You are on page 1of 8

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS SEDUHAN BAWANG PUTIH

DENGAN CAPTOPRIL TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI

Yumiati1, Siti Rahmalia HD2, Arneliwati3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: yumiati_latty16@yahoo.com
085278981599

Abstract

The aims of this research is to analize the effectivity of garlic steeping comparative than
captopril for reduce blood pressure to patiens hypertension. The design research is quasy
experimental method with non-equivalent control group design which devided into three
groups, Total sample in the research is 45 people with 15 people as garlic intervention
group, 15 people as captopril intervention group, and 15 people as control group. The
sampling technique explored purposive sampling which selected based on inclusion criteria.
The equipment was used to measure blood pressure is sphygmomanometer. The patients of
garlic intervention groups were given half glass of steeping garlic on three days and the
patients of captopril intervention group were given 1 tablet caotipril 12.5 mg on three days,
where as control group, were not given. Data analysis applied were univariate and bivariate
by using Repeated Anova and one way anova test to show the result. The result of this
research showed that mean of the average systolic and diastolic blood pressure before
steeping garlic given 157.53 mmHg and 94.00 mmHg, while the average systolic and
diastolic blood pressure after a given steeping garlic of 139.33 mmHg and 81.27 mmHg were
mean blood pressure decreased significantly after intervention given by p value = 0.000.
Whereas in the captopril intervention group diastolic and systolic blood pressure before
intervention given 175.33 mmHg and 110.00 mmHg, while the average systolic and diastolic
blood pressure after intervention of 149.33 mmHg and 88.33 mmHg with p value =0.000.
The conclusion of steeping garlic can reduce blood pressure for patients hypertension and as
effective as concumption captopril 12.5 mg.

Keywords:captopril, diastolic blood pressure, garlic, hypertension, systolic blood pressure

PENDAHULUAN Depkes (2008) prevalensi hipertensi di


Penyakit hipertensi atau tekanan Indonesia sebesar 31.7%. Cakupan
darah tinggi merupakan suatu gangguan diagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan hanya mencapai 24.0%, atau dengan kata
suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa lain sebanyak 76.0% kejadian hipertensi
oleh darah terhambat sampai kejaringan dalam masyarakat belum terdiagnosis.
tubuh yang membutuhkannya (Sustrani, Hipertensi merupakan penyebab kematian
Alam, Syamsir, & Iwan, 2006). utama ketiga di Indonesia yang merupakan
Prevalensi hipertensi dunia menurut negara berkembang untuk semua umur
WHO dalam World Health Statistic (2012) (6.8%), setelah stroke (15.4%) dan
mencapai 24,2 % pada laki-laki dan 29,8 tuberculosis (7.5 %) (Depkes 2008).
% pada perempuan. Berdasarkan data
Prevalensi penyakit hipertensi menimbulkan hal-hal yang tidak
primer di Kota Pekanbaru juga dapat diinginkan. Salah satu efek samping yang
dikatakan tinggi. Menurut data Dinas umum terjadi adalah mual, muntah,
Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2011 kelelahan serta kehilangan energi,
penyakit hipertensi primer termasuk disfungsi seksual bahkan meningkatnya
sepuluh kasus penyakit terbesar, yaitu kadar gula dan kolesterol darah (Smeltzer
berada pada urutan ke-3 penyakit terbesar & Bare, 2002).
di Kota Pekanbaru dengan total kasus Pengobatan non farmakologis saat
sebanyak 19.229 kasus setelah Infeksi ini adalah pilihan utama untuk
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sebesar menurunkan tekanan darah karena selain
137.346 dan penyakit infeksi kulit sebesar tidak memiliki efek samping yang
22.620 kasus. Kasus terbanyak terdapat di membahayakan bagi kesehatan.
