Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar……................................................................................................................. i
Daftar Isi .............................................................................................................................. ii
Daftar Gambar ...................................................................................................................... iv
Daftar Tabel........................................................................................................................... v
Petunjuk Penggunaan Modul ………………………….................................................................... vi
Peta Konsep .......................................................................................................................... vii
A. PENDAHULUAN
A.1 Deskripsi Singkat ………………………………………………………………………………………………………… 1
A.2 Prasyarat Kompetensi………………………………….……………………….…………………………………….. 2
A.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ………………………..……………………………………. 2
A.4 Relevansi Modul ………………………………….......................................................................... 3
B. KEGIATAN BELAJAR
KEGIATAN BELAJAR 1 : KELAIKAN DAN KESIAPAN KAPAL PATROLI
1.1 Uraian dan Contoh
a. Persyaratan Kapal Patroli …….……..…………………………………………………………………………. 6
b. Prosedur Berlayar Kapal Patroli .…………………………………………………………..………………. 7
- Persiapan Administratif ………………………………………………………..……………………….…. 8
- Persiapan Operasi …..……………………………………………………………..……………………….….12
c. Kesiagaan Kapal Patroli ………………………………………………………..………………………………..14
1.2 Latihan………………………………………………………………………………………………………………………. 15
1.3 Rangkuman …………………………….…………………….………………………………………………………….. 16
1.4 Tes Formatif ……………………………………………………………………………………………………………….16
1.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut ………………..................................................................... 20
Halaman
Halaman
Tabel 3.1 : Daftar Peralatan Teknis Pada Kapal Patroli Bea Dan Cukai ….……………………. 38
Tabel 3.2 : Radar pada Kapal Patroli Bea Dan Cukai ……………………………..…………………....40
Tabel 3.3 : Radio pada Kapal Patroli Bea Dan Cukai …….………………………..…………………….45
Tabel 3.4 : Mesin Kapal Patroli Bea Dan Cukai …………….………………………..…………………….50
Modul ini telah disusun secara sistematis persiapan dan penggunaan kapal
patroli mulai dari kelaikan kapal yang digunakan patroli, kesiapan kapal untuk
digunakan dalam patroli, persiapan logistik dan senjata, penempatan kapal
patroli hingga berbagai peralatan yang berada pada kapal patroli. Dalam upaya
memperoleh hasil belajar yang optimal, kami sarankan agar Anda membaca
terlebih dahulu peta konsep yang terlampir pada modul ini. Pemahaman pada
peta konsep yang telah tersedia akan memudahkan Anda untuk mempelajari
materi-materi pada modul ini sehingga diharapkan dapat memenuhi standar
kompetensi yang diharapkan.
Modul ini disusun untuk diklat teknis substantif spesialis Patroli dan
Pemeriksaan Sarana Pengangkut yang akan diberikan dalam enam tatap muka
(6 JP). Tentu sangat baik bila sebelum pembelajaran di kelas dimulai, Anda
membaca modul ini terlebih dahulu sehingga proses pembelajan di kelas dapat
lebih efektif.
A. PENDAHULUAN
1. DESKRIPSI SINGKAT
Materi yang akan disajikan pada kegiatan belajar pertama berkaitan dengan
persyaratan yang berkaitan dengan kelaikan kapal patroli, prosedur berlayar
kapal patroli, dan kesiagaan kapal patroli. Kegiatan belajar kedua berisi
pembagian sektor wilayah patroli, perbantuan kapal patroli, persiapan logistik
yang diperlukan dalam patroli, dan penempatan senjata api. Selanjutnya pada
kegiatan belajar ketiga akan diuraikan berbagai peralatan pada kapal patroli yang
meliputi radar, radio, GPS, mesin, kelengkapan pengaman dan peralatan lainnya.
Perlu pembaca ketahui bahwasanya materi pada modul ini telah disusun
secara sistematis sesuai dengan urutan persiapan dalam patroli laut sehingga
diharapkan dapat dengan mudah dipahami baik oleh peserta diklat maupun oleh
pegawai lainnya.
I. PRASYARAT KOMPETENSI
Untuk mempelajari modul ini idealnya Anda telah ditunjuk sebagai Peserta
Diklat Patroli dan Pemeriksaan Sarana Pengangkut Laut dan telah memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
a. Pangkat minimal IIc
b. Telah lulus diklat tingkat dasar sebagai pelaksana pemeriksa atau telah
mengikuti Program Diploma III Bea dan Cukai
c. Usia maksimal 50 tahun
d. Berkepribadian tanggap, tegas dan cekatan
e. Sehat jasmani dan rohani
Standar kompetensi.
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menjelaskan
persiapan dan penggunaan kapal patroli.
Kompetensi Dasar.
Kompetensi dasar yang diharapkan dari peserta setelah mempelajari modul ini
adalah mampu menjelaskan :
1. Kelaikan kapal patroli
2. Kesiagaan kapal patroli
3. Penempatan kapal patroli
4. Perbekalan dan senjata api
5. Perbantuan kapal patroli
6. Peralatan teknis kapal patroli
3. RELEVANSI MODUL
Relevansi modul terhadap pelaksanaa tugas yang akan dilakukan peserta diklat
adalah sebagai berikut :
B. KEGIATAN BELAJAR
KEGIATAN
BELAJAR
1
KELAIKAN DAN KESIAPAN
KAPAL PATROLI
Indikator keberhasilan :
1. Mampu menjelaskan persyaratan kapal patroli
2. Mampu menjelaskan prosedur berlayar kapal patroli
3. Mampu menjelaskan kesiagaan kapal patroli
Untuk melaksanakan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau
keluar daerah pabean Indonesia diperlukan penggunaan kapal patroli untuk
pelaksanaan patroli laut. Kapal patroli yang digunakan dalam pelaksanaan tugas
patroli tentu harus dalam kondisi yang baik dan mampu dipergunakan dalam
medan yang cukup sulit sesuai dengan karakteristik perairan di Indonesia.
