You are on page 1of 7

Khoirunnisa Hasna NY

142160110
EA-B

BAB 7 : ANALISIS ARUS KAS

A. Pengertian Alur Kas (Cash Flow)


Cash flow (aliran arus) adalah sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai
akibat dari aktifitas perusahaan, dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk
dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Hal utama yang perlu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah
memahami dengan jelas fungsi dana uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara
sederhana fungsi itu terbagi menjadi beberapa macam yaitu:
1. Fungsi Likuiditas : Yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-
hari dan dapat dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi
awal.
2. Fungsi anti inflasi : Yaitu dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada
daya beli dimasa datang dan dapat dicairkan dengan relatif cepat
3. Capital growth : Dana yang diperuntukan untuk penambahan perkembangan kekayaan
dengan jangka waktu relatif panjang.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) : Merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaranuntuk kegiatan investasi misalnya pembelian tanah, gedung biaya pendahuluan dsb.
Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out Flow)
2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) : Merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum,dan administrasi. Oleh sebab itu
aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out
flow)
3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) : Merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai
sisa proyek (nilai residu) seperti nilai sisa modal kerja atau nilai sisa proyek lainnya yaitu
penjualan peralatan proyek.

B. Analisis Laporan Arus Kas


Analisis arus kas merupakan alat analisis keuangan untuk mengetahui penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas pada bank selama periode tertentu yang dikelopmokkan dari
kegiatan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan perusaahaan. Aktivitas operasi ( operating)
adalah aktivitas penghasil utama pendapatan bank (principal revenue-producing activities) dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas
investasi (investing) adalah aktivitas perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak setara kas. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan peminjaman bank.

Laporan arus kas memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk
mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih bank, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan
solvabilitas) dan kemampuan untuk memngaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
adaptasi dengan perubahan keadaan atau peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai
kemampuan bank dalam menghasilkan kas dan setra kas dan memungkinkan para pemakai
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa
depan (future cash flow) dari berbagai bank. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding
pelaporan kinerja operasi berbagai bank karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan
perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indicator yang
menentukan apakah dari operasinya bank dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
melunasi pembiayaan dan pinjaman yang diterima, memlihara kemampuan operasi bank,
membayar dividend an melakukan investasi baru tanpamengandalkan pada sumber pendanaan
dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain,
berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Penyajian laporan kas dapat digunakan dua metode, yaitu :
1. Metode langsung
Metode ini merupakan pengungkapan kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas netto
2. Metode tidak langsung
Metode ini laba/rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan
kas, pengguhan (deferreal), atau aktrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk di operasi
masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban berkaitan dengan arus kas investasi
atau pendanaan.
Bank dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan mengunakan metode
langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa
depan yang tidak dihasilkan dengan metode tidak langsung.

Penyusunan Laporan Arus Kas

Menurut Smith dan Skousen (1992:191), penyusunan laporan arus kas terdiri dari
sumber-sumber data diatas meliputi empat langkah pokok :

1. Menentukan perubahan dalam kas


2. Menentukan arus kas bersih dari aktifitas operasi.
3. Menentukan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan.
4. Menyiapkan suatu laporan arus kas formal.
Metode Penyusunan Laporan Arus Kas

Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer keuangan, disamping alat
keuangan lainnya adalah laporan arus kas. Yang dimaksud dari analisis ini adalah untuk
mengetahui bagaimana akan digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut akan
dibelanjakan. Analisis arus kas tersebut dapat diketahui darimana diperoleh dan untuk apa dana
tersebut digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan darimana diperoleh dan untuk apa kas
tersebut digunakan, seiring disebut sebagai laporan arus kas.

Laporan arus kas secara langsung atau tidak langsung mencerminkan penerimaan kas
entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama dan pembayaran kas yang
diklasifikasikan menurut pengguna utama selama satu periode. Laporan ini memberikan
informasi yang berguna mengenai aktivitas entitas dalam menghasilkan kas mengenai aktivitas
keuangannya dan mengenai investasi atau pengeluaran kasnya.