Puskesmas Melur dengan 2.262 kasus, Pengobatan nonfarmakologis yang saat ini
Puskesmas Limapuluh Kota dengan 1.589 banyak digunakan untuk penderita
kasus, Puskesmas Garuda Sakti 1.566 hipertensi adalah terapi jus dan obat herbal
kasus, dan Puskesmas Pekanbaru Kota tradisional karena dianggap murah, dan
1.286 kasus. tidak berbahaya bagi kesehatan serta
Hipertensi sering disebut dengan modifikasi gaya hidup sangat penting
pembunuh yang diam-diam (silent killer), dalam mencegah tekanan darah tinggi dan
karena penderita hipertensi mengalami merupakan bagian yang tidak dapat
kejadian tanpa gejala (asymptomatic) dipisahkan dalam mengobati tekanan darah
selama beberapa tahun dan kemudian (Widharto, 2007). Salah satu pengobatan
mengalami stroke atau gagal jantung yang nonfarmakologi yang pernah digunakan
fatal. Hipertensi bersama-sama dengan untuk menurunkan tekanan darah adalah
obesitas, hiperlipidemia, dan bawang putih. Keunggulan bawang putih
hiperglikemia, yang dikenal dengan istilah sebagai obat diduga karena kombinasi dua
sindrom metabolik, dapat meningkatkan senyawa yang ada didalamnya, yakni
risiko penyakit degeneratif diabetes alisin dan scordinin. Alisin merupakan zat
mellitus tipe 2 dan penyakit aktif yang mempunyai daya antibiotika
kardiovaskular (Armilawaty, Amalia, & alami yang sanggup membasmi berbagai
Ridwanamiruddin, 2007). Menurut macam dan bentuk mikroba, sedangkan
Krummel (2004) hipertensi yang tidak scordinin sendiri memiliki kemampuan
ditangani dengan baik akan menyebabkan meningkatkan daya tahan tubuh dan
penyakit degeneratif seperti gagal ginjal, pertumbuhan (Syamsiah dan Tajjudin,
gagal jantung, dan penyakit pembuluh 2003).
darah tepi. Uji klinis terhadap bawang putih
Secara garis besar pengobatan yang dilakukan sebanyak 17 kali telah
hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu menunjukan bahwa bisa menurunkan
pengobatan farmakologis dan tekanan darah. Para peneliti Universitas
nonfarmakologis. Pengobatan Oxford di Inggris menganalisis percobaan
farmakologis biasanya menggunakan obat- terdahulu ini dan mereka menyimpulkan
obatan anti hipertensi seperti diuretic, beta bahwa bawang putih bisa menurunkan
blockers, calcium channel blockers dan tekanan darah hanya secara moderat.
lain sebagainya. Salah satu merk dagang Penurunan yang tipikal adalah 7,7 poin
yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan sistolik dan 5 point diastolik. Hal
tekanan darah yang umum digunakan ini dicapai dengan dosis bubuk bawang
adalah captopril. Efek samping yang putih sebanyak 600 mg atau sampai dari
ditimbulkan dari obat-obatan hipertensi sepertiga siung sehari (Liu, 2006).
juga merupakan hal yang harus dihindari
oleh penderita hipertensi karena banyak
RUMUSAN MASALAH
Hipertensi merupakan penyakit HASIL PENELITIAN
tidak menular dan kronis yang dapat Berdasarkan penelitian didapatkan
menimbulkan komplikasi pada berbagai hasil sebagai berikut:
organ tubuh. Penyakit hipertensi
merupakan penyakit yang tidak pernah
lepas dari penggunaan obat antihipertensi
yang membuat ketergantungan pada
penderitanya. Efek samping yang
ditimbulkan dari penggunaan obat
antihipertensi dapat diminimalkan dengan
pengobatan alternatif secara
nonfarmakologis untuk mengatasi
hipertensi dan mencegah komplikasi dari
program pengobatan. Hal ini menarik
perhatian peneliti untuk meneliti, “apakah
terdapat perbandingan yang signifikan
terhadap keefektifan seduhan bawang
putih dengan obat captopril 12,5 mg
terhadap penurunan tekanan darah pada Dari tabel 1 diatas didapatkan hasil
penderita hipertensi sebagai obat bahwa p value untuk karakteristik
tradisional?”. responden berdasarkan jenis kelamin, usia,
pekerjaan dan pendidikan pada masing-
TUJUAN PENELITIAN masing kelompok nilainya lebih besar dari
Penelitian ini bertujuan untuk nilai α=0,05 (p value > α=0,05). Tidak
mengetahui perbandingan efektifitas adanya perbedaan yang signifikan untuk
seduhan bawang putih dengan obat karakteristik antar kelompok konsumsi
captopril terhadap penurunan tekanan seduhan bawang putih, kelompok
darah pada tiap kelompok responden yang konsumsi obat captopril dan kelompok
menderita hipertensi. kontrol. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
karakteristik responden adalah homogen
METODOLOGI PENELITIAN yang berarti Ho gagal ditolak.
