You are on page 1of 11

Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

KOMPETENSI PEMBUDIDAYA IKAN LELE DALAM MENGELOLA


USAHA DI KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN SERDANG
BEDAGAI

Fauzul Azhimah1), Elvin Desi Martauli2)


Dosen Program Studi Agribisnis, Universitas Quality Berastagi

ABSTRACT
Cultivator competence has an influence on increasing fish production. Cultivation business
competence is the ability possessed by fish farmers in managing fish farming businesses.
Competence is needed by fish farmers in carrying out aquaculture business activities such as
production skills, managerial skills, marketing skills. The purpose of this study was to analyze the
competence of catfish farmers in Tebing Tinggi District, Serdang Bedagai District. The data used
in this study are primary data and secondary data. Semi-structured interviews were conducted to
gather information from key informants. The number of samples in this study were 60. Data were
analyzed using Structure Equation Model (SEM) analysis with Partial Least Square (PLS) version
3.0. The results showed that the majority of fish farmers were adults with formal education up to
junior high school and non-formal education was in the moderate category. The average
cultivation experience of business actors is> 9 years. The dependents of cultivators on average 3-5
people. The factors that influence the overall competence of aquaculture businesses are the support
of production output input and counseling support and the characteristics of individual farmers.

Keywords: Competencies, Fish Farmers

ABSTRAK
Kompetensi pembudidaya memiliki pengaruh terhadap peningkatan produksi ikan. Kompetensi
usaha budidaya merupakan kemampuan yang dimiliki oleh pembudidaya ikan dalam mengelola
usaha budidaya ikan. Kompetensi diperlukan pembudidaya ikan dalam menjalankan aktivitas
usaha perikanan budidaya seperti keterampilan produksi, keterampilan manajerial, keterampilan
pemasaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kompetensi pembudidaya ikan lele di
Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder. Wawancara semi terstruktur dilakukan untuk
mengumpulkan informasi dari informan kunci. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 60.
Data dianalisis dengan menggunakan analisis Struktur Equation Model (SEM) dengan Partial
Least Square (PLS) versi 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembudidaya ikan mayoritas
berusia dewasa dengan tingkat pendidikan formal hingga SMP dan pendidikan non formal kategori
sedang. Pengalaman budidaya pelaku usaha rata-rata cukup yaitu >9 tahun. Tanggungan pelaku
pembudidaya rata-rata 3-5 orang. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kompetensi usaha
budidaya secara keseluruhan yaitu dukungan input output produksi dan dukungan penyuluhan dan
karakteristik individu pembudidaya.

Kata Kunci: Kompetensi, Pembudidaya, Ikan Lele

I. PENDAHULUAN kg/kapita/tahun. Jumlah konsumsi


Budidaya perikanan tersebut meningkat pada tahun 2015
merupakan salah satu subsektor yang menjadi 41,11 kg/kapita/tahun.
diharapkan mampu untuk Peningkatan konsumsi ikan juga
pemenuhan kebutuhan protein terjadi pada tahun 2016 menjadi
hewani. Berdasarkan data Direktorat 43,94 kg/kapita/tahun. Pada tahun
Jenderal Pengolahan Hasil Perikanan 2017 tercatat angka konsumsi ikan
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 47,34
pada tahun 2018, tahun 2014 jumlah kg/kapita/tahun. Naiknya kebutuhan
konsumsi ikan mencapai 38,14 jumlah konsumsi ikan masyarakat