Pengertian-Pengertian
• Patroli Laut adalah Patroli Laut Bea dan Cukai yang dilaksanakan oleh
Satuan Tugas Bea dan Cukai di laut untuk pencegahan, penindakan, dan
penyidikan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan
kepabeanan dan cukai serta tujuan lain berdasarkan ketentuan yang berlaku.
• Kapal Patroli adalah kapal laut Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang
digunakan Satuan Tugas Bea dan Cukai dalam melakukan patroli laut Bea
dan Cukai.
• Sarana Pengangkut (SP) adalah kendaraan air dengan segala bentuk dan
jenisnya yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin, atau
ditunda, termasuk didalamnya kendaraan yang berdaya dukung dinamis,
kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung
yang tidak berpindah-pindah.
• Komandan Patroli adalah pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk untuk
memimpin patroli.
• Pembantu Komandan Patroli adalah pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk
untuk membantu pelaksanaan tugas Komandan Patroli.
• Kapal Patroli adalah kapal laut dan kapal udara Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang digunakan oleh Satuan Tugas Bea dan Cukai dalam melakukan
patroli Bea dan Cukai.
• Kapal Laut Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah kendaraan air dengan
bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga
angin, atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis,
kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung, dan bangunan
terapung yang tidak berpindah-pindah.
• Pangkalan Sarana Operasi (PSO) Bea dan Cukai adalah unit pelaksana
teknis Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan tempat pengelolaan sarana
operasi Bea dan Cukai.
Kapal Patroli yang akan digunakan untuk patroli laut tentu harus kapal yang
memenuhi syarat (laiklaut). Kelaiklautan kapal patroli dinyatakan oleh Kepala
Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai setelah mendapat laporan dari
Pejabat Bea dan Cukai yang bertanggung jawab mengenai nautika, teknik kapal,
penginderaan dan telekomunikasi dan bahwa kapal patroli untuk di laut
memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam SOLAS (Save of Live at Sea)
sebagaimana yang diatur dalam Protokol SOLAS 1978 yang dikeluarkan oleh
IMO (International Maritime Organisation).
Pejabat Bea dan Cukai yang bertanggung jawab mengenai nautika, teknik
kapal, penginderaan, dan telekomunikasi sebelum menyampaikan laporan
kepada Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai terlebih dahulu wajib
melakukan persiapan dan pengujian fungsi peralatan atau perlengkapan kapal
patroli.
Istilah Kapal Siap Berlayar adalah kapal patroli yang telah memenuhi
syarat untuk berlayar namun belum dipasok dengan bahan bakar minyak, senjata
api, dan keperluan lainnya. Setiap awal pekan, Kepala Pangkalan Sarana
Operasi atau Kepala Seksi Penindakan KPPBC memberitahukan daftar kapal
patroli yang siap berlayar kepada Kepala Kantor Wilayah atau Kepala KPPBC,
dengan tembusan kepada Kepala Bidang Penindakan dan Sarana Operasi.
Operasi atau Kepala Seksi Penindakan KPPBC. Kepala Bidang Penindakan dan
Sarana Operasi atau Kepala Seksi Penindakan KPPBC menunjuk Komandan
Patroli, Pembantu Komandan Patroli, dan mempersiapkan Rencana Operasi.
Setiap kapal patroli yang telah selesai melakukan tugas patroli harus
segera dilaporkan oleh Nakhoda dengan membuat Laporan Tiba Kapal BC
kepada Kepala Seksi Nautik sebanyak 5 rangkap :
Atas dasar hasil pemeriksaan surveyor, Kepala Seksi Teknik, Kepala Seksi
Nautik dan Kepala Seksi Telka memberitahukan kepada Kepala Pangkalan
Sarana Operasi (Kapangsarops) bahwa kapal siap berlayar. Selanjutnya Kepala
Seksi Nautik mewakili Kapangsarops memberikan data Daftar Kapal Siap
Berlayar kepada Kepala Bidang Penindakan dan Sarana Operasi (PSO) beserta
daftar nakhoda yang siap berlayar.
Persiapan Administratif
Sebelum patroli dilaksanakan kegiatan administratif yang harus
dipersiapkan meliputi hal-hal sebagai berikut:
Gambar 1.1
Surat Perintah Berlayar
Kepada :
1. Dikeluarkan di :
2. Pada tanggal :
3. Pada jam :
4. Dst
Nama :
Pangkat :
NIP :
Contoh format Surat Perintah Patroli dapat Anda lihat sebagaimana gambar
1.2 dibawah ini.
Gambar 1.2
Surat Perintah Patroli
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KANTOR WILAYAH KHUSUS KEPULAUAN RIAU
NAMA : .........................................
NIP. .................................
Tembusan :
1. ……………….
2. ……………….
3. ………………….
Persiapan Operasi
Gambar 1.3
Resume Briefing Patroli Laut
6. Pengaturan Teknik :
- ronda laut
- monitoring Target Operasi
- penyergapan Target Operasi
- penindakan Target Operasi
Kepala Kantor
………………..
NIP. ………….
Kapal Siaga Patroli adalah kapal patroli yang telah memenuhi syarat untuk
berlayar, sudah dipasok dengan bahan bakar minyak, senjata api, dan keperluan
lainnya, serta telah mendapatkan SPB (surat perintah berlayar) dan SPP (surat
perintah patroli). SPB dan SPP diterbitkan untuk kegiatan patroli selama 8 hari
dan dapat diperpanjang, dengan sektor yang ditetapkan dalam SPB yang
termasuk dalam perairan dibawah pengawasan suatu Kantor Wilayah DJBC
tertentu.
Kapal siaga adalah kapal yang telah diisi dengan BBM (bahan bakar
minyak), air, ransum atau persediaan makanan untuk 1 (satu) SPB, senjata telah
diambil dari gudang persenjataan di Kantor Wilayah DJBC atau Kantor Pabean
atau Pangkalan Sarana Operasi DJBC tempat penyimpanan senjata, segel dan
tang segel telah diambil dari Bidang Penindakan dan Sarana Operasi, telah
tersedia kawat, telah dilengkapi dengan sarana telekomunikasi berupa radio
operator, telepon satelit, walkie talkie.
