You are on page 1of 14

‫‪Khutbah Idul Adha 2020.M/1441.

H1‬‬
‫‪IDUL ADHA DALAM KONDISI PANDEMI COVID-19‬‬
‫‪Oleh Al Fitri, S.Ag., S.H., M.H.I.‬‬
‫)‪(Wakil Ketua PA Tulang Bawang Tengah‬‬
‫‪Khutbah I‬‬
‫ﷲ َو �َ َﺮ َﰷﺗُ ُﻪ‬ ‫اﻟﺴ َﻼ ُم �َﻠَ ْﯿ ُ ْﲂ َو َر ْ َﲪ ُﺔ ِ‬‫�‬
‫َا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ َا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ َا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ‪َ .‬ا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ َا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ َا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ‪َ .‬ا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ َا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ َا ُ�‬
‫ﷲ‬‫ﷲ �ُ ْﻜ َﺮ ًة َو �أ ِﺻ ْﯿ ًﻼ‪َ ،‬ﻻا َ� اﻻ� ُ‬ ‫�أ ْﻛ َ ُﱪ‪َ .‬ا ُ� �أ ْﻛ َ ْﱪ َﻛﺒ ْ ًِﲑا َواﻟْ َﺤ ْﻤﺪُ ِ� َﻛ ِﺜ ْ ًﲑا َو ُﺳ� ْﺒ َ� َﺎن ِ‬
‫� �‬
‫ﷲ‬ ‫َﴫ َﻋ ْﺒﺪَ ُﻩ َو �أ َﻋ �ﺰ ُﺟنْﺪَ ُﻩ َوﻫ ََﺰ َم ْ �ا� ْﺣ َﺰ َاب َو ْ�ﺪَ ُﻩ‪َ ،‬ﻻا َ� اﻻ� ُ‬ ‫َو ْ�ﺪَ ُﻩ‪َ ،‬ﺻﺪَ َق َو�ْﺪَ ُﻩ َوﻧ َ َ‬
‫� �‬
‫ﷲ �أ ْﻛ َ ُﱪ‪َ ،‬ا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ َو ِ� ْاﳊ َ ْﻤﺪُ‬ ‫َو ُ‬
‫ِﴩﯾْ َﻌ ِﺔ اﻟﻨ� ِ ّﱯ اﻟ َﻜﺮ ِﱘ‪َ ،‬اﻟْ َﺤ ْﻤﺪُ ِ�‬ ‫اﻟﺴ َﻼ ِم‪َ ،‬و �أﻓْﻬَ َﻤﻨَﺎ � َ ِ‬ ‫ْاﳊ َ ْﻤﺪُ ِ� ّا�ي ﻫَﺪَ ا�َ ُﺳ� ُﺒ َﻞ ّ‬
‫ﷲ ِﻧ ْﻌ َﻢ اﻟْ َﻮ ِﻛﯿﻞ َو ِﻧ ْﻌ َﻢ‬ ‫� ِا� ْي َﺟ َﻌ َﻞ ﻟَﻨَﺎ ِﻋ ْﯿﺪَ اﻟْ ِﻔ ْﻄ ِﺮ َو ْا �� ْﲵَﻰ‪� ,‬أ ْﺷﻬَﺪُ �أ ْن َﻻ ِا َ َ� اﻻ� ُ‬
‫�‬
‫اﻟْ َﻤ ْﻮ َﱃ‪َ ،‬و �أ ْﺷﻬَﺪُ �أ �ن ُﻣ َﺤ �ﻤﺪً ا َﻋ ْﺒﺪُ ُﻩ َو َر ُﺳ ْﻮ ُ ُ� َو َﻣ ْﻦ ﯾُ ْﻨ ِﻜ ْﺮ ُﻩ ﻓَﻘَﺪْ ﺿَ �ﻞ ﺿَ َﻼ ًﻻ ﺑ َ ِﻌﯿﺪً ا‪َ .‬و‬
‫ﷲ �َ َﲆ َﺳ� ِ ّﯿ ِﺪ�َ َو َﺣ ِب ْﯿ ِبنَﺎ اﻟْ ُﻤ ْﺼ َﻄ َﻔﻰ‪ُ ،‬ﻣ َﺤ �ﻤ ٍﺪ ﻧ ِ ِ َّﱯ اﻟْﻬُﺪَ ى‪ِ � ،‬ا� ْي َﻻ ﯾ َ ْﻨ ِﻄ ُﻖ َﻋ ْﻦ‬ ‫َﺻ �ﻞ ُ‬
‫ﺪق َو اﻟْ َﻮﻓَﺎ‪� ،‬أ �ﻣﺎ‬ ‫اﻟﺼ ِ‬ ‫� ﯾُ ْﻮ َ�‪َ ،‬و �َ َﲆ َا ِ ِ� َو �أ ْﲱَﺎ ِﺑ ِﻪ �أﻫ ِْﻞ ّ ِ‬ ‫اﻟْﻬ ََﻮى‪� ،‬ا ْن ﻫ َُﻮ �اﻻ� َو ْ ٌ‬
‫ﷲ‬‫ﷲ َو َﻃﺎ َﻋ ِﺘ ِﻪ ﻟ َ َﻌﻠ � ُ ْﲂ ﺗُ ْﻔ ِﻠ ُﺤ ْﻮ ْن‪ ،‬ﻗَﺎ َل ُ‬ ‫ﴘ ِﺑﺘَ ْﻘ َﻮى ِ‬ ‫ﺑ َ ْﻌﺪُ ‪ :‬ﻓَيَﺎﳞ� َﺎ اﻻﺧ َْﻮان‪ٔ ،‬أ ْو ُﺻ ْﯿ ُ ْﲂ َو ﻧ َ ْﻔ ِ ْ‬
‫�‬
‫ﷲ �اﻟﺮ ْ َﲪ ِﺎن �اﻟﺮ ِﺣ ْ ْﲓ‪:‬‬ ‫ﺎﱃ ِﰲ ْاﻟ ُﻘ ْﺮ ِان ْاﻟ َﻜ ِﺮﱘْ‪� :‬أﻋ ُْﻮ ُذ ِ� ِ� ِﻣ َﻦ اﻟ�ﺸ� ْﯿ َﻄ ِﺎن �اﻟﺮﺟِ ْﲓ‪ِْ � ،‬ﺴ ِﻢ ِ‬ ‫ﺗَ َﻌ َ‬
‫َ� �آﳞ� َﺎ � ِا� َ�ﻦ َآ ٓ َﻣنُﻮا اﺗ � ُﻘﻮا ﷲ َوﻗُﻮﻟُﻮا ﻗَ ْﻮ ًﻻ َﺳ ِﺪﯾﺪً ا‪ ،‬ﯾُ ْﺼ ِﻠ ْﺢ ﻟَ ُ ْﲂ �أ ْ َﲻﺎﻟَ ُ ْﲂ َوﯾ َ ْﻐ ِﻔ ْﺮ ﻟَ ُ ْﲂ‬