996
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

global disebabkan oleh adanya kelompok pembudidaya, pelatihan


peningkatan jumlah penduduk yang diberikan melalui penyuluhan,
dengan disertai dengan naiknya dukungan input dan output. Aprolita
jumlah pendapatan dunia, adanya et al., (2008) menyatakan bahwa
perubahan pola konsumsi daging dari keberhasilan usaha budidaya dapat
pola red meat ke white meat, serta dilihat langsung pada hasil usaha per
merebaknya virus pada sumber masa tanam. Pembudidaya yang
protein hewani (Kusumastanto kompeten akan mampu
2008). mengembangkan usaha yang
Pertumbuhan produksi ditunjukkan oleh kinerja yang tinggi,
budidaya air tawar meningkat cukup termasuk hasil budidaya. (Vazirani,
signifikan dalam kurun waktu lima 2010) kompetensi merupakan
tahun terakhir yaitu sebesar 8,83%. penekanan dari wujud karakteristik
Pertumbuhan jenis budidaya tertinggi individu seseorang dalam
terjadi pada budidaya kolam, yaitu menunjukkan performa kerja yang
sebesar 17,82%. Salah satu dapat mencakup watak, kemauan,
komoditas dengan penggunaan kemampuan serta norma sosial pada
media kolam adalah komoditas lele masing-masing individu.
(Negara et al, 2015). Faktor yang Kecamatan Tebing Tinggi
menjadi pesatnya perkembangan merupakan salah satu kecamatan di
budidaya lele karena dalam proses Kabupaten Serdang Bedagai yang
produksinya lebih banyak berpotensi untuk mengembangkan
memanfaatkan sumber daya yang ada perikanan budidaya. Potensi
dan menggunakan komponen lokal Perikanan Budidaya Seluruh
yang cukup besar, sementara hasil kecamatan di Kabupaten Serdang
usaha budidaya Lele sangat Bedagai memiliki potensi yang
berpotensi besar terhadap pasar cukup besar dengan total luas potensi
domestik (Tajerin, 2008). 28.258 Ha yang terdiri dari Budi
Potensi penyerapan hasil Daya Air Tawar 6.292 Ha dengan
produksi ikan lele konsumsi di Produksi 94.230 ton/tahun, Budi
Provinsi Sumatera Utara sangat Daya Air Payau 3.530 Ha dengan
memiliki peluang yang sangat produksi 17.950 ton/tahun. Terdapat
menjanjikan. Peluang yang besar 2.882 orang orang/RTP dan 110
tersebut berusaha dimanfaatkan oleh POKDATAN dan didukung dengan
pembudidaya ikan lele Kecamatan keberadaan Balai Benih Ikan dan
Tebing Tinggi. Beberapa Balai Budi Daya Air Payau. Tujuan
permasalahan yang ada seperti penelitian menganalisis tingkat
evaluasi produksi yang dihasilkan kompetensi pembudidaya ikan lele di
oleh Pokdakan lele dan teknologi Kecamatan Tebing Tinggi
budidaya yang digunakan oleh para Kabupaten Serdang Bedagai.

2. KERANGKA PIKIR DAN ketersediaan sumber protein hewani


HIPOTESIS serta untuk menambah pendapatan
Kerangka Pikir keluarga. selain itu, usaha budidaya
Usaha budidaya ikan yang ikan akan dapat menciptakan
dilakukan oleh masyarakat sebagai lapangan pekerjaan baru dan
usaha guna memenuhi kebutuhan berkontribusi terhadap pendapatan

997
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

daerah. Kerangka pikir dalam dapat dilihat pada Gambar 1.


penelitian ini dalam penelitian ini

Gambar 1. Model Kerangka Pikir Penelitian

Hipotesis terhadap kompetensi usaha


Berdasarkan kerangka budidaya dalam aspek
pemikiran tersebut maka, hipotesis manajerial, produksi dan
penelitian yang dapat dirumuskan pemasaran ikan lele hasil
adalah sebagai berikut: budidaya.
1. Karakteristik individu 3. Dukungan input output produksi
pembudidaya ikan yaitu yaitu modal, sarana produksi,
pengalaman usaha, pendapatan, tenaga kerja dan pasar
jumlah tanggungan keluarga, berpengaruh positif nyata
skala usaha berpengaruh positif terhadap kompetensi usaha
positif terhadap kompetensi budidaya.
usaha.
2. Dukungan penyuluh yaitu
metode penyuluhan, materi
penyuluhan dan intensitas
penyuluhan berpengaruh positif

