You are on page 1of 9

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

PEMBERDAYAAN UMKM KELOMPOK USAHA


KERUPUK KULIT IKAN PARI DI KABUPATEN CIREBON
UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI PRODUK

Susilawati 1, Dianasari2, Widia Nur Jannah3


Universitas Muhammadiyah cirebon
Email: susilawatisaefudin@gmail.com1
ceritadiana@yahoo.com2
widianurjannah87@gmail.com3

Abstract

Existence of Business Group "stringray leather cracker" in the Keraton and Surakarta Village,
Suranenggala District of Cirebon, has been initiated since ten years ago, but the lack of
assistance activities and information make them (businessman) never do product innovation.
How cracker processing still very simple, even the product packaging is done still traditional
(only in plastic packaging threaded and tied with rafia string). This has led to weak
competitiveness of products, and this stingray leather cracker products manufactured by the
Partners (Mrs. Ina and Mr. Nurkhim) can be marketed around the village, tend to have a sale
value that is not too favorable. IbM activities that we initiated attempts to give a touch of
science and technology for Partners in the effort to empower the increase the economic value
of the product.
Purpose activities is to increase the competitiveness of products, both in terms of taste,
packaging innovations, processing methods, permit the legal business (No. PIRT), and in
socialization and counseling given from relevant agencies such as the Department of Health
and the Department of Industry and Trade. This dedication using methods of socialization,
counseling, and mentoring. Data collection techniques used observation, interviews, and
documentation.
Results IbM activities undertaken since June to December, showing an increase: 1)
consistency of flavor because production process has a standard; 2) The product packaging of
processed stingray leather cracker becomes more modern; 3) the product has the
trademark/label consisting of the brand crackers, material composition, nutrient content
(already checked through lab tests), addresses the production, and complemented with number
of Permits from Department of Health; 4) Partner has received socialization, counseling, and
mentoring from experts and relevant department; 5) Products have been marketed crackers
cooperatives have formed a partnership.

Keywords: UMKM-empowerment, stringray-leather-cracker, kinds-souvenir-of-Cirebon

THE 5TH URECOL PROCEEDING 103 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

