You are on page 1of 22

PERAN KADER POSYANDU DALAM PENGAPLIKASIAN STIMULASI,

DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK


DI DESA PUCUNGKEREP KECAMATAN KALIWIRO
KABUPATEN WONOSOBO

Yan Adi Wibawa1, Herniyatun2, Sarwono3


1, 2, 3 Jurusan Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong

ABSTRACT
Posyandu (integrated health center) is a monthly routine and
simultaneous activity held in villages to encourage the participation of the
society in observing the children growth and elderly health that very
important in early detection. Data from Puskesmas (public health centre)
of Kaliwiro on 2010 show that there were 14 from 3.736 children
experienced growth disorder. Posyandu cadre as a leader of health in the
district has a responsibility to observe and to do early stimulation on
growth and development to the children appropriate with the Posyandu
vision. The research was aimed to find out the role of Posyandu cadre in
stimulation, detection, and early intervention for the growth of the
children in Pucungkerep village, Kaliwiro sub district, Wonosobo regency.
This research is a descriptive qualitative research with fenomenologic
approach.
The samples were taken by using purposive sampling technique.
There were seven partisipans observed in the study. Data were collected
by indepth interview and observation. The results of this research have
been managed in five themes, they are cadre role before Posyandu
activity, during Posyandu activity, after Posyandu activity, problem
emerge, and problem solving. The results show that the role of cadre on
stimulation, detection, and early intervention are already on the right way
according to the themes that have been categorized, but five cadre were
doing height measurement and weight measurement only instead of four
measurements that already formed by Indonesian ministry of health e.g
height measurement, weight measurement, head’s circumference and
upper arm circumference. Based on those results above, it is suggested to
hold training for Posyandu cadres about measurement of head’s
circumference and upper arm circumference, so that the role of Posyandu
cadre on stimulation, detection, and early growth detection can be more
effective.

Keywords: Health worker role, integrated health center, children growth.

PENDAHULUAN melalui upaya kesehatan anak


Pembangunan kesehatan yang dilakukan sedini mungkin
sebagai bagian dari upaya sejak anak masih di dalam
membangun manusia seutuhnya kandungan. Upaya kesehatan
antara lain diselenggarakan ibu yang dilakukan sebelum dan
semasa hamil hingga
melahirkan, ditujukan untuk
menghasilkan keturunan yang
sehat dan lahir dengan selamat
(intact survival). Upaya
kesehatan yang dilakukan sejak
9
anak masih didalam kandungan seksi anak Dinas Kesehatan
ditujukan untuk Kabupaten Wonosobo yang
mempertahankan kelangsungan mendapatkan skrining atau
hidupnya sekaligus deteksi dini. Dari jumlah
meningkatkan kualitas hidup anak tersebut 80.512 anak yang
agar mencapai tumbuh kembang mendapatkan pengukuran
yang optimal baik fisik, mental lingkar kepala anak (PLKA) 270
emosional maupun sosial serta anak dinyatakan tidak normal,
memiliki 78.207 anak mendapatkan
inteligensi kuesioner pra
majemuk sesuai dengan potensi skrining
genetiknya (Pemerintah Propinsi Jawa perkembangan (KPSP) 155
Tengah Dinas Kesehatan, 2006; dinyatakan tidak normal, 78.214
Kementrian Kesehatan RI, anak terlayani tes daya lihat
2010). (TDL) 69 anak dinyatakan tidak
Tumbuh kembang anak normal, 79.635 anak
merupakan suatu proses yang mendapatkan tes daya dengar
kontinyu, dimulai dari sejak (TDD) 52 anak dinyatakan tidak
kandungan sampai anak normal, 77.739 anak
tumbuh dewasa. Masa lima tahun mendapatkan tes kesehatan
pertama mata (TKM) 60 anak dinyatakan
kehidupan tidak normal. Di Kecamatan
merupakan masa yang sangat peka Kaliwiro yang merupakan salah
terhadap lingkungan dan masa ini satu kecamatan di wilayah
berlangsung sangat pendek dan tidak Kabupaten Wonosobo yang
dapat diulangi lagi, maka masa balita mempunyai jumlah balita 3736
ini disebut sebagai “masa emas” anak umur 0- 6 tahun, 14
(golden period) , “ jendela diantaranya mengalami
kesempatan” (window of gangguan tumbuh kembang.