‫‪1 Disampaikan dalam Pelaksanaan Shalat Idul Adha, di Masjid Nurul‬‬

‫‪Ihsan Rejosari Kotabumi Lampung Utara, hari Jumat 31 Juli 2020.‬‬


‫‪1‬‬
‫ﻮ� ﻓَﻘَﺪْ ﻓَ َﺎز ﻓَ ْﻮ ًزا َﻋ ِﻈﳰًﺎ وﻗﺎل ﺗﻌﺎﱃ َ� َاﳞ� َﺎ � ِا� ْ� َﻦ آ ٓ َﻣنُ ْﻮا‬ ُ َ ‫ُذﻧُﻮ�َ ُ ْﲂ َو َﻣ ْﻦ ﯾُ ِﻄﻊ ِ ﷲ َو َر ُﺳ‬
‫ﷲ اﻟ َﻌ ِﻈﻲ‬ُ ‫ َﺻﺪَ َق‬.‫ﷲ َﺣ �ﻖ ﺗُﻘَﺎ ِﺗ ِﻪ َو َﻻ ﺗَ ُﻤ ْﻮ�ُ �ﻦ اﻻ� َو �أﻧ ُ ْْﱲ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ُﻤ ْﻮ َن‬
َ ‫اﺗ � ُﻘ ْﻮا‬

Saudara kaum muslimin-muslimat yang dimuliakan Allah.
Mari kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah swt, yang
telah begitu banyak memberikan kenikmatan, sehingga
kita tidak mampu menghitungnya, karena itu sudah
keharusan kita untuk memanfaatkan segala kenikmatan
untuk mengabdi kepada-Nya sebagai manifestasi dari
rasa syukur itu, salah satunya melaksanakan ibadah haji
dan pemotongan hewan qurban di Hari Raya Idul Adha
dan hari-hari tasyrik.
Shalawat dan salam kita sanjung agungkan kepada Nabi
besar Muhammad saw, kepada keluarganya, sahabat-
sahabatnya dan para penerus risalahnya yang terus
berjuang untuk tegaknya nilai-nilai Islam di muka bumi ini
hingga hari kiamat nanti.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd,
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah.
Sebagaimana dimaklumi ibadah haji, shalat Idul Adha dan
qurban tidak bisa dilepaskan dari sejarah kehidupan Nabi
Ibrahim as, karenanya sebagai teladan para Nabi,
termasuk Nabi Muhammad Saw, Nabi Ibrahim As harus
kita pahami untuk selanjutnya kita teladani dalam
kehidupan sekarang dan masa yang akan datang. Oleh
sebab itu khutbah yang singkat ini berjudul “Idul Adha
Dalam Kondisi Pandemi Covid-19."

