You are on page 1of 15

9 KARUNIA ROH KUDUS, 1 Kor 12:8-10

* 1 Korintus 12:8-10

12:8 LAI TB, Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan
hikmat (1), dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan
pengetahuan (2).

KJV, For to one is given by the Spirit the word of wisdom; to another the word of knowledge by
the same Spirit;

TR, ω μεν γαρ δια του πνευματος διδοται λογος σοφιας αλλω δε λογος γνωσεως κατα το αυτο
πνευμα

Translit, hô men {kepada yang satu} gar {sebab} dia {oleh} tou pneumatos {Roh} didotai
{diberikan} logos sophias {perkataan bijak} (1) allô {kepada yg lain} de logos gnôseôs {perkataan
pengetahuan} (2) kata {menurut} to auto {yg sama} pneuma {Roh}

12:9 LAI TB, Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman (3), dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menyembuhkan (4).

KJV, To another faith by the same Spirit; to another the gifts of healing by the same Spirit;

TR, ετερω δε πιστις εν τω αυτω πνευματι αλλω δε χαρισματα ιαματων εν τω αυτω πνευματι

Translit, heterô {kepada yg lain} de {dan} pistis {iman} (3) en {oleh} tô autô {yg sama} pneumati
{Roh} allô {kepada yg lain} de {dan} kharismata iamatôn {karunia2 penyembuhan2} (4) en {oleh}
tô autô {yg sama} pneumati {Roh}

12:10 LAI TB, Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat (5), dan
kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat (6), dan kepada yang lain lagi Ia
memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh (7). Kepada yang seorang Ia
memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh (8), dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh (9) itu.

KJV, To another the working of miracles; to another prophecy; to another discerning of spirits;
to another divers kinds of tongues; to another the interpretation of tongues:
TR, αλλω δε ενεργηματα δυναμεων αλλω δε προφητεια αλλω δε διακρισεις πνευματων ετερω
δε γενη γλωσσων αλλω δε ερμηνεια γλωσσων

Translit, allô {kepada yg lain} de {dan} energêmata dunameôn {fungsi2 yg menghasilkan


mujizat2} (5) allô {kepada yang lain} de {dan} prophêteia {bernubuat/ memberi pesan} (6) allô
{kepada yang lain} de {dan} diakriseis pneumatôn {kesanggupan membedakan roh2} (7) heterô
{kepada yg lain} de {dan} genê glôssôn {macam2 lidah} (8) allô {kepada yg lain} de {dan}
hermêneia glôssôn {menerjemahkan/ menafsirkan lidah} (9)

1. Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat

Yunani λογος σοφια - 'LOGOS SOPHIA', perkataan "bijak", "arif". Dalam konteks 1 Korintus 12:8
berhubungan dengan kebijakan ilahi, kemampuan untuk mengatur hubungan seseorang
dengan Allah berbeda dengan kata φρονεσις - 'PHRONESIS', "pengertian" yaitu kemampuan
mengenal, memahami, dan beradaptasi dengan seseorang.

λογος σοφια - 'LOGOS SOPHIA' merupakan ucapan yang berhikmat melalui pekerjaan Roh
Kudus. Inilah penerapan penyataan firman Allah atau hikmat Roh Kudus pada suatu keadaan
atau masalah yang khusus (Kisah Para Rasul 6:10; 15:13-22). Akan tetapi, ini tidak sama dengan
memiliki hikmat Allah untuk kehidupan sehari-hari. Hikmat itu dicapai dengan belajar yang rajin
dan merenungkan jalan Allah dan firman-Nya, dan melalui doa (Yakobus 1:5-6).

2. Karunia untuk berkata-kata dengan pengetahuan

Yunani, λογος γνωσεως - 'LOGOS GNOSEÔS', perkataan "pengetahuan".

Kata γνωσεως - 'GNOSEÔS' adalah bentuk genitif (menyatakan sumber atau milik) dari kata
γνωσις - 'GNÔSIS', sedangkan kata γνωσις - 'GNÔSIS' adalah nomina berasal dari γινωσκω -
'GINOSKO', "mengetahui", sehingga kata γνωσις - 'GNÔSIS' diterjemahkan menjadi
"pengetahuan" yaitu cabang pengetahuan tertentu bukan pengetahuan dalam arti luas.

