Professional Documents
Culture Documents
Abstract
1 Ditulis ulang dari Tesis berjudul “Analisis Fleksibilitas Pengelolaan Keuangan
A. PENDAHULUAN
A.1. Latar Belakang.
Komitmen Pemerintah untuk membangun kepemerintahan yang
baik dibidang kesehatan adalah memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat termasuk pelayanan kesehatan masyarakat, maka
dibentuklah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 dimana dijelaskan bahwa
“BLUD adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas”.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis daerah mempunyai
wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat
dalam wilayah kerjanya. Dengan Otonomi, setiap daerah tingkat II
mempunyai kesempatan mengembangkan Puskesmas sesuai Rencana
Strategis (Renstra) Kesehatan Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Bidang Kesehatan situasi dan
kondisi daerah Tingkat II. Oleh karena itu Puskesmas sebagai garda
terdepan layanan kesehatan tingkat dasar, maka sistem pelayanan
kesehatan dasar puskesmas menjadi keharusan untuk ditingkatkan, salah
satunya melalui program menjadikan Puskemas sebagai BLUD.
Menurut Nizar (2015), Puskemas sebagai BLUD berpeluang
untuk dapat meningkatkan pelayanannya ke masyarakat. Puskesmas
akan mengelola sendiri keuangannya, tanpa memiliki ketergantungan
operasional kepada Pemerintah Daerah. Melalui konsep pola
pengelolaan keuangan BLUD ini, Puskesmas diharapkan dapat
meningkatkan profesionalisme, mendorong entherpreunership,
transparansi, dan akuntabilitas dalam rangka pelayanan publik, sesuai
dengan tiga pilar yang diharapkan dari pelaksanaan Pola Pengelolaan
Keuangan (PPK) BLUD ini, yaitu mempromosikan peningkatan kinerja
pelayanan publik, fleksibilitas pengelolaan keuangan dan tata kelola yang
baik.
Puskesmas dengan status BLU/D seperti yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD, diberikan
keleluasaan dalam konteks mengelola baik dari sisi sumber daya manusia
(SDM) hingga penganggaran. Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) merupakan langkah awal untuk melaksanakan janji dalam
memperbaiki kualitas dan kinerja pelayanan publik yang diamanatkan
oleh PPK-BLUD. Setelah SPM tersusun, maka seluruh unit kerja yang
bertanggung jawab untuk menyediakan jenis pelayanan yang telah
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
165
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
166
B. METODOLOGI
B.1. Tinjauan Pustaka
B.1.1. Teori Agency
Badan Layanan Umum dibentuk sebagai pengejawantahan teori
agensifikasi. Secara umum, teori agensifikasi adalah adanya pemisahan
antara fungsi kebijakan (regulator) dengan fungsi pelayanan publik
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
167
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
168
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
169
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
170
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
171
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
172
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
174
usaha BLUD.
b. BLUD dijalankan dengan prinsip efisiean dan produktifitas. Prinsip
efisien dan produktifitas ini merupakan prinsip yang sangat penting
dalam menjalankan operasional bisnis BLUD. Aktivitas layanan
BLUD diselenggarakan menyerupai entitas bisnis yang tidak akan
terlepas dalam pencapaian produktivitas yang tinggi dan efisien.
Produktivitas bisa diartikan secara sederhana dengan bagaimana
menggunakan input-input (resource) yang minimal untuk
mendapatkan output/outcomedengan optimal tanpa mengabaikan
asas efisiensi. Boleh jadi suatu organisasi mencapai produktivitas
yang tinggi, tapi menggunakan input yang berlebihan sehingga timbul
inefisiensi. Berbeda dengan instansi pemerintah yang menjalankan
aktivitas pemerintahan ala birokrasi murni, BLUD dituntut untuk
menggunakan pendapatannya secara lebih efisien tanpa mengurangi
kualitas layanan yang diberikan. Prinsip ini merupakan terbaru dan
terpenting yang dilakukan dalam ranah manajemen publik dewasa ini
dimana administrasi pemerintah biasa/tradisional lazimnya
dikonotasikan sebagai unit/instansi yang boros, tambun, lamban
dengan produktivitas yang sangat rendah. Dengan
bertransformasinya bentuk instansi pemerintah ke dalam bentuk
BLUD yang dijalankan seperti entitas bisnis (bussines-like) yang
menganut manajemen dan praktik bisnis ala korporat, stigma negatif
instansi tersebut diharapkan akan dapat di hilangkan.
