Professional Documents
Culture Documents
7177 12688 1 PB PDF
7177 12688 1 PB PDF
ABSTRACT
Someone who is sick tends to suffer from stress. This type o f patient really needs a figure o f
nurse to reduce their stress level. Beside that’s, patient also needs a therapeutic
communication. Therefore, a research is done in the Neurology Ward in M Haulussy
General Hospital in Ambon with the purpose is to fin d out the therapeutic communication
relationship o f the nurses toward the patients’ stress level in the Neurology Ward in M
Haulussy General Hospital in Ambon. The method used in this study is the correlation
quantitative method. The correlation result o f the nurses’ verbal communication toward
the patients’ stress level is 0,498 with the significant point o f 0,005 (p<0,05). And the
result o f the correlation nurses’ non verbal communication toward the patients’ stress level
is 0,497 with the significant point o f 0,005 (p<o,os). While the correlation result o f the
correlation test between the nurses’ therapeutic communication toward the patients’ stress
level is 0,581 with the significant point o f 0,001 (p<o,os). Therefore, H o (there is no
relation o f therapeutic communication to patients stress level) is rejected and H i (There is
relation o f therapeutic communication to patients stress level) is accepted. It can be
concluded that there is a significant relationship between the nurses’ therapeutic
communication toward the patients’ stress level.
171
Jumal komunikasi, Volume 9, Nomor 2, April 2015
sebagai variabel independen dan tingkat maupun dari kepala ruangan Neurologi
stres pasien sebagai variabel dependen. RSUD M Haulussy Ambon
HIPOTESIS
Ho :Tidak ada hubungan komunikasi Kriteria Eksklusi
terapeutik perawat terhadap Kriteria eksklusi adalah
tingkat stres pasien menghilangkan atau mengeluarkan subjek
Hi :Ada hubungan komunikasi dari penelitian karena berbagai sebab
terapeutik perawat terhadap dengan atau kata lain tidak layak untuk
tingkat stres pasien tidak diteliti atau tidak memenuhi kriteria
inklusi pada saat penelitian berlangsung
(Nursalam,2001:59). Yang termasuk
POPULASI kriteria eksklusi adalah mengalami
Populasi penelitian merupakan gangguan orientasi, pasien dewasa berusia
keseluruhan dari obyek penehtian yang <17 dan >60 tahun, pasien tidak sadar,
akan diteliti (Nursalam,2001:56). Dalam pasien yang menolak untuk menjadi
penelitian ini yang dijadikan populasi responden dan tidak mendapat ijin dari
yaitu pasien yang dirawat inap di ruang keluarga maupun dari kepala ruangan
Neurologi Rumah Sakit Umum Daerah dr Neurologi RSUD M Haulussy Ambon.
M Haulussy Ambon yang berjumlah 30
pasien.
PENGUMPULAN DATA
Pada bagian ini peneliti
SAMPEL menggunakan instrumen pengumpulan
Sampel adalah bagian dari populasi data penelitian kuantitatif berupa
yang dipilih dengan cara tertentu dan kuesioner dan memanfaatkan data yang
dianggap mewakili seluruh populasi tersedia dengan melihat catatan rekam
(Nursalam,2001:58). Peneliti mengguna- medis pasien di ruang neurologi. Dalam
kan teknik purposive sampling, yaitu instrumen penelitian, peneliti
teknik pengambilan sampel secara menghilangkan alternatif jawaban netral
sengaja. Peneliti menentukan sendiri (N) dalam penggunaan skala likert karena
sampel yang diambil tidak secara acak, pengalaman sewaktu melakukan
tapi ditentukan sendiri oleh peneliti. penehtian, responden cenderung memilih
Kriteria sampel terbagi atas 2 bagian, jawaban netral (N) sehingga berpengaruh
ya itu : pada proses pengolahan hasil penelitian
Kriteria Inklusi (Azwar,2012:107).
173
Jurnal komunikasi, Volume 9, Nomor 2, April 2015
176
Marlen Febiyana Patty, Dewi Kartika Sari & Yafet Pradikatama,
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Tingkat Stres Pasien
di Ruang Neurologi Rumah Sakit Umum Daerah dr M.Haulussy Ambon
Tabel l : Hasil Uji Korelasi Komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat stres
pasien di ruang Neurologi RSUD M. Haulussy Ambon
komunikasiverba! Tingkatstrespasi
m awat en
KomunikasNeibal^a Pearson Correlation 1 wm
m Sig.{2-tailed)
m
H 30 30
Tingkatstrespasien Pearson Correlation' 1
Sig. (2-tailed)
N 30 30
177
Jumal komunikasi, Volume 9, Nomor 2, April 2015
Tabel 3 : Analisa hubungan komunikasi non verbal perawat dengan tingkat stres pasien
di ruang Neurologi RSUD M. Haulussy Ambon
’ komunikasinonver Tingkatstrespasie
b a to s a ! n
komunifeasmonv Pearson Correlation 1
e r b a te M s ig [2 _,ai|e(1)
N 30 30
tingkatstrespasie Pearson Correlation 1
n Sig. (2-tailed)
■
N 30 30
J
omunikasi verbal dan nonverbal berbagai m acam faktor yang am at
erawat adalah 0,498 dan 0,497 penting dalam intervensi untuk
dengan signifikansi 0,005 m eningkatkan kepuasan pasien dan
m enggam barkan bahwa bukan hanya m engurangi tingkat kecem asan,
kom unikasi perawat yang m erupakan ketakutan dan stres adalah
Satu-satunya faktor penyebab stres pengontrolan, kom unikasi dan
pasien yang dirawat di ruang dukungan sosial.