Dalam konteks 1 Korintus 12:8, λογος γνωσεως - 'LOGOS GNOSEÔS' berarti kecakapan
membentangkan dan menerangkan secara teoritis prinsip-prinsip mendasar atau pengetahuan
yang lebih dalam dari doktrin Kristen, barangkali dapat disamakan dengan ungkapan "kunci
pengetahuan" menurut ayat di bawah ini:

* Lukas 11:52

"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil 'kunci pengetahuan'; kamu
sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-
halangi."

Ayat-ayat lain tentang "pengetahuan" yang berhubungan dengan λογος γνωσεως - 'LOGOS
GNOSEÔS', di antaranya:

* 1 Korintus 13:2

"Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan
memiliki seluruh 'pengetahuan'; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk
memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna."

* 1 Korintus 13:8

"Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; 'pengetahuan'
akan lenyap."

* 1 Korintus 14:6

"Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah
gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau
'pengetahuan' atau nubuat atau pengajaran?"
* 2 Korintus 8:7

"Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, —- dalam iman, dalam
perkataan, dalam 'pengetahuan', dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu
terhadap kami —- demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini."

γνωσις - 'GNÔSIS', "pengetahuan" berbeda dengan 'SOPHIA', "hikmat". γνωσις - 'GNÔSIS'


merujuk kepada pengetahuan itu sendiri, sedangkan σοφια - 'SOPHIA' merujuk kepada
kebijaksanaan yang diterapkan dalam tindakan. γνωσις - 'GNÔSIS' menerapkan secara ringkas
pengertian tentang kebenaran, sedangkan σοφια - 'SOPHIA' menerangkan lebih rinci makna
kebenaran dalam segala aspeknya.

3. Karunia iman

Yunani : πιστις - 'PISTIS', berasal dari verba πειθω - 'PEITHO', "meyakinkan" (orang lain)
termasuk pengertian "menghasut" (Matius 27:20), menaruh harapan, mengandalkan,
menganggap benar, percaya. Kata ini punya makna yang cukup luas baik dari segi subyektif
maupun obyektif namun secara umum bermakna kemampuan untuk percaya.

Dalam konteks 1 Korintus 12:9, πιστις - 'PISTIS' merupakan salah satu "karunia" Roh Kudus,
berbeda dengan iman sebagai penyerahan total atau iman yang menyelamatkan. Karunia
"iman" ini adalah iman yang bekerja secara ajaib seperti "iman untuk memindahkan gunung".

4. Karunia untuk menyembuhkan


Yunani : ιαμα - 'IAMA', berasal dari verba ιαομαι - 'IAOMAI', "menyembuhkan".

Karunia-karunia ini diberikan kepada jemaat untuk memulihkan kesehatan jasmani dengan
memakai sarana adikodrati (Matius 4:23-25; 10:1; Kisah Para Rasul 3:6-8; 4:30). Bentuk jamak
χαρισματα - 'KHARISMATA' (dalam perkataan "karunia-karunia") menunjukkan penyembuhan
berbagai macam penyakit dan menganjurkan bahwa setiap tindakan penyembuhan merupakan
suatu karunia yang khusus dari Allah.

Sekalipun karunia-karunia untuk menyembuhkan ini tidak dikaruniakan kepada setiap anggota
tubuh dalam suatu cara yang istimewa (1 Korintus 12:11, 30), namun semua anggota boleh
mendoakan orang sakit. Pada waktu ada iman, orang yang sakit itu akan disembuhkan.
Kesembuhan dapat juga terjadi sebagai hasil dari ketaatan terhadap petunjuk-petunjuk dalam
Yakobus 5:14-16.

Allah memberikan χαρισματα - 'KHARISMATA', "karunia-karunia", dan bukan ιαματα -


'IAMATA', "kesembuhan-kesembuhan". 'IAMATA' dapat bermakna obat-obatan untuk
menyembuhkan penyakit, sedangkan 'KHARISMATA'

adalah aneka ragam kemampuan untuk menyembuhkan aneka ragam penyakit, dengan atau
tanpa obat.

