You are on page 1of 19

ISSN : 2302 - 1590

E-ISSN: 2460 – 190X


ECONOMICA
Journal of Economic and Economic Education Vol.4 No.2 (269-287)

ANALISIS PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL


DI SUMATERA BARAT

Yolamalinda1 Hayu Yolanda Utami2 Dina Amaluis3


Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP- PGRI Sumbar
Jl. Gunung Pangilun No.1, Padang Sumatera Barat
1
Email: yolamalinda@gmail.com

submited: 2016.06.21 reviewed: 2016.07.01 accepted: 2016.07.01


http://dx.doi.org/10.22202/economica.2016.v4.i2.632

Abstract
Globalization and free tradeer bring opportunities to companies to enter world market and at the same time
demand companies and other actors eagerness to compete in world market. International trade theories proven
only explain minor private business behavior which is associated with international trade. This article analyze
West Sumatra Export performance by using export model which majoring focus on internal and external
factors companies as private business. Result shows internal factors companies which are associated with
marketing strategy, including product adaptation, market segmentation, world market, price adaptation, local
and international channel relationship and export planning, and also that are associated with manager
behavior to consumer and competitor have positive effect to export performance. The same result also
indicated by external factors have positive effect to export performance. Unstable economic condition evident
by fluctuation of rupiah toUS dollar required companies to have another strategy tobe able tocompete in world
market .One of the srategy is strength internal factors as controllable factor therefore will give value added to
its product to compete with other countries.
Abstrak
Globalisasi dan era perdagangan bebas memberikan kesempatan kepada perusahaan ekspor untuk masuk
kedalam pasar dunia sekaligus juga menuntut kesiapan perusahaan dan aktor pendukung lainnya untuk
bersaing. Teori-teori perdagangan internasional selama ini terbukti hanya menjelaskansedikit saja dari
perilaku bisnis pribadi yang berhubungan dengan perdagangan internasional. Artikel ini menganalisis
kinerja ekspor Sumatera Barat dengan menggunakan model perkembanganekspor yang mengutamakan faktor
internal dan eksternal perusahaan sebagai unit usaha pribadi. Hasil menunjukkan bahwa faktor internal
perusahaan yang berkaitan dengan strategi pemasaran ekspor seperti adaptasi produk, segmentasi pasar,pasar
dunia, adaptasi harga,hubungan dalam danluar negeri dan juga perencanaan ekspor dan yang berkaitan
dengan perilaku managerial terhadap konsumen dan kompetitor menunjukkan hubungan dan pengaruh yang
positif terhadap kinerjaekspor. Begitu juga dengan faktor eksternal perusahaan yang mencakup hambatan
ekspor dan regulasi menunjukkan hubungan dan pengaruh yang positif terhadap kinerja ekspor. Kondisi
perekonomian yang tidak stabil ditandai dengan berfluktuasinya nilai rupiah terhadap Dollarmembutuhkan
strategi lain untuk terus dapat bersaing dengan produk luar negeri. Salah satunya dengan memperkuat sektor
internal sebagai factor yang dapat dikontrol perusahaan sehingga dapatmemberikan nilai tambah bagi suatu
produk itu untuk bersaing dengan negara lain

Keywords:exportperformance, internal factors,external factors,international trade

©2016 Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI, Padang


Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

PENDAHULUAN kinerja perusahaan yang berorientasi


ekspor.
Indonesia merupakan sebuah negara Aspirasi dan persepsi seorang
dengan perekonomian terbuka yang manajer akan membawa perusahaan untuk
mengandalkan perdagangan luar negeri meningkatkan keuntungan dan perluasan
untuk menunjang perekonomiannya. pasar melalui strateginya terhadap
Ekspor memberikan sumbangan devisa perencanaan dan tujuan masa depan.
yang cukup besar untuk membiayai Cooper mengukur kinerja ekspor dengan
pembangunan. Yang paling besar memasukkan variabel strategi dalam
memberikan kontribusi bagi neraca penelitiannya. Strategi tersebut dapat
perdagangan Indonesia adalah ekspor non berupa desain produk, pemilihan negara
migas setelah menggeser posisi ekspor tujuan ekspor maupun segmentasi pasar.
migas yang terus menurun setelah Osman Muhammad (2001) juga
terjadinya resesi dunia. menambahkan strategi harga, strategi
Dengan melakukan ekspor dipercaya suatu pemasaran, dan strategi distribusi dalam
negara akan dapat meningkatkan standar penelitiannya.
kehidupan. Seperti yang dikemukakan para Untuk membantu manajer merubah
ekonom dalam teori-teorinya, antara lain strateginya setiap saat diperlukan sebuah
teori Merkantilisme (sekitar abad 16 dan ukuran orientasi pasar ekspor yang
17), teori Keunggulan Absolut (Adam berpatokan pada konsumen, kompetitor
Smith 1776), Teori Keuntungan dan pengaruh pasar eksogen. Dengan
Komperatif (David Ricardo 1817), Factor menerapkan orientasi pasar pada
Endowment (Eli Heckscher dan Bertil perusahaan akan memberikan dampak
Ohlin, 1990-an), dan Teori Product Life positif bagi perusahaan yang ditandai
Cycle (Vernon 1966, Wells 1968). Semua tingkat keuntungan, volume penjualan,
teori ini mengemukakan keuntungan- kualitas produk dan pangsa pasar
keuntungan yang dapat diperoleh dengan (Cadogan 1999).
melakukan perdagangan internasional. Saat ini Indonesia umumnya dan
Namun, sayangnya semua teori ini Sumatera Barat khususnya harus
hanya menjelaskan sebagian saja perilaku menghadapi tingkat persaingan yang
bisnis pribadi yang berhubungan dengan cukup tinggi dari negara lain sebagai
perdagangan internasional. Maka dari itu akibat diberlakukannya Kawasan
muncul model-model perkembangan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) pada
ekspor yang tidak hanya melihat dari segi tahun 2003. Hal ini menuntut kesiapan
rasional ekonomi seperti pada teori-teori para pelaku ekonomi tidak terkecuali
murni perdagangan internasional, namun perusahaan sebagai unit bisnis pribadi
juga melihat segi perilaku perusahaan yang berorientasi pasar ekspor. Karena
melalui keterlibatannya dalam ekspor dengan berlakunya AFTA berarti
(Leonidou 1996). dihapusnya hambatan bagi masuknya
Perkembangan model-model ekspor ini barang dan jasa ke dalam negeri.
mengutamakan pada faktor internal dari Sumatera Barat merupakan salah
perusahaan yang diyakini memiliki efek satu propinsi di Indonesia yang
yang lebih kuat daripada faktor ekstenal. mengandalkan sektor pertanian sebagai
Seperti yang dikemukakan oleh Gomez komoditi ekspor utamanya, di samping
(1988) melalui studinya yang dilakukan di sektor pertambangan dan sektor industri
Amerika Serikat bahwa untuk pengolahan. Sektor pertanian memiliki
meningkatkan ekspor dibutuhkan keterkaitan dengan sektor industri
manajemen sumberdaya manusia yang pengolahan yang memiliki orientasi pasar
bagus. Aspirasi dan persepsi manajerial ekspor, dimana sektor pertanian
disini memiliki kontribusi yang tinggi bagi merupakan bahan baku utama bagi sektor