998
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

3. METODE PENELITIAN endogen, yaitu variable kompetensi


Penelitian ini dilakukan di usaha pembudidaya (Y) dengan 3
Kecamatan Tebing Tinggi indikator yang membentuknya.
Kabupaten Serdang Bedagai. Pengukuran variabel
Variabel yang akan diuji dalam penelitian berdasarkan pada persepsi
penelitian ini terdiri atas variabel responden terhadap seluruh indikator
eksogen, dan variabel endogen. variabel yang telah dikonstuksi pada
Variabel eksogen yaitu karakteristik model (Sugiyono 2003). Jawaban
individu (X1) yang dibentuk oleh yang diberikan oleh responden
beberapa sub variabel yakni skala terhadap setiap pernyataan akan
usaha (X1.1), pendapatan (X1.2), diberi skoring menurut Skala Likert,
pengalaman (X1.3) dan jumlah yakni dengan dan skor 5 untuk nilai
tanggungan keluarga (X1.4). paling tinggi dan skor 1 untuk nilai
Dukungan penyuluh (X2) yang paling terendah
dibentuk oleh beberapa sub variabel Populasi dalam penelitian ini
yakni materi penyuluhan (X2.1), adalah pembudidaya ikan lele di
metode penyuluhan (X2.2) dan Kecamatan Tebing Tinggi
intensitas penyuluhan (X2.3). Kabupaten Serdang Bedagai. Jumlah
Dukungan output input (X3) yang sampel yang dijadikan responden
dibentuk oleh beberapa sub variabel sebanyak 60 orang pembudidaya
yakni modal (X3.1), sarana produksi ikan lele. Uji validitas dan reliabilitas
perikanan (X3.2), tenaga kerja instrument penelitian dilaksanakan
(X3.3), pasar (X3.4). Variabel pada pembudidaya ikan (Tabel 1).

Tabel 1. Hasil Pengujian Validitas Faktor-Faktor Ekternal


No Variabel Uji Realibilitas Uji Validitas Keterangan
1. Modal 0,435 (Cukup Reliabel) 0,493**- Valid
0,822**
2. Sarana Produksi Perikanan 0,676 (Cukup Reliabel) 0,578** - Valid
0,832**
3. Tenaga Kerja 0,942 (Sangat Reliabel) 0,818** - Valid
0,922**
4. Pasar 0,571 (Cukup Reliabel) 0,480** - Valid
0,726**
5. Metode Penyuluhan 0,830 (Sangat Reliabel) 0,675** - Valid
0,882**
6. Materi Penyuluhan 0,977 (Sangat Reliabel) 0,886** - Valid
0,951**
7. Intensitas Penyuluhan 0,864 (Sangat Reliabel) 0,960** - Valid
0,945**
8. Perencanaan Usaha 0,945 (Sangat Reliabel) 0,692** - Valid
0,831**
9. Mengontrol Usaha 0,783 (Reliabel) 0,748** - Valid
0,904**
10. Mengembangkan Usaha 0,754 (Cukup Reliabel) Valid
11. Pemberian Pakan 0,609 (Cukup Reliabel) 0,743** - Valid
0,765**
12. Pemeliharaan Kolam 0,618 (Cukup Reliabel) 0,640** - Valid

999
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

0,780**
13. Pengendalian Hama dan 0,477 (Cukup Reliabel) 0,560** - Valid
Penyakit 0,763**
14. Pemanenan 0,741 (Reliabel) 0,725** - Valid
0,890**
15. Daya Tawar 0,503 (Cukup Reliabel) 0,784** - 0,833* Valid
16. Akses Pasar 0,599 (Cukup Reliabel) 0,536** - Valid
0,850**