PENDAHULUAN Ikan pari yang dikonsumsi di


Berdasarkan Undang-undang RI Indonesia diolah dalam berbagai olahan,
Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, misalnya ikan pari kecil dikonsumsi
disebutkan dalam Pasal 3 bahwa langsung sebagai lauk, ikan pari yang
Pengelolaan Perikanan dilaksanakan ukurannya agak besar dapat diolah menjadi
dengan tujuan: a) Meningkatkan taraf ikan asap yang rasanya sangat lezat dan
hidup nelayan kecil dan pembudidaya ikan kandungan gizinya tidak banyak hilang
kecil; b) Meningkatkan penerimaan dan karena diolah dengan proses pengasapan,
devisa negara; c) Mendorong Perluasan kemudian ikan pari yang ukurannya sangat
dan kesempatan kerja; d) Meningkatkan besar dengan bobot di atas 50kg kulitnya
ketersediaan dan konsumsi sumber protein dapat diolah menjadi kerupuk dan
ikan; e) Mengoptimalkan pengelolaan dagingnya dapat dijadikan olahan lain
sumber daya ikan; f) Meningkatkan yang tidak kalah nikmat. Selanjutnya kulit
produktivitas, mutu, nilai tambah, dan ikan pari yang berukuran sangat besar ini,
daya saing; g) Meningkatkan ketersediaan dapat dijadikan bahan baku produk
bahan baku untuk industri pengelolaan kerupuk kulit ikan pari yang
ikan; h) Mencapai pemanfaatan sumber dikembangkan di Desa Keraton dan
daya ikan, lahan pembudidayaan ikan, dan Surakarta Kecamatan Suranenggala
lingkungan sumber daya ikan secara Kabupaten Cirebon. Sayangnya
optimal; dan i) Menjamin kelestarian keberadaan UMKM Pengrajin Kerupuk
sumber daya ikan, bahan pembudidayaan Kulit Ikan Pari di Desa tersebut sejak
ikan, dan tata ruang. Perikanan adalah sepuluh tahun silam, masih belum terdata
salah satu sektor kekayaan Indonesia, yang oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan
dapat dimanfaatkan sedemikian rupa oleh wilayah Kabupaten Cirebon.
warga negara Indonesia dengan tidak Cara pengolahan bahan baku menjadi
menimbulkan kerusakan pada lingkungan kerupuk siap konsumsi masih sangat
sumber daya ikan itu sendiri. Kesempatan sederhana, bahkan pengemasan produk
untuk melakukan pemanfaatan perikanan dilakukan dengan cara yang masih
ini bahkan dijamin dalam Undang-undang. tradisional yakni hanya dalam kemasan
Berbagai jenis ikan yang ada di plastik ulir dan diikat dengan tali kemudian
wilayah perairan Indonesia sangat dijual dengan harga Rp.500,00. Proses
beragam, bahkan berdasarkan banyak pengolahan yang dibutuhkan untuk dapat
sumber yang Kami baca jenis ikan yang menjadi kerupuk siap makan, dilakukan
dapat dikonsumsi dari perairan Indonesia dalam beberapa tahap yang cukup panjang.
jumlahnya sekitar 20 jenis. Ikan-ikan Akan tetapi keuntungan yang didapat
tersebut adalah ikan cakalang hitam, ikan belum sebanding dengan proses yang
ayam-ayam, ikan bandeng, ikan belanak, dibutuhkan dalam proses pengolahan.
ikan marlin/layaran, ikan ekor kuning, ikan Melihat hal ini, kegiatan IbM berusaha
kembung, ikan kakap putih dan merah, memberi sentuhan Iptek bagi Mitra-mitra
ikan kerapu merah, ikan pari, ikan kuwe, yang kami gandeng untuk bekerjasama
ikan sarden layang, ikan tengiri, ikan teri, dalam usaha pemberdayaan para
ikan tongkol, ikan tuna, dan lain-lain. pengusaha untuk meningkatkan nilai
Adapun manfaat ikan pari sebagai salah ekonomi produk. Minimnya kesadaran
satu bahan ikan segar dari laut Indonesia pelaku usaha terhadap kualitas produk
memiliki khasiat menyembuhkan sesak olahan kerupuk yang dihasilkan ini, jelas
nafas, dan juga bersifat farmakologi yang menimbulkan lemahnya daya saing produk
bisa menyembuhkan berbagai jenis di pasaran. Hal tersebut menjadikan
penyakit. Kandungan utrisi yang didapat produk kerupuk kulit ikan pari yang
dari daging ikan pari berupa protein, asam diproduksi oleh Mitra-mitra hanya sebatas
lemak, omega 3, vitamin D, kalsium, produk yang dapat dipasarkan di sekitar
fosfor, iodin, magnesium, potassium dan Desa saja, dan cenderung memiliki nilai
zat besi. jual yang tidak terlalu menguntungkan
bagi mereka. Maka usaha ini perlu

THE 5TH URECOL PROCEEDING 104 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