270
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

industri. Keterkaitan kedua sektor ini Sumatera Barat merupakan


menjadi landasan kebijakan ekonomi Propinsi yang mengandalkan sektor primer
pembangunan daerah. Begitu juga halnya sebagai sektor untuk memacu
dengan orientasi pasar, apakah itu pasar pertumbuhan ekonominya. Namun
lokal, pasar antar daerah, maupun pasar nyatanya sektor pertanian terus mengalami
luar negeri. Kebijakan pembangunan penurunan nilai ekspornya. Fluktuasi harga
ekonomi Sumatera Barat harus dapat komoditi yang disebabkan oleh krisis
mengisi peluang pasar yang tercipta di luar ekonomi Asia menandakan bahwa
negeri (Karimi 2002). perekonomian Sumatera Barat tidak
Rentannya kinerja ekspor terhadap terlepas dari faktor eksternal.
dampak krisis global juga tidak terlepas Sumatera Barat menerapkan strategi
dari karakteristik ekspor Sumatera Barat berorientasi keluar yang menekankan pada
selama ini. Kurang terdiversifikasinya produksi barang dan jasa yang diarahkan
negara tujuan ekspor, menyebabkan untuk memenuhi pasar luar negeri. Strategi
kinerja ekspor Sumatera Barat langsung ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya
mendapat pukulan berat. Selain itu, saing produk lokal, menambah pangsa
komoditas ekspor Sumatera Barat juga pasar produk lokal. Pada periode 1983-
cenderung kurang terdiversifikasi di mana 2012 terbukti bahwa perdagangan dengan
komoditas utama ekspor sebagian besar menerapkan strategi ini dapat mendorong
masih berbasis sumber daya alam yang pertumbuhan ekonomi Sumatera barat
ternyata justru sangat rentan terhadap yakni sebesar 13,04% pertahun, rata-rata
gejolak harga. Melemahnya kinerja ekspor laju pertumbuhan ekspor sebesar 5,41%
ini selanjutnya memberikan tekanan pada pertahun.
sektor-sektor lainnya yang memasok bahan Komoditas-komoditas andalan
baku pada sektor industri ekspor. Sumatera Barat saat ini harus menghadapi
Penelitian yang dilakukan Sjamsul persaingan dengan komoditi yang sama
Arifin menemukan bahwa nilai tukar dari daerah lain dalam merebut pangsa
hanya memiliki dampak kecil bagi pasar ekspor. Penurunan yang dialami
pertumbuhan ekspor. Dengan terlihat dalam kontribusinya terhadap
mendepresiasi Rupiah sebesar 1% hanya perekonomian Sumatera Barat sebesar
dapat meningkatkan ekspor sebesar 0,08 13,57% pada periode 1983-2012.
%. Jadi tidak ada alasan bagi dunia usaha Penurunan ini menandakan lambannya
yang merasa terancam dengan adanya perkembangan produk yang berorientasi
apresiasi nilai tukar. Karena ada faktor- ekspor.
faktor lain yang dapat mempengaruhi Penurunan jumlah ekspor ini tidak
ekspor, salah satunya adalah faktor internal terlepas dari kondisi perekonomian
dan faktor ekaternal perusahaan itu sendiri. Indonesia yang memburuk akibat krisis
Kebijakan pemerintah yang keuangan global. Kondisi perekonomian
memfokuskan pada kebijakan nilai tukar Indonesia saat ini memang masih tidak
hanya memilki pengaruh yang sedikit bagi stabil, ditandai dengan terus
kinerja ekspor Sumatera Barat. Dalam berfluktuasinya nilai Rupiah terhadap
model-model perkembangan ekspor, faktor Dollar Amerika Serikat. Untuk terus dapat
internal perusahaan memiliki peranan bersaing dengan produk luar negeri, dunia
utama dibandingkan faktor eksternal usaha, khususnya di Sumatera Barat
perusahaan. Dimana dalam faktor internal hendaknya memiliki strategi khusus. Salah
termasuk persepsi manajerial dalam satunya dengan memperkuat sektor
merencanakan masa depan. Seorang internal yang akan memberikan nilai
manajer yang beorientasi pasar ekspor tambah bagi suatu produk itu untuk
terbukti mampu meningkatkan kinerja bersaing dengan poduk lain.
ekspor perusahaannya (Cadogan 1999).

271
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

Seorang eksportir yang memiliki 1. Chi square ≥ chi square tabel,


orientasi pasar ekspor dapat meningkatkan terdapat pengaruh
profit, volume penjualan, kualitas produk, 2. Chi square < chi square tabel, tidak
dan pangsa pasar sehingga bisa bersaing ada pengaruh
secara mutu di pasar internasional.
Orientasi pasar ekspor berpatokan pada 3. Literature Review
konsumen, kompetitor, dan pasar eksogen,
karena dengan mengetahui selera A. Perkembangan Model Ekspor
konsumen, merespon setiap strategi yang Perkembangan ekspor dijunjung
dilakukan kompetitor, dan tinggi oleh para pembuat kebijakan
memperhitungkan pasar eksogen maka bersama dan publik, terutama yang
kinerja ekspor suatu perusahaan akan berpengaruh pada ekonomi mikro dan
meningkat. Dengan mengukur orientasi makro yang didapat dari perdagangan
pasar ekspor yang dilakukannya, seorang eksternal. Dari sisi ekonomi makro, ekspor
eksportir dapat mengetahui kelemahan- memungkinkan ekonomi nasional untuk
kelemahan dari sisi internal dan eksternal memperkaya cadangan nilai tukar
yang perlu diperbaiki. Untuk itu penulis asingnya, tenaga kerja, menciptakan
ingin mengetahui bagaimana pengaruh hubungan backward dan forward, dan
faktor eksternal dan internal perusahaan membawa pada standar kehidupan yang
bagi kinerja ekspor Sumatera Barat. lebih tinggi (Czinkota, Rivoli, dan
Ronkainen (1992) dalam Leonidou dan
Constantine S (1996)). Pada sisi ekonomi
METODE PENELITIAN mikro, ekspor dapat memberikan
Pada tahap awal, peneliti mengadakan keuntungan kompetitif bagi perusahaan
observasi (Grand Tour) ke lokasi pribadi, meningkatkan posisi keuangan
penelitian. Kemudian melakukan dan kapasitas mereka, serta meningkatkan
wawancara ke pihak pimpinan standar tekhnologi (Terpstra dan Sarathy,
perusahaan ekspor terkait faktor 1994 dalam Leonidas dan Constantine S,
internal dan eksternal perusahaan. Serta 1996).
wawancara ke Dinas Perindustrian dan Seperti yang dikutip oleh Leonidou
Perdagangan Provinsi Sumatera Barat dan Constantine S, dengan adanya
terkait kebijakan perdagangan keuntungan ini, para ekonom memberikan
internasional. kontribusi berupa teori-teori dalam
Penelitian ini dilaksanakan di 34 perdagangan internasional. Yang paling
perusahaan ekspor di Sumatera Barat terkenal adalah teori keuntungan absolut
yang seluruhnya tersebar di Kota (Smith 1776), keuntungan komperatif
Padang. (Ricardo 1817), faktor endowment (Ohlin
Populasi dari penelitian ini adalah 1993; Hekscher 1950), dan product life
seluruh perusahaan ekspor barang cycle (Vernon 1966; Wells 1968).
primer yang ada di Sumatera Barat Meskipun teori ini berguna dalam
yang berjumlah 34 perusahaan. Oleh menganalisis dengan perdagangan
karena itu teknik pengambilan sampel internasional, model-model ini hanya
adalah total sampling dimana seluruh menjelaskan sebagian saja dari perilaku
perusahaan ekspor dijadikan sampel. ekspor dari unit bisnis pribadi (Wells
Untuk menjelaskan pengaruh variabel 1968; Bilkey 1978; Cannon 1980, dalam
internal dan eksternal perusahaan Leonidas dan Constantine S).
digunakan analisis chi square dengan Karena terbatasnya ruang lingkup
menggunakan analisis pearson chi dari teori ekonomi, banyak peneliti yang
square dengan ketentuan sebagai mengadopsi pendekatan yang lebih
berikut: mikroskopik. Studi mereka menghasilkan

272
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

berbagai model dimana perusahaan pribadi Berdasarkan keinginan perusahaan untuk


menuntun, berkembang, dan menopang melakukan ekspor dan kemampuan
ketelibatannya dalam ekspor (Haar dan perusahaan untuk mengumpulkan
Ortiz-Buonafina, 1995 dalam Leonidas informasi.
dan Constantine S, 1996). Model-model Wortzel dan Wortzel (1981)
ini tidak hanya berfokus pada rasional Dalam melakukan penelitiannya
ekonomi dari proses perkembangan langkah-langkah dibedakan atas derajat
ekspor, seperti pada teori perdagangan pengawasan yang diterapkan oleh eksportir
internasional, namun juga dikonsetrasikan dalam operasi internasional yang akan
pada perilaku dari perusahaan yang didukung oleh produksi dalam negeri,
berhubungan dengan perdagangan marketing, dan fungsi yang sebelumnya
(Albaum, Strandskov Duern dan Dowl dibentuk oleh konsumen asing. Model ini
1994 dalam Leonidas dan Constantine S menyatakan pentingnya pendekatan
1996). kontingensi dalam identifikasi dan seleksi
Berikut ini adalah para peneliti yang telah strategi optimum atas keterlibatan
mencoba mengembangkan model-model perusahaan dalam aktivitas pasar
ekspor : internasional.
Johansen dan Wiedersheim-Paul (1975) Cavusgil (1982)
Mengungkapkan suatu model yang Proses pengembangan ekspor
menekankan pada bentuk organisasi atas disusun untuk mendapatkan suatu
keterlibatan suatu negara dalam bisnis keputusan yang baik melalui manajemen
internasional. Ditemukan bahwa konsep selama periode tertentu, yang berpedoman
kunci dari perkembangan model ekspor terhadap konsep perilaku ekspor.
adalah jarak fisik, ditentukan sebagai rata- Perkembangan ekspor didapatkan sebagai
rata faktor dari gangguan informasi antara hasil dari keputusan manajer. Model ini
perusahaan dan pasar asing. Berdasarkan menempatkan faktor perusahaan dan
konsep ini perusahaan lebih memilih manajerial sebagai penunjang atau
negara dengan psikologi tertutup, dengan penghalang bagi kemampuan perusahaan.
resiko yang lebih rendah. Czinkota (1982)
Bilkey dan Tesar (1977) Mengembangkan suatu model yang
Mengungkapkan proses bertujuan untuk mendeteksi perbedaan
pengembangan ekspor dari perspektif antara beberapa tipe dari beberapa tipe
peningkatan ketergantungan perusahaan perusahaan manufaktur dengan
berdasarkan jarak suatu negara secara menggunakan asistensi pengambilan
psikologis. Uji empiris model ini ekspor pemerintah. Hasil empiris dari
menyatakan bahwa aktivitas ekspor dapat penelitian ini adalah bahwa perusahaan
ditinjau sebagai proses pembelajaran, memiliki pertimbangan yang berbeda
dimana perusahaan secara berangsur- dalam aspek organisasi, manajerial dan
angsur menjadi familiar dengan operasi karakteristik internal perusahaan.
dan pasar internasional. Kualitas Barett dan Wilkonson (1986)
manajemen, dinamisme yang Menyatakan suatu model yang
diekspresikan oleh kemampuan teknis, berfokus pada tingkatan keterlibatan
kemampuan bisnis dan orientasi ekspor dari perusahaan. Model ini
perencanaan yang terpenting untuk menunjukkan tingkat signifikasi yang
memajukan ekspor. berbeda antara perusahaan dalam level
Wiedersheim-Paul, Olson dan Welch yang berbeda berdasarkan top manajemen,
(1978) seperti karakteristik personal, orientasi
Pada tahap pre-engagement, proses perencanaan aktivitas luar negeri, dan
ekspansi perusahaan membutuhkan fokus tingkah laku dalam bisnis internasional.
terhadap investigasi terhadap model ini.