Dari hasil uji instrument yang (PLS) versi 3.0, serta SPSS for
telah dipaparkan pada Tabel 1, dapat windows.
diketahui bahwa keseluruhan item
dalam instrument tergolong cukup 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
reliabel dengan nilai antara 0,424 Deskripsi Karakteristik
sampai dengan 0,950. Dengan Responden
demikian instrument dapat dikatakan Profil pembudidaya ikan lele
memiliki tingkat konsistensi terhadap yang diamati terdiri atas usia, tingkat
respon pada kejadian yang sama. pendidikan formal, pendidikan non
Pada uji validitas, didapatkan hasil formal, pengalaman budidaya ikan
secara keseluruhan valid, hal ini lele dan tanggungan keluarga (Tabel
menunjukkan bahwa instrumen yang 2). Mayoritas pembudidaya
ada dapat mengukur apa yang akan responden memiliki usia dewasa atau
diukur pada penelitian. Kemudian produktif yaitu 40-47 tahun dengan
untuk menguji hipotesis penelitian, rata-rata 43 tahun. Usia yang matang
ada 2 (dua) model dan teknik analisis memberikan pengetahuan yang lebih
data yang digunakan dalam kepada responden untuk
penelitian ini, yaitu : (1) Analisis menjalankan usaha.
deskriptif; dan (2) Structural
Equation Modeling (SEM) dengan
Pendekatan Partial Least Square

Tabel 2. Profil Pembudidaya Ikan Lele Berdasarkan Jumlah dan Persentase


Jumlah Persentase
No Karakteristik Individu Kategori Skor
(Orang) (%)
1. Usia Muda (30-39) 15 25
(Rataan = 43 Tahun) Dewasa (40-47) 36 60
(Std. Deviasi = 5,05) Tua >48 9 15
2. Pendidikan Formal Rendah (6-8) 5 8
(Rataan = 10 Tahun) Sedang (9-11) 40 67
(Std. Deviasi = 1,67 ) Tinggi (12-13) 15 25
3. Pendidikan Non Formal Rendah (2-5) 12 20
(Rataan = 6-8 kali) Sedang (6-8) 41 68
(Std. Deviasi = 2,02 ) Tinggi (9-11) 7 12
4. Pengalaman Budidaya Rendah (1-5) 9 15
(Rataan = 9 Tahun) Sedang (6-8) 14 23
(Std. Deviasi = 2,49 ) Tinggi (>9) 37 62
6. Tanggungan Keluarga Rendah (1-2) 3 5
(Rataan = 5 Orang) Sedang (3-5) 46 77
(Std. Deviasi = 1,02) Tinggi (6-8) 11 18
Keterangan : n=60

1000
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

Tabel 2 menunjukkan bahwa Jumlah tanggungan keluarga


pendidikan formal responden responden pembudidaya ikan lele di
pembudidaya ikan mayoritas tamat Kecamatan tebing Tinggi Kabupaten
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Serdang Bedagai antara 3-5 orang
Pendidikan non formal responden dalam satu keluarga, Jumlah
pembudidaya ikan 6-8 kali dan tanggungan keluarga termasuk dalam
termasuk dalam kategori sedang, kategori sedang, hal ini mendukung
semakin sering pembudidaya ikan hasil penelitian Iliyasu (2016) bahwa
mengikuti pelatihan akan berdampak jumlah tanggungan keluarga pada
pada peningkatan mutu usaha. pembudidaya ikan di semenanjung
Pengalaman budidaya ikan Malaysia termasuk dalam kategori
lele di Kecamatan Tebing Tinggi sedang dan cenderung memiliki
termasuk dalam kategori tinggi yaitu pengaruh terhadap keputusan usaha
>9 tahun, seperti dikawasan budidaya ikan.
minapolitan Desa Paya Lombang,
pengalaman responden pembudidaya Model Pengukuran
ikan lele lebih dari 14 tahun, hal ini Sebelum melakukan
sejalan dengan hasil penelitian Dian pengujian hipotesis untuk
dan Jangkung (2015) setiap memprediksi hubungan antar
peningkatan penambahan lama variabel laten dalam model
pengalaman budidaya sebesar akan struktural, terlebih dahulu dilakukan
meningkatkan produksi ikan lele. evaluasi model pengukuran untuk
Pengalaman budidaya memberikan verifikasi indikator dan variabel laten
informasi terbaik dalam kegiatan yang dapat diuji selanjutnya
budidaya sehingga pembudidaya Indicator reliability menunjukkan
dapat menentukan pilihan bagaimana berapa variansi indikator yang dapat
metode yang tepat dan sesuai untuk dijelaskan oleh variabel laten. Pada
tiap tahap kegiatan budidaya. Selain indikator reliability, suatu indikator
itu, pengalaman tidak terbatas hanya reflektif harus dieliminasi
pada teknis kegiatan budidaya tetapi (dihilangkan) dari model pengukuran
juga dalam pemilihan waktu/ musim ketika nilai loading (λ) lebih kecil
budidaya dan manajemen budidaya. dari 0,5. Berikut adalah hasil nilai
loading (λ) yang didapatkan.