opportunity), dan “masa kritis” (critical Departemen
period) (Departemen Kesehatan RI, Kesehata
2005; Departemen n bekerja sama dengan Ikatan
Kesehatan RI, 2006; Kementrian Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Kesehatan RI, 2010). telah
Berdasarkan data Dinas menyusu
n berbagai
Kesehatan Kabupaten Wonosobo
instrumen stimulasi, deteksi dan
Tahun 2010 masih terdapat kasus-
intervensi dini tumbuh kembang
kasus gangguan
anak untuk anak umur 0-6
pertumbuhan dan
tahun, yang diuraikan dalam
perkembangan yang terjadi di
pedoman pelaksanaan stimulasi,
Kabupaten Wonosobo. Total jumlah
deteksi dan intervensi dini
balita di Kabupaten Wonosobo Tahun
tumbuh kembang anak di
2010 adalah 176.441 anak umur 0- 6
tingkat
tahun yang terdiri dari 75.763 laki-
pelayana
laki, dan 100.678 sisanya adalah
n dasar
perempuan yang terdata di bagian
(Departemen Kesehatan RI, 2005;
Departemen Kesehatan RI,
2006; Kementrian Kesehatan RI,
2010).
Kader adalah warga
masyarakat setempat yang dipilih dan
ditinjau oleh masyarakat dan dapat
bekerja secara sukarela. Kader
posyandu merupakan salah satu
ujung tombak yang berperan dalam
pendeteksian gangguan tumbuh
kembang pada anak karena (Maleong, 2004).
bertatapan secara langsung dengan Penelitian ini dilaksanakan
masyarakat dan berada ditengah- di Desa Pucungkerep Kecamatan
tengah masyarakat Kaliwiro Kabupaten Wonosobo.
sehingga kader Waktu penelitian: Maret-Mei
posyandu 2012 Peneliti menggunakan
diharapakan mampu metode indepth interview atau
memberikan informasi secara dini wawancara secara mendalam
dan melaporkan hasil dari dan observasi atau pengamatan
kegiatannya di posyandu. dalam pengumpulan data.
Kredibilitas adalah apakah
METODE PENELITIAN proses dan hasil penelitian dari
Penelitian ini merupakan responden sebagai informan
penelitian deskriptif kualitatif yaitu (partisipan) dapat diterima dan
pencarian data untuk memahami dipercaya. Pada penelitian ini uji
masalah sosial yang didasari pada kredibilitas menggunakan hasil
penelitian yang menyeluruh (holistic), rekaman dan triangulasi sumber
dibentuk oleh kata-kata, dan (triangulation) yaitu pengecekan
diperoleh oleh situasi yang alamiah silang atas sumber informasi
(Tambunan, 2007). Penelitian ini untuk mencocokkan/sebagai
menggunakan pendekatan pembanding beberapa temuan-
fenomenologi yaitu meneliti temuan/data terhadap isu
pengalaman manusia melalui pokok/data yang dibahas dalam
deskripsi dari orang yang menjadi wawancara mendalam (Saryono,
informan penelitian (Moleong, 2004). 2010).
Populasi adalah keseluruhan subyek Dependability adalah suatu
penelitian (Arikunto, 2006) derajat konsistensi dan stabilitas
Sampel dalam penelitian kualitatif data atau proses
bukan dinamakan responden, tetapi penelitian/temuan, dalam
sebagai mengumpulkan data,
narasumber, partisipan, membentuk, dan menggunakan
informan, teman dan guru dalam konsep-konsep ketika membuat
penelitian (Sugiyono, 2009). interpretasi untuk menarik
Partisipan adalah sebagian atau wakil kesimpulan. Uji dependability
dari populasi yang diteliti (Arikunto, berguna untuk menetapkan
2006). apakah instrumen penelitian
Dalam yang digunakan dapat
penelitian ini penarikan digunakan lebih dari satu kali,
informan (partisipan) paling tidak oleh informan
menggunakan teknik purposive (partisipan) yang sama akan
sampling (nonprobability menghasilkan data
sampling), dimana sampel dipilih yang konsisten.
tergantung dengan Analisa data merupakan
tujuan proses penataan secara
penelitian tanpa memperhatikan sistematis atas
kemampuan generalisasinya transkrip
wawancara, data dari daftar isian dan
material lain untuk selanjutnya diberi
makna, baik secara tunggal maupun
simultan dan disajikan sebagai
temuan peneliian (Danim, 2003).