Dalam menyusun laporan arus kas terdapat 2 (dua) Metode yang digunakan yaitu :

1. Metode Langsung

Dalam Metode Langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas
operasi dan pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan antara penerimaan kas dan
pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai arus kas bersih dari aktivitas
operasi. Dengan kata lain, metode langsung mengurangkan pengeluaran kas operasi dari
penerimaan kas operasi. Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan
pengeluaran kas secara ringkas.

Dalam Metode Langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas bersih dari investasi
operasi sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi (misalnya: kas yang diterima dari
pelanggan dan kas yang diterima dari bunga dan deviden) dan pengeluaran kas (misalnya: kas
yang dibayarkan kepada pemasok untuk barang, kepada karyawan untuk jasa, kepada kreditur
untuk bunga dan ke instansi pemerintah untuk pajak).

Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan laporan
penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas.
Disamping itu, metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang
lebih banyak dalam mengambil keputusan.

Dengan metode langsung informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan:

a. Adanya catatan akuntansi perusahaan.


b. Menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba
rugi mengenai:
 Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang dagang selama periode berjalan.
 Pos bukan kas lainnya.
 Pos lainnya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

2. Metode Tidak Langsung

Dalam Metode Tidak Langsung, pengaruh dari semua penangguhan penerimaan dan
pengeluaran kas di masa lalu dan semua akurat dari penerimaan kas dan pengeluaran kas yang
diharapkan pada masa yang akan datang dihilangkan dan laba bersih yang diperhitungkan laba
rugi.

Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan antara laba
bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi. Arus kas bersih dari aktivitas operasi
ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :

 Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan.
 Pos bukan kas.

Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan
menyajikan pendapatan dengan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi serta
perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode tertentu.
Sedangkan dengan cara pelaporan arus kas bentuk investasi dan pendanaan pada kedua metode,
baik langsung maupun tidak langsung adalah sama. Jadi yang berbeda adalah metode pelaporan
arus kas untuk kegiatan operasi perusahaan.

Metode tidak langsung juga memberikan informasi keuangan dalam penentuan laba / rugi
yang menggunakan metode akrual basis, dimana metode ini merupakan petunjuk yang salah
dalam penilaian atas arus kas dari operasi. Jika perusahaan terus memakai metode tidak
langsung, maka harus ada pengungkapan yang terpisah mengenai perubahan-perubahan dalam
perkiraan piutang, persediaan barang, investasi, biaya yang dibayar dimuka dan perkiraan aktiva
lancar lainnya.

C. Penggolongan Arus Kas


Berikut beberapa contoh penggolongan arus kas dari kegiatan aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan bank :
1. Aktivitas Operasi
Arus kas masuk berasal dari aktivitas berikut ini :
a. Penerimaan pendapat bagi hasil, jual beli, sewa
b. Penerimaan pendapatan usaha lainnya
c. Penerimaan dari pembiayaan dan piutang yang dihapusbukukan
d. Penerimaan pendapataan/pembayaran beban non-usaha
Arus kas keluar berasal dari aktivitas berikut :
a. Pembayaraan beban karyawan
b. Pembayaran tansiem
c. Pembayaran beban usaha selain beban karyawan
d. Pembayaran pajak
e. Pembayaran zakat
f. Penyaluran dana kebajikan
2. Aktivitas Investasi; Arus kas masuk yang diterima misalnya hasil penjualan asset tetap,
penjualan surat berharga. Arus kas keluar dari aktivitas ini misalnya pembelian surat berharga
dan pembelian asset tetap.
3. Aktivitas Pendanaan; Sumber arus kas dari aktivitas pendanaan misalnya berasal dari
setoran modal, pembiayaan yang diterima dan surat berharga subordinasi yang diterbitkan.
D. Teknik Analisis Arus Kas
1. Analisis Perbandingan dan Trend