Karakteristiknya:
1. SPB dan SPP terbit selama 8 hari dan dapat diperpanjang, dengan sektor
meliputi perairan Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau.
2. Kapal siaga, yaitu kapal yang telah diisi dengan BBM, air, ransum atau
persediaan makanan untuk 1 (satu) SPB, senjata telah diambil dari gudang
persenjataan, segel dan tang segel telah diambil, telah tersedia kawat, telah
dilengkapi dengan sarana telekomunikasi berupa radio operator, telepon
satelit, walkie talkie.
3. ABK siaga kapal yaitu para ABK kapal wajib berada di atas kapal dan selalu
stand by jika sewaktu-waktu ada perintah mendadak berangkat.
Karakteristiknya:
1. SPB dan SPP terbit selama 8 hari dan dapat diperpanjang, dengan sektor
meliputi perairan Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau.
2. Kapal siaga, yaitu : kapal telah diisi dengan BBM, air, ransum atau
persediaan makanan untuk 1 (satu) SPB, senjata telah diambil dari gudang
persenjataan, segel dan tang segel telah diambil, telah tersedia kawat, telah
dilengkapi dengan sarana telekomunikasi berupa radio operator, telepon
satelit, walkie talkie.
3. Komandan Patroli dan Nakhoda beserta ABK kapal akan mendapat
pengarahan dari Kepala Bidang Penindakan dan Sarana Operasi atau
Kepala Seksi Penindakan jika diperlukan.
4. ABK siaga handphone, yaitu para ABK kapal tidak wajib berada diatas kapal
akan tetapi selalu stand by handphone jika sewaktu-waktu ditelepon ada
perintah mendadak berangkat langsung kumpul di kapal dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya.
5. Stand by hijau ini akan berubah menjadi stand by merah jika kapal yang
stand by merah sudah berangkat atau tidak ada di pangkalan.
6. Seluruh anggota atau ABK kapal patroli dilarang menggunakan atau
membawa alat komunikasi lainnya selain alat komunikasi yang berada di
kapal patroli, selama proses pengejaran target operasi.
1.2 Latihan
Agar Anda dapat lebih memahami materi pada kegiatan belajar 1 ini, coba
kerjakan latihan-latihan berikut ini.
1.3. Rangkuman
Kapal yang akan digunakan untuk patroli laut harus memenuhi persyaratan
berlayar. Pejabat yang menyatakan kapal laik untuk berlayar adalah Kepala
Pangkalan Sarana Operasi. Sebelum kegiatan berlayar dilaksanakan perlu
dipersiapkan kelengkapan administratif seperti Surat Perintah Berlayar (SPB)
dan Surat Perintah Patroli (SPP). Dalam keadaan tidak digunakan patroli, kapal
dalam kondisi siaga, baik siaga merah ataupun siaga hijau. Siaga merah berarti
kapal sudah dalam keadaan siap berlayar dan ABK telah diatas kapal,
sedangkan siaga hijau berarti kapal sudah dalam keadaan siap berlayar dan ABK
belum diatas kapal tetapi telah dalam kondisi siap untuk dimendapat perintah
berangkat.
Untuk menguji hasil belajar pada kegiatan belajar 1, coba kerjakan tes formatif
berikut ini sendiri, jangan melihat kunci jawaban terlebih dahulu, dengan
memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang benar.
a. daftar kapal
b. daftar kapal siap berlayar
c. daftar kapal siap berlayar baik dalam keadaan siaga merah maupun
siaga hijau
d. daftar kapal siap berlayar beserta daftar nakhoda yang siap berlayar
8. Yang tidak termasuk isi arahan dalam briefing sebelum patroli adalah…
a. penyiapan administrasi patroli
b. teknik navigasi dan komunikasi
c. penjelasan tugas dan, wewenang dalam melaksanakan tugas
d. penjelasan tentang peraturan-peraturan kepabeanan dan cukai
10. Berikut ini termasuk butir-butir yang dituangkan dalam resume briefing
patroli kecuali ...
a. kesiapan Kopat, Nakhoda, dan ABK
b. kendala-kendala patroli laut
c. pembagian sektor patroli laut
d. pengaturan ronda laut
11. Yang tidak termasuk kesiapan yang dituangkan dalam briefing patroli
laut adalah ...
a. kesiapan Kopat, Nakhoda, dan ABK
b. kesiapan logistik
c. kesiapan pendanaan
d. kesiapan alat komunikasi
12. Kapal Siaga Patroli bilamana telah memenuhi syarat untuk ...
a. berlayar
b. berlayar, sudah dipasok dengan bahan bakar minyak, senjata api,
dan keperluan lainnya
c. berlayar, sudah dipasok dengan bahan bakar minyak, senjata api,
dan keperluan lainnya, serta telah mendapatkan SPB dan SPP
d. berlayar dan telah mendapatkan SPB (surat perintah berlayar)
serta SPP (surat perintah patroli)
13. Yang dimaksud Kapal Siaga adalah kapal yang telah ...
a. dinyatakan laik untuk berlayar oleh Kepala Pangkalan Sarana
Operasi.
b. dinyatakan laik untuk berlayar oleh Kepala Pangkalan Sarana
Operasi dan siap berlayar.
c. diisi dengan bahan bakar minyak, air, persediaan makanan untuk 1
(satu) SPB.
d. diisi dengan bahan bakar minyak, air, persediaan makanan untuk 1
(satu) SPB, senjata, segel dan tang segel, kawat, dan sarana
telekomunikasi telah tersedia.
14. Yang dimaksud Kapal Siaga Merah adalah kapal yang telah ...
a. dinyatakan laik untuk berlayar oleh Kepala Pangkalan Sarana
Operasi dan siap berlayar.
b. diisi dengan bahan bakar minyak, air, persediaan makanan untuk 1
(satu) SPB, senjata, segel dan tang segel, kawat, dan sarana
telekomunikasi telah tersedia.
c. diisi dengan bahan bakar minyak, air, persediaan makanan untuk 1
(satu) SPB, senjata, segel dan tang segel, kawat, dan sarana
telekomunikasi telah tersedia, serta Kopat, Nakhoda dan ABK
belum siaga diatas kapal.
d. diisi dengan bahan bakar minyak, air, persediaan makanan untuk 1
(satu) SPB, senjata, segel dan tang segel, kawat, dan sarana
telekomunikasi telah tersedia, serta Kopat, Nakhoda dan ABK telah
siaga diatas kapal.