Gambar 2. Diagram Jalur disertai Nilai Loading Factor

1001
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

Gambar 2, menjelaskkan nilai loading factor (λ) yaitu 0,5.


bahwa hasil evaluasi model Selanjutnya tahapan kedua yaitu uji
pengukuran pada tahap awal validitas dengan nilai t-value lebih
menunjukkan bahwa semua indikator dari 1.96 dapat dilihat pada Gambar
variabel yang digunakan memiliki 3.

Gambar 3. Nilai t-value struktural kompetensi usaha budidaya

Kriteria selanjutnya yaitu validity (AVE) yang disajikan pada


composite reliability dan convergent Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Reabilitas model berdasarkan nilai AVE dan Composite Reability


Variabel Laten AVE Composite Keterangan
Reliability
X1 0,838 0,954 reliabel
X2 0,894 0,962 reliabel
X3 0,850 0,958 reliabel
Y 0,864 0,950 reliabel

Berdasarkan nilai composite sudah baik atau dapat dikatakan jika


reliability yang disajikan dalam telah memenuhi kriteria convergent
Tabel 2, menunjukkan bahwa validity.
keempat variabel laten memiliki nilai
composite reliability di atas 0,6. Model Struktural
Artinya, indikator yang telah Model struktural (inner
ditetapkan telah mampu mengukur model) merupakan model yang
setiap variabel laten (konstruk) menggambarkan hubungan antar
dengan baik atau dapat dikatakan variabel laten yang dievaluasi
bahwa keempat model pengukuran menggunakan koefisien jalur. Hasil
telah reliabel. Nilai AVE yang dari koefisien jalur dan nilai t-
ditunjukkan pada Tabel 2 statistic yang didapatkan melalui
menunjukkan bahwa keempat proses bootstrapping dengan jumlah
variabel laten memiliki nilai AVE di sampel untuk resampling sebesar 60
atas kriteria minimum, yaitu 0,5 dan pengulangan sebanyak 5000 kali
sehingga ukuran convergent validity

1002
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

ditunjukkan pada Tabel 6 sebagai berikut.

Tabel 3. Koefisien parameter jalur pengaruh karakteristik individu terhadap


kinerja usaha
Hipotesisi Original Sample t-value Keterangan
Sample Mean
(O) (M)
X1 Y 0,233 0,220 2,217 Signifikan
X2 Y 0,500 0,466 3,281 Signifikan
X3 Y 0,273 0,319 2,415 Signifikan
*) Signifikan dengan taraf signifikansi 10%

Selanjutnya adalah uji variabilitas variabel endogen yang


kelayakan model menggunakan nilai dapat dijelaskan oleh variabilitas
R-Square. Nilai R-Square untuk variabel eksogen sebesar 99,7%
derajat kesehatan sebesar 0,997. (Tabel 3).
Angka tersebut menjelaskan bahwa

Tabel 4. Sebaran nilai R-Square (R2) pada analisis evaluasi model struktural
Variabel Laten R-Square
Y1 0,997
Pengaruh Karakteristik Individu Karakteristik individu
Pembudidaya Ikan, Dukungan pembudidaya ikan lele yang terdiri
Input Output Produksi, Dukungan dari skala usaha, pendapatan,
Penyuluhan Perikanan Budidaya pengalaman dan tanggungan
terhadap Kompetensi Usaha keluarga memberikan kontribusi bagi
Budidaya peningkatan kompetensi usaha.
Hasil analisis PLS-SEM Sejalan dengan hal ini, pada variabel
terhadap model yang di lihat pada pengalaman secara tidak langsung
Tabel 5, menunjukkan bahwa menunjukkan kemampuan
karakteristik individu, dukungan pembudidaya yang baik dalam
penyuluh, dukungan input output menjalankan usahanya dan
berpengaruh secara positif dan kebutuhan yang tinggi akan layanan
signifikan terhadap kompetensi usaha sehingga keberadaan
usaha pembudidaya ikan lele di kelompok penting bagi pembudidaya
Kecamatan Tebing Tinggi. Hal ini (aan et al, 2017). Kontribusi masing-
dikarenakan semua variabel yang masing indikator terhadap dukungan
digunakan memiliki nilai t-value output input dapat dilihat pada Tabel
lebih besar dari 1,96, 7.