Teknik analisa data yang digunakan
dalam dalam penelitian ini
adalah menggunakan model analisa mempersiapakan
data menurut Milles dan Hubberman kegiatan pelayanan
dalam Sugiyono (2009). Milles dan Posyandu adalah mengundang
Hubberman (1984) yang dikutip oleh masyarakat atau
Sugiyono (2009) mengemukakan mensosialisasikan
bahwa aktifitas dalam analisa data kegiatan Posyandu,
kualitatif dilakukan secara interaktif seperti hasil
dan berlangsung secara terus wawancara mendalam berikut
menerus pada setiap tahapan ini: “...terus
penelitian sampai tuntas dan datanya mengundang
sampai jenuh. masyarakat, ...sudah ada
jadwal jadi tidak perlu diundang
HASIL DAN BAHASAN sudah pada tahu sendiri, kalau
Peran kader Posyandu tentang pas tanggalnya sudah pada
persiapan buka hari Posyandu adalah datang.” (P.01)
peran dan tugas kader Posyandu 3) Menghubungi
dalam mempersiapakan hal-hal yang Pokja
dibutuhkan dalam pelayanan lima Posyandu
meja (saat pelayanan Posyandu) agar Kegiatan
berjalan dengan baik Peran dan Posyand
tugas kader u merupakan kegiatan
Posyandu dalam persiapan hari buka yang
Posyandu Merupakan tugas kader mengikutseratakan semua
yang dilakukan sebelum pelaksanaan komponen warga masyarakat
pelaksanaan Posyandu, seperti hasil dan organisasi desa yang
wawancara mendalam berikut ini: membidangi kegiatan Posyandu,
1) Mempersiapkan alat dan seperti hasil
bahan Tugas kader Posyandu wawanca
sebelum buka hari Posyandu adalah ra mendalam berikut: “PKK
mempersiapkan alat-alat dan (dari desa yang datang)” (P.01)
bahan-bahan yang 4) Melaksanakan pembagian
dipersiapkan pada kegiatan tugas Kader
pelayanan Posyandu seperti sebelum
timbangan, alat melaksaksanakan
pengukur tinggi/panjang kegiatan Posyandu
badan, pengukur LILA, dan pengukur melakukan pembagian tugas
lingkar kepala, seperti hasil supaya kegiatan Posyandu yang
wawancara mendalam berikut ini: akan dilaksanakan berjalan
“Menyiapkan alat dan bahan, ... dengan baik, seperti hasil
Ada meja, buku, wawancara mendalam berikut:
timbangan, dan pengukur “Sudah tahu
tinggi badan, dan lingkar kepala.” jadwalnya
(P.01) sendiri-sendiri, kader sudah
2) Mengundang masyarakat tahu jadwalnya
Salah satu tugas yang harus sendiri-sendiri.”
dilakukan oleh tugas dalam (P.07)
a. Peran kader Posyandu KMS balita sebagai bahan
tentang pengaplikasian evaluasi terhadap proses
SDIDTK pada hari buka tumbuh dan kembang pada
Posyandu di Desa Pucungkerep balita seperti hasil wawancara
Kecamatan Kaliwiro mendalam berikut ini:
Kabupaten Wonosobo “...meja ketiga pencatatan,
Peran kader Posyandu pada hari ...yang dicatat itu yaa eee
buka Posyandu adalah peran serta biasanya turun naiknya
tugas kader Posyandu dalam timbangan berat badan, terus
pelayanan lima meja (saat pelayanan kalau tinggi badan sudah
Posyandu) dengan baik. tentu naik ya.” (P.04)
1) Pendaftaran Meja 4) Penyuluhan Tugas
pertama pada yang terakhir yang dilakukan
pelayanan Posyandu saat oleh kader pada pelayanan
pelaksanaan Posyandu adalah Posyandu adalah pada meja ke
pendaftaran. Meja ini bertugas empat yaitu penyuluhan.