5. Karunia untuk mengadakan mujizat

Yunani : ενεργηματα δυναμεων - 'ENERGÊMATA DUNAMEÔN', dari kata ενεργημα -


'ENERGEMA', "pekerjaan"; Dan δυναμις - 'DUNAMIS', "mujizat". Kata 'DUNAMIS' berasal dari
verma δυναμαι - 'DUNAMAI', "mampu". Semua kata yang dibentuk dari stem δυνα- ; 'DUNA-'
senantiasa berhubungan dengan kemampuan.

Ini merupakan perbuatan-perbuatan kuasa adikodrati yang dapat mengubah tatanan hukum
alam yang normal.
6. Karunia untuk bernubuat

Yunani : προφητεια - 'PROPHÊTEIA', "nubuat", dari kata προφητευω - 'PROPHÔTEUÔ',,


"bernubuat". Kata προφητευω - 'PROPHÔTEUÔ', sendiri berasal dari kata προφητης -
'PROPHÊTÊS', "nabi".

Kita harus membedakan di antara nubuat sebagai suatu penyataan sementara dari Roh (1
Korintus 12:10) dan nubuat sebagai suatu karunia pelayanan jemaat (Efesus 4:11). Sebagai
suatu karunia pelayanan, nubuat hanya diberikan kepada beberapa orang percaya, yang
kemudian harus berfungsi sebagai nabi di dalam jemaat. Sebagai penyataan rohani, nubuat itu
sebenarnya tersedia bagi setiap orang Kristen yang dipenuhi Roh (Kisah Para Rasul 2:17-18).

Nubuat merupakan suatu karunia istimewa yang memungkinkan orang percaya untuk
meneruskan perkataan atau penyingkapan secara langsung dari Allah di bawah dorongan Roh
Kudus (1 Korintus 14:24-25, 29-31). Ini bukanlah penyampaian sebuah khotbah yang telah
dipersiapkan sebelumnya.

Nubuat dijalankan di bawah kehendak Allah dan bukan kehendak manusia. Perjanjian Baru
tidak pernah menunjukkan bahwa jemaat secara aktif mencari penyataan atau petunjuk dari
mereka yang mengaku sebagai nabi. Nubuat diberikan kepada jemaat hanya pada waktu Allah
memprakarsai beritanya (1 Korintus 12:11; 2 Petrus 1:21).

7. Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh


Yunani : διακρισεις πνευματων - 'DIAKRISEIS PNEUMATÔN', "pembedaan roh-roh". Kata
διακρισις - 'DIAKRISIS' berasal dari διακρινω - 'DIAKRINÔ', "membedakan", "memutuskan",
"menghakimi".

διακρισις - 'DIAKRISIS' adalah tindakan atau kuasa melihat perbedaan dengan jelas, bukan
διακνοσις - 'DIAGNOSIS', menganalisa berdasarkan pemikiran atau pengertian diri sendiri.

Karunia ini merupakan kemampuan khusus yang diberikan oleh Roh untuk membedakan dan
menilai nubuat-nubuat secara tepat dan membedakan apakah ucapan itu berasal dari Roh
Kudus atau bukan (1 Yohanes 4:1; 1 Korintus 14:29). Menjelang akhir zaman ini ketika guru
palsu (Matius 24:5) dan pemutarbalikan Kekristenan yang alkitabiah akan berkembang secara
pesat (1 Timotius 4:1), maka karunia ini akan menjadi sangat penting bagi jemaat.

8. Karunia untuk berkata-kata dengan Bahasa Lidah

Yunani γενος γλωσσα - 'GENOS GLÔSSA'

- γενος - 'GENOS' = jenis;

- γλωσσα - 'GLÔSSA' = lidah, sering digunakan istilah "γλωσσολαλια - GLÔSSOLALIA" dari kata
γλωσσα - 'GLÔSSA' dan λαλεω - 'LALEÔ', "berbicara".

Berhubungan dengan "bahasa roh" (lebih tepatnya: "karunia lidah") sebagai suatu penyataan
adikodrati dari Roh Kudus. Bahasa lidah itu boleh jadi suatu bahasa yang ada di bumi (Kisah
Para Rasul 2:4-6) atau suatu bahasa yang tidak dikenal di bumi (1 Korintus 13:1; 14:1-40).
Bahasa semacam itu tidak pernah dipelajari dan sering kali tidak dapat dipahami baik oleh
pembicara (1 Korintus 14:14) maupun oleh para pendengar (1 Korintus 14:16).