Penelitian ini akan menggunakan
desain penelitian Quasy Experiment
dengan rancangan penelitian Non-
Equivalent Control Group (Nursalam,
2003). Penelitian dilaksanakan diwilayah
kerja Puskesmas Melur Labuh Baru
Pekanbaru. Kegiatan penelitian
dilaksanakan dari bulan Oktober 2012
hingga Juni 2013.
Penelitian ini menggunakan alat ukur
berupa sphygmomanometer untuk
mengukur tekanan darah responden.
Berdasarkan tabel 2 diatas yaitu
Analisa data yang digunakan yaitu analisa
tekanan darah sistol dan diastol sebelum
univariat dan analisa bivariat
diberikan terapi pada tiap kelompok
menggunakan uji Repeated Anova dan One
sebanyak 45 responden hasil analisa
Way Anova dengan batas derajat
didapatkan bahwa p value untuk tekanan
kepercayaan (α) 0,05 (Hastono, 2007).
darah sistol yaitu 0,735 lebih besar dari
α=5% (p value >0,05) Begitu juga halnya
pada tekanan darah diastol sebelum
diberikan terapi hasil p value=0,585 lebih
besar dari nilai α=5% (p value >0,05).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho
gagal yang berarti tekanan darah sistol dan
diastol pada tiap kelompok responden
adalah homogen.

Berdasarkan tabel 4, hasil uji


statistik didapatkan adanya penurunan
yang sangat signifikan antar mean tekanan
darah sebelum dan sesudah diberikan
terapi seduhan bawang putih pada
kelompok intervensi bawang putih dan
kelompok intervensi captopril 12,5 mg
dimana p value sistol dan diastol =0,000
dengan α 5% (p<0,05) dapat disimpulkan
Berdasarkan tabel 3 diatas berupa bahwa terapi seduhan bawang putih dan
perbandingan tekanan darah sistol dan terapi obat captopril 12,5 mg sangat efektif
diastol pada Hasil uji One Way Anova dalam menurunkan tekanan darah baik
memperlihatkan bahwa ada perbandingan sistol maupun diastol. Sedangkan pada
yang sangat signifikan pada tekanan darah kelompok kontrol hasil uji statistik
sistol dan diastol setelah diberikan didapatkan tidak ada penurunan terhadap
intervensi dengan nilai p value =0,000 mean tekanan darah sistolik sebelum dan
dengan α 5% (p<0,05) yang berarti adanya sesudahnya/tanpa intervensi pada klompok
perbedaan yang sangat signifikan antar kontrol dimana p value sistol pre-test dan
kelompok responden. Sehingga terapi post-test =0,0976 dengan α 5% (p>0,05)
seduhan bawang putih sangat efektif dalam hal ini berarti Ho gagal ditolak. Sedangkan
menurunkan tekanan darah baik sistol tekanan darah diastol pada kelompok
maupun diastol dan memiliki persamaan kontrol sebelum dan sesudah ada
dengan obat captopril 12,5 mg yang juga perbedaan penurunan tekanan darah
dapat menurunkan tekanan darah. dengan p value=0,013 dengan α 5%
(p<0,05) dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak.