Tabel 5. Loading factor dan t-value indikator terhadap karakteristik Individu


No Simbol Indikator Loading t-value
Factor
1. X1.1 Skala Usaha 0,893 23,948
2. X1.2 Pendapatan 0,915 35,105
3. X1.3 Pengalaman 0,935 62,006
4. X1.4 Jumlah Tanggungan 0,919 39,475
Keluarga

1003
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

Dukungan penyuluhan penyuluh dari dinas perikanan daerah


perikanan pada aspek materi dan Kecamatan Tebing Tinggi. Bantuan
intensitas penyuluhan berpengaruh penyuluhan dalam memberikan
positif nyata dalam rangka sosialisasi dan pelatihan dasar dalam
meningkatkan kompetensi usaha melakukan budidaya ikan lele. Selain
budidaya pembudidaya ikan, hal ini itu juga, pemerintah daerah
membuktikan bahwa penyuluhan mengadakan perlombaan untuk
memiliki peran penting dalam mengasah kemampuan pembudidaya
meningkatkan kompetensi usaha ikan lele dengan lomba-lomba dan
budidaya ikan pada aspek menejerial diberikan berbagai aneka hadiah
dan produksi. Jika tidak ada kegiatan untuk memicu semangat
penyuluhan maka dapat dipastikan pembudidaya ikan agar
kompetensi usaha pembudidaya ikan meningkatkan kompetensi lagi.
akan menurun. Pembudidaya ikan Kontribusi masing-masing indikator
menyatakan bahwa keterlibatan terhadap dukungan output input
dalam melakukan budidaya ikan ini dapat dilihat pada Tabel 6.
tidak lepas dari adanya peran

Tabel 6. Loading factor dan t-value indikator terhadap dukungan penyuluh


No Simbol Indikator Loading t-value
Factor
1. X2.1 Materi Penyuluhan 0,966 94,851
2. X2.2 Metode Penyuluhan 0,894 32,570
3. X2.3 Intensitas Penyuluhan 0,974 167,351

Dukungan penyuluhan benih dan tenaga kerja) dapat


berpengaruh nyata terhadap meningkatkan kemampuan
kompetensi usaha. Semakin tinggi pembudidaya ikan dalam hal
modal yang di peroleh pembudidaya perencanaan produksi dan
ikan dari lembaga keuangan (BPR mengontrol usaha. Produksi ikan
dan Bank) maka semakin besar akan dapat berjalan dengan lancar
peluang pembudidaya ikan untuk jika pakan dan sarana produksi
mengembangkan usaha budidayanya. perikanan yang lain mudah
Hal ini memperkuat hasil penelitian didapatkan, begitu pula sebaliknya.
Metalisa (2014) usaha budidaya Mardiana et al. (2015) yang
perikanan dipengaruhi oleh sarana menyatakan tersedianya dukungan
produksi perikanan dan dukungan pangsa pasar kepiting bakau yang
modal yang cukup sehingga dapat tinggi berpengaruh terhadap
mempermudah dalam menerapkan pengembangan usaha budidaya
teknologi yang ada. Sarana produksi kepiting bakau di Kabupaten
perikanan berpengaruh nyata Minahasa Utara. Kontribusi masing-
terhadap kompetensi usaha aspek masing indikator terhadap dukungan
menejerial, semakin tinggi output input dapat dilihat pada Tabel
ketersediaan sarana produksi 7.
perikanan (pakan, obat-obatan, air,