Agar dapat menilai apakah bahasa lidah itu sejati, yaitu sungguh-sungguh dari Roh Kudus, harus
ditemukan apa yang diajarkan Alkitab. Apabila seseorang yang mengatakan bahwa ia berbicara
dalam bahasa lidah tetapi tidak mengabdikan diri kepada Yesus Kristus dan kekuasaan Alkitab,
dan tidak berusaha menaati firman Allah, maka penyataan orang itu tidaklah dari Roh Kudus.

"Bahasa lidah" ("GLÔSSA") adalah sebagai sarana dari roh manusia berkomunikasi dengan Allah
di dalam doa. ("GLÔSSA") adalah komunikasi antar roh dan Roh. Dalam komunikasi ini, manusia
tidak mengerti apa yang sedang diucapkan kepada Allah di dalam roh-nya. Hanya Allah yang
dapat mengerti.

Namun demikian, "bahasa roh" ("GLÔSSA") bukanlah bahasa surga, karena karunia ini sifatnya
tidak kekal:

* 1 Korintus 13:8

LAI TB, Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh (bahasa lidah - GLÔSSA)
akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.

NKJV, Love never fails. But whether there are prophecies, they will fail; whether there are
tongues (GLÔSSA), they will cease; whether there is knowledge, it will vanish away.

TR, η αγαπη ουδεποτε εκπιπτει ειτε δε προφητειαι καταργηθησονται ειτε γλωσσαι παυσονται
ειτε γνωσις καταργηθησεται

Translit interlinear, hê agapê {kasih} oudepote {tidak pernah} ekpiptei {berkesudahan/gagal}


eite {jika} de {tetapi} prophêteiai {karunia2 memberi pesan Allah/nubuat} katargêthêsontai
{mereka akan bernenti} eite {jika} glôssai {bahasa2 lidah} pausontai {mereka akan berakhir} eite
{jika} gnôsis {pengetahuan} katargêthêsetai {ia akan dihentikan}

Kasih tidak berkesudahan, harfiah : kasih tidak akan menghilang/ tidak pernah roboh. Ia bersifat
abadi (1 Yohanes 4:16). Kasih tidak sama dengan karunia-karunia yang diperuntukkan untuk
kehidupan sekarang: Nubuat, "bahasa lidah" atau "bahasa roh" ("GLÔSSA" ), pengetahuan
mempunyai batas waktu, tetapi kasih tidak. Kasih itu sifatnya kekal.

Maka, "bahasa roh" tidak dapat dirujuk sebagai bahasa surga.


9. Karunia untuk menafsirkan bahasa lidah

Yunani ερμηνεια - 'HERMENEIA', dari 'HERMENEUO', "menjelaskan dengan kata-kata",


"menerjemahkan apa yang dikatakan atau yang ditulis dalam bahasa asing ke dalam bahasa
sendiri yang dimengerti". Kata ερμηνευω - 'HERMENEUÔ' sendiri berasal dari kata ερμης -
'HERMÊS', "dewa bahasa" bangsa Yunani.

Karunia ini merupakan kemampuan yang diberikan oleh Roh untuk mengerti dan
menyampaikan makna suatu ucapan yang diucapkan dalam bahasa roh. Ketika bahasa roh ini
ditafsirkan bagi jemaat, maka fungsinya adalah sebagai petunjuk untuk penyembahan dan doa
ataupun sebagai nubuat. Perhimpunan orang percaya kemudian dapat ikut serta

dalam penyataan yang diilhamkan oleh Roh ini. Demikianlah, bahasa roh yang ditafsirkan dapat
menjadi suatu sarana membangun jemaat sementara segenap perhimpunan itu menanggapi
ucapan tersebut (1 Korintus 14:6,13). Karunia ini bisa diberikan kepada orang yang berkata-kata
dengan bahasa roh atau kepada seorang lain. Mereka yang berkata-kata dengan bahasa roh
harus berdoa juga untuk memperoleh karunia menafsirkan bahasa roh (1 Korintus 14:13).
Buah Roh yang terdapat di dalam Galatia 5:22-23