15. Yang dimaksud Kapal Siaga Hijau adalah kapal yang telah ...
a. diisi dengan bahan bakar minyak, air, persediaan makanan untuk 1
SPB, senjata, segel dan tang segel, kawat, dan sarana
telekomunikasi telah tersedia, Kopat, Nakhoda dan ABK belum
siaga diatas kapal.
b. diisi dengan bahan bakar minyak, air, persediaan makanan untuk 1
SPB, senjata, segel dan tang segel, kawat, dan sarana
telekomunikasi telah tersedia, Kopat, Nakhoda dan ABK telah
siaga diatas kapal.
c. dinyatakan laik untuk berlayar oleh Kepala Pangkalan Sarana
Operasi dan siap berlayar.
d. diisi dengan bahan bakar minyak, air, persediaan makanan untuk 1
SPB, senjata, dan sarana telekomunikasi telah tersedia.
Coba cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang telah
disediakan. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus
untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi pada kegiatan
belajar ini. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda dengan kualifikasi
hasil belajar yang telah terinci sebagaimana rumus dibawah ini.
Bila hasil perhitungan Anda telah mencapai 81 % atau lebih, maka Anda
telah menguasai materi kegiatan belajar 1 ini dengan baik. Untuk
selanjutnya Anda dapat melanjutkan kegiatan belajar berikutnya.
KEGIATAN
BELAJAR
PENEMPATAN DAN
PERBEKALAN KAPAL PATROLI
Indikator keberhasilan :
1. Mampu menjelaskan pembagian sektor wilayah patroli
2. Mampu menjelaskan perbantuan kapal patroli
3. Mampu menjelaskan persiapan logistik
4. Mampu menjelaskan penempatan senjata api
1. Kapal Patroli ditempatkan pada Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai
berdasarkan kebutuhan.
2. Penempatan ditetapkan oleh Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuk.
Gambar 2.1
Peta Pembagian Wilayah Patroli
1. Zona I meliputi daerah selat Malaka, selat Singapura, dan selat Karimata.
Zona ini termasuk yang paling rawan terjadinya penyelundupan barang
impor dan/atau eksor dari dan ke Malaysia dan Singapura. Kantor Wilayah
Khusus DJBC Tanjung Balai Karimun dan Pangkalan Sarana Operasi
Tanjung Balai Karimun merupakan institusi pengawas utama atas
pelanggaran di zona ini.
2. Zona II meliputi daerah Kalimantan Barat serta perbatasan Singkawang
dengan Serawak.
3. Zona III, meliputi daerah Kalimantan Timur mulai dari perairan Sipadan -
Ligitan, perairan Tarakan, Nunukan hingga perbatasan Tawao dengan
Sabah. Zona ini termasuk zona yang sangat rawan terjadinya
penyelundupan barang impor ke Malaysia. Penyelundupan ekspor juga
sering terjadi ke Malaysia dan negara-negara lainnya dari perairan
Kalimantan Timur dan Sulawesi Barat..
4. Zona IV meliputi daerah Indonesia bagian timur mulai perairan Sorong di
Papua, Maluku dan Sulawesi Utara.
Dalam tataran praktis, tiap-tiap zona diatas dibuatkan peta yang lebih rinci
dan mendetail oleh Kantor Wilayah / Kantor Pabean terkait, untuk memetakan
wilayah-wilayah rawan penyelundupan yang sangat penting untuk mendukung
pelaksanaan tugas patroli laut. Sebagai contoh pemetaan Zona I dirinci kedalam
sektor-sektor rawan penyelundupan.
Sektor A1,B1 dan B3 meliputi Perairan Hiu Kecil, Perairan Pulau Nipah
sampai dengan Mantras, Karimun Anak Perairan Selatan sampai dengan Pulau
Kateman, merupakan daerah yang rawan penyelundupan komoditi ekspor seperti
kayu yang berasal dari Selat Akar, Kuala Tungkal, yang akan diselundupkan ke
Port Klang dan Kuantan Malaysia. Sementara untuk komoditi impor pada
umumnya berupa sembako, yang berasal dari Port Klang, Malaysia dan
Ballpress dari Singapura dengan tujuan Batam, Kuala Tungkal dan Tanjung
Pinang.
kayu yang berasal dari Selat Panjang, Dedap, Bengkalis dengan tujuan Port
Klang dan Kuantan Malaysia.
Sektor A4 dan A5 meliputi Perairan Selat Morong sampai dengan Releigh,
Perairan Releigh sampai dengan Pulau Jemur yang rawan terhadap
penyelundupan komoditi impor berupa sembako yang berasal dari Malaysia
dengan tujuan Dumai. Sedangkan untuk komoditi ekspor pada umumnya berupa
kayu dari berbagai jenis yang didatangkan dari Bagan Siapi-api dan Tanjung
Medang dengan tujuan Port Klang Malaysia.
Atas perintah Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuk, Satuan Tugas
Bea dan Cukai melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
C. Persiapan Logistik
Kapal patroli yang ditugaskan sesuai SPB dan SPP, harus dilengkapi
dengan perbekalan dan perlengkapan. Tercukupinya perbekalan dan
kelengkapan kapal patroli sangat menentukan kelancaran tugas yang telah
ditetapkan.
Kapal patroli yang dipergunakan dalam patroli Bea dan Cukai dapat
dilengkapi dengan senjata api dinas. Senjata Api Standar (TNI atau POLRI)
adalah senjata api yang jenis, macam dan ukuran kalibernya ditetapkan untuk
digunakan di lingkungan TNI termasuk yang telah diubah atau diganti bagian-
bagiannya.