2
Sesungguhnya ada tiga peristiwa penting yang tidak bisa
lepas dari prosesi pelaksanaan Hari Raya Idul Adha.
Ketiga peristiwa tradiosional tersebut adalah ibadah haji,
shalat ‘Ied dan penyembelihan hewan qurban, yang
menjadi sejarah hari raya Idul Adha (hari Raya Qurban) itu
sendiri. Tahun ini kita menyambut Idul Adha dengan suka
cita, banyak sekali peristiwa kelabu hadir sebelum
datangnya hari besar ini. Bahkan bisa dibilang tragedinya
sangat memilukan. Banyak orang merasakan suasana
kelabu ini, bahkan kita semua yang ada di Indonesia.
Kondisi wabah Covid-19 yang sampai hari ini belum juga
mereda, jangan sampai membuat umat Islam kehilangan
kendali akal sehatnya. Semua yang terjadi di dunia tentu
atas rencana dan ketentuan Sang Maha Kuasa.
Karenanya umat Islam harus bijak dan senantiasa
mengedepankan prasangka baik (husnudzan). Tentunya
takdir Allah Swt, ini tidak boleh serta merta menurunkan
semangat spiritual kita sebagai umat Islam. Kita harus
meyakini bahwa selalu ada hikmah besar yang
terkandung dari setiap ketetapan yang diberikan oleh-Nya.
Apa boleh buat pelaksanaan ibadah haji, shalat Idul Adha
dan qurban dilaksanakan di tengah pandemik Covid-19
yang sampai saat ini belum tanda-tanda akan segera
mereda.
Ibadah pertama dan utama dalam Idul Adha adalah
pelaksanaan ibadah haji. Akibat Covid-19 yang mewabah
di berbagai penjuru dunia. Calon jamaah haji Indonesia
tahun 2020 tidak diberangkatkan ke tanah suci Makkah.
Hal ini dilakukan Pemerintah untuk menjaga keselamatan
3
jiwa jamaah dari tertular/terpapar virus Corona. Sehingga
wajar kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah saat ini
sejalan dengan fiqih Islam. Pertimbangan paling utama
adalah menjaga keselamatan jiwa (hifz nafs), menjaga
keberlangsungan agama melalui rukhshah.
Demikian juga halnya Pemerintah Arab Saudi pun tidak
mengizinkan jamaah dari luar negeri untuk menjalankan
rukun Islam kelima ini. Hanya warga Arab Saudi dan
warga Asing yang berada di Arab Saudi saja yang
diperkenankan untuk melaksanakan ibadah haji, dengan
pembatasan jumlah dan peraturan yang sangat ketat. Bagi
calon jamaah haji tahun 2020, keputusan ini tentu sangat
berat untuk diterima. Setelah sekian lama menunggu
antrean kuota haji dengan berbagai macam usaha untuk
melunasi ongkos naik haji, namun giliran saatnya
berangkat harus mengalami penundaan. Tentu ada
hikmah besar yang bisa diambil dari keputusan ini, yaitu
kesabaran dan kepasrahan. Pertama ujian kesabaran
mari coba kita renungkan berfirman Allah dalam QS. Al-
Anfal ayat 46:
‫ا� َﻣ َﻊ اﻟ �ﺼﺎ ِ� ِﺮ َ�ﻦ‬
َ � ‫َو ْاﺻ ِ ُﱪوا ا �ن‬

“Bersabarlah kalian, sesungguhnya Allah bersama orang-
orang yang sabar”.
Setiap orang yang sabar memiliki keuntungan tersendiri.
Keuntungan dari orang yang bersabar adalah memiliki
harapan dan tidak putus asa karena gagal dalam
urusannya. Iman seseorangpun sangat kuat kaitannya
dengan kesabaran. Kesabaran adalah sikap yang paling
4
dibutuhkan dalam menjalankan ibadah haji, di dalamnya
kesabaran juga bisa menjadi ukuran mabrur atau tidaknya
haji yang dilaksanakan. Jadi ibadah haji merupakan
ukuran ujian sabar atau tidaknya seseorang. Seluruh
rangkaian ibadah haji itu membutuhkan kesabaran mulai
dari menabung, saat pendaftaran, masa tunggu
keberangkatan berpuluh tahun menunggu, saat
berangkat, sampai dengan pelaksanaan dan kembali ke
kampung halaman. Tanpa kesabaran, jamaah haji tidak
akan mungkin mampu melewati rangkaian ibadah yang
memerlukan kekuatan mental dan fisik seperti tawaf, sa'i,
wukuf, dan melempar jumrah. Ini memberikan hikmah
kepada semua calon jamaah haji yang ditunda
keberangkatannya, untuk semakin melatih kesabaran
sebelum waktunya berangkat nanti. Kesabaran dalam
menerima penundaan ini nantinya akan menjadi wasilah
kemabruran haji kelak.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd,
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah.
Hikmah kedua tentang kepasrahan atau disebut dengan
tawakkal. Allah Swt, selalu menyandingkan lafaz tawakal
dengan orang-orang yang beriman. Ini menjadi indikator
jika tawakal adalah hal yang sangat diagungkan dan
hanya untuk orang mukmin dan merupakan bagian dari
hati yang akan membawa seseorang pada jalan
kebahagiaan lahir dan batin, dunia dan akhirat. Terkait
dengan hal ini Allah Swt, pun telah memberikan panduan,
jika kita memiliki tekad bulat dalam melaksanakan