PEMBAHASAN
Hasil uji statistik pada kelompok
intervensi bawang putih dengan
menggunakan uji Repeated Anova untuk
tekanan darah sistol diperoleh perubahan
tekanan darah dari 157,53 mmHg menjadi
139,33 mmHg dengan p value = 0,000 dan
uji Repeated Anova tekanan darah diastol bawang putih. LDL yang diisolasi dari
dari 94,00 mmHg menjadi 81,27 mmHg subjek manusia yang diberi ekstrak
dengan p value = 0,000 dimana nilai p < α bawang putih tua dan ekstrak air bawang
(0,05). Hasil uji ini dapat disimpulkan putih ditemukan secara signifikan lebih
terjadi penurunan yang sangat signifikan rentan terhadap oksidasi. Data
pada tekanan darah sistol dan tekanan menunjukkan dengan menekan oksidasi
darah diastol setelah diberikan terapi LDL mungkin menjadi mekanisme yang
seduhan bawang putih. kuat dalam menyumbang dalam proses
Hasil penelitian yang dilakukan atheroskelerosis (Armenia,Welmidayani,
Piotrowski yang bekerja di University of Yuliandra & Rusdi, 2007).
Geneva, menggunakan bawang putih pada Arifin (2004) juga menambahkan
100 pasien yang menderta hipertensi bahwa Allisin yang terdapat dalam bawang
secara tidak normal. Dari sekitar 40 % putih adalah salah satu inhibitor kuat
kasus yang dirawat, terjadi penurunan release dan anti agregrasi trombosit
tekanan darah yang signifikan dalam satu melalui inhibisi sintesis tromboksan.
minggu perawatan. Piotrowski mengaku Hambatan aktivasi fospolipase membran
bahwa bawang putih memiliki efek dan mobilisasi kalsium ke intraseluler.
dilatoris terhadap pembuluh darah yakni, Alisin juga dapat menyebabkan
bawang putih memiliki efek untuk hiperpolarisasi membran melalui
+
membuat pembuluh darah menjadi lebih pembukaan kanal ion K yang selanjutnya
lebar sehingga mengurangi tekanan akan menutup kanal Ca2+ sehingga Ca2+
(Jussawalla, 2006). intraseluler menurun dan mengakibatkan
Efek protektif bawang putih pada agregasi trombosit. Kandungan yang
artheriosklerosis telah dikaitkan dengan terdapat dalam bawang putih sangat jelas
kemampuan untuk mengurangi kadar dapat menjaga tekanan darah tetap teratur
lemak di dinding arteri. Ada sebuah dan stabil. Hal ini dapat disimpulkan
mekanisme umpan balik untuk bahwa terapi seduhan bawang putih dapat
menghambat pembentukan kolesterol di membantu menjaga dan mempertahankan
hati yaitu dengan cara menghambat kerja keseimbangan pompa kalium dan natrium
enzim Hidroksimetilglutaril CoA yang berpengaruh terhadap tekanan darah.
reduktase (HMG-KoA reduktase) sehingga Pemberian terapi seduhan bawang
menghambat pembentukan 3-hidroksi-3- putih pada responden, sebagian besar
metil-glutaril-KoA. Apabila ada masukan menyatakan bahwa setelah mengkonsumsi
makanan dengan kolesterol tinggi, maka seduhan bawang putih mereka merasa
hati akan menurunkan sintesis kolesterol tenang dan sakit ditengkuk mereka
demikian pula sebaliknya. Mekanisme ini menjadi berkurang dan bahkan tidur
bertujuan untuk mempertahankan kadar menjadi lebih enak. Seseorang yang dalam
kolesterol normal dalam tubuh. Bawang kondisi tertekan dan stress, hormon
putih menyebabkan efek artherogenik adrenalin dan kortisol akan dilepaskan
(preventif) dan antiartherosklerotik dalam darah sehingga terjadi peningkatan
(menyebabkan regresi) langsung pada tekanan darah (Widharto, 2007).