Senjata Api Non Standar (TNI atau POLRI) adalah senjata api yang jenis,
macam, dan ukuran atau kalibernya tidak termasuk dalam standar TNI atau
POLRI dengan pembatasan bahwa senjata api tersebut :
1. non otomatik,
2. mempunyai maksimum kaliber 22, apabila berupa senjata bahu,
3. mempunyai maksimum kaliber 32, apabila berupa senjata genggam.
Pemilikan Senjata Api Non Standar (TNI atau POLRI) dan Peralatan
Keamanan berdasarkan izin pengadaan wajib dilengkapi dengan izin pemilikan.
Izin pemilikan diberikan oleh Kapolri kepada Direktur Jenderal. Untuk
memperoleh izin pemilikan Direktur Jenderal mengajukan daftar Senjata Api Non
Standar (TNI atau POLRI) berdasarkan izin pengadaan kepada Kapolri. Izin
pemilikan berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu
yang sama.
Penggunaan
Dalam kaitan dengan senjata api, hal-hal penting yang perlu dipahami
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Pejabat Bea dan Cukai dan Kapal Patroli dapat dilengkapi dengan Senjata
Api Dinas dengan tujuan untuk menunjang pelaksanaan tugasnya
berdasarkan Undang-undang.
2. Pejabat Bea dan Cukai dan Kapal Patroli wajib memiliki izin penguasaan
pinjam pakai.
3. Izin penguasaan pinjam pakai diberikan oleh Direktur Jenderal atas kuasa
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
4. Izin penguasaan pinjam pakai berlaku untuk seluruh Daerah Pabean.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tatacara penggunaan Senjata
Api Dinas diatur oleh Menteri setelah mendengar pertimbangan Panglima
TNI.
Penempatan senjata api dinas pada Kapal Patroli wajib dicantumkan dalam
Surat Perintah Berlayar. Penempatan senjata api dirinci mengenai jumlah, jenis,
merk, tipe, dan ukuran atau kaliber serta jumlah munisi untuk masing-masing
jenis serta nama-nama petugas yang bertanggung jawab untuk tiap-tiap senjata
api dinas seperti pada formulir daftar senjata api dibawa ini.
Senjata api yang telah ditempatkan pada petugas patroli harus dicatat dan
dikontrol oleh Komandan Patroli. Pencatatan atas penempatan senjata api
menggunakan format sebagaimana dapat Anda lihat pada gambar 2.2 dibawah
ini.
Gambar 2.2
Daftar Penempatan Senjata Api
NAHKODA/PILOT
BC........................... / PK ..............................
NAMA : .........................................
NIP. .................................
2.2. Latihan 2
1. Sebutkan ketentuan penempatan kapal patroli bea dan cukai!
2. Sebutkan di perairan mana saja kapal patroli melaksanakan tugas
pengawasan!
3. Sebutkan dua zona yang rawan terjadinya penyelundupan!
4. Sebutkan sekurang-kurangnya lima jenis logistik yang harus
dipersiapkan pada kapal patroli!
5. Sebutkan data apa saja yang dilaporkan dalam Daftar Penempatan
Senjata Api!
2.3. Rangkuman
Untuk menguji hasil belajar pada kegiatan belajar 2, coba kerjakan tes
formatif berikut ini sendiri, jangan melihat kunci jawaban terlebih dahulu,
dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang benar.
10. Data yang tercantum pada formulir daftar penempatan senjata api
adalah…
a. masa berlaku izin senjata api
b. suku cadang senjata api
c. nama petugas yang bertanggung jawab untuk tiap-tiap senjata api
d. kondisi senjata api
11. Izin penguasaan pinjam pakai senjata api non standar TNI untuk
kebutuhan patroli diberikan oleh …
a. Dirjen Bea dan Cukai
b. Kapolri
c. Panglima TNI
d. Kepala Pangkalan Sarana Operasi
12. Yang tidak benar dari pernyataan tentang peratan keselamatan kerja
(PPK) adalah…
a. peralatan yang digunakan harus masih layak pakai
b. peralatan bekas yang tidak dapat digunakan lagi harus diganti
c. persediaan alat perlindungan (disposable protective equipment)
selalu ada bilamana diperlukan
d. peralatan yang digunakan diupayakan dapat dipakai selama
mungkin
13. Formulir daftar penempatan senjata api memuat hal-hal sebagai berikut
kecuali. …
a. Jumlah senjata api
b. jenis, merk, tipe, dan ukuran atau kaliber
c. nama petugas yang bertanggung jawab untuk tiap-tiap senjata api
d. kondisi senjata api
14. Penempatan senjata api dinas pada Kapal Patroli wajib dicantumkan
dalam…
a. Surat Permintaan Pengeluaran Senjata
b. Surat Perintah Patroli (SPP)
c. Surat Perintah Berlayar (SPB)
d. Surat Izin menggunakan Senjata Api Dinas
15. Senjata api yang telah ditempatkan pada petugas patroli harus dicatat
dan dikontrol oleh …
a. Nakhoda
b. Komandan Patroli
c. Bagian Logistik
d. Pejabat yang memberikan tugas patroli.
Coba cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang telah
disediakan. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus
untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi pada kegiatan
belajar ini. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda dengan kualifikasi
hasil belajar yang telah terinci dibawah rumus.
Bila hasil perhitungan Anda telah mencapai 81 % atau lebih, maka Anda
telah menguasai materi kegiatan belajar 2 ini dengan baik. Untuk
selanjutnya Anda dapat melanjutkan kegiatan belajar berikutnya.