mendapat pendampingan kegiatan untuk dibutuhkan seperti bawang putih dan


pengembangan produk, maka produk dapat kemiri, sehingga untuk meminimalisir
dirubah menjadi produk olahan kerupuk biaya produksi proses pembumbuan
kulit ikan pari dengan daya jual yang tinggi dilakukan setelah tahap penggorengan.
sebagai pilihan oleh-oleh khas Cirebon. Bumbu yang digunakan sebatas penyedap
Melalui kegiatan IbM (Iptek bagi rasa instan yang tersedia dipasaran
Masyarakat) yang dilakukan dengan dua sehingga tidak cukup menekan bau amis
mitra ini, diharapkan dapat meningkatkan pada kerupuk. Seperti yang kita ketahui,
nilai ekonomi produk dengan melakukan olahan kerupuk kulit ikan selalu identik
upaya-upaya peningkatan kualitas produk. dengan bau amis yang menyengat. Tetapi
Peningkatan tersebut baik dari sisi rasa, setelah melakukan banyak perbandingan
inovasi kemasan, cara pengolahan, rasa dengan produk-produk serupa produk
pengurusan izin legal usaha berupa Nomor yang dihasilkan oleh mitra kami rasanya
PIRT, dan kegiatan sosialisasi yang lebih renyah, sehingga hanya perlu
diberikan dari dinas-dinas terkait seperti memberi inovasi pemberian bumbu untuk
Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian mengurangi bau amis.
dan Perdagangan. Selain itu harapan yang
paling besar adalah peningkatan taraf METODE PELAKSANAAN
ekonomi mitra karena dapat melakukan Berdasarkan permasalahan yang
pengembangan usaha sehingga dapat telah diuraikan, maka tim pengusul
meningkatkan kualitas ekonomi pelaku berusaha menciptakan usaha kreatif dan
usaha dan menciptakan lapangan inovatif dengan melakukan berbagai
pekerjaan bagi ibu-ibu di sekitar lokasi rangkaian kegiatan. Adapun berbagai
produksi yang dipekerjakan dalam proses langkah dan metode yang telah dilakukan
pengolahan kerupuk kulit ikan pari adalah sebagai berikut.
tersebut. A. Kegiatan sosialisasi dari Para Ahli
Proses pengolahan bahan baku kulit Kegiatan sosialisasi ini bertujuan
ikan pari menjadi produk olahan kerupuk untuk membuka wawasan mitra mengenai
kulit ikan pari siap konsumsi proses pengolahan hingga pemasaran
membutuhkan tahap yang cukup panjang, dilakukan oleh para ahli yang kompeten di
tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan bidangnya. Adapun kegiatan sosialisasi ini
sebagai berikut. terdiri dari 3 tahapan kegiatan yang terdiri
1. Tahap perebusan bahan baku kulit ikan dari: a) sosialisasi 1 tentang standar
pari, pengolahan pangan olahan kerupuk kulit
2. Tahap pengerikan bagian luar kulit ikan ikan, b) sosialisasi 2 tentang dasar-dasar
pari (yang berwarna hitam) sekaligus pengolahan kerupuk kulit ikan agar
pencucian, terbebas dari mikroorganisme, dan c)
3. Tahap penjemuran setengah kering sosialisasi 3 tentang konstruksi alat dalam
(50% pengeringan) pengolahan kerupuk kulit ikan.
4. Tahap pemisahan kulit dalam dengan B. Pelatihan dan Penyuluhan dari
sisa daging yang menempel di kulit, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon
5. Tahap penjemuran ke dua (70% Pelatihan dan Penyuluhan
pengeringan) Keamanan Pangan (PKP) dilakukan oleh
6. Tahap pemberian bumbu, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon
7. Tahap pengeringan maksimal (100% untuk memberikan informasi terkait
pengeringan), dan teknologi pengolahan makanan yang baik
8. Tahap penggorengan dan pengemasan. dengan bahan baku kulit ikan. Kajian
Akan tetapi proses pemberian bumbu yang pelatihan dan penyuluhan diantaranya
selama ini dilakukan tidak mengikuti meliputi pembuatan kerupuk kulit ikan
tahap-tahap yang adadi atas, mengapa mulai dari membersihkan kulit ikan
demikian? Hal tersebut berkaitan dengan dengan cara yang higienis, hingga hasil
semakin tingginya harga bahan baku dan kemasan yang menarik dan dilengkapi
bahan-bahan bumbu dapur yang dengan merk produk sehingga produk

THE 5TH URECOL PROCEEDING 105 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

