Professional Documents
Culture Documents
Lamp Iran
Lamp Iran
51
Lampiran 1. (Lanjutan)
Tabel I. Deskripsi tata nama ekstrak biji melinjo (Gnetum gnemon L.)
No. Deskripsi Nama Nama
Extractum Semen (Gnetum gnemon
1 Nama Ekstrak
L.) (Ekstrak Kental Biji Melinjo)
Tabel II. Hasil penentuan rendemen ekstrak biji melinjo (Gnetum gnemon L.)
Sampel kering (g) Ekstrak yang diperoleh (g) Rendemen %
500 37,35 7,47
Tabel III. Hasil Karakterisasi organoleptis ekstrak biji melinjo (Gnetum gnemon
L.)
No Pemeriksaan Pengamatan
1.. Warna Cokelat Pekat
2. Rasa Pahit
3. Bau Khas
4. Bentuk Kental
52
Lampiran 1. (Lanjutan)
Tabel IV. Hasil penetapan susut pengeringan ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum
gnemon L.)
No Berat botol Berat botol Berat botol Susut
timbang timbang + timbang + pengeringan
(g) ekstrak awal ekstrak akhir (%)
(g) (g)
1 12,8019 14,7962 14,6071 9,48
2 12,8035 14,8011 14,6192 9,10
3 12,8026 14,7982 14,6578 7,66
Rata-rata ± SD 8,74 ± 0,96
Tabel V. Hasil penetapan kadar abu total ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum
gnemon L.)
No Berat krus Berat krus + Berat krus + Kadar abu total
kosong (g) ekstrak (g) hasil abu (g) (%)
1 30,6556 33,1556 30,7621 4,26
2 30,6172 33,1172 30,7134 3,84
3 30,5449 33,0449 30,6529 4,32
Rata-rata ± SD 4,14 ± 0,26
Tabel VI. Hasil uji karakteristik kadar air ekstrak biji melinjo (Gnetum gnemon
L.)
No Berat ekstrak (g) % Kadar Air
1 1 9,81
2 1 9,56
3 1 7,77
53
Lampiran 1. (Lanjutan)
Tabel VII. Hasil penetapan kadar abu tidak larut asam ekstrak etanol biji melinjo
(Gnetum gnemon L.)
No Berat krus Berat krus + Berat krus + hasil Kadar abu tidak
kosong (g) ekstrak (g) pemijaran (g) larut asam (%)
Tabel VIII. Hasil kadar senyawa larut air ekstrak biji melinjo (Gnetum gnemon L.)
No Berat cawan Berat cawan + Berat cawan + Kadar senyawa
kosong (g) ekstrak (g) hasil akhir (g) larut air (%)
1 37,1447 56,0851 37,4628 8,39
2 37,1227 56, 4236 37,4537 8,57
3 37,1465 56,4686 37,3686 5,74
Rata-rata ± SD 7,57 ± 1,58
Tabel IX. Hasil kadar senyawa larut etanol ekstrak biji melinjo (Gnetum gnemon
L.)
No Berat cawan Berat cawan + Berat cawan + Kadar senyawa
kosong (g) ekstrak (g) hasil akhir (g) larut etanol (%)
1 87,4872 103,8422 87,6852 6,05
2 87,5754 104,5256 87,7834 6,13
3 87,4788 104,7148 87,7768 8,64
Rata-rata ± SD 6,94 ± 1,47
54
Lampiran 1. (Lanjutan)
+ (Terbentuk endapan
Alkaloid Asam Hidroklorida+ Dragendorff
merah)
Asam Hidroklorida + FeCl3 + + (Terbentuk warna
Glikosida
Amonia merah muda mawar)
Ekstrak dilarutkan dalam 2 mL air
Saponin + (Terbentuk busa)
kemudian dikocok
- (Tidak terbentuk warna
Fitosterol Kloroform + Asam Sulfat Pekat
kuning keemasan)
+ (Terbentuk warna
Fenol Ekstrak + FeCl3
hitam kebiruan)
+ (Terbentuk endapan
Tanin 1 % Gelatin
putih)
Ekstrak + Larutan timbal asetat + ( Terbentuk warna
Flavonoid
kuning)
Asam Nitrat + (Terbentuk warna
Protein
kuning)
Keterangan :
(+) = Memberikan hasil reaksi (-) = Tidak memberikan reaksi
55
Lampiran 1. (Lanjutan)
Tabel XI. Data hasil pengukuran konsentrasi senyawa flavonoid dari ekstrak
etanol biji melinjo (Gnetum gnemon L.) dengan spektrofotometer UV-
Vis pada panjang gelombang 371,05 nm.