mendata semua balita yang datang Penyuluhan ini sesuai dengan
untuk kegiatan Posyandu seperti buku KMS balita. Penyuluhan
hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh kader
berukut: “Yang pertama pendaftaran seperti hasil wawancara
ya...” (P.03) 2) mendalam berikut:
Pengukuran Kegiatan “...penyuluhan, ...ya kalau
Posyandu pada meja dua adalah ada yang dua bulan kok
pengukuran. Pengukuran yang timbangannya tetap, ya
dimaksud berupa empat pengukuran, maksudnya tentang gizi lah,
yaitu penimbangan berat badan, kurang ibu memperhatikan
pengukuran tinggi badan, anak cara makan atau gimana
pengukuran lingkar kepala, dan yang gitu (dalam bahasa Indonesia
terakhirpengukuran lingkar artinya “bagaimana begitu)”
lengan atas. (P.06)
Kegiatan Posyandu dimeja dua ini b. Peran kader Posyandu
dilakukan seperti hasil wawancara tentang pengaplikasian
mendalam berikut: “...meja kedua SDIDTK setelah buka hari
penimbangan, ... eee pengukuran Posyandu di Desa Pucungkerep
tinggi badan, ...berat badan, tinggi Kecamatan Kaliwiro
badan, ...belum ada belum Kabupaten Wonosobo
dilaksanakan, mungkin Peran kader Posyandu
alatnya yang belum ada (pengukuran setelah buka hari Posyandu
lingkar lengan atas dan pengukuran adalah peran serta tugas kader
lingkar kepala).” (P.04) Posyandu setelah pelaksanaan
3) Pencatatan Pelayanan kegiatan Posyandu yang harus
Posyandu setelah pengukuran adalah dilakukan oleh kader.
pencatatan. Pencatatan merupakan 1) Memindahkan catatan
bentuk KMS ke buku bantu kader
dokumentasi yang dilakukan oleh Tugas kader Posyandu setelah
kader yang dituliskan pada buku buka hari Posyandu yang
pertama adalah memindahkan
catatan KMS ke buku bantu kader. Posyandu. Kader dalam
Hal ini dimaksudkan agar kadermelakukan penyuluhan
mempunyai bukti atau sebagai salah berpatokan pada buku KMS
satu bentuk pendokumentasian yang dimiliki oleh balita.
kegiatan Ini dapat dilihat dari hasil
Posyandu oleh kader Posyandu wawancara mendalam sebagai
seperti hasil berikut:
wawancara “Setelah buka Posyandu
mendalam berikut: yang
“Kita merekap hasil itu, khan kita dilaksanakan....penyuluhan,
punya tugas buku banyak setelah ...kalau ditempat saya itu
Posyandu itu, lha ngisi (dalam setiap ada Posyandu
Bahasa Indonesia berarti “mengisi”) biasanya ibu-ibunya dan
dari hasil Posyandu itu, balitanya disuruh ngumpul
...buku (dalam Bahasa Indonesia
pelaporannya sendiri-sendiri.” berarti “berkumpul”) dulu
(P.03) terus kita diberi penyuluhan
sama kader dan Bu
2) Evaluasi kegiatan dan rencana Bidannya, ...yaa tentang gizi,
kegiatan Posyandu yang akan datang tentang kesehatan begitu ya”
Tindakan yang dilakukan oleh kader (P.04).