dapat bersaing dan digemari oleh pemasaran (Marketing Plan) yang


konsumen dari berbagai kalangan. Mitra dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
diarahkan untuk melakukan inovasi a. pemasaran melalui kerjasama dengan
teknologi yang tepat agar hasil-hasil koperasi,
kerupuk produksi disukai masyarakat. b. pemasaran melalui jaringan internet
Setelah mitra diberikan PKP (Penyuluhan yaitu media sosial.
Keamanan Pangan), produk kemudian
didaftarkan ke Dinas Kesehatan agar HASIL DAN LUARAN YANG
mendapatkan nomor PIRT (Produk DICAPAI
Industri Rumah Tangga). Nomor PIRT ini Program IbM yang telah
dapat menambah nilai keamanan dari dilaksanakan pada mitra 1 Di Desa Keraton
produk olahan kulit ikan sehingga dan mitra 2 Desa Surakarta Kecamatan
masyarakat tidak segan untuk Suranenggala dilakukan dengan berbagai
mengkonsumsinya. rangkaian kegiatan mulai dari survey
C. Pelatihan dan Penyuluhan dari hingga pemasaran. Adapun deskripsi
Disperindag Kabupaten Cirebon kegiatan dan hasil serta luaran yang dicapai
Pelatihan dan Penyuluhan juga dapat dilihat pada Gambar 1.
telah diberikan oleh Dinas Perindustrian Survei Pendahuluan Lokasi Mitra 1 dan Mitra 2
dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten
Cirebon tentang standar manajemen Perizinan kepala Desa Surakarta dan Keraton
pemasaran dan keuangan (peminjaman
Sosialisasi 1 tentang Standar Pengolahan
modal) UMKM. Selain itu, disperindag Pangan
juga memberikan informasi tentang Sosialisasi 2 tentang Dasar-dasar Pengolahan
perlindungan perdagangan sehingga mitra Kerupuk Kulit Ikan
memahami hak dan kewajibannya dalam Sosialisasi 3 tentang Konstruksi Alat
berwirausaha. Selain itu, melalui kegiatan Pengolahan Kerupuk Kulit Ikan
ini juga mitra diberikan cara mendapatkan Pelaksanaan penyuluhan dari Dinas Kesehatan
modal dengan mencari CSR baik individu Kabupaten Cirebon
maupun perbankan mengingat proses Pelaksanaan penyuluhan dari Dinas
produksi membutuhkan modal yang tidak Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
sedikit. Cirebon
D. Uji Laboratorium Pelaksanaan uji laboratorium di Pusat Studi
Uji laboratorium dilakukan dengan Pangan dan Gizi UGM
uji analisis proksimat dan kalori yang
terkandung dalam olahan kerupuk kulit Pelatihan Pengolahan Kerupuk Kulit Ikan
ikan. Kegiatan ini penting dilaksanakan Perbaikan Sarana Produksi dan Penyerahaan
untuk mengetahui kandungan gizi yang Alat-Alat Produksi
terkandung dalam olahan kerupuk kulit
Membuat Logo dan Merk Produk
ikan. Pelaksanaan uji laboratorium
dilakukan di laboratorium terpercaya yaitu Pendaftaran PIRT
di Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas
Gajah Mada Yogyakarta. Dengan Penyuluhan Marketing
demikian, kandungan gizi dalam produk
semakin terlihat dan sehingga mampu Promosi dan Pemasaran Produk melalui
meningkatkan nilai jual. Koperasi
E. Penyuluhan Marketing Gambar 1. Rangkaian kegiatan IbM
Kegiatan penyuluhan pemasaran Kelompok Usaha Pengrajin Kerupuk
ini dilaksanakan untuk memantapkan Kulit Ikan di Desa Keraton dan Surakarta
kegiatan pemasaran sehingga mitra Kecamatan Suraneggala Kabupaten
mendapatkan gambaran rencana Cirebon
pengembangan pemasaran yang akan A. Kegiatan Sosialisasi
dilaksanakannya. Adapun rencana 1. Tentang Standar Pengolahan Pangan

THE 5TH URECOL PROCEEDING 106 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

