesar 172,60 MmHg. Kabupaten Deli Serdang. Dengan hasil p
Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh usia value = 0.003.
terdapat 8 responden yang berusia 66-75
tahun. Begitu juga dari faktor gaya hidup Pengaruh Sebelum Dan Sesudah Perlakuan
masa lalu, karena dari hasil wawancara Dari hasil penelitian ini bahwa terdapat
beberapa responden mengungkapkan bahwa perbedaan tekanan darah sistole yang signikan
karena pekerjaan merekalah yang antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan
mnyebabkan gaya hidup tinggi dengan pola pijat refleksi pada kaki dengan menggunakan
makanan yang banyak mengandung lemak, media kayu.
selalin itu tingkat stresor yang tinggi pasca Hal ini disebabkan karena pijat refleksi kaki
pension. Hal ini juga didukung oleh penelitian atau sering disebut dengan pijat refleksiologi
Maulana (2010) hasil penelitian menunjukan yang dilakukan dengan cara memijat bagian
Ada hubungan tingkat stress dengan kejadian titik refleksi di kaki (Gillanders, 2009) yang
hipertensi di wilayah Puskesmas Guntur dapat memberikan rangsangan relaksasi yang
Kabupaten Demak dengan P Value = 0.012. mampu memperlancar aliran darah dan cairan
tubuh pada bagianbagian tubuh yang
Tekanan darah sistole sesudah dilakukan berhubungan dengan titik syaraf kaki yang
perlakuan dipijat (Wijayakusuma, 2006).
Pijat refleksi kaki menimbulkan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
relaksasi yang dalam sehingga meringankan setelah dilakukan pemijatan hampir seluruh
kelelahan jasmani dan rohani dikarenakan responden mengatakan bahwa mereka merasa
sistem saraf nyenyak saat tidur. Hal ini disebabkan karena
simpatis mengalami penurunan aktivitas yang rangsangan yang diberikan mampu
akhirnya mengakibatkan turunnya tekanan memperlancar aliran darah dan cairan tubuh.
darah (Kaplan,2006). Menurut Dalimartha Hasilnya, sirkulasi penyaluran nutrisi dan
(2009), pada prinsipnya pijat yang dilakukan oksigen ke sel-sel tubuh menjadi lancer tanpa
Sari, Renityas, Wibisono, Pengaruh Pendidikan Kesehatan......206
ada hambatan. Sirkulasi darah yang lancar mengkonsumsi obat-obatan karena selalin
akan memberikan efek relaksasi dan dapat menurunkan tekanan darah sistole juga
kesegaran pada seluruh anggota tubuh membuat badan merasa rileks dan nyaman.
sehingga tubuh mengalami kondisi seimbang Kemudian dapat dilakukan promosi kesehatan
(Wijayakusuma, 2006). Menurut penelitian tentang pijat refleksi pada kaki baik untuk
Arita Murawani (2012) hasil penelitian penderita maupun keluarga agar dapat
dengan judul pengaruh pijat refleksi terhadap mengetahui dan mampu untuk melakukan
penurunan tekanan darah pada penderita pijat refleksi.
hipertensi di desa Kasinder Kecamatan Untuk memperkuat penelitian ini
Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun maka dapat diteruskan dengan penelitian
dengan p value= 0.002 selanjutnya dengan menambahkan kelompok
Pijat refleksi kaki menimbulkan relaksasi control pada variabel penelitian dan
yang dalam sehingga meringankan kelelahan membandingkan antara pijat refleksi kaki
jasmani dan rohani dikarenakan system saraf dengan message pada kaki.
simpatis mengalami penurunan aktivitas yang
akhirnya mengakibatkan turunnya tekanan DAFTAR RUJUKAN
darah (Kaplan,2006). Ayushveda. 2009. Refleksi: Sebuah Praktek
Pijat refleksi kaki merupakan teknik integrasi Remedy Alternatif.
sensori yang mempengaruhi aktivitas sistem http://Ayushveda.com/&rurl=translate.go
saraf otonom. Apabila seseorang ogle.co.id Diakses tanggal 4 April 2012.
mempersepsikan sentuhan sebagai stimulus Depkes RI, 2006. Hipertensi Penyebab
rileks maka akan muncul respon relaksasi Kematian Nomor Tiga. Kementerian
(Meet, 1993 dalam Perry&Potter,2005). Kesehatan RI. Jakarta.-
http://www.depkes.go.id/index.php/-
SIMPULAN DAN SARAN berita/press-release/810-hipertansi-
Simpulan penyebab-kematian-nomor-tiga.html
Dari hasil penelitian dan analisa data Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik &
yang telah dilakukan di dapatkan hasil sebagai Geriatrik, Ed 3. Jakarta: EGC.
berikut:Tekanan darah sistole sebelum Sustrani, dkk. 2006. Hipertensi. Jakarta:
dilakukan perlakuan mempunyai rata-rata Gramedia Pustaka Utama.
sebesar 172,60mmHg, Tekanan darah sistole Sutanto. 2010. Cekal Penyakit Modern
sesudah dilakukan perlakuan mempunyai rata- Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol
rata sebesar 148,00 mmHg, Perbedaan dan Diabetes. Yogyakarta: CV.Andi
tekanan darah sistole sebelum dan sesudah Offset.
perlakuan mempunyai hasil yang signifikan WHO, 2005. Hypertension fact sheet.
sebesar p > 0,0001 Department of Sustainable Development
and Healthy Environments September
Saran 2005. http:-
Diharapkan penderita hipertensi //www.searo.who.int/linkfiles/non_comm
melakukan pijat refleksi pada kaki selain unicable_diseases_hypertension-fs.pdf