Posyandu pada setelah buka hari
hari Posyandu yang kedua adalah c. Masalah-masalah yang
mengevaluasi kegiatan dan muncul dalam pengaplikasian
merencanakan kegiatan Posyandu SDIDTK di Desa Pucungkerep
yang akan datang. Hal ini Kecamatan Kaliwiro
dimaksudkan agar kader dapat Kabupaten Wonosobo
mengevaluasi kegiatan Posyandu Berdasar wawancara mendalam,
yang telah dilaksanakan dan dapat terungkap beberapa masalah
merencanakan kegiatan Posyandu terkait dalam pengaplikasian
yang dilakukan bulan berikutnya. Ini SDIDTK di Desa Pucungkerep
dapat dilihat dari hasil wawancara Kecamatan Kaliwiro Kabupaten
mendalam antara peneliti dengan Wonosobo.
partisipan berikut: “...khan (dalam 1) Respon anak Dalam
Bahasa Indonesia bermaksud melaksanakan kegiatan
menegaskan) yang belum yang udah SDIDTK dalam
ditimbang nanti diteliti dulu Posyandu muncul berbagai
catatannya terus nanti yang ini yang respon anak yang muncul, hal
gizi buruk itu nanti dibicarakan lagi ini bisa dilihat dari hasil
sama Bu Bidan dan kader-kadernya wawancara mendalam yang
disitu, ...gizi kurang (ada dilakukan oleh peneliti dengan
satu).” (P.05) partisipan berikut ini: “Dieneng-
3) Penyuluhan Penyuluhan eneng (dalam Bahasa Indonesia
merupakan salah satu tugas berarti “dibuat diam”) (anak
kader yang yang nangis)” (P.01)
diperbolehkan dalam kegiatan 2) Alat pengukur SDIDTK
bagi kader
Fasilitas atau sarana Dalam wawancara mendalam
pengukur SDIDTK merupakan yang dilakukan peneliti terhadap
sesuatu yang wajib digunakan partisipan, terungkap beberapa
oleh kader dalam menjalankan cara yang dilakukan oleh para
atau mengaplikasikan SDIDTK kader Posyandu
yaitu dalam dalam menyiasati
pengukuran balita agar bisa dan mau
pertumbuhan pada balita. Alat dilakukan pegukuran,
ukur merupakan salah satu seperti kutipan wawancara
masalah yang muncul karena mendalam berikut:
keteratasan/kekurangan alat “Kita untuk anak-anaknya
ukur, seperti hasil wawancara khan punya APE, jadi kita
mendalam berikut: anaknya disuruh main-
“Belum ada belum mainlah sama APE itu,
dilaksanakan, kadang ya diberi PMT, ya
mungkin bubur lah bubur kacang ijo,
alatnya yang belum ada seperti kayak kalau nggak
(pengukuran LILA dan lingkar (dalam Bahasa Indonesia
kepala).” (P.04) berarti “tidak”) ya roti bolu,
3) Kurang informasi dan khan untuk menarik biar
pengetahuan bagi kader. nggak (dalam
Kesamaan pemahaman atau Bahasa Indonesia
pengetahuan diantara kader berarti “tidak”) rewel. ”
Posyandu sangat penting (P.03)
terutama saat pelaksanaan
pengukuran guna mengetahui 1. Peran kader Posyandu dalam
pertumbuhan balita. Menurut pengaplikasian SDIDTK anak
beberapa partisipan, informasi di Desa
dan pengetahuan untuk kader Pucungkerep
masih kurang, karena masih ada Kecamatan Kaliwiro
kader yang belum mengetahu Kabupaten Wonosobo.
cara maupun alat yang a. Tugas kader Posyandu
digunakan, seperti hasil sebelum hari
wawancara mendalam berikut: buka
“...belum pernah, belum tahu Posyandu
caranya (pengukuran LILA Kader Posyandu yang
dan lingkar kepala)” (P.06).
menjadi partisipan dalam
penelitian ini mengemukakan
d. Cara mengatasi masalah pendapat bahwa
yang muncul dalam sudah
pengaplikasian SDIDTK di Desa mempersiapakan hal-hal yang
Pucungkerep menyangkut dengan
Kecamatan persiapan hari buka
Kaliwiro Kabupaten Wonosobo. Posyandu karena
sudah
adanya
pembagian tugas dan adanya
jadwal yang
digunakan
sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan
kegiatan lima
meja (saat Posyandu).