Konsentrasi Kadar total
Berat Absorban Absorban
pembanding flavonoid
sampel (mg) sampel pembanding
(µg/mL) (%)
56
Lampiran 1. (Lanjutan)
Gambar 2. Data panjang gelombang senyawa flavonoid dari ekstrak etanol biji
melinjo (Gnetum gnemon L.)
57
Lampiran 1. (Lanjutan)
Gambar 4. Data hasil pengukuran absorban senyawa flavonoid dari ektrak etanol
biji melinjo (Gnetum gnemon L.)
58
Lampiran 1. (Lanjutan)
Gambar 6. Kromatografi lapis tipis ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon
L.) dengan fraksi heksan.
Keterangan :
Fase diam = Plat silika gel F254
Fase gerak = etil asetat-kloroform (9:11)
Penampak noda: sinar UV 366 nm
1 : Sampel ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon L.)
2 : Noda ekstrak
3 : Tinggi pelarut
Tabel XII. Hasil pengukuran noda pola kromatogram lapis tipis ekstrak etanol biji
melinjo (Gnetum gnemon L.) dengan fraksi heksan.
59
Lampiran 1. (Lanjutan)
2
1
Gambar 7. Kromatografi lapis tipis ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon
L.) dengan fraksi etil asetat.
Keterangan :
Fase diam = Plat silika gel F254
Fase gerak = kloroform-metanol-air (64:50:10)
Penampak noda: sinar UV 366 nm
1 : Sampel ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon L.)
2 : Noda ekstrak
3 : Tinggi pelarut
Tabel XIII. Hasil pengukuran noda pola kromatogram lapis tipis ekstrak etanol
biji melinjo (Gnetum gnemon L.) dengan pelarut etil asetat.
60
Lampiran 1. (Lanjutan)
3
2
Gambar 8. Kromatografi lapis tipis ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon
L.) dengan fraksi etanol.
Keterangan :
Fase diam = Plat silika gel F254
Fase gerak = etil asetat-metanol-air (100:13,5:10)
Penampak noda: sinar UV 366 nm
1 : Sampel ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon L.)
2 : Noda ekstrak
3 : Tinggi pelarut
Tabel XIV. Hasil pengukuran noda pola kromatogram lapis tipis ekstrak etanol
biji melinjo (Gnetum gnemon L.) dengan pelarut etanol.
61
Lampiran 1. (Lanjutan)
Tabel XV. Data berat badan tikus putih jantan sebelum dan sesudah aklimatisasi
Hewan Berat badan tikus Berat badan Selisih Selisih
sebelum tikus sesudah berat badan berat badan
aklimatisasi (g) aklimatisasi (g) tikus (g) tikus (%)
1 203 215 12 5,91
2 205 214 9 4,41
3 205 210 5 2,44
4 206 217 11 5,34
5 207 221 14 6,76
6 204 210 6 2,94
7 213 219 6 2,82
8 201 210 9 4,47
9 205 210 5 2,44
10 206 216 10 4,85
11 206 218 12 5,82
12 205 211 6 2,93
13 204 210 6 2,94
14 200 210 10 5
15 208 215 7 3,37
16 204 214 10 4,90
17 206 219 13 6,31
18 207 221 14 6,76
19 209 220 11 5,26
20 202 212 10 4,95
21 208 221 13 6,25
22 208 219 11 5,28
23 206 220 14 6,76
24 208 221 13 6,25
25 215 228 13 6,04
62
Lampiran 1. (Lanjutan)
0.6
0.5
volume radang
0.4
0.3
0.2
0.1
0
kontrol pembanding Dosis I Dosis II Dosis III
negatif
kelompok perlakuan
Gambar 9. Grafik hubungan kelompok dosis ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum
gnemon L.) terhadap volume radang pada tikus putih jantan.
