You are on page 1of 5

Artikel

Penilaian Psikomotorik
Yulisia Rezky Kirana
Mahasiswa Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar
Email : yulisiarezky@gmail.com

Pendahuluan
Assesment adalah suatu proses penilaian untuk mengetahui proses pencapaian
kemajuan dan hasil belajar (Farida, 2017). Pengertian assesment lebih berfokus pada tahap
pengukuran dan perhitungan hasil. Assesment (penilaian) memiliki cakupan yang lebih kecil
daripada evaluasi. Jadi, sebelum melakukan proses evaluasi terlebih dahulu dimulai dengan
tahapan menilai (Nanda, 2018). Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,
baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar yang
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotor.
Dalam evaluasi pendidikan, ada empat komponen yang saling terkait dan merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan yaitu tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi. Kualitas
pembelajaran dapat dilihat dari hasil ke empat komponen tersebut di atas, utamanya
sistem tes yang diterapkan untuk mendapatkan hasil belajar siswa, karena sistem tes dan
penilaian yang baik akan mondorong siswa dalam meningkatkan motivasi dan prestasi dalam
pembelajaran (Azwar, 1996). Aspek psikomotorik (skill) merupakan tindak lanjut dari aspek
afektif dan kognitif (Sudijono, 2013). Berbeda dengan penilaian afektif dan kognitif yang bisa
dilakukan di kelas, penilaian psikomotorik lebih efektif dilaksanakan di laboratorium dengan
tujuan untuk mengetahui keterampilan mahasiswa dalam melakukan praktikum.
Menurut Mardapi (2003), keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu: gerakan
refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi
nondiskursif. Gerakan refleks adalah respons motorik atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika
bayi lahir. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang
khusus. Kemampuan perseptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motorik atau gerak.
Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil. Gerakan
terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan dalam olah raga.
Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.

Isi
A. Taksonomi Penilaian Psikomotorik
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Buttler (1972: 13) membagi
hasil belajar psikomotor menjadi tiga, yaitu: specific responding , motor chaining , rule using. Pada
tingkat specific responding , peserta didik mampu merespons hal-hal yang sifatnya fisik. Pada motor
chaining peserta didik sudah mampu menggabungkan lebih dari dua keterampilan dasar menjadi
satu keterampilan gabungan. Pada tingkat rule using peserta didik sudah dapat menggunakan
pengalamannya untuk melakukan keterampilan yang komplek.
Hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu: imitasi, manipulasi,
presisi, artikulasi, dan naturalisasi. Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan
sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Manipulasi
adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat tetapi
berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. Presisi, memerlukan kecermatan dan respon lebih
terkoreksi serta kesalahan-kesalahan dibatasi sampai tingkat minimum. Artikulasi, menekankan
koordinasi suatu gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan konsistensi mencapai sesuai dengan
yang diharapkan. Naturalisasi adalah tingkah laku yang mengeluarkan sedikit energy fisik maupun psikis.
Dimana hal yang diajarkan dijadikan contoh telah menjadi kebiasaan dan gerakan yang dilakukan lebih
meyakinkan (Nurwati, 2014).
B. Tujuan Pembelajaran Terkait Aspek Psikomotorik
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.Aspek psikomotorik (skill)
merupakan tindak lanjut dari aspek afektif dan kognitif (Sudijono, 2013). Berbeda dengan
penilaian afektif dan kognitif yang bisa dilakukan di kelas, penilaian psikomotorik lebih efektif
dilaksanakan di laboratorium dengan tujuan untuk mengetahui keterampilan mahasiswa dalam
melakukan praktikum atau mempraktekkan langsung dilapangan. Misalnya pada praktek
melakukan gerak roll ke depan pada senam lantai. Maka tujuan pembelajarannya adalah :
a. Siswa mampu mengetahui teknik melakukan roll ke depan dengan baik dan benar.
b. Siswa mampu memperagakan roll ke depan dengan baik dan benar.
B. Rubrik Penilaian
Berdasarkan tujuan pembelajaran diatas maka akan dikembangkan rubric penilaian terkait
dengan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu mengetahui teknik dan memperagakan roll ke
depan dengan baik dan benar.

Rubrik Penilaian Teknik Roll ke Depan Senam Lantai

Berilah centang () pada kata ya bila aspek keterampilan yang dilakukan benar dan berilah
centang () pada kata tidak, bila aspek keterampilan salah atau tidak benar.

N Aspek Keterampilan Dilakukan


Ya Tidak
O
1 Sikap permulaan jongkok, kedua tangan
menumpu pada matras selebar bahu.
2 Kedua kaki diluruskan, siku tangan
ditekuk, kepala dilipat sampai dagu
menyentuh dada.
3 Mengguling ke depan dengan
mendaratkan tengkuk terlebih dahulu dan
kedua kaki dilipat rapat pada dada.
4 Kedua tangan melepaskan tumpuan dari
matras, pegang mata kaki dan berusaha
bangun.
5 Bangun dengan posisi jongkok kedua
tangan ke depan.

Rubrik terdiri atas dua hal yang saling berhubungan, yaitu skor yang akan didapatkan dan syarat
untuk mendapatkan skor atau aspek keterampilan yang harus dicapai oleh siswa. Pada tabel
penilaian diatas jika siswa dapat memenuhi aspek keterampilan atau mendapat centang pada
kolom “Ya” maka siswa akan mendapat skor 1. Jika aspek keterampilan tidak terpenuhi atau
mendapat centang pada kolom “Tidak”, maka siswa mendapat skor nol. Penilaian ini harus
dilakukan dengan cermat agar siswa mendapatkan skor yang sesuai dengan kemampuannya.p

Penutup
A. Kesimpulan
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.Aspek psikomotorik (skill)
merupakan tindak lanjut dari aspek afektif dan kognitif (Sudijono, 2013). Hasil belajar psikomotor
dapat dibedakan menjadi lima tahap yaittu, imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi.
Rubrik terdiri atas dua hal yang saling berhubungan, yaitu skor yang akan didapatkan dan syarat
untuk mendapatkan skor atau aspek keterampilan yang harus dicapai oleh siswa.

B. Saran
Penulis tentunya menyadari jika artikel ini masih banyak kekurangan yang jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki artikel dengan berpedoman pada banyak sumber serta
kritik yang membangun dari para pembaca.

Daftar Pustaka
Azwar, Saifuddin. 1996. Tes Prestasi. Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Buttler, F. Coit. 1972. Instructional System Development for Vocational and Technical Training.
Educational Technology Publication Inc. New Jersey: Englewood Cliffs

Farida, Ida. (2017). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurwati, Andi. 2014. Penilaian Ranah Psikomotorik dalam Pelajaran Bahasa. Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam. Vol 9 (2).

Saputri, Nanda, dkk. 2018. Pengembangan Instrumen Penilaian Psikomotorik untuk Praktikum
Kimia Dasar. Jurnal Tadris Kimiya. Vol 3 (2).

Sudijono, A. (2013). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

You might also like