Setipa buah Roh yang terdapat di dalam Galatia 5:22-23 adalah sebuah aspek dari sifat Allah.
Karena itu, sasaran Roh Kudus adalah mengahasilkan setiap buah Roh ini di dalam hidup kita
sehihingga sifat kita bisa seperti kebenaran Firman Tuhan. Panggilan kita adalah “menjadi
serupa dengan gambaran-Nya” (Roma 8:29). Kesembilan sifat ini harus berkembang dalam
hidup kita, untuk kita dapat bertumbuh dalam karakter dan sifat Ilahi yang sebenarnya.

Kasih adalah kekuatan untuk memdahulukan orang lain dan kekuatan untuk tidak
mementinkan diri sendiri, dan menanggu segala sesuatu.

Sukacita merupakan “Kesukaan dari Allah adalah kekuatan kita.” Sukacita


membersihkan dan menyembuhkan roh kita dari segala luka hati, dendam, dan depresi.

Damai Sejahtera adalah kekuatan untuk merasa tenang ketika berada di dalam badai
kehidupan. Ia tidak digoyahkan oleh keragu-raguan, ketakutan, dan serangan musuh.

Kesabaran adalah kekuatan untuk tidak menyerah melaikan menanggung segala


kesukaran dan keadaan.

Kemurahan adalah kekuatan untuk tidak bersikap kasar terhadap orang lain. Ini adalah
perkembangan lebih lanjut dari hikmat.

Kebaikan adalah kekuatan untuk melakukan apa yang benar secara moral. Ia
mempertimbangkan apa yang selama-lamanya yang merupakan hal yang terbaik bagi
orang lain.

Iman adalah kekuatan untuk mengalahkan dunia, setan, adan ujian-ujian.

Kelemahlembutan adalah kekuatan untuk tidak membalas dendam, baik dalam


ucapan maupun perbuatan

Penguasan Diri adalah kekuatan untuk tidak menuruti kehendak sendiri dan kekuatan
untuk mengontrol nafsu makan dan perasaan yang berlebihan.
D. SIFAT BUAH ROH
Paulus melanjutkan lagi: “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan. Kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang
menentang hal itu.” (Galatia 5:22). Buah Roh tidak mungkin dirintangi oleh seluruh hukum yang
ada di dunia. Alangkah baiknya jika kita mempunyai paspor yang bisa diterima baik di manca
negara. Buah Roh Kudus adalah paspor yang diterima baik di mana-mana.

1. Kepunyaan Tuhan
Manusia yang hidup berpusat kepada diri sendiri dan kedagingan dengan keadaan yang tidak
mungkin dicegah, akan mengalirkan hidup kedagingan dan buah-buah nafsu yang tidak beres.
Bagaimanakah dengan orang Kristen yang diperanakkan pula oleh Roh Kudus dan hidup dalam
hidup yang baru? Setelah Roh Allah memberikan hidup yang baru kepada manusia, maka
manusia akan berbuah Roh. Segala kelembutan, sukacita, kedamaian dan cinta kasih disebut
sebagai buah Roh Kudus dan bukan buah manusia. Manusia tidak bisa membanggakan dirinya
dan menganggap rohaninya lebih tinggi dari orang lain, jika ia hidup berbuah Roh, karena Kitab
Suci mengatakan bahwa buah itu berasal dari Roh Kudus. Roh Kudus yang menjadi sumber
hidup yang mengandung segala kebajikan. Sikap orang Kristen yang benar yaitu jika ia berbuat
kebajikan, maka orang itu mengakui bahwa kebajikan itu berasal dari anugerah Tuhan – dan
tidak ada jasa kita di dalamnya.

Tidak ada jasa di dalam melakukan kebajikan, bukan berarti tidak ada kewajiban untuk
melakukan kebajikan. Setiap orang Kristen harus melunaskan kewajiban yang ditetapkan bagi
kita masing-masing, tetapi setelah kita menjalankan segala sesuatu yang seharusnya kita
tanggung dan kerjakan, maka seharusnya kita pun mengetahui bahwa itu berasal dari anugerah
Tuhan.

