Professional Documents
Culture Documents
1 Januari 2017
ABSTRACT
Rubber trees planted by people in several districts of Riau province, among them the
Kampar regency. Rubber seed that has not valuable feed source can be used for one
of them is a main ingredient of fish feed. In addition to rubber seed, Tower Island
Village also produces waste Patin fish entrails. The waste generated from the
business community to make smoked fish Patin. During this time the waste is
dumped in waterways around residences. Problems IbM partners: 1) Partners have
the willingness to do business, but do not have the knowledge and skills in the field of
production, 2) Partners do not have knowledge in aspects of business management,
which is a way of packaging, marketing, and business analysis calculations.
Solutions are performed: training and assistance for people with the target
communities to utilize the waste around them. Outputs from this IbM activities
include: 1) The method of making rubber seed flour; 2) Method of making the feed /
fish pellet made from rubber seed flour; 3) The method of making a liquid organic
fertilizer from waste fish entrails catfish; 4) Method of manufacture of poultry feed
from catfish waste; 5) rubber seed flour; 6) Feed / fish pellet; 7) liquid organic
fertilizer; 8) feed poultry. Mitra has begun to open wawasanya in utilizing waste
rubber seed and catfish after receiving an explanation from the team. Partners
receive initial skills in the utilization of fish waste and rubber seeds to manufacture
pellets of fish, organic liquid fertilizer and poultry feed.
Keywords: rubber seeds, waste. fish feed, poultry feed, liquid organic fertilizer
1
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017
didapat dari pohon karet yang banyak pemerintah untuk rehabilitasi lahan
tumbuh atau ditanam di berbagai adalah di Kecamatan XIII Koto Kampar,
daerah. Biasanya dari pohon karet khususnya desa-desa yang direlokasi
dimanfaatkan getahnya untuk bahan karena pembangunan waduk
baku industri atau dimanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
kayunya untuk berbagai keperluan Koto Panjang. Di antara desa-desa
seperti mebel, kusen pintu, jendela dan tersebut termasuk Desa Pulau Gadang
lain-lain. Sementara biji atau buahnya Dusun 4. Dusun 4 Desa Pulau Gadang
hanya dimanfaatkan untuk sumber bibit, dipilih menjadi mitra IbM ini karena pada
tetapi dalam jumlah yang sedikit sekali. saat tim IbM melakukan penelitian di
Sebagian besar biji tersebut dibiarkan dusun tersebut. Dengan pemanfaatan
jatuh di bawah pohonnya dan tidak dan pengolahan biji karet ini diharapkan
dimanfaatkan. Berdasarkan beberapa dapat menjadi alternatif pengurangan
penelitian, biji karet ini mengandung nilai pengeluaran untuk beternak ikan dan
nutrisi dan gizi yang baik yaitu protein ada peluang untuk meningkatkan
(28,8%), lemak (9,2%) dan serat kasar penghasilan, mengingat peluang
(10,2%) (Restu 2013). sehingga dapat penjualan pellet pakan ikan di daerah
dimanfaatkan untuk bahan makanan Kabupaten Kampar, khususnya di
manusia maupun hewan ternak. Kecamatan XIII Koto Kampar sangat
Pohon karet banyak ditanam oleh terbuka lebar, karena daerah tersebut
masyarakat di Provinsi Riau sebagai adalah salah satu sentra penghasil ikan
sumber penghasilan utama bagi Patin.
masyarakat di pedesaan di beberapa Selain tanaman karet, Desa Pulau
kabupaten, di antaranya adalah di Gadang juga merupakan salah satu
Kabupaten Kampar. Tanaman karet tempat yang memproduksi salai ikan
juga menjadi salah satu tanaman serba Patin (ikan asap) skala rumah tangga.
guna yang dipilih oleh Kementerian Hampir setiap hari mereka membuat
Kehutanan untuk program rehabilitasi salai ikan dan hasil produksinya dijual di
lahan, program Kebun Bibit Rakyat lingkungan sendiri dan daerah lain.