KEGIATAN
BELAJAR
3
PERALATAN TEKNIS KAPAL
PATROLI
Indikator keberhasilan :
1. Mampu menjelaskan radar kapal patroli
2. Mampu menjelaskan radio kapal patroli
3. Mampu menjelaskan GPS kapal patroli
4. Mampu menjelaskan mesin kapal patroli
5. Mampu menjelaskan kelengkapan pengaman kapal patroli
6. Mampu menjelaskan peralatan lainnya pada kapal patroli
Pejabat Bea dan Cukai yang bertanggung jawab mengenai nautika, teknik
kapal, penginderaan, dan telekomunikasi sebelum menyampaikan laporan
kepada Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai terlebih dahulu wajib
PROPELLER PROPELLER
11. SISTEM PROPULASI PROPELLER
SHAFT SHAFT
MTU 16V MTU 12V 331 YAMAHA 200 HP 2
12. MOTOR INDUK
4000 M90 TC81 2X1360HP TAK 3 UNIT
PERKINS MERCEDES BENZ
13. MOTOR BANTU -
4TGM2X112Kw OM 636
FURUNO
14. RADAR DECCA RM 914C FURUNO 16NM
FAR-2127
FURUNO FERROGRAPH GARMIN
15. ECHOSOUNDER
GP-1850WF G 500 GPSMAP 178C
GARMIN
16. SATELIT EPIREB McMucho -
GPSMAP 178C
18. SART - -
THOMSON CSF
VHF ICOM
ALAT KOMUNIKASI HF atau TRC 492 A
19. FURUNO IC M45, IC M3A
SSB VHF atau FM THOMSON TMF
UHF ICOM 2020
971
FURUNO KODEN KGP 98
20 GPS MARINE BAND FURUNO GP-32
GP-150 ICOM M127
Sumber : Direktorat Penindakan dan Penyidikan Kantor Pusat DJBC
A. Radar
Radar adalah singkatan dari Radio Detection and Ranging, yaitu suatu
pemancar di kapal maupun di darat yang menghasilkan pulsa-pulsa pendek dari
gelombang-gelombang radio.
Pada gambar 3.1 dibawah ini terlihat contoh radar merek Furuno yang
biasa digunakan pada kegiatan pelayaran.
Gambar 3.1
Radar
Tabel 3.2 berikut ini menunjukkan jenis radar yang digunakan pada kapal
patroli DJBC :
Tabel 3.2
Radar pada Kapal Patroli DJBC
Pada gambar 3.2 dibawah ini gambar manual book radar yang
digunakan pada kapal patroli DJBC.
Gambar 3.2
Manual Book Radar
B. Radio
Selain radar, peralatan penting lainnya untuk diketahui adalah Radio. Radio
adalah suatu teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara
modulasi dan gelombang elektromagnetik, yang secara umum dikenal dengan
media pembawa gelombang suara.
Meskipun kata ‘radio’ digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan alat
penerima gelombang suara, namun transmisi gelombangnya juga dipakai
sebagai dasar gelombang pada televisi, radar dan handphone pada umumnya.
Tipe radio yang digunakan pada kapal patroli DJBC berbeda untuk tiap-tiap jenis
kapal patroli.
Tabel 3.3 berikut ini menunjukkan jenis radio yang digunakan pada kapal
patroli DJBC :
Tabel 3.3
Radio pada Kapal Patroli DJBC
Pada gambar 3.3 dibawah ini terlihat contoh radio merek Furuno yang
biasa digunakan pada kegiatan pelayaran.
Gambar 3.3
Radio
C. GPS
Global Positioning System (GPS) adalah salah satu sistem yang membantu
kita untuk mengetahui posisi kita berada saat ini. GPS bekerja dengan
menstransmisikan sinyal dari satelit ke perangkat GPS. Untuk memperoleh detil
posisi yang seakurat mungkin, GPS sebaiknya digunakan di ruang terbuka.
Penggunaan GPS di dalam ruangan, hutan ataupun di tempat yang banyak
gedung-gedung tinggi, akan membuat GPS bekerja kurang akurat.
Gambar GPS yang biasa dipakai kapal untuk keperluan pelayaran terlihat
sebagaimana gambar 3.4 dibawah ini.
Gambar 3.4
GPS
Berikut gambar manual book GPS yang digunakan pada kapal patroli
DJBC sebagaimana terlihat pada gambar 3.5 dibawah ini.
Gambar 3.5
Manual Book GPS
Selain Radar, alat yang penting untuk pendeteksian obyek di laut adalah
Echo Sounder. Cara kerja Echo Sounder adalah dengan menggunakan proses
perambatan suara, karakteristik suara (frekuensi, pulsa, intensitas), faktor
lingkungan dan kondisi target.
Gambar 3.6
Echo Sounder
D. Ruang Mesin
Tabel 3.4 berikut ini menunjukkan jenis mesin yang digunakan pada kapal
patroli DJBC :
Tabel 3.4
Mesin Kapal Patroli DJBC
SPEED BOAT
SERI SERI
NO. URAIAN DATA 10 atau 15
38 METER 28 METER
METER
1 2 3 4 5
1. MOTOR INDUK MTU 16V MTU 12V 331 YAMAHA 200 HP 2
4000 M90 TC81 2X1360HP TAK 3 UNIT
Pada ruang mesin terdapat ruang kontrol yang ber-ac dan kedap suara.
Ruang kontrol merupakan pusat kendali mesin. Ruang ini berisi alat kontrol atas
mesin yang ada di kamar mesin dan Main Switch Board (MSB). Gambar 3.7
berikut menunjukkan ruang kontrol pada kamar mesin yang berada pada kapal
patroli.
Gambar 3.7
Ruang Kontrol Mesin
Kamar ganti
Pada beberapa kapal, untuk memasuki kamar mesin kita harus melalui
kamar ganti atau kamar mandi awak kapal. Untuk menjaga keselamatan dan
kesehatan kerja petugas yang berhubungan dengan ruang mesin, maka langkah-
langkah berikut hendaknya diperhatikan:
1. Perhatikan tata ruangnya
2. Temui pemegang kunci locker
3. Pindahkan dan periksa isi locker
4. Periksa konstruksi locker
5. Geser locker bila perlu
6. Periksa saluran air dan saluran ventilasi udara
7. Lakukan secara sistematis
8. Ingat Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Gambar 3.8
Bagian Mesin Yang Berbahaya (MSB)
BERBAHAYA
E. Kelengkapan Pengaman
F. Peralatan Lain
Tiang Utama Kapal
Selain peralatan teknis yang telah uraikan diatas, bagian kapal yang juga
penting untuk diketahui adalah tiang utama kapal dan jangkar. Selain sebagai
penyeimbang jalannya kapal, tiang utama juga dapat digunakan untuk
memudahkan pemantauan target operasi karena posisinya yang lebih tinggi
dibandingkan badan kapal.