Analisis horizontal pada laporan arus kas untuk mengetahui perubahan-perubahan yang
terjadi pada penerimaan, pengeluaran dan laba bersih bank apakah mengalami kenaikan atau
penurunan dari suatu periode. Analisis ini menggunakan laporan keuangan arus kas bank untuk
dua periode atau lebih.

a. Analisis Trend
Analisis laporan arus kas dengan menggunakan analisis trend pada data laporan arus kas
diatas, tahun 2009 dijadikan sebagai tahun dasar (disajikan dengan angka (100%)
b. Analisis Perbandingan (Comporatif)
Analisis laporan kas dengan menggunakan analisis perbandingan (Comporatif) dari tahun
2009 ke tahun 2010 untuk mengetahui kenaikan atau penurunan yang disajikan dengan
presentase.
2. Analisis Common Size
Analisis common size menitikberatkan pada hubungan antara pos-pos laporan keuangan
untuk suatu periode. Pada laporan arus kas, setiap pos disajikan dalam persentase atas dasar total
arus kas masuk dan setara kas yang berasal dari sumber aktivitas operasi, investasi maupun
pendanaan.

E. Skematis Laporan Arus Kas


Secara skematis, laporan perubahan laporan arus kas dapat dijabarkan sebagai berikut :

Dalam perubahan non-kas dan perubahan hutang dan modal akan dibedakan yang mana
yang merupakan sumber dan yang mana yang merupakan pengguna kas.
Untuk membedakan sumber dan penggunaan kas ini dapat dijabarkan ringkasan sebagai berikut :
a. Sumber Kas

 Peningkatan dalam Hutang: Dianggap bahwa setiap peningkatan atau penambahan


hutang atau dana, bank akan menrima uang kas sehingga sebagai sumber kas
 Penurunan dalam Aktiva Non-Kas: Setiap penurunan dalam aktiva non-tunai akan
dianggap menimbulkan dana bagi bank, seperti penjualan aktiva, pencairan investasi, dan
sebagainya. Dengan demikian penurunan ini dianggap sebagai sumber kas.
 Penurunan dalam Hutang; Setiap penurunan dalam hutang dianggap mempergunakan
dana bank untuk memnuhi kewajiban tersebut. Dengan demikian penurunan dalm hutang
dianggap sebagai penggunaan kas.
 Peningkatan dam Akativa Non-Kas; Setiap peningkatan dalam aktiva non-kas dianggap
memerlukan dana untuk mebiayainya. Dengan demikian peningkatan dalam aktiva non-
kas dianggap sebagai pengguna dana
 Perubahan dalam komponen Modal; Perubahan dalam komponen modal dibagi kedalam
peningkatan dan penurunan. Peningkatan dalam komponen modal lazimnya diperoleh
dari laba usaha.
 Depresiasi Aktiva Tetap; Semua depresiasi aktiva tetap akan meruupakan beban n on-kas
yang dikurangkan terhadap saldo laba.
F. Penyusunan Aliran Uang dan Perhitungannya
Dalam menyusun Cash Flow, ada beberapa prinsip yang harus diketahui terlebih dahulu
yaitu: Cash Flowdisusun dengan basis tunai (Cash Basis). Hal ini berbeda dengan penyusunan
Laporan Keuangan yang umumnya menggunakan Accrual Basis. Pada Cash Basis:
1. Pendapatan diakui pada saat uang tunai diterima, bukan pada saat penjualan
dilakukan.
2. Biaya-biaya diakui pada saat uang tunai dikeluarkan, bukan pada saat biaya timbul.
Pada Accrual Basis, pendapatan dan biaya diakui pada saat kejadian, dan hal tersebut
belum tentu sama dengan waktu terjadi perpindahan uang tunai.
Cash Flow dapat disusun dengan periode (interval) per tahun, per bulan, bahkan per hari.
Tentu saja semakin pendek interval yang dipakai, hasil penyusunan akan memiliki ketepatan
yang lebih tinggi. Untuk Bank, umumnya kita menggunakan interval bulanan atau tahunan.
Bentuk (format) cash flowsangat bervariasi. Tidak ada satu bentuk baku yang dipakai
secara umum. Walaupun demikian, apapun bentuk yang dipakai, format Cash Flowterdiri dari
komponen-komponen berikut:
1. Saldo Awal Kas (Beginning Cash Balance)
Yaitu jumlah uang tunai (kas) yang dimiliki perusahaan di awal periode.
2. Kas Masuk atau Penerimaan kas (Cash Inflow)
Yaitu aliran kas yang diterima oleh perusahaan selama waktu tertentu sesuai dengan
interval perhitungan (sehari, sebulan, triwulan, dan seterusnya). Yang dimaksud dengan Cash
Flow adalah uang tunai yang benar-benar diterima.
3. Total Kas yang Tersedia (Total Cash Available)
Yaitu penjumlahan antara saldo awal kas dengan penerimaan tunai periode yang
bersangkutan. Saldo ini menunjukkan total uang tunai yang dimiliki perusahaan untuk periode
tersebut. Kas yang tersedia inilah yang dipergunakan oleh perusahaan untuk membayar seluruh
kewajiban tunainya.