273
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

Moon dan Lee (1990) setiap negara akan berusaha untuk


Berusaha menjelaskan proses meningkatkan eskpornya. Dimana
ekspor yang dinamis dengan menciptakan peningkatan ekspor ini sangat terkait
beberapa variabel independen. dengan pada kualitas produk, strategi
Berdasarkan penelitian ada tiga perbedaan pemasaran, ataupun campur tangan
level dari ekspansi ekspor menjadi tahap pemerintah. Berhasil atau tidaknya suatu
lower, middle, dan higher. perusahaan ditentukan oleh kinerja
Rao dan Naidu (1992) ekspornya masing-masing. Kinerja ekspor
Memiliki empat kategori ditentukan oleh faktor eksternal dan
perusahaan berdasarkan tingkat aktivitas internal. Dimana sosial budaya,
ekspor mereka, non exporters, export lingkungan, politik, serta kondisi pasar
interders, sporadic exporters, dan regular dalam dan luar negeri merupakan faktor
exporters. eksternal, sedangkan manajerial dan
Recently, Crick (1995) karakteristik perusahaan merupakan faktor
Menawarkan konsep internal.
internasionalisasi perusahaan yang B. Faktor Internal
melakukan ekspor berdasarkan kriteria dari Greenberg (1986) dalam Gomez
Bilkey dan Tesar (1977) dan Czinkota (1988) menegaskan bahwa variabel
(1982). Dia mengkategorikan perusahaan internal dapat dikategorikan :
kepada tiga tipe, yaitu : non-eksportir, 1. Perbedaan Keunggulan Perusahaan
pasif eksportir, dan aktif eksportir. Perusahaan akan cenderung
Dari berbagai model dapat meningkatkan ekspornya jika
dikatakan bahwa dalam proses perusahaan semakin besar. Ukuran
pengembangan ekspor dapat dibagi perusahaan akan mempengaruhi alokasi
kedalam tiga fase utama: sumberdaya, kapasitas produksi dan
- Pre engagement skala ekonomi. Perusahaan tersebut
Terdapat tiga macam perusahaan: akan bersedia mengadaptasi produk
semata-mata menjual produknya untuk teknologi, memperbesar pengeluaran
pasar domestik dan tidak tertarik untuk R&D, meningkatkan perluasan
mengekspor, terlibat dalam pasar produksi utama, manajemen lebih
domestik tetapi ada keinginan untuk bersifat internasional.
melakukan kegiatan ekspor, dan Keunggulan perusahaan tersebut dapat
melakukan ekspor namun dalam waktu dibagi menjadi (Muhammad, 2001):
yang tidak terlalu lama keunggulan pemasaran, keunggulan
- Initial Phase produk, keunggulan manajemen,
Perusahaan terlibat dalam aktivitas keunggulan distribusi, keunggulan
ekspor yang sporadik dan promosi. Keunggulan yang dimiliki
mempertimbangkan berbagai pilihan. oleh perusahaan ini merupakan faktor
Disini perusahaan dapat penentu bagi prestasi perusahaan.
diklasifikasikan atas potensinya dalam 2. Aspirasi dan Persepsi Manajerial
keterlibatan internasional. Variabel ini menggambarkan
- Advanced Phase pendekatan sosiologi bagi top
Perusahaan adalah regular eksportir manajemen yang terdiri dari :
dengan pengalaman dan secara - Persepsi resiko, ditemukan oleh
bertahap melakukan bisnis Kujawa dan Simpson dalam
internasional. Schlegelmeilch (1988) bahwa
Perdagangan internasional perusahaan ekspor tidak terlalu cemas
memberikan peluang dan kesempatan terhadap resiko dibandingkan dengan
kepada setiap negara untuk meningkatkan perusahaan non ekspor.
taraf perekonomiannya. Untuk itu maka

274
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

- Perluasan Peningkatan Pandangan harus melebihi kemapuan tradisional dan


Internasional, Teori ini mengatakan diakui secara internasional. Persoalan-
bahwa perusahaan akan mengekspor persoalan yang ditemui dalam melakukan
bermula pada negara-negara yang orientasi internasional :
secara psikologi tertutup. Hal ini - Kemampuan berbahasa dan
didukung oleh studi yang dilakukan di kemampuan personil
Amerika Serikat dimana perusahaan - Persoalan wilayah yang
dengan intensitas rendah akan berpengaruh pada distribusi dan
cenderung mengekspor pada negara investasi
tetangganya (Kanada). Kemudian - Riset dan pelayanan informasi
setelah nilai penjualan tinggi akan pemerintah harus menekankan
memperluas wilayah ekspornya ke untuk meningkatkan pengetahuan
negara-negara lain. bagi pentingnya ekspor
- Pengaruh Pemasaran, Cooper dalam Gomez (1988) menekankan bahwa
Schlegelmeich menemukan bahwa manajemen sumberdaya manusia (SDM)
penjualan dengan orientasi penjualan merupakan strategi yang amat penting
berhubungan dengan intensitas ekspor untuk meningkatkan ekspor, seperti yang
yang sangat tinggi. dicatat oleh Departemen Perdagangan AS,
3. Pendekatan Perusahaan untuk Pasar hambatan yang dialami negaranya dalam
Luar Negeri, Setiap negara yang mengembangkan ekspor adalah karena
ekonominya tergantung kepada kurangnya pengetahuan tentang pasar luar
perdagangan luar negeri akan negeri, praktek bisnis, dan kompetisi,
memperluas peluang ekspor mereka kurangnya komitmen manajemen untuk
dengan berorientasi internasional. menggerakkan penjualan di luar negeri.
Meskipun pada awalnya kebanyakan Hambatan ini diartikan sebagai akibat
perusahaan kecil dan menengah akan kurangnya penggunaan SDM, yang dapat
memfokuskan pada pasar domestik. diatasi dengan menggunakan SDM yang
Untuk meningkatkan perekonomian berorientasi internasional.
suatu negara maka banyak negara Cooper dan Elko menambahkan dalam
melakukan strategi promosi ekspor. penelitiannya dimasukkan variabel strategi
Sehingga mengharuskan perusahaan sebagai salah satu variabel yang
untuk berorientasi secara internasional mempengaruhi kinerja ekspor. Dimana
(Dichtl, dkk, 1990). strategi tersebut dapat diklasifikasikan
Penelitian-penelitian yang kedalam tiga dimensi :
dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa 1. Strategi adaptasi (adaptasi vs non-
orientasi pasar cukup besar pengaruhnya adaptasi)
pada organisasi, produk baru, kualitas Yakni strategi yang menyesuaikan desain
produk, pelayanan konsumen, sales-force produk dengan selera atau permintaan
commitment, hubungan, ROA, spesifik dari pasar luar negeri.
keuntungan, volume penjualan, 2. Strategi segmentasi (single
pertumbuhan dan pangsa pasar. Untuk segment vs multi segment)
menggeser orientasi perusahaan dari Yakni strategi untuk menentukan
domestik ke internasional juga diperlukan segmentasi pasar atas barang-barang
pengukuran dari pasar domestik yang ekspor, apakah satu atau multi segment.
berpatokan pada konsumen, kompetitor, 3. Strategi orientasi (world vs nearest
dan juga pasar eksternal. neighbour)
Untuk melakukan Yakni strategi pemilihan negara tujuan
internasionalisasi dibutuhkan orang yang ekspor, pilihan biasanya ada dua, yakni
tepat pada tempat yang tepat (right man on negara-negara terdekat dan negara lain
the right place). Dimana orang tersebut (world).