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh
peneliti,
kegiatan yang dilakukan oleh
kader pada tahap ini sudah
dilaksanakan sesuai aturan
yang ada. Hal ini dapat dilihat
dari adanya alat dan bahan
yang dipersiapkan/disediakan
dalam pelaksanaan kegiatan
Posyandu saat pelayanan,
adanya undangan dari kader
yang biasanya disiarkan lewat
16
pengeras suara sebagai tindakan pelayanan yang telah
bentuk undangan kepada ditentukan oleh
warga, adanya kelompok kerja Departemen Kesehatan RI
yang membidangi Posyandu (2010) yaitu mendata balita
dari kantor desa yang datang yang datang saat Posyandu,
sebagai partisipan dalam mengukur
kegiatan Posyandu, serta pertumbuhan
adanya pembagian tugas yang balita, mencatat
sudah ditentukan para hasil
petugas ditiap meja. pengukuran, dan
melakukan penyuluhan.
b. Tugas kader Posyandu Melihat hal ini dapat
pada hari buka Posyandu dikatakan peran dan tugas
(pelayanan lima meja). kader kurang baik karena
Semua partisipan belum melakukan semua
pengukuran dari empat
menyebutkan bahwa hari
kriteria
buka Posyandu adalah
melakukan pelayanan yang ditetapkan.
kepada bayi dan balita saat
pelaksanaan kegiatan c. Tugas kader Posyandu
Posyandu setelah hari
berlangsu buka
ng. Posyandu
Kegiatan ini terdiri dari lima Partisipan
meja, tetapi kader hanya dala
berwenang pada meja satu m penelitian ini
sampai meja empat. Hal ini menyebutkan bahwa tugas
dilakukan oleh kader karena kader dalam kegiatan
menjadi tugas dan setelah hari buka Posyandu
wewenang sebagai kader adalah merekap,
Posyandu. mengevaluasi, dan
Melihat uraian diatas dapat memberikan penyuluhan.
diambil kesimpulan bahwa Merekap dalam arti
tugas kader Posyandu dalam mencatat dan
hari buka Posyandu adalah memindahkan catatan
memberikan pelayanan dalam KMS ke buku bantu
kepada bayi dan balita yang register kader, mengevaluasi
datang ke Posyandu dari kegiatan selama berjalannya
pendaftaran atau pendataan Posyandu yang
sampai dengan memberikan telah
penyuluhan. Kader dilaksanakan serta
Posyandu di Desa merencanakan
Pucungkerep Kecamatan kegiatan
Kaliwiro Kabupaten Posyandu yang akan datang,
Wonosobo telah melakukan melakukan penyuluhan atau
kunjungan rumah bagi yang
bermasalah perorangan.
Hal yang disebutkan
diatas belum sepenuhnya
dilaksanakan oleh kader,
beberapa
partisip
an menyebutkan bahwa
penyuluhan dilakukan di
Posyandu setelah
pelaksanaan
kegiata
n Posyandu selesai dan
masih berada
ditempa
t pelaksanaan Posyandu,
tidak dilakukan di rumah
balita yang mengalami
masalah.
Berdasar uraian
diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa tugas
kader Posyandu adalah
mencatat segala
1
7
bentuk kegiatan yang dan
dilakukan saat pelaksanaan prasarana pada
Posyandu serta pengaplikasian SDIDTK.
mengevaluasi kegiatan yang Berdasar
telah dilaksanankan, namun Siswant
beberapa pelayanan yang o (2002), menyebutkan
ada belum semua dilakukan. bahwa salah satu peran dan
Hal ini tidak sesuai dengan tugas
ketentuan Departemen kader adalah melakukan
Kesehatan RI (2010) yang pengukuran,
menyebutkan bahwa tugas pengukura
setelah hari buka Posyandu n yang dimaksud
yaitu memindahkan catatan adalah
KMS ke buku bantu kader, pengukuran berat badan,
mengevaluasi dan pengukuran tinggi badan,
merencanakan pengukuran lingkar kepala,
kegiatan dan pengukuran lingkar
Posyandu yang akan datang, lengan atas. Untuk bisa
melakukan penyuluhan ke melakukan semua
rumah bagi balita yang pengukuran tersebut harus
bermasalah. ada alat yang digunakan
sebagaimana fungsinya.