5
sesuatu, maka kita harus pasrah diri kepada-Nya. Dalam
QS. Ali Imran ayat 159 dinyatakan:
‫ا� ُ ِﳛ �ﺐ اﻟْ ُﻤ َﺘ َﻮ ِ ّ ِﳇ َﲔ‬ ِ � ‫ﰻ �َ َﲆ‬
َ � ‫ا� ا �ن‬ ْ � ‫ﻓَﺎ َذا َﻋ َﺰ ْﻣ َﺖ ﻓَتَ َﻮ‬
� �
“Apabila engkau telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang bertawakal.”
Ditundanya pelaksanaan ibadah haji tahun ini, para calon
jamaah haji harus yakin dan pasrah pada Allah karena ini
juga merupakan ketetapan Allah. Haji sendiri adalah
ibadah yang harus diawali dengan kepasrahan karena
harus pergi jauh meninggalkan orang-orang yang dicintai
dan harus berjuang menyelesaikan rangkaian kewajiban
dan rukun haji. Kain ihram warna putih yang dipakai
jamaah pun sudah menandai bahwa para jamaah haji
pasrah atas takdir Allah seperti mayit yang terbungkus
kain kafan. Dengan kepasrahan ini tentunya akan
menjadikan para calon jamaah haji lebih tenang dalam
beribadah. Sehingga wajar ada yang menyebutnya
sebagai puncak kepasrahan dalam sikap keberagamaan
pada diri seseorang dalam rangkaian memenuhi perintah
ajaran seperti yang diisyaratkan dalam rukun Islam yang
lima. Inilah, mungkin hikmah mengapa haji ditempatkan
pada posisi rukun Islam yang kelima.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd,
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah.
Ibadah kedua yang kita laksanakan tengah pademi Covid-
19 yaitu pelaksanaan shalat ‘Ied. Pemerintah melalui

6
Kementerian Agama telah mengeluarkan ketentuan
seputar perayaan Idul Adha 2020/1441H. Aturan tentunya
mengutamakan protokol kesehatan demi mencegah virus
corona. Tercantum dalam Surat Edaran Nomor 18 Tahun
2020 tentang Penyelenggaraan Shalat Idul Adha dan
Penyembelihan Hewan Kurban Tahun 1441 H/2020 M
Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19. Aturan
wajib diperhatikan terutama di daerah dengan jumlah
kasus dan penularan Covid-19 masih tinggi.
Dalam edaran disebutkan, shalat Idul Adha bisa
dilaksanakan di masjid, lapangan, atau ruangan dengan
sebelumnya berkoordinasi dengan gugus tugas Covid-19.
Dengan menekankan pentingnya memperhatikan protokol
kesehatan saat ibadah shalat ‘Ied, hal ini dilakukan
sebagai langkah pencegahan penularan dan
penyebaran Covid-19.
Meskpun masa pendemi Covid-19 pelaksanaan shalat
‘Ied, harus tetap akan mempererat tali silaturrahmi dengan
sanak famili, tetangga, dan saudara muslim lainnya.
Silaturahmi harus tetap terjaga, baik bertemu langsung
atau melalui media telekomunikasi seperti hand phone,
media sosial dan sebagainaya. Sebab shalat Idul Adha
dikerjakan secara berjamaah dan pelaksanaannya di
masjid atau di tanah lapang. Dengan begitu, dapat
dipastikan akan berjumpa dengan umat Islam lainnya,
sehingga bagi yang susah bertemu akibat kesibukan
masing-masing dapat berjumpa dan berkumpul di tempat
dan acara yang sama.

7
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd,
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah.
Ibadah ketiga yang kita lakukan di tengah pademi Covid-
19 yaitu ibadah qurban. Pandemi virus Corona memukul
berbagai aspek kehidupan. Sektor perekonomian paling
terdampak oleh wabah mematikan ini. Di tengah wabah
ini, ibadah qurban akan lebih bermakna dan terasa bagi
masyarakat ekonomi lemah. Selama pandemi berbagai
sektor tak terkecuali sektor ekonomi ikut terkena
imbasnya. Banyak masyarakat yang tidak bisa memenuhi
kebutuhan hidupnya karena harus kehilangan mata
pencarian.
Ibadah qurban bisa menjadi bukti kepekaan sosial
masyarakat yang mampu secara ekonomi terhadap yang
miskin. Qurban semakin memberikan kesadaran kepada
kita, bahwa harta yang kita miliki bukanlah mutlak milik
kita. Harta dan materi di dunia hanya titipan dari Allah Swt,
yang di dalamnya terdapat hak orang lain. Kenikmatan
yang kita rasakan tidak akan berkurang sedikitpun ketika
harus berbagi dengan orang lain melalui pembelian hewan
qurban. Kita harus menyadari bahwa sesungguhnya
hakikat memberi adalah menerima.
Manusia tidak perlu khawatir karena nikmat Allah Swt,
sangatlah banyak. Saking banyaknya kita tidak akan bisa
menghitungnya, melalui firman-Nya dalam QS. An-Nahl
ayat 18 mengingatkan kita:

َ � ‫ا� َﻻ ُ ْﲢ ُﺼﻮﻫَﺎ ا �ن‬


‫ا� ﻟَﻐَ ُﻔ ٌﻮر َر ِﺣ ٌﲓ‬ ِ � ‫َوا ْن ﺗَ ُﻌ �ﺪوا ِﻧ ْﻌ َﻤ َﺔ‬
� �
8
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya
kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”.
Pengorbanan harta melalui hewan qurban, akan semakin
mendekatkan kita dengan Allah Swt. Hal ini selaras
dengan makna qurban itu sendiri yakni berasal dari
bahasa Arab qariba-yaqrabu-qurban wa qurbanan wa
qirbanan, yang artinya dekat. Sehingga qurban adalah
mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengerjakan
sebagian perintah-Nya. Dari hal ini kita bisa menarik dua
hikmah dari ibadah qurban di masa pandemi Covid-19.
Pertama adalah hikmah vertikal, yakni semakin dekatnya
kita kepada Allah Swt, dan hikmah horizontal yakni
kedekatan dengan sesama manusia dengan saling
berbagi rezeki di tengah situasi sulit akibat pandemi Covid-
19 ini.
Qurban tidak hanya soal ibadah, berqurban mengandung
manfaat ekonomi yang besar, terutama dalam masa
pandemi seperti saat ini. Oleh sebab itu para dermawan
untuk meluaskan pandangan terhadap ibadah qurban.
Qurban, bukan hanya perihal ritual yang dikerjakan
selama satu hari dalam setahun. Tapi qurban memikirkan
bagaimana hewan itu dibeli, bagaimana dia dikumpulkan,
bagaimana nasib petani-petani dan peternak. Ini akan
menarik semua, dari mulai booth-booth-nya, menyediakan
lahannya, kemudian menyewakan. Ini salah satu cara kita
menggerakkan ekonomi umat, dan ini yang diinginkan
oleh agama.
9
Pantas al-Qur’an menunjukan adanya anjuran supaya
berqurban untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, yaitu
dengan menyembelih binatang ternak. Dalam QS. al-
Kautsar ayat 1-3 dinyatakan:
َ ْ ‫ ﻓَ َﺼ ِ ّﻞ ِﻟ ِﺮﺑ ّ َﻚ و‬.‫ا�� َ ٔأﻋْﻄ ْﯿﻨَﺎكَ ْاﻟ َﻜ ْﻮ�َﺮ‬
‫ ا �ن َﺷﺎ ِﻧﺌَ َﻚ ﻫ َُﻮ ْا ٔ�ﺑْ َ ُﱰ‬.‫اﳓ ْﺮ‬
� َ َ �
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu
nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena
Tuhanmu, dan berkurbanlah, sesungguhnya orang-orang
yang membenci kamu dialah yang terputus.”
Ayat dalam surat tersebut menunjukan agar senantiasa
beribadah hanya kepada Allah Swt. Berqurban sebagai
tanda bersyukur atas nikmat yang telah dilimpahkan-Nya.
Sementara hadits Nabi Saw yang menjadi dasar hukum
qurban di antaranya:
ِ ْ ‫ﰻ �َﺎ ٍم �أ‬
(‫ﲵ �ﯿﺔ )رواﻩ ٔأﺑﻮ داود‬ ِّ ‫َ� ﳞ� َﺎاﻟﻨ� ُﺎس ِا �ن �َﲆ ُﰻ ٔأﻫ ِْﻞ ﺑَيْ ٍﺖ ﰲ‬
“Hai manusia, sesungguhnya atas tiap-tiap ahli rumah
pada tiap-tiap tahun disunatkan berkurban”. (HR. Abu
Dawud).
Hadits tersebut menerangkan, berkurban itu bukanlah
ditentukan untuk sekali saja melainkan disunatkan tiap-
tiap tahun kalau ada kesanggupan untuk berkurban.
Dalam hadits yang lain Nabi Saw bersabda:
‫ َﻣ ْﻦ َﰷ َن ُ� َﺳ َﻌﺔ َو ْﱂ‬: ‫ﷲ ﺻﲆ ﷲ �ﻠﯿﻪ وﺳﲅ ﻗﺎل‬ ِ ‫ َ ٔأ �ن َر ُﺳ ْﻮل‬:‫َﻋ ْﻦ َ ٔأ ِﰊ ﻫ َُﺮ�ْ َﺮة‬
(‫ﯾَﻀَ ْﺢ ﻓَﻼ ﯾ َ ْﻘﺮ�َ �ﻦ ُﻣ َﺼ �ﻼ�َ )رواﻩ اﲪﺪ وا�ﻦ ﻣﺎ�ﻪ‬