275
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

Lee dan John J. (1978) kurang berdasarkan informasi dan


mengungkapkan bahwa penggunaan pertimbangan.
strategi ekspor merupakan sebuah C. Faktor eksternal
keputusan yang sulit. Dapat dilihat dari Faktor eksternal mencakup aspek
banyaknya perusahaan yang melakukan sosial budaya, politik, lingkungan serta
ekspor tidak selalu intelektual dalam kondisi pasar dalam dan luar negeri.
proses membuat keputusan ekspor. Faktor lingkungan merupakan faktor yang
Sehingga selalu menjadi pertanyaan paling sulit dikendalikan perusahaan
apakah sebuah perusahaan rasional atau karena berada di luar perusahaan. Di
tidak dalam membuat keputusan ekspor. antara faktor lingkungan ini adalah selera,
Sebuah inovasi dalam proses keputusan bahasa, agama, serta undang-undang yang
yang dibuat dalam melakukan adopsi bisa berlaku di negara tujuan ekspor.
rasional dan bisa tidak rasional. - Lingkungan
Proses adopsi dikatakan oleh Lingkungan perusahaan juga
Johansen-Vahine merupakan proses yang merupakan faktor yang penting bagi
mendasari perusahaan dalam melakukan sebuah perusahaan dalam melakukan
ekspor. Berikut adalah alternatif proses ekspor, selain dari karakteristik, pengambil
adopsi yang digunakan: keputusan, perluasan kawasan perusahaan
1. Problem Oriented Adoption Process dan informasi.
(POAP), adalah sebuah kekuatan yang Lokasi perusahaan dalam pasar
mendasari perusahaan untuk domestik adalah penting dihubungkan
melakukan adoption process oleh satu pada biaya transpor barang-barang fisik
atau kombinasi permasalahan yang dan arus informasi. Hal ini akan
saling berhubungan, seperti produk memberikan efisiensi tinggi dalam wilayah
akhir, meningkatnya kompetisi dalam urban, yang terdapat sejumlah besar
negeri, menurunnya penjualan dan perusahaan dan tempat-tempat kerja yang
keuntungan, keinginan untuk terpusat pada area kecil, meningkatkan
melakukan perluasan pasar. kondisi untuk produksi dan menciptakan
2. Innovation Oriented Adoption Process kelebihan lingkungan usaha.
(IOAP), adalah adoption process yang - Undang-undang
didasari salah satunya oleh Undang-undang yang berlaku pada
pengetahuan tentang adanya suatu negara dapat menjadi penghalang
kesempatan pasar untuk produk dan bagi perdagangan internasional.
merek dalam negeri. Misalnya saja kebijakan tariff yang
3. Rational Adoption Process (RAP), dilakukan akan menaikkan harga jual
dalam mengambil keputusan adoption dari suatu produk, sehingga akan
process menggunakan berbagai jenis mempersulit daya saingnya dengan
dan sumber informasi, menggunakan produk lain.
dan menilai perencanaan dan Kebijakan perdagangan yang
pertimbangan. dilakukan negara berkembang
4. Nonrational Adoption Process, dalam menimbulkan kerimpangan. Seperti yang
mengambil keputusan adoption dikritik oleh Bank Dunia dan IMF bahwa
process menggunakan sedikit kebijakan institusi (termasuk liberalisasi
kewenangan dan sumber informasi. perdagangan) telah menimbulkan
Berdasarkan penelitian yang ketimpangan pada negara berkembang.
dilakukan, Lee menemukan bahwa Dimana indikator keberhasilan pada
perusahaan melakukan proses absorpsi negara-negara berkembang adalah tariff
berdasarkan adanya kesempatan mereka rata-rata, average coverage dari restriksi
untuk memasarkan produk mereka di luar kuantitatif, premi black market, rasio tariff
negeri, namun dalam melakukannya gabungan.

276
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

Kebijakan intervensi pemerintah D. Orientasi Pasar Ekspor


yang dilakukan oleh pemerintah Korea Perusahaan yang melakukan
mendorong pembangunan ekonomi kegiatan bisnis menempatkan kepuasan
menggunakan kebijakan industri promosi konsumen sebagai sasaran utamanya.
ekspor. Kebijakan ini tidak selalu berhasil Seperti yang ditulis oleh Adam Smith pada
dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. tahun 1970-an yang dikenal dengan
Hal ini disebabkan karena adanya konsep marketing. Selama beberapa
perbedaan politik pada suatu negara dekade terakhir ini, konsep marketing
(Westphdal, 1990). hanya berupa sebuah artikel belaka,
Insentif yang diberikan pemerintah bukannya sebuah landasan untuk
untuk mengembangkan ekspor dilakukan membangun sebuah bisnis. Hal inilah yang
oleh hampir stiap negara yang untuk menyebabkan akademisi mengembangkan
menumbuhkan perekonomiannya konsep “orientasi pasar”, untuk
berorientasi ekspor. Dari beberapa studi menggantikan konsep marketing yang
yang dilakukan ditemukan hubungan yang telah dilupakan orang.
positif antara insentif ekspor dan perilaku Beberapa peneliti yang
ekspor. menekankan bahwa konsumen merupakan
Penelitian yang dilakukan di Turki fokus utama bagi sebuah orientasi pasar
menunjukkan bahwa para pembuat diantaranya seperti yang dikutip oleh
keputusan menunjukkan ketertarikan Heiens (2000) adalah Deshpande dan
terhadap insentif yang diberikan Webster (1989), Payne (1988). Peneliti
pemerintah. Para manajer menyadari lainnya membangun orientasi pasar dengan
perlunya insentif ekspor mendorong menambahkan faktor-faktor eksogen yang
kesiagaan mereka terhadap perubahan dapat mempengaruhi kebutuhan
lingkungan. Insentif yang diberikan adalah konsumen, seperti kompetitor dan regulasi
dalam hal bantuan teknis seperti promosi pemerintah. Sedangkan peneliti lainnya
produk pada pasar luar negeri, bantuan menambahkan, bila orientasi pasar tersebut
impor bahan mentah dan asuransi ekspor. berskala ekspor dan berhubungan dengan
Kasus perusahaan kecil dan kinerja ekspor, selain konsumen, seorang
menengah di Kanada, untuk memasuki eksportir juga harus memperhatikan faktor
pasar asing dibantu dengan cara EDC lingkungan ekspor dan meknisme
(Export Development Corporation), yaitu koordinasi dalam perusahaan (Cadogan,
suatu lembaga yang menghasilkan 1999).
eksportir-eksportir Kanada dengan Informasi mengenai lingkungan
memberikan bantuan keuangan berupa eksternal merupakan hal yang paling
perjanjian kredit perdagangan dan juga penting bagi seorang manajer untuk
asuransi. Secara umum tujuan EDC ini membuat keputusan. Lingkungan eksternal
adalah untuk mempromosikan ekspor tersebut meliputi konsumen dan
dengan jalan meningkatkan dukungan kompetitor. Dalam penelitiannya Heiens
terhadap perusahaan kecil dan menengah (2000) menyebutkan bahwa Day dan
yang ada di Kanada. Wensley (1988) menambahkan
Salah satu kegagalan pasar yang karakteristik konsumen dan kekuatan
ditemukan di Kanada adalah dalam hal kompetitor memberikan efek terhadap
jasa keuangan dan asuransi di pengaruhi aktifitas inteligensia.
oleh distorsi ekonomi yang timbul apabila Mengacu pada pendapat Slater dan
pada saat melakukan transaksi kedua pihak Narver, saat pasar terpecah dan daya beli
mempunyai informasi yang berbeda turun sangat penting untuk
mengenai nilai barang dan jasa yang akan menitikberatkan pada kebutuhan
ditukar. konsumen. Pada saat ini kebutuhan
konsumen susah untuk dipahami, dengan