Gambar 3.9
Tiang utama kapal
Jangkar
Anchor (Jangkar) adalah alat yang digunakan untuk menahan posisi kapal
di laut yang dihubungkan dengan rantai. Biasanya berada di bagian depan kapal,
tetapi ada juga kapal yang mempunyai jangkar di belakang (stream anchor).
Gambar 3.10
Jangkar
menjadi lebih besar ketika terjadi cuaca buruk atau kapal mengalami kerusakan
saat berlayar lautan.
Berkaitan dengan hal tersebut maka pada setiap kapal harus tersedia
sekoci atau rakit penyelamat. Sekoci adalah perahu yang dipersiapkan pada
suatu kapal yang dirancang untuk menyelamatkan nyawa manusia jika terjadi
masalah di laut.
Sekoci atau rakit penyelamat dapat Anda lihat sebagaimana gambar 3.11
dibawah ini.
Gambar 3.11
Rakit Penyelamat dan Sekoci
Sekoci
Penyelamat
Penerang Tiang
yaitu penerangan putih yang ditempatkan di atas sumbu muka kapal
memperlihatkan cahaya yang tidak terputus-putus meliputi busur cakrawala
225 derajat dan dipasang sedemikian rupa sehingga memperlihatkan
cahaya dari lurus kemuka sampai 22,5 derajat dibelakang arah melintang
pada setiap sisi kapal
Penerangan Lambung
yaitu penerangan hijau di lambung kanan dan sebuah penerangan merah di
lambung kiri, masing-masing memperlihatkan cahaya yang tidak terputus-
putus meliputi busur cakrawala 112,5 derajat dan dipasang sedemikian rupa
sehingga memperlihatkan cahaya dari lurus ke muka sampai 22,5 derajat di
belakang arah melintang pada sisi yang bersangkutan.
Lentera kapal merupakan salah satu peralatan di kapal patroli yang
memegang peranan penting ketika terjadi gangguan sistem elektrik kapal
dimalam hari. Lentera kapal terletak disisi kiri dan kanan badan kapal yang
difungsikan dalam kondisi emergency.
Di kapal yang panjangnya kurang dari 20 meter, penerangan lambung boleh
digabung dalam satu lentera, dipasang diatas sumbu muka belakang kapal.
Penerangan Buritan
yaitu penerangan putih yang ditempatkan sedapat mungkin di buritan
memperlihatkan cahaya yang tidak terputus-putus meliputi busur cakrawala
135 derajat dan dipasang sedemikian rupa sehingga memperlihatkan
cahaya 67,5 derajat dari lurus ke belakang pada setiap sisi kapal
Penerangan Tunda
Yaitu penerangan kuning yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan
penerangan buritan
Penerangan Keliling
Yaitu penerangan yang memperlihatkan cahaya yang tidak terputus-putus
meliputi busur cakrawala 360 derajat
Penerangan Cerlang
Yaitu penerangan yang berkedap-kedip dengan selang beraturan pada
frekuensi 120 kedipan atau lebih setiap menit.
dan tidak boleh dinyalakan
Pisau Lipat
Peralatan berupa pisau lipat sangat dibutuhkan ketika sasaran patroli yang
dikejar melakukan tindakan yang mengganggu atau membahayakan jalannya
kapal patroli. Dalam beberapa kasus sarana pengangkut yang dikejar membuang
jaring kearah kapal patroli untuk menghalangi pengejaran sehingga menyangkut
di bagian bawah kapal. Fungsi pisau lipat adalah untuk memotong jaring yang
mengganggu jalannya kapal dengan menugaskan ABK untuk menyelam dan
memotongnya.
3.2 Latihan
Agar Anda dapat lebih memahami materi pada kegiatan belajar 3, coba
kerjakan latihan-latihan berikut ini!
3.3 Rangkuman
Untuk menguji hasil belajar pada kegiatan belajar 3, coba kerjakan tes formatif
berikut ini sendiri, jangan melihat kunci jawaban terlebih dahulu, dengan
memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang benar.
1. Alat elektronik yang mampu mendeteksi adanya obyek disekitar kapal dalam
radius 5 mil, 10 mil, 20 mil bahkan hingga 100 mil disebut dengan…
a. Radio
b. Radar
c. Global Positioning System (GPS)
d. Handphone
2. Suatu alat yang yang berfungsi untuk mengetahui posisi suatu kapal berada
dengan cara kerja menstransmisikan sinyal dari satelit disebut dengan …
a. Radio
b. Radar
c. Global Positioning System (GPS)
d. Handphone
a. Radio
b. Radar
c. Global Positioning System (GPS)
d. Handphone
5. Bagian radar yang dapat berputar dan terletak diatas ruang anjungan atau
terpasang pada salah satu tiang kapal disebut …
a. Monitor
b. Scanner
c. Panel
d. Antena
a. GPS
b. Radio
c. Radar
d. Handphone
a. GPS
b. Radar
c. Handphone
d. Radio
10. Yang benar dari pernyataan tentang sekoci atau rakit penyelamat adalah…
a. bila diperlukan tersedia di kapal
b. sebaiknya tersedia di kapal
c. harus tersedia di kapal
d. tidak harus tersedia di kapal
11. Yang tidak termasuk alat kelengkapan pengamanan yang wajib dibawa pada
saat pemeriksaan kapal …
a. lotion pelindung kulit
b. sarung tangan
c. lampu senter
d. pelindung mata
12. Yang tidak benar dari pernyataan tentang peratan keselamatan kerja (PPK)
adalah…
a. peralatan yang digunakan harus masih layak pakai
b. peralatan bekas yang tidak dapat digunakan lagi harus diganti
c. persediaan alat perlindungan (disposable protective equipment) selalu
ada bilamana diperlukan
d. peralatan yang digunakan diupayakan dapat dipakai selama mungkin
13. Alat yang digunakan untuk menahan posisi kapal di laut yang dihubungkan
dengan rantai disebut …
a. tali
b. jangkar
c. sekoci
d. rantai
15. Kelengkapan pengamanan yang wajib dipakai pada saat pemeriksaan kapal
adalah…
a. sarung tangan
b. gas monitor
c. alat bantu pernafasan
d. masker atau saringan pernafasan
Coba cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang telah
disediakan. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus
untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi pada kegiatan
belajar ini. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda dengan kualifikasi
hasil belajar yang telah terinci dibawah rumus.