Neurologi nam un masih ada faktor
lain yang m em pengaruhi tingkat stres ) 1 "* „
178
Marlen Febiyana Patty, Dewi Kartika Sari & Yafet Pradikatama,
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Tingkat Stres Pasien
di Ruang Neurologi Rumah Sakit Umum Daerah dr M.Haulussy Ambon
179
umal komunikasi, Volume 9, Nomor 2, April 2015
180
Marlen Febiyana Patty, Dewi Kartika Sari & Yafet Pradikatama,
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Tingkat Stres Pasien
di Ruang Neurologi Rumah. Sakit Umum Daerah dr M.Haulussy Ambon
181
Jumal komunikasi, Volume 9, Nomor 2, April 2015
adaptif. Kom unikasi verbal sangat perawat dengan pasien serta dukungan
akurat dan lazim dipakai di rum ah emosional selam a stres. Kurangnya
sakit karena peraw at berkom unikasi kom unikasi yang m em uaskan dan
langsung tatap m uka dengan pasien, berkualitas dari perawat dapat
berkom unikasi tepat w aktu dan cepat berim plikasi serius terhadap
m endapat respon dari pasien sehingga kesehatan fisik dan psikologis pasien.
1
sangat di perlukan keteram pilan baik
Perawat yang terapeutik berarti
dari perawat untuk mampu m elakukan interaksi dengan pasien,
berkom unikasi baik dengan pasien hal interaksi tersebut untuk m em fasilitasi
ini dikarenakan kom unikasi ini proses penyem buhan pasien,
bertujuan untuk kesem buhan pasien sedangkan hubungan terapeutik
(Purwanto,2003:137-138). artinya suatu hubungan interaksi yang
M enurut studi Lawrence,1995 m em punyai sifat m enyem buhkan dan
(jdalam Rosalind & Lucie, 1999:141s- berbeda dengan hubungan sosial.
1417) pasien yang di rawat di rumah Hubungan ini di banguri untuk
sakit m enggam barkan bagaim ana keuntungan pasien. Pasien tidak boleh
m ereka mendengar, m engerti dan diremehkan, pasien m em punyai
m enanggapi secara emosional apa m otivasi sem buh yang tinggi akan
yang dikatakan oleh petugas selalu berfikir dia akan segera sembuh
kesehatan. Data hasil penelitian yang dari penyakitnya, dan keadaan sekitar
peneliti dapatkan bahwa kom unikasi mam pu m em pengaruhinya, sebagian
yang diterapkan oleh perawat terhadap besar pasien m erindukan perawat
pasien di ruang Neurologi m em iliki untuk berkom unikasi dengan mereka
nilai korelasi 0,581 dengan signifikansi untuk m em bantu m eningkatkan rasa
0,001 (p<0,05) yang artinya pengendalian diri salah satunya
m em punyai korelasi sedang. Data hasil m elalui pem berian inform asi dan
penelitian ini m enggam barkan ju ga penjelasan yang benar dan tepat,
ta h w a ada faktor lain yang belum inform asi dapat diberikan dengan baik
diketahui yang m em pengaruhi tingkat apabila didukung oleh pelaksana
stres pasien selain faktor kom unikasi kom unikasi yang b aik dari perawat
perawat. Faktor lain yang peneliti kepada pasien m aupun keluarga
dapatkan berdasarkan inform asi dari pasien (M aram is,2005:io6).
pasien yang dirawat di ruang
Neurologi adalah selain faktor
kom unikasi perawat faktor keram aian
di ruangan dan rasa sakit yang KESIM PU LAN D A N SARAN
dirasakan di anggota tubuh. Kesim pulan
Data penelitian sebelum nya dari Dari hasil penelitian dan pem bahasan
W eim ann & Giles,1988 (dalam Elliot & dapat diam bil kesim pulan untuk
W right,199913020-3021) m enunjukan m enjawab tujuan dari penelitian
bahwa kom unikasi dalam keperawatan sebagai b e r ik u t:
sangat penting dengan alasan sebagai
• Berdasarkan hasil perhitungan
akses dan pertukaran inform asi antara
uji korelasi diperoleh koefisien
182
Marlen Febiyana Patty, Dewi KartikaSari & Yafet Pradikatama,
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Tingkat Stres Pasien
di Ruang Neurologi Rumah. Sakit Umum Daerah dr M.Haulussy Ambon
183
Jumal komunikasi, Volume 9, Nomor 2, April 2015
DAFTAR PUSTAKA
185