277
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

lebih berfokus kepada konsumen akan intelligence generation, export intelligence


memberikan dampak yang besar bagi dissemination, export intelligence
kinerja perusahaan. Selain karena faktor- responsiveness, coordinating mechanism.
faktor tersebut di atas, faktor lainnya yang 1. Export Intelligence Generation,
menyebabkan pentingnya untuk meliputi seluruh aktifitas untuk
menitikberatkan kepada konsumen adalah menciptakan tingkat kecerdasan
adanya pasar yang dinamis dengan terhadap pasar ekspor, aktifitas
hambatan yang berubah, terdapat banyak tersebut meliputi penelitian terhadap
kompetitor, dan persaingan ketat di pasar ekspor.
pasar.“lebih fokus kepada konsumen akan 2. Export Intelligence Dissemination,
meningkatkan market share pada pasar meliputi seluruh aktifitas yang terlbat
yang berkembang” dalam penyebaran kepada karyawan
Fokus kepada kompetitor adalah dari aktifitas variabel pertama di atas.
bagaimana cara perusahaan untuk 3. Export Intelligence Responsiveness,
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mencakup rencana dan implementasi
lawan dan bagaimana menyikapinya agar dari seluruh respon dari variabel
tetap bertahan. Mengacu pada Day dan pertama di atas.
Wensley, saat permintaan pasar dapat 4. Coordinating Mechanism, meliputi
diprediksi, struktur kompetisi stabil, komunikasi, saling pengertian,
dengan adanya beberapa kompetitor yang organisasi yang berlandaskan
tangguh, maka perusahaan harus tanggungjawab, kerjasama, dan saling
menitikberatkan kepada kompetitor. membantu.
Semakin sedikit derajat serangan dari Penelitian yang digunakan
kompetitor akan memberikan dampak Cadogan dapat digunakan untuk mengukur
positif bagi kinerja.“fokus kepada kinerja ekspor suatu perusahaan. Cadogan
kompetitor akan meningkatkan market mengadakan penelitiannya dengan
sare pada pasar yang stabil dan dapat menggunakan sampel perusahaan
diprediksi” manufaktur di negara Inggeris dan
Sementara itu Slater dan Narver Belanda dengan menguji item-item yang
menyarankan untuk menyeimbangkan digunakan untuk mengukur orientasi pasar
antara konsumen dan kompetitor. ekspor. Pengujian ini menggunakan
Perusahaan harus dapat menggeser metode cross-cultural validation. Hasil
sumberdaya antara konsumen dan yang didapatkan, bahwa ukuran orientasi
kompetitor pada kondisi pasar yang pasar ekspor cukup valid untuk menguji
berubah-ubah pada jangka pendek. Namun kinerja ekspor suatu perusahaan.
biaya untuk memonitor konsumen dan Penelitian yang juga mengenai
kompetitor sangat tinggi, sehingga orientasi pasar ekspor kembali dilakukan
perusahaan harus mengorbankan sebagian Cadogan di Amerika Serikat dan Inggris.
ROI untuk market share. Ada beberapa implikasi dari pentingnya
Cadogan (1999) selain ekspor bagi kelangsungan bisnis. Pertama,
menekankan bahwa konsumen dan bila dibandingkan dengan pasar domestik,
kompetitor memberikan pengaruh dalam beberapa faktor tambahan seperti
pasar (pasar ekspor khususnya), ia juga pengalaman terhadap pasar luar negeri dan
menambahkan adanya pasar eksogen dan ketergantungan terhadap pasar asing akan
mekanisme koordinasi yang merupakan mempengaruhi kemampuan perusahaan
komponen perilaku yang meliputi respon untuk dapat berorientasi pasar.
kepada pasar ekspor dan orientasi terhadap Kedua, menurut Kohli dan
konsumen ekspor. Jaworski, 1990, bila perusahaan
Variabel-variabel yang digunakan melakukan orientasi terhadap pasar
Cadogan antara lain adalah: Export domestik sama saja dengan jika

278
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

perusahaan melakukan orientasi terhadap campuran budaya, diharapkan ukuran


pasar ekspor. Dimana orientasi pasar orientasi pasar ekspor berada pada produk
berkisar kepada perolehan, penyebaran dan atau pasar yang lebih spesifik untuk
aplikasi dari informasi pasar. memberikan hasil yang lebih potensial.
Ketiga, tidak adanya bukti empiris
mengenai kelayakan orientasi pasar pada
organisasi ekspor. Belum ada pengujian PEMBAHASAN
mengenai orientasi pasar ekspor dan
Pada dasarnya terdapat dua tipe faktor
kinerja bisnis. Perdebatan mengenai
internal. Tipe yang pertama adalah yang
hubungan kinerja orientasi pasar ekspor
berkaitan dengan strategi pemasaran
terhadap lingkungan marketing
ekspor. Pada penelitian ini adalah adaptasi
memberikan isi penting bagi pengujian.
produk, segmentasi pasar, pasar dunia,
Tidak ada bukti yang menggambarkan
adaptasi harga, hubungan dalam dan luar
akibat dari lingkungan ekspor pada
negeri dan juga perencanaan ekspor
kekuatan dan hubungan kinerja orientasi
merupakan salah satu didalamnya. Tipe
pasar.
yang kedua adalah yang berkaitan dengan
Ukuran orientasi pasar ekspor
persepsi dan perilaku managerial. Dalam
memberikan informasi yang bernilai
penelitian ini yang menjadi faktor adalah
mengenai bagaimana orientasi pasar
perilaku managerial terhadap konsumen
ekspor berhasil dibandingkan orientasi
dan kompetitor. Hasil penelitian terhadap
lainnya. Noting Moorman`s (1995) dalam
faktor internal dapat dilihat pada tabel 3
cadogan, 1999b memberikan komentar
dibawah ini.
kebanyakan organisasi terdiri dari
Tabel 1. Pengaruh Faktor Internal terhadap kinerja ekspor Sumatera Barat
Pearson
Tidak
Variabel chi Berpengaruh
Berpengaruh
square
Internal
General export strategy
Adaptasi Produk 10,784 √
segmentasi pasar 8,587 √
Ekspor ke pasar dunia 2,399 √
Ekspor ke negara tetangga/regional 13,403 √
Strategi Biaya 2,847 √
Export planning 3,741 √
Market research
R&D 7,508 √
Penelitian budaya 17,216 √
Price 78,881 √
Product
Inovasi 7,358 √
diversifikasi 10,566 √
Standar Mutu (ISO) 17,841 √
Distribution channel relationships (lokal)
Mitra manajemen 6,462 √
Mitra pemasaran 6,466 √
Mitra R & D 0 √
Mitra Keuangan 0,883 √
Distribution channel relationships
(Internasional)
Mitra manajemen 1,987 √
Mitra pemasaran 1,987 √
Mitra R & D 11,917 √
Mitra Keuangan 2,355 √
Consumer Strategy

279
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

Sesuai selera dan permintaan konsumen 23,373 √


Memantau perubahan selera konsumen 11,78 √
Competitor Strategy
Informasi kompetitor 3,864 √

Sumber: data diolah, survey 2015


General Export Strategy lebih kecil daripada nilai chi square
tabelnya signifikan pada α=10%.
Dari hasil uji dapat dianalisis Perusahaan ekspor di Sumatera Barat rata-
bahwa untuk variabel internal perusahaan rata tidak memiliki perencanaan dalam
yang diwakili oleh indikator strategi melakukan kegiatan ekspor.
ekspor, strategi perusahaan untuk
melakukan adaptasi produk berpengaruh Market Research
positif dan signifikan terhadap kinerja
ekspor. Strategi lainnya yang juga Sedangkan untuk penelitian,
mempengaruhi kinerja ekspor adalah perusahaan ekspor rata-rata belum
strategi perusahaan untuk melakukan mempunyai anggaran dan program R&D.
ekspor ke negara tetangga. Negara Hal ini salah satu penyebab kinerja ekspor
tetangga yang masih berada di wilayah perusahaan ekspor di Sumatera Barat
Asia Tenggara. Hal ini ditunjukkan dengan masih rendah. Sedangkan perusahaan
nilai pearson chi square yang lebih besar merasa perlu untuk melakukan penelitian
dibandingkan dengan chi square tabelnya, budaya ke daerah tujuan ekspor karena
signifikan pada α=10%. Penelitian ini berkaitan dengan selera konsumen. Pada
sejalan dengan yang ditemukan oleh Ayan, poin ini menunjukkan nilai pearson chi
2005 yang menemukan bahwa adaptasi square lebih besar dari chi square tabelnya
produk dan strategi ekspor memiliki (signifikan pada α=10%) yang berarti
pengaruh yang positif terhadap kinerja terdapat pengaruh antara penelitian budaya
ekspor. Strategi ekspor merupakan terhadap kinerja ekspor sumatera barat.
variabel yang dapat dikontrol oleh Mengetahui budaya negara tujuan ekspor
perusahaan ekspor untuk meningkatkan menjadi penting untuk melakukan ekspor
kinerja ekspornya pada saat faktor karena budaya menunjukkan perilaku
eksternal tidak dapat dikontrol oleh konsumsi masyarakatnya. Penelitian ini
perusahaan. Sedangkan strategi perusahaan sejalan dengan yang ditemukan oleh
untuk melakukan ekspor ke pasar dunia Vladimirova, 2013 pada studinya pada
masih belum dapat mempengaruhi kinerja perusahaan ekspor di Portugal.
perusahaan. Perusahaan ekspor di
Price
Sumatera Barat masih belum menerapkan
sepenuhnya strategi segmentasi pasar. Strategi harga menunjukkan nilai
sehingga indikator ini belum bisa pearson chi square > dari chi square
mempengaruhi kinerja ekspor. Komoditi tabelnya (signifikan pada α=10%). Yang
yang dijual perusahaan ekspor di Sumatera berarti strategi harga memiliki pengaruh
Barat adalah komoditi primer yang tidak yang positif dan signifikan terhadap
memerlukan biaya pengolahan yang tinggi, kinerja ekspor Sumatera Barat. Pertanyaan
sehingga perusahaan ekspor merasa tidak pada kuesioner yang dibangun untuk
terlalu penting menerapkan strategi biaya. mewakili variabel adalah strategi adaptasi
harga yang diterapkan oleh perusahaan
Export Planning ekspor. Hasil menunjukkan pengaruh yang
Untuk faktor internal yang kedua signifikan terhadap kinerja ekspor sejalan
yaitu perencanaan ekspor tidak ditemukan dengan penelitian yang dilakukan oleh
pengaruh terhadap kinerja ekspor. Hal ini Zou, 1998 dan Hammilton 1993. Namun
dilihat dari nilai pearson chi square yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