Kegiatan sosialisasi ini mendatangkan proses produksi pengolahan bahan


ibu Tania Avianda Gusman, M.Sc. Dari makanan dan olahan kerupuk kulit ikan
penjelasan ibu Tania, mitra mendapatkan mulai dari pemilihan bahan baku hingga
informasi mengenai cara pengolahan pengemasan yang baik sehingga dapat
kerupuk kulit ikan yang higienis dan sehat dijual dengan nomor PIRT. Bebarapa hal
dan memiliki cita rasa yang lezat. Kegiatan yang dapat meningkatkan nilai jual produk
ini dilaksanakan dengan metode tanya kerupuk kulit ikan menurut pak
jawab berdasarkan permasalahan yang Hardiansyah diantaranya: a) kualitas bahan
dihadapi oleh mitra. Mitra sangat antusias baku harus baik, b) komposisi produk yang
mengingat hal yang disampaikan pemateri digunakan harus konsisten baik dari jenis
sangat bermanfaat bagi mitra. taharan bahan baku maupun bumbunya, c)
2. Tentang Dasar-dasar Pengolahan memiliki inovasi misalnya variasi rasa, d)
Kerupuk Kulit Ikan kemasan yang aman dan menarik. Apabila
Sosialisasi yang ke 2 diisi oleh bapak aspek-aspek tersebut tidak diperhatikan,
Banu Kisworo, M.Pd. Mitra mendapatkan akan berdampak pada kurangnya minat
informasi bahwa bahan baku kerupuk kulit konsumen terhadap produk. Jika berbagai
ikan yang disimpan oleh mitra harus hal tersebut sudah ada, maka nomor izin
dikeringkan secara total agar PIRT DINKES pun akan mudah didapat.
mikroorganisme tidak berkembangbiak Produk makanan yang memiliki nomor
sehingga merusak kualitas bahan baku PIRT dari dinas kesehatan memberikan
kerupuk. Misalnya limbah air bekas cucian keuntungan dapat dijual di pasar
yang selama ini menjadi masalah dapat tradisional dan swalayan.
dijadikan pupuk cair. Selain itu menurut
pak Banu, kandungan gizi kerupuk kulit
ikan perlu diujikan pada laboratorium
representatif agar kandungan gizi
diketahui masyarakat luas.
3. Tentang Konstruksi Alat Pengolahan
Kerupuk Kulit Ikan
Kegiatan sosialisasi ini diberikan oleh
bapak Arif Nurudin, M.T. Beliau
memberikan pengarahan adanya inovasi
teknologi dalam proses pengeringan Gambar 2. Penyuluhan Standar
olahan kerupuk kulit ikan sehingga Pengelolaan Bahan Makanan Kerupuk
meminimalisir kerugian yang disebabkan Kulit Ikan yang Higienis dari Dinas
adanya faktor cuaca (hujan). Pak Arif Kesehatan
menyarankan agar dibuat teknologi
pemanasan dengan oven yang tepat agar 2. Dari Dinas Perindustrian dan
produksi kerupuk kulit ikan menjadi lebih Perdagangan (Disperindag)
baik. Dengan penggunaan oven yang tepat, Kabupaten Cirebon
akan membantu produksi kerupuk menjadi Kegiatan ini dilakukan dengan tema
lebih efisien terutama pada musim hujan. “Standar Manajemen Pemasaran dan
B. Kegiatan Penyuluhan Keuangan (Peminjaman Modal) UMKM”.
1. Dari Dinas Kesesehatan (Dinkes) Bapak Dani Hendratno memberikan
Kabupaten Cirebon gambaran proses pemasaran yang luas dan
Kegiatan ini merupakan bagian dari cara mendapatkan modal baik dari pihak
Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP). CSR maupun dari pihak bank.
Adapun tema yang disampaikan yaitu
“Standar Pengelolaan Bahan Makanan
Kerupuk Kulit Ikan yang Higienis dan
Proses Perolehan Nomor PIRT”. Dalam
kegiatan ini, Bapak Hardiansyah
memberikan informasi mengenai standar

THE 5TH URECOL PROCEEDING 107 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

Analisis Proksimat Kerupuk Kulit


Kadar
Ikan Pari
Karbohidrat
Kadar abu 10% kadar Protein
3%
Kadar air Kadar lemak
3%
Kadar air
kadar
Protein
Kadar Kadar abu
lemak 54%
Gambar 3. Penyuluhan dari dinas 30% Kadar
Perindustrian dan Perdagangan Karbohidrat