dinding arteri. Bawang putih menekan Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
kegiatan enzim lipogenik dan kandungan bawang putih yang dikonsumsi
kolestrogenik di hati seperti enzim malat, oleh responden mampu mengurangi
asam lemak sintase, glukosa 6-fosfat ketegangan otot dan emosional sehingga
dehidrogenase dan 3-hidroksi-3 metil- terapi seduhan bawang putih ini dapat
glutaryl-KoA (HMG CoA) reduktase. mengurangi resiko terkena hipertensi atau
Bawang putih juga meningkatkan ekskresi berdampak positif terhadap tekanan darah.
kolesterol dengan meningkatkan ekskresi Berdasarkan penjelasan yang telah
asam steroid netral setelah mengkonsumsi dipaparkan diatas bahwa bawang putih
memiliki efek hiperpolarisasi pada faktor gaya hidup yang tidak dirubah. Hal
pembuluh darah yang terbukti ini berhubungan dengan pernyataan yang
mempengaruhi beban kerja jantung, menyebutkan bahwa hipertensi dapat
pompa kalium – natrium dan bersifat dipengaruhi oleh beberapa faktor gaya
menenangkan yang berdampak positif hidup seperti aktivitas fisik, merokok,
pada tekanan darah. Dengan demikian stress dan konsumsi garam yang tinggi.
terapi seduhan bawang putih cukup efektif Hasil uji Repeated Anova tekanan
dalam menurunkan dan mengontrol darah diastol pada kelompok kontrol yaitu
tekanan darah dan sama efeknya dengan dari 97,73 mmHg menjadi 94,67 mmHg
obat farmakologi captopril 12,5 mg. dengan p value = 0,013 dimana nilai p
Hasil uji statistik pada kelompok value < α (0,05) ada perbedaan dari
intervensi captopril dengan menggunakan sebelum dan setelahnya terjadi penurunan
uji Repeated Anova untuk tekanan darah tekanan darah sebesar 3,06 mmHg, hal ini
sistol diperoleh perubahan tekanan darah dikaitkan dengan terdapatnya beberapa
dari 175,33 mmHg menjadi 149,33 mmHg responden yang pada saat pengontrolan
dengan p value = 0,000 dan uji Repeated tekanan darah dengan melakukan aktivitas
Anova tekanan darah diastol dari 110,00 fisik sperti olahraga. Pernyataan ini juga
mmHg menjadi 88,33 mmHg dengan p sesuai dengan Dalimartha, Purnama,
value = 0,000 dimana nilai p value < α Sutarina, Mahendra dan Dermawan (2008)
(0,05). Hasil uji ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas fisik berpengaruh terhadap
terjadi penurunan yang sangat signifikan tekanan darah.
pada tekanan darah sistol dan tekanan Hasil uji One Way Anova yang
darah diastol setelah diberikan terapi dilakukan pada 3 kelompok diperoleh
captopril. Hasil uji ini juga menunjukkan perbandingan antar kelompok responden
penurunan tekanan darah yang signifikan untuk tekanan darah sistol dan tekanan
baik tekanan darah sistol maupun tekanan darah diastol didapatkan nilai p value =
darah diastol. Hal ini juga didukung oleh 0,000 dimana p value < α (0,05). Hal ini
penelitian yang dilakukan Armenia, berarti adanya perbedaan ataupun
Welmidayani, Yuliandra dan Rusdi (2007) pengaruh yang sangat signifikan antara
pada tikus yang dihipertensikan setelah tekanan darah sistol dan diastol tiap
diberikan obat captopril mengalami kelompok responden sehingga dapat
penurunan baik tekanan darah sistol disimpulkan bahwa terapi seduhan bawang
maupun tekanan darah diastol dengan p putih sangat efektif dalam menurunkan
value < 0,05. tekanan darah baik tekanan sistol maupun
Hasil uji statistik pada kelompok diastol. Mean difference tekanan darah
kontrol yang tidak diberikan terapi, dengan sistol maupun tekanan darah diastol pada
menggunakan uji Repeated Anova untuk kelompok intervensi captopril lebih besar
tekanan darah sistol diperoleh perubahan dibandingkan dengan kelompok intervensi
tekanan darah dari 158,00 mmHg menjadi bawang putih yaitu 26,00 dan 21,67
158,07 mmHg terjadi peningkatan sebesar (kelompok intervensi captopril) > 18,2 dan
0,07 dengan p value = 0,976 dimana nilai 12,73 (kelompok intervensi bawang putih).