c. Adannya fleksibilitas dan otonom dalam menjalankan operasional
BLUD. Perubahan pola atau manajemen pada BLUD yang semula
dijalankan mengikuti praktik birokrasi kepada praktik bisnis
menghendaki adanya aspek fleksibilitas dan otonom dalam
pengelolaan BLUD untuk menjamin kotinuitas dan pengembangan
layanan terhadap masyarakat.
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
175
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
176
untuk mengelola aset dengan lebih baik dan akuntabel. Dengan alasan
efektifitas ataupun efisiensi, pendekatan khusus juga diberikan kepada
BLUD dalam hal pengadan barang atau aset, terutama pengadaan
barang ataupun jasa yang bersumber langsung dari hasil layanan yang
diberikan kepada masyarakat, hibah, dan hasil kerja sama BLUD dengan
pihak lain.
BLUD dikecualikan dari ketentuan pengelolaan keuangan negara
pada umumnya. Ini merupakan prinsip atau karakteristik yang luar biasa
khusus pada BLUD. UU No.1 Tahun 20014 tentang Perbendaharaan
negara dan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum meberikan ruang bagu
insansi yang menerapkan pola keuangan BLU untuk sedikit
“melenceng” dari prinsip-prinsip pengelolaan keuangan pada umumnya.
Sebagai contoh, menurut aturan, bagi instansi pemerintah yang
menerima dan mengelola PNBP wajib menyetorkannya terlebih dahulu
ke kas negara sebelum menggunakannya sebagaimana dalam UU No.20
Tahun 1997 tentang PNBP. Namun demikian BLU mempunyai hak
pengecualian dalam mengelola dan menggunakan PNBP yakni dapat
digunakan secara langsung untuk kepentingan operasional dan bisnis
BLU termasuk ketentuan dalam pengelolaan keuangan daerah yang lain,
seperti ketentuan dalam pinjaman, piutang, pengadaan barang dan jasa
untuk instansi pemerintah, dan lainnya.
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
177
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
178
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
180
C. HASIL PENELITIAN
C.1. Kondisi Keuangan Puskesmas Martapura
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
181
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
182
D. PEMBAHASAN
D.1. Capaian Kinerja Puskesmas
D.1.1. Puskesmas Martapura
Berdasarkan penelitian atas dokumen Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Puskesmas, kinerja pada Puskesmas Martapura sebelum
penerapan BLU/D tahun 2014 dan setelah penerapan BLU/D tahun
2015 diperoleh hasil capaian indikator wajib dan indikator tambahan
sebagaimana dilihat pada Tabel 1.
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
186
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
187
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
188
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
189
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
191
E. KESIMPULAN
Hasil penelitian pada puskesmas Martapura dan Gambut belum
mencerminkan apa yang seharusnya. Pemerintah Kab. Banjar belum
sepenuhnya mendukung menggunakan instrumen yang lebih strategis
dalam pembuatan kebijakan, sehingga di tahun 2015 setelah adanya
penetapan status BLUD belum langsung dapat berjalan sesuai dengan
ketentuan dan konsep BLUD itu sendiri.
Dari hasil penelitian terhadap analisis fleksibilitas pengelolaan
keuangan Puskesmas pada Pemerintah Kabupaten Banjar yang telah
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
192
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, E.T dan Desi Fernanda, 2001. Membangun Kepemerintahan yang
Baik. Lembaga Administrasi Negara Republik .
Christensen, T. & Laegreid, P. (2004). Regulatory agencies: The challenges of
balancing agency autonomy and political control. Artikel yang
dipersembahkan pada SOG Conference. Vancouver.