63
Lampiran 1. (Lanjutan)
120
100
80
persen radang
60
40
20
0
kontrol pembanding Dosis I Dosis II Dosis III
negatif
kelompok perlakuan
Gambar 10. Grafik hubungan kelompok dosis ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum
gnemon L.) terhadap persen radang pada tikus putih jantan.
64
Lampiran 1. (Lanjutan)
60
50
inhibisi radang
40
30
20
10
0
kontrol pembanding Dosis I Dosis II Dosis III
negatif
kelompok perlakuan
Gambar 11. Grafik hubungan kelompok dosis ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum
gnemon L.) terhadap persen inhibisi radang pada tikus putih jantan.
65
Lampiran 1. (Lanjutan)
Tabel XIX. Jumlah sel leukosit pada tikus putih jantan jam ke-1
No Kontrol negatif Pembanding Dosis 150 Dosis 300 Dosis 600
(103 /μL) (103 /μL) mg/kg BB mg/kg BB mg/kg BB
(103 /μL) (103 /μL) (103 /μL)
Tabel XX. Jumlah sel leukosit pada tikus putih jantan jam ke-6
No Kontrol negatif Pembanding Dosis 150 Dosis 300 Dosis 600
(103 /μL) (103 /μL) mg/kg BB mg/kg BB mg/kg BB
(103 /μL) (103 /μL) (103 /μL)
1 3,5 4,7 6,8 7,0 4,3
2 13,2 3,9 14,8 5,4 5,4
3 6,9 5,1 7,0 7,7 7,6
Rata- 7,86 ± 4,56 ± 0,61101 9,53 ± 6,7 ± 5,76 ±
rata ± 4,921721 4,562163 1,178983 1,680278
SD
66
Lampiran 1. (Lanjutan)
12
10
jumlah sel leukosit
6 kelompok
sel leukosit jam ke-1
4
sel leukosit jam ke-6
2
0
1 2 3 4 5 6
kelompok perlakuan
Gambar 12. Grafik hubungan kelompok dosis ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum
gnemon L.) terhadap jumlah sel leukosit pada tikus putih jantan.
Tabel XXI. Persen penurunan sel leukosit pada tikus putih jantan jam ke-1
Kontrol (-) Pembanding Dosis 150 mg Dosis 300 mg Dosis 600 mg
0% 4,98% 3,13% 27,81% 9,62%
Tabel XXII. Persen penurunan sel leukosit pada tikus putih jantan jam ke-6
Kontrol (-) Pembanding Dosis 150 mg Dosis 300 mg Dosis 600 mg
0% 41,98% -21,25% 14,76% 26,72%
67
Lampiran 2. Contoh Perhitungan Hasil Penelitian
215-203
% selisih BB tikus = x 100 %
203
12
= x 100 %
203
= 5,91 %
2. Penentuan Rendamen:
Ekstrak kental
% Rendamen = x 100 %
Sampel basah
37,35 g
= x 100 %
500 g
= 7,47 %
Lampiran 2. (Lanjutan)
68
(W1 - W0) - (W2 - W0)
Susut Pengeringan = x 100 %
W1-W0
= 9,48 %
W2 - W0
Kadar abu total = x 100 %
W1-W0
30,7621 – 30,6556
= x 100 %
33,1556 – 30,6556
= 4,26 %
5. Perhitungan kadar senyawa yang larut dalam air ekstrak biji melinjo
W2 - W0 100
Kadar senyawa larut air = x x 100%
W1 - W0 20
0,3181 100
= 18,9404 X X 100 % = 8,397 %
20
Lampiran 2. (Lanjutan)
6. Perhitungan kadar senyawa yang larut dalam etanol ekstrak biji melinjo
69
Berat cawan kosong (W0) = 87,4872 g
W2 - W0 100
Kadar senyawa larut etanol = x x 100%
W1 - W0 20
0,198 100
= X X 100%
16,355 20
= 6,053 %
% Kadar air = % Kadar air (1) + % kadar air (2) + % kadar air (3)
3
= 9,04
Lampiran 2. (Lanjutan)
= 0,9-0,5
70
= 0,4 cm3
𝑎−𝑏
% hambatan radang = 𝑥100 %
𝑎
𝑎−𝑏
% hambatan radang = 𝑥100 %
𝑎
93,33 %−70 %
= 𝑥100 %
93,33 %
= 24,99 %
8,63−8,2
= 𝑥 100 %
8,63
= 4,98 %
11. Perhitungan kadar flavonoid total ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon
L.)