280
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

mengenai pengaruh strategi harga terhadap mitra R&D yang tidak menunjukkan
kinerja ekspor karena, harga diperkirakan hubungan terhadap kinerja ekspor
hanya merupakan strategi untuk (signifikan pada α=10%). Hal ini terkait
meningkatkan keuntungan. juga dengan tidak adanya anggaran dan
program R&D perusahaan dalam
Product menunjang kinerja ekspor.
Untuk variabel produk, yang Consumer Strategy
diwakili dengan indikator inovasi,
diversifikasi, dan standar mutu Untuk variabel strategi terhadap
menunjukkan inovasi tidak memiliki konsumen, dua indikator yang mewakili
pengaruh terhadap kinerja ekspor. yaitu produk sudah sesuai dengan selera
Sedangkan untuk diversifikasi produk dan konsumen dan perusahaan memantau
standar mutu (ISO) menunjukkan terdapat perubahan selera konsumen memiliki nilai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pearson chi square yang lebih besar
ekspor (signifikan pada α=10%). Hasil ini daripada nilai chi square tabelnya
tidak sejalan dengan penelitian yang (signifikan pada α=10%). Hal ini berarti
dilakukan oleh Zou, 1998 dan Lages, 2000 bahwa consumer strategy memiliki
yang menemukan adanya hubungan dan pengaruh yang positif dan signifikan
pengaruh yang positif antara produk dan terhadap kinerja ekspor. Pertanyaan yang
kinerja ekspor. Hal ini disebabkan karena dibangun pada variabel ini untuk
perusahaan ekspor di Sumatera Barat mengetahui apakah perusahaan memantau
sendiri masih tidak melakukan inovasi perubahan selera konsumen dan
produk. Produk yang diperdagangkan ke melakukan tindakan sesuai dengan
pasar internasional adalah barang primer pemantauan yang dilakukan. Penelitian ini
yang tidak melalui proses pengolahan sejalan dengan penelitian Leonidou, 1996
terlebih dahulu. Padahal, bila dilakukan dan Moghadam, 2011 yang menemukan
inovasi terhadap barang primer akan bahwa dengan menggunakan strategi yang
menciptakan nilai tambah yang pada berpatokan pada selera konsumen dapat
akhirnya akan meningkatkan kinerja meningkatkan penjualan dan
ekspor. meningkatkan kinerja ekspor.

Distribution channel relationships (lokal Competitor Strategy


dan Internasional)
Hal yang sama juga ditunjukkan
Variabel internal yang oleh variabel competitor strategy. Variabel
mempengaruhi kinerja ekspor Sumatera ini diwakili oleh indikator perusahaan
Barat selanjutnya adalah hubungan memiliki informasi mengenai pesaing atau
perusahaan ekspor dengan mitra dalam dan kompetitornya. Kepemilikan informasi
luar negeri. Mitra dibagi menjadi empat mengenai strategi-strategi kompetitor akan
mitra, yaitu mitra manajemen, mitra memberikan pengaruh terhadap kinerja
pemasaran, mitra keuangan, dan mitra ekspor (signifikan pada α=10%). Temuan
R&D. Dari hasil pengolahan data ini sejalan dengan penelitian yang
ditemukan bahwa untuk mitra dalam dilakukan Monteira, 2013 yang
negeri tidak terdapat pengaruh terhadap menemukan perusahaan ekspor yang
kinerja ekspor. Ini menandakan masih melakukan strategi berpatokan terhadap
kurangnya asistensi dari berbagai pihak kompetitor dengan memberikan kepuasan
terkait, seperti pemerintah, lembaga yang lebih baik dibandingkan dengan
keuangan dan perguruan tinggi untuk kompetitornya memiliki kinerja ekspor
meningkatkan kinerja ekspor di Sumatera yang baik.
Barat. Sedangkan mitra luar negeri hanya

281
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

A. Pengaruh Faktor eksternal oleh bervariasinya jenis perusahaan ekspor


terhadap Kinerja Ekspor yang diteliti dan perlu penelitian lebih
Selain faktor internal, faktor lanjut terhadap kemungkinan pengaruh
eksternal juga memberikan kontribusi bagi tidak langsung dari faktor eksternal
kinerja ekspor Sumatera Barat. Faktor terhadap kinerja ekspor. Tabel dibawah ini
eksternal merupakan variabel yang tidak menunjukkan hasil survey dari faktor
dapat dikontrol oleh perusahaan. Banyak eksternal yang diwakili oleh hambatan
penelitian menunjukkan faktor eksternal perusahaan dalam menjalankan ekspor dan
tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja regulasi perdagangan internasional.
ekspor. Kemungkinan hal ini disebabkan
Tabel 2. Pengaruh Faktor eksternal terhadap kinerja ekspor Sumatera Barat
Pearson
Tidak
Variabel chi Berpengaruh
Berpengaruh
square
External
Export market barriers
Transportasi 11,2 √
Kondisi keamanan negara tujuan 2,431 √
Pajak ekspor 1,037 √
Nilai tukar 8,522 √
Perbedaan bahasa 3,949 √
Pengetatan quota oleh negara tujuan 4,951 √
Tingkat harga dalam dan luar negeri 10,416 √
Regulation
Peraturan pemerintah membantu kegiatan
ekspor 22,652 √
pemerintah membantu manajemen usaha 13,859 √
Pemerintah membantu pemasaran 7,538 √
Pemerintah membantu penelitian pasar 20,844 √
Promosi ekspor 16,103 √
Peningkatan kualitas ekspor 10,293 √
Memfasilitasi perusahaan dengan mitra
usaha 13,759 √
Memberikan pinjaman 12,83 √
Prosedur birokrasi 8,131 √
Kondisi politik dan regulasi 41,572 √
Sumber: data diolah, survey 2015

Export Market Barriers Regulation


Faktor eksternal diwakili oleh Ekspor Sumatera Barat masih
variabel hambatan ekspor dan regulasi sangat membutuhkan sentuhan pemerintah.
ekspor. Untuk hambatan ekspor dari hasil Karena kebanyakan perusahaan merasakan
penelitian yang dilakukan ditemukan pemerintah tidak memberikan kontribusi
bahwa hambatan ekspor yang yang dapat mendorong ekspor. Ini dapat
mempengaruhi kinerja ekspor adalah dilihat dari kebanyakan perusahaan
transportasi dan perbedaan harga dalam menjawab bahwa regulasi tidak memiliki
dan luar negeri. Hal ini ditunjukkan oleh pengaruh bagi penjualan. Untuk itu hal
nilai pearson chi square > dari chi square yang diperlukan oleh masyarakat adalah
tabelnya (signifikan pada α=10%). peran serta pemerintah untuk mendorong
ekspor. Salah satunya yang dapat
dilakukan adalah dengan menerapkan
regulasi yang tepat agar ekspor Sumatera
Barat khususnya dapat berkembang.