Jika Anda memetik buah dari suatu pohon, Anda akan menyebut nama buah itu sama dengan
nama pohonnya. Jika buahnya baik, maka Anda akan menyebut buah pohon itu baik, dan bukan
menyebut bahwa buah ranting itu baik. Anda tidak pernah mengatakan bahwa ranting itu
berbuah baik, tapi pohon yang berbuah baik. Sebuah pohon berbuah melalui ranting. Ini suatu
pengertian yang jelas bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan, tetapi melalui kita. Tuhan yang
memiliki buah, tetapi buah itu berada dalam diri kita masing-masing. Kalau pengertian ini jelas
Anda terima, maka Anda akan mengerti bahwa Alkitab begitu ketat dan menuntut kita menjadi
orang yang betul-betul rendah hati dan taat kepada Tuhan. Janganlah sombong kalau Anda
mencintai Tuhan, janganlah mnengambil kemuliaan kalau Anda bisa mengasihi orang lain,
karena itu adalah buah dari Roh Kudus yang bekerja di dalam diri Anda. Yesus Kristus
berkata: “Berbuahlah banyak supaya Bapa-Ku dipermuliakan.” Buah adalah milik Tuhan, tetapi
berbuah adalah kewajiban kita.

2. Buah dengan sembilan rasa


Buah Roh Kudus hanya ada satu, bukan sembilan. Di dalam bahasa Yunani. Juga bahasa Inggris
tidak memakai istilah buah di dalam bentuk jamak (buah-buah), tetapi dalam
bentuk tunggal (buah). The only fruit of the Goly Spirit. Paulus tidak salah dalam menuliskan hal
ini karena konsep Alkitab mengajarkan bahwa di dalam satu hidup, dikeluarkan rasa yang
berbeda. Buah Roh adalah satu buah dengan sembilan rasa, bukan sembilan buah dengan
sembilan rasa. Buah apel memiliki rasa manis, pahit, asam; dan bukankah setiap buah memiliki
rasa yang bermacam-macam?

Buah Roh Kudus hanya satu, tetapi memiliki sembilan macam rasa. Hal ini mengandung arti
bahwa buah Roh Kudus berasal dari dalam dan tidak ditambah dari luar. Yang dari dalam
berasal dari pengaliran hidup, tetapi yang dari luar adalah tambahan. Beda antara manusia
yang harum dengan bunga yang harum yaitu: Bunga memiliki keharuman dari dalam, tetapi
manusia memiliki keharuman dari minyak wangi. Berbuah berarti mengeluarkan satu hidup
yang mengandung banyak macam sifat yang bajik. Sifat rendah hati orang Kristen seharusnya
berbeda dengan orang-orang moralis. Orang moralis belajar rendah hati, tetapi melupakan
cinta kasih; belajar cinta kasih, tapi melupakan kesetiaan; belajar kesetiaan, tetapi lupa akan
kesabaran. Jadi orang moralis harus menambah dan terus menambah dari luar. Sedangkan
Alkitab mengajarkan bahwa buah Roh adalah satu buah yang tidak ditambah dari luar, tetapi
keluar dari dalam. Segala moral dan kebajikan yang berasal dari Alkitab tidak bisa ditiru dan
dipalsukan. Orang Kristen yang baik, mendasarkan perilakunya berdasarkan apa yang ada pada
hatinya, dan bukan menambalkan pribadinya dengan sesuatu kepribadian yang bukan miliknya.
Suatu hidup yang utuh, dengan sendirinya mengeluarkan segala kebajikan yang berbeda-beda
rasanya.

3. Ketaatan Menghasilkan Perubahan


Kalau seorang anak kecil kita ajar menulis, maka kita akan memegang tangannya dan
menyuruhnya mengikuti gerakan tangan kita dengan patuh. Jika anak itu mengeraskan
tangannya dan tidak menuruti gerakan tangan kita, maka anak itu tidak akan bisa menulis
sesuai dengan kehendak kita. Banyak orang Kristen mau menjadikan Kekristenan sebagai suatu
alat memanipulasi Tuhan dan jika mungkin, membuat Tuhan taat kepada dirinya. Orang yang
demikian tidak mau taat kepada Tuhan, tetapi mau supaya Tuhan yang taat kepadanya.
Menjadi orang Kristen sejati adalah menjadi orang yang mau menjalankan kehendak Tuhan
seumur hidup, dan mau dipakai melakukan kehendak Tuhan yang jauh lebih tinggi daripada
segala rencana manusia – itulah kesuksesan hidup yang sejati. Di dalam rencana Tuhan dan
melalui ketaatan kita, kita bisa menjadi orang yang paling berguna di dalam segala sesuatu yang
sudah Tuhan rencanakan.