1004
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

Tabel 7. Loading factor dan t-value indikator terhadap dukungan output


input
No Simbol Indikator Loading t-value
Factor
1. X3.1 Modal 0,945 36,932
2. X3.2 Sarana Produksi Perikanan 0,944 38,397
3. X3.3 Tenaga Kerja 0,827 18,901
4. X3.4 Pasar 0,965 55,694

KESIMPULAN dukungan input output


1. Pembudidaya ikan mayoritas produksi dan dukungan
berusia dewasa dengan penyuluhan dan karakteristik
tingkat pendidikan formal individu pembudidaya.
hingga SMP dan pendidikan
non formal kategori sedang. UCAPAN TERIMA KASIH
Pengalaman budidaya pelaku Terima kasih penulis ucapkan
usaha rata-rata cukup yaitu atas bantuan dana Riset yang
>9 tahun. Tanggungan pelaku dibiayai oleh Hibah Penelitian Dosen
pembudidaya rata-rata 3-5 Pemula dari DRPM Ristek Dikti
orang dengan surat keputusan nomor
2. Faktor-faktor yang T/140/E3/RA.00/2019 dan
berpengaruh terhadap perjanjian/Kontrak Nomor
kompetensi usaha budidaya T/49/L1.3/PT.01.03/2019.
secara keseluruhan yaitu

DAFTAR PUSTAKA Douglas. Jurnal Perikanan


Aan H, Siti A, Anna F. (2017). (J. Fish. Sci.) XVII (2): 54-
Partisipasi Pembudidaya 60.
Ikan Dalam Kelompok I Ketut Wija Negara, Marsoedi dan
Usaha Akuakultur di Edi Susilo. (2015). Strategi
Kabupaten Tasikmalaya, Pengembangan Budidaya
Jawa Barat. Jurnal Lele Dumbo Clarias Sp.
Penyuluhan. 13(1);1-13. Melalui Program
Aprolita, Amanah S, Susanto D. Pengembangan Usaha Mina
(2008). Kemandirian Pedesaan Perikanan
Pembudidaya Ikan Patin di Budidaya Di Kabupaten
Lahan Gambut di Desa Buleleng. J. Manusia Dan
Tangkit Baru, Kecamatan Lingkungan. 22(3).
Kumpe Ulu Kabupaten Iliyasu A, Mohamed ZA, Terano R.
Muaro Jambi Provinsi (2016). Comaparative
Jambi. Jurnal Penyuluhan Analysis of Technical
4(2). Bogor (ID): Institut Efficiency for Different
Pertanian Bogor. Production Culture System
Dian KD, Jangkung HM. (2015). and Species of Freshwater
Analisis Produksi Budidaya Aquaculture in Peninsular
Ikan Lele (Clarias Malaysia. Science Direct
Gariepinus): Pendekatan Aquaculture Reports. 3(4).
Fungsi Produksi Cobb

1005
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

Kusumastanto T. (2008). Kebijakan


dan strategi peningkatan
daya saing produk
perikanan Indonesia. Bogor
(ID): Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir dan
Lautan. Institut Pertanian
Bogor.
Mardiana, Mingkid W, Sinjal H.
(2015). Kajian kelayakan
dan pengembangan lahan
budidaya kepiting bakau
(scylla spp) di Desa
Kabupaten Minahasa Utara.
Jurnal Budidaya Perairan. 3
(1). 154-164.
Metalisa R, Saleh A, Tjiptopranoto
P. (2014). Peran ketua
kelompok wanita tani dalam
pemanfaatan lahan
pekarangan yang
berkelanjutan. Jurnal
Penyuluhan. 10 (2).
Sugiyono. (2003). Metode Penelitian
Bisnis. Edisi 1. Bandung : Alfabeta.
Tajerin, (2008). Efesiensi Teknis
Budidaya Pembesaran Lele
di Kolam. Jurnal Kajian
Ekonomi Negara
Berkembang, 12(1):37-48.
Vazirani N. (2010). Competencies
and Competency Model-A
Brief overview of its
Development and
Application. SIES Journal
of Management. 7(1): 121-
131.

1006

You might also like