282
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

B. Pembahasan kini komposisi ekspor Sumatera Barat


Hasil yang diperoleh dari penelitian belum banyak mengalami perubahan.
ini menunjukkan nilai yang kurang Perkembangan ekspor masih
signifikan bila dibandingkan dengan mengandalkan beberapa komoditi primer
penelitian-penelitian yang dilakukan oleh seperti komoditi karet, cassiavera, kopi,
peneliti lain di negara-negara maju. yang masih merupakan produk pertanian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah dan perkebunan yang mendorong
sedikitnya jumlah perusahaan ekspor yang perkembangan ekspor dengan cukup pesat.
terdapat di Sumatera Barat, dimana penulis Sedangkan komoditi di luar sektor
hanya mendapatkan sebanyak 26 pertanian yang berperan dalam komposisi
perusahaan untuk dimintai keterangan. ekspor adalah batubara dari sektor
Jumlah ini sangat jauh dibandingkan pertambangan dan semen dari sektor
dengan jumlah perusahaan ekspor yang industri.
diteliti di negara maju yang mencapai lebih
dari seratus perusahaan. Selain itu jenis Pada tahun 1983 kontribusi karet terhadap
perusahaan ekspor di Sumatera Barat nilai ekspor mencapai 40,30% yang diikuti
adalah perusahaan ekspor barang primer oleh komoditi primer lainnya seperti
yang masuk dalam kategori industri cassiavera sebesar 16,03% dan kopi
berskala kecil dan menengah. sebesar 6,39%. Ditambah dengan komoditi
kayu balok yang memberikan kontribusi
Selama periode 1983-2014 sebesar 9,70% dan rotan sebesar 3,79%.
perdagangan memberikan andil yang Kedua komoditi ini baru muncul pada
cukup besar bagi perekonomian Sumatera tahun 1980-an sebagai komoditi ekspor,
Barat. Rata-rata laju pertumbuhan ekspor namun sudah dapat memberikan kontribusi
Sumatera Barat sebesar 3,70% pertahun. yang cukup besar bagi total ekspor
Ini lebih rendah dari rata-rata laju Sumatera Barat. Dua komoditi terpilih
pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat sebagai produk unggulan daerah dari
sebesar 5.47% pertahun. Pada tahun 1999 Propinsi Sumatera Barat dari sektor
laju pertumbuhan ekspor mengalami perkebunan, yaitu Kakao dan Karet,
pertumbuhan negatif 22,04%. Hal ini tidak masing-masing komoditi memberikan
terlepas dari kondisi perekonomian dunia kontribusi terhadap ekspor nasional.
terutama keadaan perekonomian negara- Kontribusi ekspor kakao terhadap ekspor
negara tujuan ekspor Sumatera Barat nasional mengalami peningkatan yang
seperti Amerika Serikat, Eropa dan cukup tajam pada tahun 2011
Jepang. Bila dilihat dari kontribusinya dibandingkan dari tahun 2013
terhadap perekonomian Sumatera Barat kontribusinya sebesar 4,67% meningkat
dari tahun 1983-2014, terjadi penuruan. menjadi 9,08% di tahun 2014, dimana
Penurunan ini menandakan lambannya pada tahun tersebut, nilai ekspor nasional
perkembangan produk yang berorientasi untuk komoditi Kakao mengalami
ekspor sebagai mesin pertumbuhan penurunan, namun kontribusi ekspor
ekonomi. Ekonomi yang dicapai selama komoditi kakao dari propinsi Sumatera
tahun 1983-2014 lebih banyak digerakkan Barat menunjukkan peningkatan. Untuk
oleh permintaan dalam negeri. komoditi karet, walaupun tidak
Perlambatan pertumbuhan ekspor juga menunjukkan peningkatan yang tajam
disebabkan oleh melemahnya permintaan seperti halnya komoditi Kakao, namun
global dan penurunan harga komoditas kontribusinya cenderung stabil dari tahun
utama di pasar global yang keduanya tidak ke tahun, pada tahun 2013 menunjukkan
dapat dikontrol perusahaan. angka sebesar 9,33% menurun menjadi
8,68% di tahun 2014.
Komposisi ekspor sangat
ditentukan oleh permintaan dunia. Hingga

283
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

Amerika Serikat merupakan pasar adalah Amerika Serikat senilai 902,78 US


utama produk Sumatera Barat. Permintaan Dolar atau 29,78% dari total ekspor
produk Sumatera Barat di pasar Amerika Sumatera Barat. Negara tujuan ekspor
Serikat selalu mengalami peningkatan yang kedua terbesar adalah China dan
yang signifikan. Peningkatan ekspor ditempat ketiga adalah Singapura yang
Sumatera barat disebabkan meningkatnya masing-masing memiliki nilai ekspor
permintaan komoditi karet oleh Amerika 354,99 (11,71%) juta US Dolar dan 322,04
Serikat. Kemajuan industri di Amerika (10,62%) juta US Dolar.
Serikat terutama industri yang
membutuhkan bahan baku karet telah Kedekatan wilayah Sumatera Barat
mendorong permintaan komoditi karet. dengan negara-negara ASEAN
Banyaknya permintaan dunia sampai saat mengakibatkan mudahnya jalinan
ini masih belum dapat dipenuhi oleh hubungan perdagangan. Walaupun negara-
Sumatera Barat karena terbatasnya negara ASEAN merupakan negara-negara
persediaan. Pada tahun 1983 sebesar tujuan baru bagi ekspor Sumatera barat
44,91% ekspor Sumatera Barat diserap namun nilainya terus mengalami
oleh pasar Amerika Serikat yang bernilai peningkatan yang mengakibatkan peranan
55,78 juta US $. Sementara Jepang negara-negara ASEAN semakin penting
menyerap 1,21% produk Sumatera Barat. terhadap nilai ekspor Sumatera Barat. Pada
Untuk tahun 1983 sebagian besar lainnya tahun 1999 nilai ekspor Sumatera Barat ke
produk dipasarkan ke negara-negara MEE negara ASEAN mengalami peningkatan
sebesar 24,75%. mencapai 31,6 juta US $. Ternyata krisis
tidak mempengaruhi nilai ekspor Sumatera
Pada saat krisis ekonomi tahun Barat ke negara-negara ASEAN.
1999 ekspor Sumatera Barat dengan tujuan Peningkatan nilai ekspor terlihat pada
Amerika Serikat mengalami penurunan negara Singapura dan Malaysia. Dimana
yang sangat tajam. Nilai ekspor yang pada tahun 1995 nilai ekspor ke Malaysia
mampu diperoleh hanya sebesar 7.6 juta sebesar 10,2 juta US $ meningkat menjadi
US $. Pada tahun tersebut dominasi 12,8 juta US $. Disamping itu Singapura
Amerika Serikat dan Jepang tidak lagi juga mengalami kenaikan yang cukup
tampak. Bahkan komposisinya berada di tinggi dari 9,8 juta US $ pada tahun 1995
bawah 5 %. Amerika Serikat sebesar 3,3% menjadi 16,3 juta US $ pada tahun 1999.
dan Jepang sebesar 0,7%.
Pengaruh internal dan eksternal
Disamping Amerika Serikat, menjelaskan
Masyarakat Ekonomi Eropa juga kinerjaeksporperusahaansebagaisalahsatu
merupakan negara tujuan ekspor yang unit bisnispribadi. Meskipun analisis yang
potensial bagi Sumatera Barat. Pada tahun disajikan dalam penelitian ini sangat
1999 dimana nilai ekspor ke beberapa sederhana, namun telah dapat menjelaskan
negara tujuan mengalami penurunan justru sebagian dari kegiatan ekspor perusahaan
nilai ekspor ke MEE mengalami di Sumatera Barat. Hasil yang didapatkan
peningkatan. Peningkatan yang cukup menunjukkan bahwa model ini dapat
berarti terlihat pada negara Belanda yang digunakan di Sumatera Barat maupun
nilainya mencapai 17,5 juta US $ sehingga Indonesia yang rata-rata perusahaannya
peranannya terhadap total ekspor juga bergerak dalam ekspor barang primer.
mengalami peningkatan dari 9,85% pada Kebanyakan eksportir barang primer di
tahun 1995 menjadi 21,44% pada tahun Sumatera barat tidak menunjukkan
1999. memiliki strategi pemasaran yang
berorientasi dunia.
Negara tujuan ekspor utama Meskipun untuk mengekspor
Provisi Sumatera Barat di tahun 2014 barang primer tidak membutuhkan adanya