3. Penyuluhan Marketing Gambar 4. Analisa Proksimat Kerupuk


Kegiatan ini penting dilaksanakan Kulit
agar mitra dapat meningkatkan kegiatan Ikan Pari
pemasaran sehingga pemasaran semakin 1. Kadar Protein
meluas. Kegiatan ini dilakukan dengan Berdasarkan hasil analisa kadar
mendatangkan Bapak Dr. Badawi, S.E., protein diperoleh persentase kadar protein
M.Si sebagai narasumber, dan kerupuk kulit ikan pari sebesar 54,45%.
dilaksanakan di akhir kegiatan IbM. Menurut SNI (2002), kadar protein untuk
Penyuluhan dilakukan dengan tujuan agar kerupuk ikan yaitu minimal 6% berarti
produk yang dihasilkan dapat dipasarkan kadar protein kerupuk kulit ikan pari sudah
lebih luas. Hasil kegiatan ini, mitra memenuhi standar yang ditentukan.
diarahkan untuk memasarkan hasil Protein yang terdapat pada kerupuk kulit
kerupuk kulit melalui koperasi yang ada di ikan pari berpengaruh dalam menentukan
Cirebon maupun secara online melalui nilai gizi kerupuk tersebut. Sehingga kadar
internet. protein yang terdapat di kerupuk kulit ikan
C. Uji laboratorium di Pusat Studi pari dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
Pangan dan Gizi UGM Yogyakarta manusia.
Analisa proksimat bertujuan untuk 2. Kadar lemak
menentukan komposisi kimia utama dari Analisa kadar lemak pada kerupuk
bahan baku dan produk, yaitu kerupuk kulit pari bertujuan untuk mengetahui atau
kulit ikan pari. Parameter analisis kerupuk memprediksi daya simpan produk, karena
ikan pari adalah kadar protein, lemak, air, lemak berpengaruh pada perubahan mutu
abu dan total karbohidrat. Hasil analisis selama penyimpanan. Berdasarkan SNI
proksimat kerupuk kulit ikan dapat dilihat (2002) kadar lemak kerupuk ikan
pada Tabel 1 dan diagram analisa minimum 0,4 %, sementara itu kadar
proksimat kerupuk kulit ikan pari dapat lemak yang terdapat di kerupuk kulit ikan
dilihat pada Gambar 2. pari sebesar 29,65%. Berdasarkan SNI
tersebut diatas maka kerupuk kulit ikan
Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat pari memenuhi persyaratan untuk dapat
Kerupuk Kulit Ikan Pari diterima oleh konsumen.
No Parameter Uji Hasil 3. Kadar Air
(Satuan) Kadar air adalah jumlah kandungan
1 Kadar Protein 54,45% air yang terdapat pada suatu bahan pangan.
2 Kadar Lemak 29,65% Air dalam suatu bahan pangan terdapat
3 Kadar Air 3,12 % dalam berbagai bentuk yaitu air bebas yang
4 Kadar Abu 2,50 % terdapat di dalam ruang antar sel dan
5 Kadar 10,29% intergranuula dan pori-pori yang terdapat
Karbohidrat pada bahan, air yang terikat lemah karena
terserap pada permukaan koloid makro
molekul. Sementara itu air yang terikat

THE 5TH URECOL PROCEEDING 108 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

kuat membentuk hidrat. Berdasarkan hasil selanjutnya bertindak menyediakan energi