Ada satu teori yang menganggap bahwa setiap anak kecil pasti memiliki bakat seni, hanya saja
bakat tersebut seringkali belum menemukan tempat yang cocok. Bakat harus ditemukan, setiap
anak pasti memiliki bakat seni, baik itu musik, lukis, desain, atau yang lain. Menemukan siapa
diri Anda serta memperkembangkan potensi yang ada pada Anda, lalu melatih dan
menyempurnakan bakat yang ada pada Anda, merupakan perilaku yang bijaksana luar biasa.
Tetapi siapakah orang yang betul-betul mengetahui diri kita selain Tuhan? Kalau kita betul-betul
jujur dan taat kepada Roh Kudus, barulah kita dapat mengalami hidup yang semaksimal
mungkin. Manusia sering menjadi tidak puas dengan apa yang sudah dicapainya. Orang lain
dapat saja mengatakan keadaan kita sebagai orang yang sukses dan berhasil, tetapi kalau kita
belum taat sepenuhnya di dalam pimpinan Roh Kudus dan belum berbuah bagi-Nya, kita tetap
tidak akan menerima sukacita yang sejati.

Setelah Adam jatuh ke dalam dosa, maka satu-satunya yang dapat diperbuat manusia adalah
menentang Roh Kudus. Ini dibuktikan dengan tindakan yang berontak kepada Allah dan tidak
mengakui kedaulatan Tuhan Allah. Tetapi setelah Roh Kudus bekerja, Ia melunakkan hati kita
untuk taat kepada Tuhan. Waktu kita tidak lagi menentang dan tidak lagi mempunyai kehendak
yang berontak kepada Tuhan, barulah tangan Roh Kudus memimpin kita. Waktu kita mengerti
dan taat pada pimpinan-Nya, maka segala yang indah mulai keluar dari hidup kita bagaikan
seorang anak yang sudah pandai menulis, menuliskan kalimat-kalimat yang begitu agung dan
indah. Hidup orang Kristen menjadi indah, lebih sempurna dan lebih berarti, melalui ketaatan
kepada Roh Kudus.

Sekarang timbul satu pertanyaan: “Sudah berapa lama Anda memberontak kepada Tuhan
Pencipta dan Pengasih-sayang jiwa Anda? Sampai kapan akan terus begitu?” Kiranya mulai hari
ini kita berdoa: “Saya taat pimpinan-Mu, silahkan Roh Kudus berbuah melalui ketaatanku.”

4. Kebudayaan dan Pembawaan


Adakah orang Kristen yang sifatnya terlalu keras, dan adakah orang bukan Kristen yang sifatnya
terlalu lembut? Ada. Adakah orang-orang agama lain yang melakukan kebajikan-kebajikan lebih
banyak daripada majelis-majelis gereja dan pendeta-pendeta? Ada. Kita sering
mendengar: “Buat apa percaya Yesus, sedangkan saya yang belum percaya Yesus, sudah lebih
baik daripada mereka yang Kristen.”

Kalau kalimat-kalimat seperti itu muncul di hadapan Anda, janganlah menentangnya karena itu
adalah satu hal yang benar. Ada banyak orang belum Kristen yang hidup lebih baik dari orang
Kristen, dan ada banyak orang yang mengaku Kristen namun hidupnya tidak benar. Kita harus
menerima fakta dan mengatakan keadilan karena Allah kita adalah Allah yang adil. Jika ada
orang melawan gereja dan mengatakan bahwa orang-orang Kristen itu bobrok dan jelek, maka
saya biasanya akan membetulkan orang itu. Tetapi jika orang itu melanjutkan mengatakan
bahwa dirinya yang paling baik maka saya akan menjawab bahwa hal itu tidak tentu demikian.
Kalau orang mengkritik gereja, biarkanlah dia, karena memang gereja banyak kelemahan; kalau
orang Kristen dikritik, memang kita harus jujur menerimanya. Tetapi pertanyaannya: “Apakah
kebajikan yang dibuat orang berdosa juga adalah buah Roh Kudus?”