10
“Dari Abi Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah Saw
bersabda: Barang siapa yang mempunyai kemampuan
tetapi tidak berqurban, maka janganlah ia menghampiri
tempat shalat kami.” (HR. Ahmad dan Ibn Majah).
Dalil-dalil nash tersebut di atas, menurut jumhur ulama
bahwa hukum qurban hukumnya sunat muakad. Sangat
wajarlah ibadah qurban merupakan salah satu amalan
yang besar bagi umat Islam. Dalam surat Al-Kautsar di
atas, Allah akan memberikan nikmat yang luar biasa
kepada hamba-Nya yang mau beribadah dengan ikhlas,
dengan catatan mendirikan shalat, mau berqurban, dan
tidak menyekutukan-Nya.
Ibadah qurban, merupakan bentuk ibadah ruhiyah yang
memiliki aspek sosial yang sangat tinggi. Apabila ibadah-
ibadah mahdhoh lainnya sulit diterjemahkan dalam
kemanfaatan sosialnya, beda halnya dengan qurban.
Ditinjau dalam sudut pandang ekonomi Islam, qurban
menjadi salah satu sarana distribusi dimana konsep
distribusi dimasukkan di dalamnya unsur keadilan dan
pemerataan.
Pemenuhan kebutuhan fakir dan miskin menjadi pokok utama
pendistribusian daging hewan qurban, sedangkan kerabat dan
juga si pequrban tetap diperhatikan. Tingkat kepedulian antar
sesama meningkat disebabkan interaksi sosial yang terjalin.
Prosesi penyembelihan, pengurusan, dan pembagian daging
menjadi momen untuk saling berinteraksi sosial, dengan
diakhiri pendistribusian kepada mereka yang berhak atas
daging kurban teresebut.
Akhirnya dalam situasi seperti ini, kita diminta untuk
memperbanyak sedeqah, doa, istighfar, shalawat, zikir,
11
dan bacaan al-Qur’an. Kita semua berdoa semoga
musibah ini segera berlalu dan situasi kembali normal dan
lebih baik lagi. Kita mengambil hikmah dari musibah ini
bahwa kita semakin dekat kepada Allah Swt, lebih banyak
waktu bersama keluarga di rumah, lebih luang waktu
berkomunikasi dengan orang terdekat, kolega, rekan dan
tetangga.
Demikian khutbah ini semoga bermamfaat untuk kita
semua, mohon maaf atas segala kekhilafan dan
kekuarangan serta terimakasih atas perhatiannya.

‫ َوﻧ َ َﻔ َﻌ ِﲏ َوا �� ُ ْﰼ ِﺑ َﻤﺎ ِﻓ ْي ِﻪ ِﻣ ْﻦ آٓﯾ َ ِﺔ َو ِذ ْﻛ ِﺮ اﻟْ َﺤ ِﻜ ْ ِﲓ َوﺗَﻘَب� َﻞ‬،‫َ� َركَ ﷲ ِﱄ َوﻟَ ُ ْﲂ ِﰱ ْاﻟ ُﻘ ْﺮآ ٓ ِن ْاﻟ َﻌ ِﻈ ْ ِﲓ‬

‫ﷲ اﻟ َﻌ ِﻈ ْ َﲓ‬َ ‫ َو �أﻗُ ْﻮ ُل ﻗَ ْﻮ ِﱄ ﻫ ََﺬا ﻓَأٔ ْﺳ� َﺘ ْﻐ ِﻔ ُﺮ‬،‫اﻟﺴ ِﻤ ْﯿ ُﻊ اﻟ َﻌ ِﻠ ْ ُﲓ‬ � ‫ﷲ ِﻣن�ﺎ َو ِﻣ ْن ُ ْﲂ ِﺗ َﻼ َوﺗَ ُﻪ َواﻧ � ُﻪ ﻫ َُﻮ‬ ُ
� ِ
‫اﻧ � ُﻪ ﻫ َُﻮ اﻟﻐَ ُﻔ ْﻮ ُر �اﻟﺮﺣ ْﲓ‬