284
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

perkembangan produk yang mengkibatkan kondisi politik dan regulasi dapat


tingginya tingkat persaingan, namun berpengaruh positif terhadap kinerja
ternyata faktor internal dapat dipakai untuk ekspor. Hal ini mengindikasikan bahwa
mengukur kinerja ekspor perusahaan. dalam era perdagangan bebas tingkat
Salah satu penyebab dapat dipakainya persaingan mengalami kenaikan yang
ukuran ini adalah karena adanya kemajuan cukup signifikan. Keadaan ini bila tidak
teknologi yang mengakibatkan barang- ditanggapi secara serius akan
barang primerpun mengalami perbaikan mengakibatkan produk ekspor kita kalah
kualitas. Tingkat persaingan barang bukan bersaing di pasar internasional.
olahanpun menjadi tinggi.
PENUTUP
Sumatera Barat merupakan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
propinsi yang mengandalkan ekspor
bahwa perusahaan ekspor di Sumatera
barang primer sebagai faktor penggerak
Barat masih didominasi oleh perusahaan
perdagangan luar negerinya. Kelemahan
produk primer. Negara tujuan ekspor juga
Sumatera Barat untuk bersaing dengan
masih didominasi oleh Amerika Serikat
negara-negara lainnya antara lain karena
dan diikuti oleh negara-negara MEE. Hasil
eksportir Sumatera Barat tidak memiliki
penelitian menunjukkan masih banyaknya
perencanaan ekspor dan menerapkan
faktor internal yang tidak memiliki
strategi managerial. Kegiatan ekspor yang
pengaruh terhadap kinerja ekspor, hal ini
dilakukan perusahaan semata-mata karena
berlawanan dari penelitian sebelumnya
adanya peluang pasar. Peluang pasar
yang sudah dilakukan di negara-negara
tersebut bukanlah karena diciptakan
maju terhadap perusahaan ekspor yang
sendiri oleh perusahaan sebagai sebuah
tergolong dalam industri besar. Namun
unit bisnis, namun karena adanya
begitu, hasil analisis ini sudah dapat
dorongan permintaan dari luar negeri. Pada
menunjukkan perilaku perusahaan ekspor
saat permintaan pasar dunia melemah
sebagai unit bisnis pribadi. Dari hasil
maka perusahaan ekspor cepat merasakan
penelitian, maka dapat disimpulkan:
imbasnya langsung.
1. Faktor internal perusahaan yang
Dari hasil penelitian lapangan berkaitan dengan strategi pemasaran
menunjukkan bahwa perusahaan yang ekspor seperti adaptasi produk,
tidak memiliki strategi tidak dapat segmentasi pasar, pasar dunia, adaptasi
bertahan menghadapi tingkat persaingan harga, hubungan dalam dan luar negeri
luar negeri. Beberapa perusahaan dan juga perencanaan ekspor dan yang
menghentikan kegiatan ekspornya karena berkaitan dengan perilaku managerial
tidak adanya lagi permintaan dari negara terhadap konsumen dan kompetitor
tujuan ekspor. Penyebabnya antara lain menunjukkan hubungan dan pengaruh
yang diakui perusahaan adalah adanya yang positif terhadap kinerja ekspor.
kompetitor yang dapat memberikan produk Mempertimbangkan faktor internal
yang lebih baik. Hal ini mengakibatkan perusahaan sebagai variabel yang dapat
importir mengalihkan pembeliannya ke dikontrol dapat meningkatkan kinerja
eksportir lain dengan komoditi yang sama. ekspor.
Selain itu penyebab lainnya adalah adanya 2. Faktor eksternal perusahaan yang
perubahan regulasi dari negara tujuan mencakup hambatan ekspor dan
ekspor yang tidak dapat diantisipasi oleh regulasi menunjukkan hubungan dan
eksportir Sumatera Barat. pengaruh yang positif terhadap kinerja
ekspor. Dari faktor eksternal
Hasil analisis menyimpulkan menunjukkan bahwa perusahaan ekspor
dengan adanya aktifitas yang besar kepada Sumatera Barat sudah mulai mencapai
strategi pemasaran, konsumen, kompetitor, advanced phase dimana perusahaan

285
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

sudah dapat mengatasi beberapa dalam Perekonomian Terbuka,


hambatan ekspor. Journal of World Business 135(1)
Bertitik tolak dari hasil penemuan Ayan, Tuba Yakici and Selcuk Percin
empiris sebelumnya dan hasil penemuan (2005). A Structural Analysis of
empiris dari studi ini, maka penulis the Determinants of Export
mengemukakan saran-saran sebagai Performance: Evidence from
berikut : Turkey. Innovative Marketing,
Volume 1, Issue 2
1. Perusahaan ekspor untuk Bughin, Jacques, (1996). Capacity
meningkatkan kinerja ekspornya dapat Constraints and Export
menggunakan berbagai strategi dan Performance: Theory and Evidence
meningkatkan penelitian terhadap from Belgian manufacturing, The
produk, konsumen dan kompetitornya. Journal of Industrial economics,
Kondisi perekonomian Indonesia saat Vol. XIIV No.2, 187-204
ini memang masih tidak stabil, Cadogan (1999a), John W, Adamantious
ditandai dengan terus berfluktuasinya Diamantopoulus, & Charles D.
nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika Pahud De Mortages, A measure of
Serikat. Untuk terus dapat bersaing Export market Orientation: Scale
dengan produk luar negeri, dunia Development and Cross Cultural
usaha, khususnya di Sumatera Barat Validation, Journal of International
hendaknya memiliki strategi khusus. Business Studies Vol. 30, No. 4,
Salah satunya dengan memperkuat 689-707
sektor internal yang akan memberikan Cadogan, (1999b), Export Market
nilai tambah bagi suatu produk itu Behaviour, Its Antecendents,
untuk bersaing dengan poduk lain. Performance Consequences, and
2. Pemerintah sebagai aktor yang Moderating factors: Evidence from
berperan dalam faktor eksternal US and the UK,
hendaknya terus melakukan upaya www.absaston.ac.uk
untuk menjaga kestabilan politik dan Cooper, Robert G, Elko J. Kleinschmidt
membantu perusahaan dalam (2001), The Impact of Export
usahanya meningkatkan kinerja Strategy on Export Sales
ekspor melalui regulasi dan informasi Performance
untuk perusahaan ekspor di Sumatera Dicht, Erwin, Hans-George Keglmayr &
Barat Stefan Mueller (1990).
3. Untuk penelitian selanjutnya dapat International Orientation as a
menambah jumlah sampel dengan Precondition for Export Success,
memperluas daerah penelitian. Journal of International Business
Studies Vol 21, Issue 1, 23-40
DAFTAR PUSTAKA Edwards, Sebastian (1997). Trade Policy,
Growth and Income Distribution,
10.22202/economica.2016.v4.i2.632
The American Economic Review,
Acs, Zoltan J, (2001). Entrepreneurship, Vol. 87, Issue 2, 205-210
Globalization and Public Policy, Engel, James F (1994). Perilaku
journal of International Konsumen, Binarupa Aksara : Jakarta
Management, Vol 7 (2001), 235- Gomez, Louis R (1998). The Role of
251 Human Resources Strategy in
Arthur, Baldauf, David W. Cravens, Udo Export Performance: A
Wagner, (2000). Faktor yang Longitudinal Study, Strategis
Menentukan Performansi Ekspor Management Journal, Vol. 9, 493-
505

286
Yolamalinda Hayu Yolanda Utami Dina Amaluis

Gujarati, Damodar (2000). Ekonometrika Between 1993-2010. IJFPSSVol. 1


Dasar, PT. Gelora Aksara Pratama: No.2
Jakarta Mohammad dan Osman, herri (2001).
Heiens, Richard A (2000). Market Memasuki Pasar Ekspor:
Orientation: Toward an Perbedaan antara Eksportir
Integration Framework, Sistematik dan Tidak Sistematik,
http:/www.Amsreview.org/articles/ Jurnal Strategi Bisnis, Vol 6/Thn.
heins01-2000.pdf IV, 26-34
Karimi, Syafruddin (2001). Perekonomian Monteiro, Tatiana Maria Correia (2013).
Makro dan Perdagangan Relationship Between Firm Size
Internasional Sumatera Barat, And Export Performance:
Disampaikan dalam Seminar Peran Overtaking Inconsistencies
Perbankan dalam Perekonomian (Disertation). FEP
Sumatera Menghadapi Globalisasi, Mudie, Peter (1997). Marketing: An
Padang 31 Desember 2002 Analytical Perspective, Prentice
Kumcu, Erdogan, Talha Harcar, M. Ecan hall : Europe
Kumcu (1995). Managerial Salvatore, Dominick (2006). Ekonomi
perception of The Adequacy of Internasional, Erlangga : Jakarta
Export Incentive Program: Schlegelmilch, B.B. & J.N. Crook (1978).
Implications for Export-Led Firm Level Determinants of Export
Economics Development Policy, Intensity, Managerial and Decision
Economic Development Policy Economics, Vol. 9, Issue 1, 47-58
Journal of Business Research, Westpdhal, Larry E, (1990). Industrial
32:163-174 Policy on Export Propeled
Lages,Luis Filipe and T C Melewar Economy: Lessons from South
(1999). Determinants Of Export Korea’s Experience, The Journal of
Performance And Moderating Economic Perspective, Vol. 4,
Effects Of Marketing Programme Issue 3, 41-59
Adaptation:A Review, Conceptual Wild John J, Kenneth L. Wild, Jerry C.Y
Framework And Research Han (2000). International Business:
Hypotheses. Warwick Business An Integrated Approach, Prentice
School No. 317 Hall : New Jersey
Lee, Woo-Young, John J. Brasch (1978). Zou, Shaoming and Simona Stan (1998).
The Adoption of Export as The determinants of export
Innovative Strategy, Journal of performance: a review of the
International Business Studies, empirical literature between1987
Vol. 9, Issue 1, 85-93 and 1997. International Marketing
Leonidou, Leonidas C & Constantine S. Review, Vol. 15 No. 5 (333-356)
Katsikeas (1996). The Export
Development Process: An
integrative Review of Empirical
Models, Journal of International
Business Studies, Third Quarter,
517-551
Moghaddam, farshidMovaghar, et all
(2012). The Influence of Export
Marketing Strategy Determinants
on Firm Export Performance: A
Review of Empirical literatures

287

You might also like