analisa proksimat kerupuk kulit ikan pari, bagi tubuh, mengatur proses metabolisme,
diperoleh nilai kadar air sebesar 3,12%. memperbaiki jaringan tubuh serta untuk
Menurut SNI (2002), kerupuk ikan pertumbuhan (Harper et al., 1986).
memiliki nilai kadar air kerupuk ikan Penghitungan kecukupan gizi seseorang
maksimal 11%. Artinya kadar air kerupuk atau sekelompok orang diperlukan dalam
kulit ikan pari sudah memenuhi standar mengetahui kesesuaian pola konsumsi
SNI. Menurut Kusnandar (2010), pangan seseorang sudah sesuai standar
kandungan air dalam dalam bahan atau belum. Apabila diketahui kecukupan
makanan ikut menentukan kesegaran dan gizi seseorang masih kurang dapat
daya awet makanan tersebut. Selain itu dilakukan upaya-upaya untuk
kandungan air dalam bahan makanan ikut meningkatkan pemenuhan gizi dengan
menentukan acceptability, kesegaran, dan memaksimalkan pola konsumsi. Dari uji
daya tahan makanan tersebut terhadap analisa kerupuk kulit ikan pari sebesar
serangan mikroba. 6334,61 kalori. Sementara itu nilai kalori
4. Kadar Abu yang dibutuhkan manusia per berat tubuh
Dari hasil analisa proksimat kerupuk manusia maksimal 20 kkal, artinya
kulit ikan pari diperoleh nilai kadar abu kerupuk kulit ikan pari memberikan nilai
sebesar 2,50%. Sementara itu, berdasarkan kalori sebesar 30 % dari maksimal kalori
SNI (2002) kadar abu kerupuk kulit ikan yang dibutuhkan oleh manusia.
pari belum mmenuhi standar. Tingginya D. Pelatihan Pengolahan Kerupuk Kulit
kadar abu pada suatu produk dapat Ikan
dipengaruhi oleh kandungan yang terdapat Kegiatan uji coba pengolahan
pada bahan tambahan seperti penambahan kerupuk kulit ikan dilakukan agar hasil
garam dan penyedap rasa. Menurut olahan kerupuk kulit ikan tidak terlalu
Ramdany et al (2014), kadar abu amis. Adapun caranya yaitu dengan
menunjukan kandungan mineral suatu menambahkan cuka sebanyak 1 sendok
bahan. Pengukuran kadar abu bertujuan makan pada ½ Kg kerupuk yang dicampur
untuk mengontrol konsentrasi garam dengan bumbu yang sudah dihaluskan
anorganik seperti natrium, kalium, yaitu ketumbar, bawang putih, garam, dan
karbonat, dan fosfat. Apabila kandungan penyedap rasa ke dalam setengah kilo
kadar abu tinggi, maka kandungan kerupuk kulit yang mentah (kondisi
mineralnya juga tinggi. kerupuk kering 80%). Setelah diberi
5. Kadar Karbohidrat bumbu dan cuka, kemudian kerupuk
Dari hasil analisa proksimat kerupuk dijemur lagi sampai kering 100% dan
kulit ikan pari, diperoleh nilai kadar digoreng. Kegiatan ini menghasilkan rasa
karbohidrat sebesar 10,29%. Sementara itu yang lezat, gurih, dan tidak terlalu amis
kadar karbohidrat dalam SNI kerupuk kulit sehingga resep ini dijadikan referensi
tidak diketahui berapa jumlah kadar untuk pengolahan kerupuk kulit ikan
karbohiratnya. Tingginya nilai karbohidat selanjutnya.
dipengaruhi oleh tambahan bahan E. Perbaikan Sarana Produksi dan
makanan dalam pembuatan kerupuk kulit Penyerahaan Alat-Alat Produksi
ikan pari, sebagai contoh tepung atau Mitra 1 dan mitra 2 memiliki
bumbu penyedap lainnya. keterbatasan dalam sarana prasarana
6. Angka Kecukupan Gizi (AKG) produksi. Adapun perbaikan sarana
Konsumsi pangan merupakan prasarana yang dilakukan oleh tim, yaitu
banyaknya atau jumlah pangan, secara memperbaiki tempat penyimpanan bahan
tunggal maupun beragam yang dikonsumsi memberikan baku, memperbaiki tempat
seseorang atau sekelompok orang yang produksi dan memberikan timbangan serta
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan alat pengepres plastik (sealer) untuk mitra
fisiologis, psikologis dan sosiologis. 1. Sedangkan untuk mitra 2, tim
Konsumsi pangan merupakan faktor utama memberikan alat bantuan berupa perbaikan
untuk memenuhi kebutuhan gizi yang alat penyimpanan bahan baku dan alat

THE 5TH URECOL PROCEEDING 109 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

pengepres plastik (sealer). Dengan bantuan


perbaikan sarana dan alat produksi ini,
diharapkan hasil produksi mejadi higienis
dan memiliki kerenyahan lebih lama
sehingga dapat dijual pada pasar yang lebih
luas.
F. Membuat Logo dan Merk Produk
Produk olahan kerupuk kulit ikan
yang dihasilkan belum memiliki nama
(merk). Oleh karena itu, dilakukan
pembuatan logo dan merk kerupuk kulit
ikan agar hasil kerupuk yang dihasilkan Kemasan kerupuk kulit ikan setelah
memiliki identitas dan mudah dikenali. dilaksanakan IbM
Nama produk yaitu kerupuk kulit ikan pari
“FARHAN” sebagai identitas kerupuk. H. Pendaftaran PIRT
Sebelum nomor izin PIRT didapat, desain Pelaksanaan kegiatan ini merupakan
logo dan merk dagang, sebagai berikut. kerjasama antara tim IbM dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Cirebon agar produk
yang dihasilkan memiliki izin yang
dibuktikan dengan perolehan nomor PIRT.
Berbagai prosedur pemerolehan nomor
izin PIRT telah dilakukan, dan pemberian
nomor PIRT kepada usaha home industry
kerupukkulit ikan telah didapat. Adapun
Nomor izin PIRT Dinkes yang dikeluarkan
G. Perbaikan Kemasan Produk adalah 2 02 3209 01 1214 21, dan resmi
Produk yang selama ini dijual dicetak dalam logo dan merk dagang
memiliki kemasan yang sangat sederhana seperti berikut.
dan dijual dengan harga yang sangat
murah. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengemasan yang inovatif sehingga
kerenyahan kerupuk menjadi lebih lama
dan menarik sehingga memiliki nilai jual
yang lebih tinggi.