12
‫‪Khutbah II‬‬
‫َا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ َا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ َا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ َا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ َا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ َا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ َا ُ� �أ ْﻛ َ ُﱪ‬
‫ﷲ‬‫َاﻟْ َﺤ ْﻤﺪُ ِ� �َ َﲆ ا ْﺣ َﺴﺎ ِﻧ ِﻪ َواﻟﺸ� ْﻜ ُﺮ َ ُ� �َ َﲆ ﺗ َْﻮ ِﻓ ْي ِﻘ ِﻪ َو ِا ْﻣ ِتﻨَﺎ ِﻧ ِﻪ‪َ .‬و �أ ْﺷﻬَﺪُ أ� ْن َﻻ ِا َ َ� اﻻ� ُ‬
‫�‬ ‫�‬
‫ﴍﯾْ َﻚ َ ُ� َو �أ ْﺷﻬَﺪُ ٔأ �ن ُﻣ َﺤ �ﻤﺪً ا َﻋ ْﺒﺪُ ُﻩ َو َر ُﺳ ْﻮ ُ ُ� ا�� ا ِﻋﻲ ا َٕﱃ ِرﺿْ َﻮا ِﻧ ِﻪ‪.‬‬ ‫ﷲ َو ْ�ﺪَ ُﻩ َﻻ َ ِ‬ ‫َو ُ‬
‫ﺜﲑا �أ �ﻣﺎ ﺑ َ ْﻌﺪُ ﻓَي َﺎ َاﳞ� َﺎ اﻟﻨ� ُﺎس‬ ‫الﻠﻬ �ُﻢ َﺻ ِ ّﻞ �َ َﲆ ُﻣ َﺤ �ﻤ ٍﺪ ِو�َ َﲆ َا ِ ِ� َو َا ْﲱَﺎ ِﺑ ِﻪ َو َﺳ ِ ّ ْﲅ � َ ْﺴ ِﻠ ْﯿ ًﻤﺎ ِﻛ ْ ً‬
‫ﷲ �أ َﻣ َﺮُ ْﰼ ِﺑأ� ْﻣ ٍﺮ ﺑَﺪَ �أ ِﻓ ْي ِﻪ ِﺑﻨَ ْﻔ ِﺴ ِﻪ َوﺛَ َ�ﲎ‬ ‫ِاﺗ � ُﻘﻮﷲَ ِﻓ ْي َﻤﺎ �أ َﻣ َﺮ َوانْﳤَ ُ ْﻮا َ �ﲻﺎ ﳖَ َيﻰ َوا�ْﻠَ ُﻤ ْﻮا �أ �ن َ‬
‫ﷲ َو َﻣ�ٓ�ِ َﻜتَ ُﻪ ﯾُ َﺼﻠ � ْﻮ َن �َ َﲆ اﻟﻨ� ِﱮ ﯾآ ٓ َاﳞ� َﺎ � ِا��ْ َﻦ‬ ‫ِﺑ َﻤ�ٓ �ِ َﻜ ِت ِﻪ ِﺑ ُﻘﺪْ ِﺳ ِﻪ َوﻗَﺎ َل ﺗَﻌ َﺎ َﱃ ا �ن َ‬
‫�‬
‫آ ٓ َﻣنُ ْﻮا َﺻﻠ � ْﻮا �َﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳ ِﻠ ّ ُﻤ ْﻮا � َ ْﺴ ِﻠ ْﯿ ًﻤﺎ‪ .‬الﻠ�ﻬ �ُﻢ َﺻ ِ ّﻞ َوﺳ ِ ّ ْﲅ �َ َﲆ ُﻣ َﺤ �ﻤ ٍﺪ َو�َ َﲆ آآلِ ُﻣ َﺤ �ﻤ ٍﺪ‪�َ َ ،‬‬
‫َﺻﻠ � ْﯿ َﺖ َوﺳﻠ ّ ْﻤ َﺖ �َ َﲆ ا ْ� َﺮا ِﻫ ْ َﲓ َو�َ َﲆ آآلِ ا ْ� َﺮا ِﻫ ْ َﲓ‪َ ،‬و َ� ِركْ �َ َﲆ ُﻣ َﺤ �ﻤ ٍﺪ َو�َ َﲆ آآلِ ُﻣ َﺤ �ﻤ ٍﺪ‪،‬‬
‫�‬ ‫�‬
‫َ َ� َ� َر ْﻛ َﺖ �َ َﲆ ا ْ� َﺮا ِﻫ ْ َﲓ َو�َ َﲆ آآلِ ا ْ� َﺮا ِﻫ ْ َﲓ‪ِ ،‬ﰲ اﻟ َﻌﺎﻟ َ ِﻤ ْ َﲔ اﻧ َ�ﻚ َ ِﲪ ْﯿ ٌﺪ َﻣﺠِ ْﯿ ٌﺪ‪َ .‬الﻠﻬ �ُﻢ ا ْﻏ ِﻔ ْﺮ‬
‫�‬ ‫ﺎت َو ْاﳌ ُ ْﺴ ِﻠ ِﻤ ْ َﲔ َو ْ�اﳌ ُ ْﺴ ِﻠ َﻤ ِ‬
‫ِلﻠْ ُﻤ ْﺆ ِﻣ ِن ْ َﲔ َو ْاﳌ ُ ْﺆ ِﻣنَ � ِ‬
‫ﺎت َا َﻻ ْﺣيآ ٓ ُء ِﻣﳯْ ُ ْﻢ َو ْا َﻻ ْﻣ َﻮ ِات‪ .‬الﻠ�ﻬ �ُﻢ ا�ّ ﻧ ُﻌﻮ ُذ‬
‫�‬
‫ﻮن واﳉ َُﺬا ِم َو َﺳ� ِ ّﲖ ِء ا ٔ� ْﺳﻘَﺎ ِم‪.‬‬ ‫اﻟﱪ ِص َواﳉُ ُﻨ ِ‬ ‫ﺑ َِﻚ ِﻣ َﻦ َ َ‬
‫‪Ya Allah saat-saat yang syahdu ini, kami segenap hamba-‬‬
‫‪hamba-Mu, berkumpul, bersimpuh di tempat yang suci‬‬
‫‪yang penuh rakhmat, menyebut namaMu yang agung,‬‬
‫‪berzikir, bermunajat kepadaMu dengan takbir, tahmid, dan‬‬
‫‪tahlil.‬‬
‫‪Ya Allah, bersihkan hati dan jiwa ini dari hasad dan dengki,‬‬
‫‪persatukan jiwa-jiwa ini dalam cinta karenaMu dan dalam‬‬
‫‪ketaatan kepadaMu, jangan Engkau biarkan setan‬‬
‫‪musuhMu menggerogoti persaudaraan kami.‬‬
‫‪Ya Rabbi, ampuni kami atas kehilafan dan dosa kami‬‬
‫‪kepada anak-anak kami, suami, isteri kami, belum mampu‬‬
‫‪mendidik dan membahagiakan mereka.‬‬