4. Kas Keluar atau Pengeluaran Kas (Cash Out Flow): Yaitu aliran pembayaran kas (tunai)
yang dilakukan perusahaan. Komponen ini adalah kebalikan dari Cash In Flow. Pada Cash In
Flow perusahaan menerima uang tunai, maka pada Cash Out Flow perusahaan mengeluarkan
uang tunai.
5. Surplus/Defisit Kas Perusahaan (Net Cash Surplus/Defisit): Yaitu selisih antara total kas
yang tersedia dengan Cash Out Flow. Ada beberapa indikasi yang ditunjukkan oleh
perusahaan yang memiliki kas surplus yang cukup besar terus menerus yaitu:
1. Kemampuan membayar angsuran pokok pinjaman (bila ada) masih cukup besar.
2. Jika perusahaan memiliki pinjaman jangka pendek, kas yang surplus menunjukkan bahwa
pinjaman jangka pendek tersebut dapat dilunasi.
Segalanya, bila kas adalah defisit, ada beberapa indikasi yang ditunjukkan:
1. Angsuran pokok pinjaman (bila ada) terlalu besar. Untuk menguji hal ini, kita dapat
mencoba mengeluarkan angsuran pokok dari Cash Out Flow.
2. Perusahaan membutuhkan tambahan pinjaman untuk menutup kekurangan kas tersebut.
3. Bila defisit hanya terjadi pada interval awal, berarti terdapat kebutuhan akan grace
period untuk pinjaman jangka panjang yang diberikan.
6. Saldo Kas Minimum (Minimum Cash Balance): Yaitu sejumlah uang tunai tertentu yang
mengendap di perusahaan sepanjang waktu, misalnya untuk keperluan kas kecil.
7. Kebutuhan Dana Tambahan (Additional Financial Needs): Yaitu jumlah dana yang
dibutuhkan untuk menutup defisit kas. Jumlah dana yang dibutuhkan ini tergantung pada
besarnya saldo kas minimum dan kondisi kas perusahaan (defisit / surplus).
1. Bila tidak ada saldo kas minimum yang ingin dipelihara oleh perusahaan, saldo defisit kas
sama dengan jumlah kebutuhan dananya.
2. Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan saldo kas adalah defisit, kebutuhan
dana tambahan sebesar saldo kas minimum ditambah jumlah defisit kas.
3. Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan saldo kas adalah surplus, tetapi lebih
kecil daripada saldo kas minimum yang disyaratkan, kebutuhan dana tambahan adalah
sebesar selisih antara saldo kas minimum dengan saldo surplus.
4. Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan posisi kas adalah surplus, dimana
nilai surplus di atas saldo kas minimum, maka tidak dibutuhkan dana tambahan.
8. Saldo Kas Akhir (Ending Cash Balance): Yaitu posisi kas di akhir periode (interval)
setelah memperhitungkan kebutuhan dana tambahan.

You might also like