p> α (0,05) yang berarti tidak ada Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
perbedaan yang signifikan tekanan darah yang dilakukan oleh Armenia,
sistol sebelum dan setelahnya. Sehingga Welmidayani, Yuliandra dan Rusdi (2007)
dapat disimpulkan bahwa Ho gagal bahwa terjadi penurunan tekanan darah
ditolak. Hal ini kemungkinan disebabkan sistol dan diastol yang sama pada
karena responden yang dilakukan kelompok captopril dengan dosis 2,5 mg
pengontrolan tekanan darah tidak yaitu 7,71 untuk tekanan darah sistol dan
menggunakan pengobatan untuk 8,41 untuk tekanan darah diastol
menurunkan tekanan darah serta adanya dibandingkan dengan kelompok
eksperimen ekstrak etanol daun c gandis. darah baik tekanan darah sistol maupun
Hal ini dikarenakan obat captopril sebagai tekanan darah diastol meskipun penurunan
ACEi juga bertanggungjawab terhadap dengan obat captopril 12,5 mg lebih besar
degradasi kinin, termasuk bradikinin, yang tetapi sama-sama efektif dalam
mempunyai efek vasodilatasi. menurunkan tekanan darah sistol maupun
Penghambatan degradasi ini akan tekanan darah diastol.
menghasilkan efek antihipertensi yang
lebih kuat. Captopril cepat diabsorpsi SARAN
tetapi mempunyai durasi kerja yang Bagi institusi kesehatan, hasil
pendek, sehingga bermanfaat untuk penelitian dapat dijadikan bahan acuan
menentukan apakah seorang pasien akan atau bacaan dalam memberikan
berespon baik pada pemberian ACEi (Beth penyuluhan atau pendidikan kesehatan
Gormer, 2007, terj. Diana Lyrawati, 2008). kepada masyarakat sebagai terapi alternatif
Pada penelitian ini bahwa responden dalam menurunkan tekanan darah pada
sangat berespon baik pada pemberian penderita hipertensi khususnya bagi
ACEi (obat captopril 12,5 mg) yang Puskesmas Melur. Bagi masyarakat hasil
diberikan pada kelompok intervensi penelitian seduhan bawang putih ini dapat
captopril. diaplikasikan oleh responden dan keluarga
Dengan demikian pada penelitian ini dalam membantu menurunkan tekanan
dapat disimpulkan bahwa bawang putih darah secara efisien dan efektif sebelum
terbukti mempengaruhi beban kerja menggunakan obat-obatan kimia yang
jantung, merevitalisasi pembuluh darah, memiliki efek samping dimasa yang akan
dan mendatangkan ketenangan yang pada datang. Sedangkan bagi peneliti
akhirnya berpengaruh terhadap tekanan selanjutnya hasil penelitian ini dapat
darah. Oleh karena itu, mengkonsumsi dijadikan sebagai evidence based dan
seduhan bawang putih efektif untuk tambahan informasi untuk
membantu menurunkan tekanan darah atau mengembangkan penelitian lebih lanjut
mengontrol tekanan darah agar tetap stabil tentang manfaat lain dari bawang putih
pada pasien hipertensi primer serta terhadap kesehatan dengan jumlah sampel
memiliki keefektifan yang hampir sama yang lebih banyak dan tekhnik penelitian
dengan farmakologi obat captopril 12,5 mg yang lebih baik. Selain itu, perlu dilakukan
yang sudah terbukti secara klinis dalam penelitian lain mengenai terapi lainnya
menurunkan tekanan darah. seperti pengaruh daun salam, daun sirsak,
labu siam, mengkudu, kumis kucing, tapak
KESIMPULAN dara dan daun putri malu terhadap
Berdasarkan hasil penelitian penurunan tekanan darah.