d. Masalah-masalah yang 3) Kurangnya informasi dan
muncul terkait dalam pengetahuan bagi kader
pengaplikasian SDIDTK di Menurut
Desa Pucungkerep Kecamatan sebagia
Kaliwiro Kabupaten Wonosobo n partisipan, informasi dan
1) Respon anak Banyak pengetahuan untuk petugas
partisipan dalam wawancara kesehatan kurang, karena
mendalam belum ada sosialisaai atau
menyebutkan masalah yang pembekalan
sering dihadapi oleh sebagian maupu
partisipan adalah respon anak n pelatihan bagi kader dalam
yang berupa menangis dan pelaksanaan pengaplikasian
menolak saat akan dilakukan SDIDTK, sebaliknya jika
pengukuran/penimbangan. dibarengi dengan informasi
2) Alat pengukur SDIDTK yang jelas, kader akan lebih
bagi kader Wawancara mudah dalam melaksanakan
mendalam pengaplikasian SDIDTK di
yang dilakukan oleh peneliti Posyandu.
menyebutkan bahwa salah Untuk
satu masalah yang sering mendapatka
dihadapi oleh n pemahaman yang sama
sebagian juga diperlukan informasi
partisipan adalah kurang yang cukup dan tepat
tesedianya sarana terutama diperoleh dari
pelatihan-pelatihan dan
pengayaan materi khusus.

e. Cara kader mengatasi


masalah yang muncul dalam
pengaplikasian SDIDTK di
Desa Pucungkerep Kecamatan
Kaliwiro Kabupaten
Wonosobo.
Cara yang dilakukan
kader dalam mengatasi
maslah yang muncul adalah
jenis-jenis usaha kader yang
dilakukan untuk
menghilangkan maupun
menanggulangi agar
18
pengaplikasian SDIDTK bisa dan lingkar lengan atas.
berjalan dengan semestinya. 2. Masalah yang muncul pada
Kegiatan ini berbeda-beda pengaplikasian
antar satu partisipan dengan stimulasi
partisipan lain, ada yang , deteksi, dan intervensi dini
menggunakan APE, tumbuh kembang anak di
menggunakan PMT, dan ada Desa
yang ditimang/digendong agar Pucungk
anak mau dan nurut dalam erep
pelaksanaan SDIDTK. Kecamatan
Kaliwir
SIMPULAN o
Berdasar hasil penelitian ini Kabupaten Wonosobo adalah
dapat diambil kesimpulan : dari respon anak, kurang
1. Peran kader Posyandu dalam pengetahuan kader karena
pengaplikasian stimulasi, kurangnya informasi yang
deteksi, dan intervensi dini diperoleh kader, dan yang
tumbuh kembang anak di ketiga adalah tidak adanya
Desa alat yang digunakan untuk
Pucungker pelaksanaan
ep stimulasi
Kecamatan Kaliwiro , deteksi, dan intervensi
Kabupaten Wonosobo terbagi dini tumbuh kembang anak
dalam tiga peran yang utama tersebut.
yaitu persiapan sebelum
buka hari Posyandu, saat DAFTAR PUSTAKA
pelaksanaan kegiatan Al Ummah, Basirun. 2011.
Posyandu, dan peran setelah Penulisan Ilmiah.
hari buka Lembaga Penelitian,
Posyandu Pengembangan dan
. Berdasarkan penelitian yang Pengabdian STIKES
dilakukan pada peran kader Muhammadiyah
di Desa Pucungkerep Gombong.
Kecamatan Kaliwiro
Arikunto. S. 2002. Prosedur
Kabupaten Wonosobo
Penelitian Suatu
didapatkan hasil lima dari
Pendekatan
tujuh kader yang dipilih
Praktek
sebagai informan melakukan
.
dua
Edisi Revisi V, Jakarta :
pengukura
n yaitu Rinika Cipta
pengukuran berat badan dan Astuti, Sri. 2005. Pedoman
tinggi badan dari empat Pelaksanaan Stimulasi,
kriteria pengukuran yaitu Deteksi dan Intervensi
pengukuran berat badan, Dini Tumbuh Kembang
tinggi badan, lingkar kepala, Anak Ditingkat
Pelayanan Kesehatan
Dasar. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional
Provinsi Jawa Tengah.