(KBR), dan program hutan rakyat. Namun demikian timbul permasalahan
Salah satu daerah di Kabupaten Kampar sebagai akibat produksi salai ikan
yang mendapat program dari tersebut, yaitu isi perut ikan yang
2
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017
3
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017
1. Biji karet dipecahkan dan cepat. Selama ini peternak ikan patin di
cangkangnya dibuang, kemudian wilayah mitra IbM ini menggunakan
dibelah dan bakal daunnya pakan ikan berupa pellet yang dibeli dari
dibuang (pengambilan bakan hasil pabrik. Harga pakan tersebut
daun akan lebih mudah apabila cenderung selalu mengalami kenaikan,
biji direndam dahulu). bahkan saat ini sudah lebih mahal
2. Daging biji karet tersebut daripada harga beras. Oleh karena itu,
direndam dalam air yang diberi tim IbM melakukan pelatihan cara
garam dengan kadar 5% selama membuat pakan ikan dengan
24 jam dengan sering diganti air menggunakan bahan-bahan yang ada di
(minmal 6 jam sekali). Tujuan sekitar mereka, sehingga diharapkan
perendaman ini adalah untuk pengeluaran untuk membeli pakan ikan
menghilangkan kandungan HCN. dapat dikurangi atau bahkan dapat
3. Selanjutnya biji karet tersebut menjadi sumber pemasukan baru bagi
dijemur hingga kering (sekitar 2-3 para petani/peternak ikan yang menjadi
hari) mitra IbM.
4. Digiling menggunakan mesin Langkah pertama yang dilakukan
gilingan pembuat tepung yang adalah memperkenalkan atau
akan dirakit seperti penggilingan menunjukkan bahan-bahan yang ada di
kopi. sekitar mereka yang dapat dijadikan
5. Daging biji karet yang telah sebagai bahan pembuat pakan ikan.
digiling tersebut akan menjadi Pada kesempatan tersebut juga
tepung biji karet. ditunjukkan bahwa pakan ikan yang
dicampur dengan biji karet aman atau
Pelatihan Pembuatan Pakan Ikan tidak beracun bagi ikan apabila diolah
Berbahan Biji Karet dengan tepat dan sudah digunakan oleh
Salah satu penentu keberhasilan beberapa peternak ikan di Kalimantan
dalam beternak ikan air tawar adalah Tengah dan Jambi.
faktor makanan/pakan. Pakan yang Metode pembuatan pakan ikan
diberikan kepada ikan haruslah yang dalam kegiatan IbM ini mengacu pada
mengandung gizi yang baik, sehingga metode yang digunakan oleh Restu
ikan dapat tumbuh dengan sehat dan
4
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017
5
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017
6
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017
7
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017
cara melakukan analisis usaha secara Gadang. Materi yang diberikan pada
sederhana. kegiatan ini antara lain : 1) Pemanfaatan
biji karet; 2) pemanfaatan limbah ikan
HASIL DAN PEMBAHASAN patin. Kegiatan ini diikuti oleh 2
Sosialisasi Pemanfaatan Biji Karet kelompok tani dengan jumlah peserta 10
dan Limbah Ikan Patin orang. Masing-masing kelompok tani
Kegiatan sosialisasi ini dilakukan diwakili oleh 5 orang yang berjenis
oleh tim IbM Universitas Lancang kelamin laki-laki dan perempuan seperti
Kuning kepada mitra di Desa Pulau terlihat pada Gambar 1
Peserta diberi penjelasan tentang penelitian, biji karet ini mengandung nilai
pemanfaatan biji karet. Beberapa nutrisi dan gizi yang baik yaitu protein,
pemanfaatan biji karet (Hevea lemak dan serat kasar. sehingga dapat
brasiliensis) dapat dijadikan sebagai dimanfaatkan untuk bahan makanan.
bahan baku tempe, bahan es krim, atau Biji karet yang selama ini tidak
beberapa jenis makanan ringan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
selama ini dibuat dari tepung terigu atau sumber pakan salah satunya adalah
bahan lain. Biji karet didapat dari pohon sebagai bahan utama pakan ikan yang
karet yang banyak tumbuh atau ditanam saat ini harganya terus melambung.
di lokasi mitra. Selama ini biji karet Dengan pemanfaatan dan pengolahan
hanya dimanfaatkan untuk sumber bibit, biji karet ini diharapkan dapat menjadi
tetapi dalam jumlah yang sedikit. alternatif pengurangan pengeluaran
Sebagian besar biji tersebut dibiarkan untuk beternak ikan dan ada peluang
jatuh di bawah pohonnya dan tidak untuk meningkatkan penghasilan.
dimanfaatkan. Berdasarkan beberapa Pemanfaatan biji karet sebagai
8
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017
campuran pakan ikan patin telah terlebih ketika musim kemarau. Limbah
dilakukan oleh masyarakat di daerah ikan di beberapa tempat telah
lain dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
Desa Pulau Gadang merupakan antara lain : pupuk organik cair dan
salah satu tempat yang memproduksi pakan unggas.