perbandingan keefektifan seduhan bawang
1
putih dengan captopril terhadap penurunan Yumiati: Mahasiswa Program Studi Ilmu
tekanan darah pada penderita hipertensi, Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
2
hasil mean difference untuk tekanan darah Siti Rahmalia HD, MNS: Dosen
sistol dan diastol pada kelompok intervensi Kelompok Keilmuan Keperawatan
bawang putih lebih kecil bila dibandingkan Medikal Bedah Program Studi Ilmu
dengan kelompok intervensi captopril. Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
3
Mean difference untuk kelompok bawang Ns.Arneliwati,M.Kep: Dosen Kelompok
putih 18,2 dan 12,73 sedangkan untuk Keilmuan Keperawatan Komunitas
kelompok capotopril 26,00 dan 21,67. Hal Program Studi Ilmu Keperawatan
ini dapat disimpulkan bahwa seduhan Universitas Riau, Indonesia
bawang putih efektif dalam menurunkan
tekanan darah atau sama efektifnya dengan
obat captopril dalam menurunkan tekanan
DAFTAR PUSTAKA Hastono, S. P. (2007). Analisis data
kesehatan. Jakarta: FKMUI
Arifin, S. (2004). Aktivitas fibrinolisis jus
bawang putih (allium sativum) pada Jussawalla. J. (2006). Care natural
tikus wistar yang dipapar asam mencapai kesehatan prima. Jakarta:
traneksamat. Diperoleh pada tanggal Prestasi Pustaka raya.
3 oktober 2012 dari http://student-
Krummel, D.A. (2004). Medical Nutrition
research.umm.ac.id/index.php/article
Therapy in Hypertension. Di dalam:
/viewFile/
Mahan LK dan Escott-Stump S,
Armenia,Welmidayani, Y. Yuliandra dan editor. 2004. Food, Nutrition and
Rusdi. (2007). http://herbalnet. Diet Therapy. Makassar: Bagian
healthrepository.org/bitstream/12345 Epidemiologi FKM UNHAS.
6789/2532/1/jstf_v12_2_07_armenia
Liu, B. (2006). Terapi Bawang putih.
090814.pdf diperoleh pada tanggal 3
Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.
januari 2013
Lyrawati,D.(2008).http://lyrawati.files.wor
Armilawaty, Amalia. H., &
dpress.com/2008/11/hypertensionhos
Ridwanamiruddin. (2007).
ppharm. pdf diperoleh pada tanggal
Hipertensi dan faktor resikonya
3 januari 2013
dalam kajian epideniologi. Bagian
Epidemiologi FKM UNHAS Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan
diperoleh tgl 23 10 2012 dari http:// Metodologi Penelitian Ilmu
Ridwanamiruddin.com/2007/12/08/h Keperawatan. Jakarta: Salemba
ipertensi-dan-faktor-risikonya- Medika
dalam-kajian-epidemiologi/
Sustrani, L., Alam, Syamsir, Hadibroto, &
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Iwan. (2006). Hipertensi. Jakarta:
Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 2 Agromedia Pustaka Utama.
Ed.8. Jakarta: EGC.
Syamsiah, I. S. & Tajuddin. (2003).
Dalimartha, S., Purnama, B. T., Sutarina, Khasiat dan manfaat bawang putih.
N., Mahendra & Dermawan, R. Jakarta: Agromedia Pustaka.
(2008). Care your self hipertensi.
Jakarta: Penebar Plus. Widharto. (2007). Bahaya hipertensi.
Jakarta Selatan: Sunda Kelapa
Depkes. (2008). Riset kesehatan dasar
(Riskesdas).Litbang depkes.
Diperoleh tanggal 22 oktober 2012
dari http://www.litbang.depkes.go.id
Dinkes, Riau. (2010). Profil Kesehatan
Provinsi Riau Tahun 2010.
Pekanbaru: Bakti Husada.

You might also like