Lampiran 2. (Lanjutan)
71
As
𝑋 𝐶𝑝
Ap
% Kadar flavonoid = x 100 %
Bs
0,135
𝑋 400 µ𝑔/𝑚𝐿
0,842
% Kadar flavonoid = x 100 %
20 mg
= 0,32%
= 0,28 cm
= 0,21 cm
= 0,35cm
72
Tabel XXIII. Hasil deskriftif persen radang dari pengaruh ekstrak etanol biji
melinjo (Gnetum gnemon L.) pada tikus putih jantan.
Descriptives
persen radang
Kelompok N Mean Std. Std. 95% Confidence Minimum Maximum
Deviation Error Interval for Mean
Lower Upper
Bound Bound
kontrol (-) 3 93,33 11,547 6,667 64,65 122,02 80 100
Pembanding 3 70,00 8,660 5,000 48,49 91,51 60 75
dosis 150 mg 3 46,67 5,774 3,333 32,32 61,01 40 50
dosis 300 mg 3 65,00 8,660 5,000 43,49 86,51 60 75
dosis 600 mg 3 76,67 2,887 1,667 69,50 83,84 75 80
Total 15 70,33 17,162 4,431 60,83 79,84 40 100
Tabel XXIV. Hasil uji normalitas persen radang dari ekstrak etanol biji melinjo
(Gnetum gnemon L.) pada tikus putih jantan.
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistik df Sig.
persen radang 0,933 15 0,303
Lampiran 3. (Lanjutan)
73
Tabel XXV. Hasil uji homogenitas varian persen radang dari ekstrak etanol biji
melinjo (Gnetum gnemon L.) pada tikus putih jantan.
Test of Homogeneity of Variances
persen radang
Levene df1 df2 Sig.
Statistik
2,667 4 10 0,095
Tabel XXVI. Uji anova satu arah terhadap persen radang dari pengaruh ekstrak
etanol biji melinjo (Gnetum gnemon L.) pada tikus putih jantan.
ANOVA
persen radang
Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Between 3473,333 4 868,333 13,359 0,001
Groups
Within Groups 650,000 10 65,000
Total 4123,333 14
Lampiran 3. (Lanjutan)
74
Tabel XXVII. Uji lanjut duncan terhadap persen radang dari pengaruh ekstrak
etanol biji melinjo (Gnetum gnemon L.) pada tikus putih jantan.
persen radang
Duncana
Kelompok N Subset for alpha = 0,05
1 2 3
dosis 150 mg 3 46,67
dosis 300 mg 3 65,00
Pembanding 3 70,00
dosis 600 mg 3 76,67
kontrol (-) 3 93,33
Sig. 1,000 0,121 1,000
Lampiran 3. (Lanjutan)
75
Tabel XXVIII. Hasil deskriptif jumlah sel leukosit jam ke-1 dari pengaruh ekstrak
etanol biji melinjo (Gnetum gnemon L.) pada tikus putih jantan.
Descriptives
sel leukosit jam ke-1
Kelompok N Mean Std. Std. 95% Confidence Mini Maxi
Deviation Error Interval for Mean mum mum
Lower Upper
Bound Bound
kontrol (-) 3 8,633 1,9140 1,1050 3,879 13,388 6,5 10,2
Pembanding 3 8,200 3,8743 2,2368 -1,424 17,824 4,6 12,3
dosis 150 mg 3 8,367 0,5132 0,2963 7,092 9,641 7,8 8,8
dosis 300 mg 3 6,233 1,1676 0,6741 3,333 9,134 5,2 7,5
dosis 600 mg 3 7,800 0,2646 0,1528 7,143 8,457 7,6 8,1
Total 15 7,847 1,9198 0,4957 6,784 8,910 4,6 12,3
Lampiran 3. (Lanjutan)
76
Tabel XXIX. Hasil uji normalitas jumlah sel leukosit jam ke-1 dari pengaruh
ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon L.) pada tikus putih
jantan.