Jika buah Roh Kudus adalah sukacita, bukankah orang lain juga memiliki sukacita? Jika dalam
Alkitab mengatakan tentang cinta kasih, bukankah orang yang bukan Kristen juga memiliki cinta
kasih dan sikap dermawan? Jika Alkitab mengatakan tentang damai sejahtera, bukankah orang
bukan Kristen juga ada sejahtera dan perdamaian? Apakah ada buah Roh Kudus di dalam hidup
orang yang tidak percaya Yesus Kristus? Tidak. Buah Roh Kudus berbeda dengan buah
kebudayaan. Buah kebudayaan adalah akibat dari perubahan moral yang dipelajari dari luar diri
manusia. Orang-orang yang dipengaruhi oleh kebudayaan tertentu, memiliki perilaku luar yang
begitu halus dan apik. Karena apa? Karena selama beribu-ribu tahun telah tertumpuk suatu
latihan dan pembentukan serta heriditas dari kebudayaan. Kelemah-lembutan, kerendahan hati
dan kesopanan yang dihasilkan kebudayaan yang paling tinggi sekalipun, tidak dapat
dipersamakan dengan buah Roh Kudus, Mengapa? Karena itu merupakan buah dari
kebudayaan dan tradisi.

Buah Roh Kudus juga berbeda dengan buah pembawaan. Ayah yang lembut dan ibu yang
lembut, cenderung mempunyai anak yang pembawaannya lembut. Kelembutan anak itu
merupakan buah pembawaan, bukan buah Roh Kudus. Orang yang lain memiliki pembawaan
yang lembut di luarnya, tapi kaku di dalam hatinya. Orang lain lagi memiliki pembawaan yang
keras di luarnya, tapi lembut di dalam hatinya. Buah pembawaan merupakan pengaruh dari
kebudayaan, pengaruh masyarakat dan darah yang diwariskan dari orang tua. Tetapi seorang
yang pembawaannya galak, namun setelah percaya kepada Kristus bisa melakukan kelembutan
yang luar biasa. Sudah melawan pembawaan dan sifat aslinya – itulah buah Roh Kudus. Waktu
Roh Kudus memenuhi seseorang, Ia memberikan kebajikan luar biasa yang melawan sifat yang
kurang baik. Yang marah menjadi lembut dan penuh cinta kasih dan sanggup menyatakan sikap
hidup yang berbeda dengan sikap hidup yang dijalani sebelum orang itu percaya kepada Tuhan.

5. Kebajikan Yang Melampaui Seluruh Hukum Dunia


Tidak ada hukum negara mana pun yang dapat memberikan keutuhan buah dengan sembilan
rasa ini. Bahkan tidak ada satu agama pun yang mungkin memberikan seseorang satu buah
dengan sembilan rasa. Ini melampaui segala pengajaran, kegiatan fisik, rohani maupun agama.
Maka Paulus berkata bahwa ini tidak mungkin dilawan oleh hukum, di mana pun hukum itu
berada. Bawalah buah Roh Kudus ke mana pun Anda pergi,maka Anda akan hidup penuh
sukacita, penuh cinta kasih, panjang sabar, penuh pengorbanan diri dan damai sejahtera.
Kemana pun Anda pergi tidak akan ada permusuhan yang Anda buat. Barangsiapa mempunyai
buah Roh Kudus akan bebas ke seluruh dunia, bahkan juga ke sorga. Sudahkah Anda taat dan
rela menyerahkan diri kepada-Nya sehingga hidup sorgawi nyata lewat hidup Anda?
Amin.

SUMBER :
Nama Buku : Hidup Kristen Yang Berbuah
Sub Judul : Bab IV : Sifat dan Karya Roh Kudus
Penulis : Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit : LRII, 1992
Halaman : 51 – 65

You might also like