Creswell, John W. 2009. Research Design: Qualitative, Quantitative, and
Mixed Methods Approach. Sage Publications Inc. London
Dhatri, Muryani, 2017. Analisis Pelaksanaan Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) di RSUD dr. Achmad Darwis Kabupaten Lima Puluh Kota.
Tesis Master pada ProgramPascasarjana Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padanag.
Gambir, Bhatta, 1996. Good Governance. Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia (LAN-RI).
Hessel, Nogi, 2003. Kebijakan Publik. Lapera. Yogyakarta.
Hosio, 2007. Kebijakan Publik dan Desentralisasi. Laksbang.
Jakarta Irfan, Muhammad Islami, 1991. Prinsip – Prinsip Perumusan
Kebijakan. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Mamesah, D, J, 1995. Sistem Administrasi Keuangan Daerah. Pustaka
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
193
Utama. Jakarta.
LAN & BPKP. 2000. Akuntabilitas dan Good Governance. Lembaga
Administrasi Negara , Jakarta.
Lindholm, Richard W. And Wignjowijoto, Hartojo, 1986. Financing and
Managing State and Local Governenmet. UI-Press. Jakarta.
Lukman, Mediya 2013. Badan Layanan Umum dari Birokrasi Menuju
Korporasi. Bumi Aksara. Jakarta.
Nancy R., 2004. Tague's The Quality Toolbox. Second Edition. ASQ
Quality Press.
Nizar, Dicky, 2015. Implementasi PPK BLUD Puskesmas DiKabupaten
Cianjur. http://dicky- nizar.blogspot.com/ 2015/ 02/ blud-
puskesmas – di - kabupaten-cianjur.html.
Nugroho, Riant, 2003. Reiventing Pembangunan. Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Pollitt C., Talbot C., Caulfield J. & Smullen A. 2004. Agencies: how
government do things through semi-autonomous organization. Palgrave
Mcmillan, New York.
Restianto, Yanuar. E dan Icuk Rangga Bawono, 2015. Pengelolaan
Keuangan BLU/BLUD. UPP STIM YKPN
Sabeni, Arifin, 2005. Peran Akuntan dalam Menegakkan Prinsip Corporate
Governance pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspektif
Keagenan). Sidang Senat Guru Besar Universitas Diponegoro
Dalam Rangka Pengusulan Jabatan Guru Besar.
Scott, Willian R. 2009. Financial Accounting Theory. Toronto. Prentice
Hall. Fifth Edition. Canada.
Shafritz, Jay M. et al. 2004. Clasic of Public Administration. Fith Edition.
Thomson Wadsword.
Shick, A. 2002. Agencies in search of principles. Dalam OECD,
Distributed public governance: agencies, autorities and other
goverment bodies (pp.33-52). Paris: OECD.
Sudiyono, 1992. Model Penelitian Evaluasi (Evaluasi Dampak Program).
Jurusan Ilmu Administrasi Negara. Fisipol UGM, Yogyakarta.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian dan Bisnis. Afabeta, Bandung.
Suprapti, Endang, 2010. Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Aset
Barang Milik Negara. Universitas Pamulang, Tangerang.
Syaukani, H.R., 2004. Konsep Dan Implementasi Ekonomi Kerakyatan Era
Otonomi Daerah. Nuansa Madani. Jakarta.
Supriatna, Tjahya, 2001. Manajemen Pemerintahan Daerah. Institut
Pemerintahan Dalam Negeri. Bandung.
Susan Stainback, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta,
Bandung.
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018
194
Talbot C., et.al., 2000. The idea of agency. Kertas kerja untuk Koferensi the
American Political Studies Association. Washington DC.
Waluyo, 2007. Manajemen publik (Konsep, Aplikasi dan Implementasi Dalam
Pelaksanaan Otonomi Daerah). Mandar Maju. Bandung.
Watson, Douglas J. and Hassett, Wendy L. (Eds.), 2003. Local
Government Management: Current Issues and Best Practices. An ASPA
Classic Volume. M.E. Sharpe.
Wibawa, Samudra, 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Widaningtyas, Endah 2016. Analisis Kesiapan Puskesmas Menuju Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) di Kabupaten Semarang. Masters
thesis, Universitas Diponegoro.
FOCUS Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2018