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistik Df Sig.
sel leukosit jam 0,959 15 0,667
ke-1
Tabel XXX. Hasil uji homogenitas varien jumlah sel leukosit jam ke-1 dari
pengaruh ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon L.) pada
tikus putih jantan.
Test of Homogeneity of Variances
sel leukosit jam ke-1
Levene df1 df2 Sig.
Statistik
3,266 4 10 0,059
Lampiran 3. (Lanjutan)
77
Tabel XXXI. Uji anova satu arah terhadap sel leukosit jam ke-1 dari pengaruh
ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon L.) pada tikus putih
jantan.
ANOVA
sel leukosit jam ke-1
Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Between 10,857 4 2,714 0,666 0,630
Groups
Within Groups 40,740 10 4,074
Total 51,597 14
Lampiran 3. (Lanjutan)
78
Tabel XXXII. Hasil deskriptif jumlah sel leukosit jam ke-6 dari pengaruh ekstrak
etanol biji melinjo (Gnetum gnemon L.) pada tikus putih jantan.
Descriptives
sel_leukosit
Kelompok N Mean Std. Std. 95% Confidence Mini Maxi
Deviation Error Interval for Mean mum mum
Lower Upper
Bound Bound
kontrol (-) 3 0,8345 0,28828 0,16644 0,1184 1,5506 0,54 1,12
Pembanding 3 0,6569 0,05972 0,03448 0,5086 0,8053 0,59 0,71
dosis 150 mg 3 0,9493 0,19147 0,11055 0,4736 1,4249 0,83 1,17
dosis 300 mg 3 0,8213 0,07975 0,04604 0,6232 1,0194 0,73 0,89
dosis 600 mg 3 0,7489 0,12450 0,07188 0,4396 1,0582 0,63 0,88
Total 15 0,8022 0,17553 0,04532 0,7050 0,8994 0,54 1,17
Tabel XXXIII. Hasil uji normalitas jumlah sel leukosit jam ke-6 dari pengaruh
ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon L.) pada tikus putih
jantan.
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistik df Sig.
Lampiran 3. (Lanjutan)
79
Tabel XXXIV. Hasil uji homogenitas varien jumlah sel leukosit jam ke-6 dari
pengaruh ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon L.) pada
tikus putih jantan.
Test of Homogeneity of Variances
sel_leukosit
Levene df1 df2 Sig.
Statistik
1,612 4 10 0,246
Tabel XXXV. Uji anova satu arah terhadap sel leukosit jam ke-6 dari pengaruh
ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon L.) pada tikus putih
jantan.
ANOVA
sel_leukosit
Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Between 0,141 4 0,035 1,214 0,364
Groups
Within Groups 0,290 10 0,029
Total 0,431 14
80
Biji melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pembuatan simplisia
Pengumpulan biji melinjo
Sortasi biji melinjo
Pencucian
Perajangan
Pengeringan
Simplisia kering
Dilakukan Maserasi
81
Lampiran 4. (Lanjutan)
Ampas
Maserat I
Maserat 2 Ampas
Maserat 3 Ampas
82
Lampiran 4. (Lanjutan)
Gambar 15. Skema Karakterisasi Ekstrak Biji Melinjo (Gnetum gnemon L.)
83
Lampiran 4. (Lanjutan)
84
Lampiran 4. (Lanjutan)
85
Lampiran 4. Gambar Penelitian
86
Lampiran 4. (Lanjutan)
87
Lampiran 4. (Lanjutan)
88
Lampiran 4. (Lanjutan)
89
Lampiran 4. (Lanjutan)
90
Lampiran 4. (Lanjutan)
91