‫‪13‬‬
Ya Rabb, karuniakan kami jasad yang terpelihara dari
maksiat, terpelihara dari harta haram, makanan haram,
perbuatan haram. Izinkan jasad ini pulang kelak, jasad
yang bersih.
Ya Rabb, bukakan pintu hati kami agar selalu sadar bahwa
hidup ini hanya mampir sejenak, hanya Engkau tahu
kapan ajal menjemput kami, jadikan sisa umur menjadi
jalan kebaikan bagi ibu bapak kami, jadikan kami menjadi
anak yang shaleh yang dapat memuliakan ibu bapak kami.
‫ َرﺑ�ﻨَﺎ َﻇﻠَ ْﻤﻨَﺎ‬.‫َرﺑ�ﻨَﺎ آ ٓ ِﺗﻨ َﺎ ِﰱ ا�� ﻧْ َﯿﺎ َﺣ َﺴ�ﻨَ ًﺔ َو ِﰱ ْا� ٓ ِﺧ َﺮ ِة َﺣ َﺴ�ﻨَ ًﺔ َو ِﻗنَﺎ �َ َﺬ َاب اﻟﻨ� ِﺎر‬
‫ﷲ ﯾَأ� ُﻣ ُﺮ‬ َ ‫ﷲ ! ا �ن‬ ِ ‫ ِﻋ َﺒﺎ َد‬.‫َﺎﴎْ� َﻦ‬ ِ ِ ‫َاﻧْ ُﻔ َﺴ�ﻨَ َﺎوا ِْن ﻟ َ ْﻢ ﺗَ ْﻐ ِﻔ ْﺮ ﻟَﻨَﺎ َو�َ ْﺮ َ ْﲪﻨَﺎ ﻟَﻨَ ُﻜ ْﻮنَ �ﻦ ِﻣ َﻦ ْاﳋ‬

‫ِ ْ�ﻟ َﻌﺪْ لِ َو ْاﻻ ْﺣ َﺴ ِﺎن َواﯾْﺘآ ٓ ِء ِذي ْاﻟ ُﻘ ْﺮ َﰉ َو�َﳯْ َيﻰ َﻋ ِﻦ ْاﻟ َﻔ ْﺤﺸآ ٓ ِء َو ْاﳌ ُ ْﻨ َﻜ ِﺮ َو ْاﻟ َﺒﻐْﻲ ﯾ َ ِﻌ ُﻈ ُ ْﲂ‬

‫ﷲ‬ِ ‫ﷲ ْاﻟ َﻌ ِﻈ ْ َﲓ ﯾ َ ْﺬ ُﻛ ْﺮُ ْﰼ َو ْاﺷ ُﻜ ُﺮ ْو ُﻩ �َ َﲆ ِﻧ َﻌ ِﻤ ِﻪ �َ ِﺰد ُ ْْﰼ َو َ ِ� ْﻛ ُﺮ‬َ ‫ﻟ َ َﻌﻠ � ُ ْﲂ ﺗ ََﺬﻛ� ُﺮ ْو َن َو ْاذ ُﻛ ُ �ﺮوا‬
‫�أ ْﻛ َ ْﱪ‬
‫ﷲ َو �َ َﺮ َﰷﺗُ ُﻪ‬ِ ‫اﻟﺴ َﻼ ُم �َﻠَ ْﯿ ُ ْﲂ َو َر ْ َﲪ ُﺔ‬ � ‫َو‬

14

You might also like