2007. Kiat Praktis
Keluarga Dalam
Pengasuhan Dan
Pengembangan Anak Usia
Dini. Semarang
Departemen Kesehatan RI.
2010. Pedoman
Pelaksanaan Stimulasi,
Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak
Di Tingkat
Pelayanan Kesehatan
Dasar. Jakarta
19
Departemen Kesehatan RI. 1994. Pedoman, Deteksi
2006. Pedoman Dini Tumbuh Kembang
Pelaksanaan Stimulasi, Balita. Jakarta
Deteksi dan Intervensi Departemen Pendidikan
Dini Tumbuh Kembang Nasional. 2007.
Anak Di Tingkat Identifikasi
Pelayanan Kesehatan Kecenderungan
Dasar. Jakarta Gangguan
Departemen Kesehatan RI. Perkembangan Motorik
2005. Pedoman Pada Anak TK. Jakarta
Pelaksanaan Stimulasi, Departemen Pendidikan
K Nasional. 2006.
e Pedoman Penerapan
m Pendekatan ‘ “Beyond
e
Centers And Circles
n
Time (BCCT)”
t
(Pendekatan Sentra Dan
r
Saat Lingkaran) Dalam
i
a Pendidikan Anak Usia
n Dini. Jakarta
Effendi, S; Singarimbum,
K Masri. 1982. Metode
e penelitian Survai.
s Jakarta: LP3ES
e
Giatno, Bambang. 2005. Buku
h Pegangan Kader
a Posyandu. Jawa Timur:
t Dinas Kesehatan
a
Hudelson. 1996. Qualitative
n
research for health
programmer. Geneva:
R
World Health
I
Organization
.
Kementrian Kesehatan RI.
2011. Buku Panduan
Kader Posyandu
Deteksi dan Intervensi
Menuju Keluarga Sadar
Dini Tumbuh Kembang Gizi. Jakarta
Balita. Jakarta
Departemen Kesehatan. 1999.
Panduan Pelatihan 2010. Pedoman Kader
Kader Posyandu. Seri Kesehatan Anak.
Jakarta Jakarta
Departemen Kesehatan RI. Latief, Abdul. 2009. Diagnosis
Fisis Pada Anak.
Jakarta: Sagung Seto
Machfoedz, Ircham. 2007.
Metodologi Penelitian.
Jogjakarta: Kayon
Moleong, Lexy J. 2009.
Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Rosda
Karya
Mudjianto, T. Efektivitas KMS
Anak Balita Sebagai Sarana
Penyuluhan Gizi di Posyandu.
http://digilib.litbang.de
pkes.go.id. Diakses 24
Desember 2011
Notoatmodjo. 2002. Metode
Penelitian Kesehatan.
Edisi Revisi II, Jakarta :
Rineka Cipta
Nursalam. 2005. Ilmu
Kesehatan Anak.
Jakarta: Salemba
Medika
_______. 2001. Pendekatan Praktis
Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta : CV. Sagung Seto
Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah. 2006.
Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat.
Semarang: Dinas
Kesehatan

20
di Posyandu di wilayah
Saryono. 2008. Metodologi kerja Puskesmas
Penelitian Kecamatan Ngawen
Kesehatan.Jogjakarta : Kabupaten Blora Jawa
Mitra Cendekia Tengan. Tidak
Siahaan, R. 2005. dipublikasikan
Pelaksanaan Program
Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Balita di
Posyandu.
http://library.usu.ac.id
/index.php/component
/journals/index. Di
akses
ta
nggal 24
Desember 2011
Siswanto. 2002. Peran serta
Posyandu dalam upaya
peningkatan status gizi
balita melalui
penyuluhan kesehatan
2
Sugiyono. 2010. Memahami
1
penelitian kualitatif.
Bandung : CV Alfhabeta
Zulkifli. 2003. Posyandu dan
Kader Kesehatan.
Pelaksanaan Program
Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Balita di
Posyandu.
http://library.usu.ac.id
/index.
php/component/journa
ls/index.

You might also like