I. Promosi dan Pemasaran Produk


melalui Koperasi dan Internet
Kegiatan promosi dan pemasaran
produk dilakukan melalui internet dan
menitipkan produk pada koperasi-koperasi
yang ada di Cirebon. Promosi yang
dilakukan melalui internet dilakukan untuk
memberikan informasi kepada masyarakat
Kemasan kerupuk kulit ikan sebelum adanya produk kerupuk kulit ikan,
dilaksanakan IbM sehingga produk menjadi dikenal dan
wilayah pemasaran menjadi lebih luas
dengan media sosial seperti facebook,
whats app, BBM, line, dan intagram.
Adapun koperasi yang diajak kerjasama
untuk memasarkan produk yaitu koperasi

THE 5TH URECOL PROCEEDING 110 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

UMC, dan koperasi SMKN 1 Cirebon standar kebersihan dan cita rasa gurih yang
Barat. Dilakukan proses promosi melalui sudah dikembangkan dapat dipertahankan.
media massa.
REFERENSI
SIMPULAN DAN SARAN Kusnandar, F. 2010. Kimia Pangan
A. SIMPULAN Komponen Makro, Dian Rakyat:
Kegiatan pengabdian pada kelompok Jakarta.
usaha pengrajin kerupuk kulit ikan di Desa
Keraton dan Surakarta Kecamatan Ramdany, G., I. Kusumaningrum, dan B.F.
Suraneggala Kabupaten Cirebon sudah Pamungkas. 2014. Karakteristik
dilaksanakan dengan baik. Mitra merasa Kimiawi Kerupuk Tulang Ikan
sangat terbantu dengan kegiatan IbM yang Belida. Jurnal ilmu perikanan
dilaksanakan karena meningkatkan nilai tropis Vol. 19, No.2 , April 2014.
jual produk kerupuk kulit ikan. Tahapan
yang sudah dilaksanakan pada kegiatan Undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang
IbM ini yaitu: a) survei pendahuluan lokasi Perikanan. Online. Tersedia:
mitra 1 dan mitra 2; b) melakukan maritime.go.id. Tanggal 2 Desember
perizinan kepala Desa Surakarta dan 2016
Keraton; c) kegiatan sosialisasi yang
dilakukan secara bertahap yaitu sosilisasi 1
tentang standar pengolahan pangan,
sosialisasi 2 tentang dasar-dasar
pengolahan kerupuk kulit ikan, dan
sosialisasi 3 tentang konstruksi alat
pengolahan kerupuk kulit ikan; d) kegiatan
penyuluhan dari Dinas Kesehatan dan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Cirebon, e) Kegiatan uji
laboratorium di Pusat Studi Pangan dan
Gizi Universitas Gajah Mada untuk
mengetahui kandungan proksimat dan
kalori yang terdapat pada kerupuk kulit
ikan, f) pelatihan pengolahan kerupuk kulit
ikan agar lebih gurih dan tidak amis, g)
perbaikan sarana produksi dan
penyerahaan alat-alat produksi, h)
membuat logo dan merk produk, i)
Perbaikan kemasan produk, j) pendaftaran
PIRT, k) penyuluhan marketing, dan l)
promosi dan pemasaran produk melalui
koperasi dan internet.

B. SARAN
Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini
perlu dikembangkan lagi sehingga produk
yang dihasilkan memiliki variasi rasa yang
berbeda. Dengan adanya inovasi berupa
variasi rasa yang berbeda pada olahan
kerupuk kulit ikan akan semakin
menambah nilai jual produk. Selain itu,
perlu adanya pembinaan lebih lanjut agar
mitra menjaga kualitas produk olahan
kerupuk kulit ikan dengan memenuhi

THE 5TH URECOL PROCEEDING 111 ISBN 978-979-3812-42-7

You might also like