Bila hasil perhitungan Anda telah mencapai 81 % atau lebih, maka Anda
telah menguasai materi kegiatan belajar 3 ini dengan baik. Untuk
selanjutnya kerjakan latihan Sumatif yang telah disediakan.
PENUTUP
Kegiatan patroli laut beserta pemeriksaan sarana pengangkut laut
merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting dalam penegakan
perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai pada lingkup kerja DJBC.
Target dari pembelajaran mata diklat ini sesuai dengan garis-garis besar
program pembelajaran adalah diharapkan peserta dapat memahami persiapan
dan penggunaan kapal patroli. Penguasaan pada materi modul ini akan
membantuk Anda memahami materi modul selanjutnya yaitu Pelaksanaan Patroli
Laut dan Penindakan dalam Patroli Laut
TES SUMATIF
Setelah Anda belajar keseluruhan modul persiapan dan penggunaan kapal
patrol ini, untuk menguji hasil belajar anda, coba kerjakan tes sumatif berikut ini
sendiri, jangan melihat kunci jawaban terlebih dahulu, dengan memberikan tanda
silang (X) pada jawaban yang benar.
5. Yang termasuk isi arahan dalam briefing sebelum patroli yang berkaitan
dengan sasaran patroli adalah …
a. Rencana dan target operasi
b. Pengecekan peralatan patroli
c. Persiapan logistik
d. Persiapan persenjataan
9. Yang dimaksud Kapal Siaga Merah adalah kapal yang telah ...
a. diisi dengan bahan bakar minyak, air, persediaan makanan untuk 1
(satu) SPB, senjata, segel dan tang segel, kawat, dan sarana
telekomunikasi telah tersedia, serta Kopat, Nakhoda dan ABK telah
siaga diatas kapal.
10. Patroli Bea dan Cukai yang dilaksanakan di laut meliputi seluruh wilayah
perairan Indonesia …
a. dan perairan internasional
b. dan beberapa perairan internasional
c. dan pulau-pulau buatan, instalasi, bangunan lainnya pada zona
ekonomi ekslusif dan landas kontinen, serta selat yang digunakan
untuk pelayaran internasional
d. saja tidak termasuk perairan internasional
14. Perbantuan kapal patroli untuk kegiatan patroli bersama dengan instansi
lainnya harus mendapat izin dari…
a. Kepala Kantor Wilayah
b. Direktur Jenderal Bea dan Cukai
c. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan
d. Kepala Pangkalan Sarana Operasi
16. Data yang tercantum pada formulir daftar penempatan senjata api adalah…
a. masa berlaku izin senjata api
b. suku cadang senjata api
c. kondisi senjata api
d. nama petugas yang bertanggung jawab untuk tiap-tiap senjata api
17. Formulir daftar penempatan senjata api memuat hal-hal sebagai berikut
kecuali …
a. kondisi senjata api
b. Jumlah senjata api
c. jenis, merk, tipe, dan ukuran atau kaliber
d. nama petugas yang bertanggung jawab untuk tiap-tiap senjata api
18. Alat elektronik yang mampu mendeteksi adanya obyek disekitar kapal
dalam radius 5 mil, 10 mil, 20 mil bahkan hingga 100 mil disebut
dengan…
a. Radio
b. Radar
c. Global Positioning System (GPS)
d. Handphone
19. Suatu alat yang yang berfungsi untuk mengetahui posisi suatu kapal
berada dengan cara kerja menstransmisikan sinyal dari satelit disebut
dengan …
a. Radio
b. Radar
c. Global Positioning System (GPS)
d. Handphone
a. Radar
b. Radio
c. GPS
d. Handphone
23. Bagian pada ruang mesin yang sangat berbahaya karena mengandung
tegangan tinggi adalah …
a. ruang kontrol
b. main switch board
c. panel
d. penutup mesin
24. Yang benar dari pernyataan tentang sekoci atau rakit penyelamat adalah…
a. bila diperlukan tersedia di kapal
b. sebaiknya tersedia di kapal
c. tidak harus tersedia di kapal
d. harus tersedia di kapal
25. Yang tidak termasuk alat kelengkapan pengamanan yang wajib dibawa
pada saat pemeriksaan kapal …
a. lotion pelindung kulit
b. sarung tangan
c. lampu senter
d. pelindung mata
KUNCI JAWABAN
TES FORMATIF
KB 1 KB 2 KB 3
1. b 1. d 1. b
2. b 2. c 2. c
3. c 3. b 3. a
4. c 4. a 4. d
5. d 5. d 5. b
6. d 6. c 6. c
7. a 7. b 7. a
8. a 8. a 8. D
9. b 9. d 9. b
10. b 10. c 10. c
11. c 11. b 11. a
12. c 12. a 12. d
13. d 13. d 13. b
14. d 14. c 14. c
15. a 15. b 15. a
KUNCI JAWABAN
TES SUMATIF
1. a 16. d
2. b 17. a
3. c 18. b
4. d 19. c
5. a 20. d
6. b 21. a
7. c 22. b
8. d 23. c
9. a 24. d
10. b 25. a
11. c
12. d
13. a
14. b
15. c
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1996 tentang Senjata Api Dinas DJBC.
Majalah Warta Bea dan Cukai Edisi 405 bulan Agustus 2008. Patroli Laut DJBC.
Majalah Warta Bea dan Cukai Edisi 419 bulan Oktober 2009. Menuju Patroli Laut
DJBC Yang Berdaya Guna, dan Berhasil Guna