salai ikan Patin (ikan asap) skala rumah Respon mitra cukup baik dalam
tangga. Hampir setiap hari mereka menerima penjelasan tentang hal
membuat salai ikan patin. tersebut di atas, antara lain ditunjukan
Permasalahan yang timbul sebagai dengan keseriusan menyimak dan
akibat produksi salai ikan tersebut, yaitu banyaknya pertanyaan dari peserta.
isi perut ikan yang dianggap sebagai Para peserta mulai memahami tentang
limbah. Limbah isi perut ikan Patin yang seluk beluk pemanfaatan biji karet dan
dihasilkan dari usaha masyarakat limbah ikan patin setelah mendapatkan
membuat salai ikan Patin cukup penjelasan langsung oleh tim
banyak. Selama ini limbah tersebut pengabdian. Hal tersebut dapat dilihat
dibuang di saluran-saluran air sekitar dari hasil kuisioner sebelum dan
tempat tinggal mereka. Limbah tersebut sesudah sosialisasi seperti pada Tabel
telah mencemari lingkungan sekitar 1.
Tabel 1. Prosentase pemahaman mitra
Prosentase jawaban
No. Uraian Pemahaman (benar/salah)(%)
Sebelum Sesudah Peningkatan
1 Manfaat biji karet 10.00 100.00 90.00
2 Makanan berbahan dasar biji karet 10.00 100.00 90.00
Pemahaman kandungan racun biji
3 70.00 90.00 20.00
karet
Pengetahuan tentang
4 20.00 100.00 80.00
menghilangkan racun biji karet
5 Cara menhilangkan racun biji karet 30.00 100.00 70.00
Pemahaman selama ini tentang isi
6 90.00 100.00 10.00
perut ikan patin
Akibat membuang isi perut ikan
7 90.00 90.00 0.00
patin di desa
8 Manfaat isi perut ikan patin 10.00 100.00 90.00
9 Manfaat lain isi perut ikan patin 30.00 100.00 70.00
Keuntungan pemanfaatan isi perut
10 60.00 90.00 30.00
ikan patin
Rata-rata 42.00 97.00 55.00
9
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017
10
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017
11
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017
12
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017
13
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017
14
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017
membuat analisis usaha secara Berdasar pada hasil uji coba didapatkan
sederhana. Dalam kegiatan ini analisis usaha seperti pada Tabel 2.
difokuskan pada produk pellet ikan.
Tabel 2. Analisis Usaha Sederhana Pembuatan Pellet Ikan
Pellet IbM Pellet Lokal
No. Nama Bahan Harga Jumlah Harga Jumlah
Jml
Jml Satuan Satuan Harga Satuan Harga
Satuan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Tepung biji karet 1.5 Kg - - - -
2 Dedak halus 1.5 Kg 2,800 4,200 6 kg 2,800 16,800
Tepung ikan asin
3 1.5 Kg 4,000 6,000 1 kg 4,000 4,000
sisa
Tepung daun
4 60 Gr - - - - -
singkong
5 Tepung tapaioka 210 gr 10 2,100 - - -
6 Air 3 liter - - 3.5 liter - -
7 Vitamin secukupnya 200 200 - -
Berat Adonan
11.1 kg 11.1 kg
pellet
Pellet basah 7.8 kg 4,000 31,200 8.5 kg 4,000 34,000
Pellet kering 6.3 kg 6,500 40,950 4.9 kg 6,500 31,850
Rendemen pellet
70 % 77 %
basah
Rendemen pellet
57 % 44 %
kering
Susut pellet 1.5 kg 3.6 kg
Persentase susut 19 % 42 %
Biaya produksi pellet/kg (Rp)
Pellet basah 1,603 2,447
Pellet kering 1,984 4,245
Keuntungan Kotor (Rp)
Pellet basah 18,700 13,200
Pellet kering 28,450 11,050
Keuntungan Kotor (Rp/kg)
Pellet basah 2,397 1,553
Pellet kering 4,516 2,255
15
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017
Saran
1. Dalam menunjang keberhasilan
program ini perlu dukungan dari
pihak pemerintah setempat dan
pihak lainnya.
2. Diharapkan kepada mitra binaan
untuk dapat berbagi pengalaman
dengan masyarakat di sekitarnya
dalam rangka pemanfaatan
limbah dan prospek usahanya.
DAFTAR PUSTAKA
Restu. 2013. Formulasi pakan ikan dari
biji karet (Hevea brasiliensis).
Media Sains Vol. 6 No. 2,
Oktober 2013. Hal 11 – 15.
16