You are on page 1of 16

Cerita ini merupakan cerita rakyat Korea yang menceritakan asal muasal

perayaan festival Chilseok yang jatuh setiap tanggal 7 bulan 7 kalender


lunar. Chilseok sendiri diambil dari sebuah festival China, Qi Xu. Menurut
Wikipedia nih, cerita antara kedua festival ini tidak jauh berbeda (simak
ulasannya di SERBA-SERBI).

Untuk cerita Koreanya sendiri ditulis kembali oleh Song Myeong Ho pada
tahun 1994. Let’s check this out!

옛날, 하늘 나라에 직녀라는 하늘 나라 임금님의 딸이 있었습니다. 직녀는 마음씨가


비단결같을 뿐 아니라 얼굴도 아주 예쁘게 생겼습니다. “찰그락, 찰그락” 직녀의 베
짜는 솜씨는 따를 사람이 없었습니다. 해가 지는 줄도 모르고 날마다 열심히 베를
짰습니다. 너무 베를 잘 싸서 사람들은 직녀라고 불렀습니다. 또한 베만 잘 짜는 것
이 아니고, 음식 솜씨도 뛰어나 하늘 나라 궁궐에서 보석처럼 빛나는 공주님이었습
니다. 어느 봄날이었습니다.

그날도 베를 짜던 직녀는 향기로운 봄빛 향내에 취하여 베틀에서 일어섰습니다.

“참 좋은 날씨로구나. 나와 함께 나들이를 하지 않겠느냐?” “예, 공주님.” 직녀는 선


녀들과 궁궐 밖으로 나왔습니다. 어디선가 봄빛 향기가 코를 찌르고 새들은 아름답
게 지저귀고 있었습니다. 넓은 들판에 이르렀을 때, 소를 몰고 나온 한 청년과 마주
쳤습니다. 몸집이 당당하고, 아주 잘생긴 젊은이었습니다. ‘저토록 멋진 남자는 처
음 보았다. 도대체 어디 사는 누구일까?’ 직녀는 이렇게 감탄하며 가던 길을 멈추고
젊은이를 바라보았습니다.

그 젊은이는 바로 견우였습니다. 견우란 이름은 소를 모는 사람이란 뜻입니다.

견우도 또한 직녀의 아름다운 모습을 보고 가슴이 두근거렸습니다. 두 젊은이는 서


로 한눈에 반해서 사랑하는 사이가 되었습니다. 그 뒤, 견우와 직녀는 남몰래 만나
서 이야기의 꽃을 피우며 시간 가는 줄을 몰랐습니다. 드디어 결혼까지 약속하게 되
었습니다. 이 소문이 하늘 나라 임금님의 귀에까지 들어가게 되자, 임금님은 펄쩍
뛰며 버럭 화를 냈습니다.

“뭐라구, 하늘 나라 공주가 소몰이와 결혼을 해! 하필이면 천한 사내와 그런 약속을


하다니, 안 된다.” 직녀는 무릎을 꿇고 앉아 눈물만 하염없이 흘리고 있었습니다.

“너는 이 나라의 귀한 공주란 것을 잊어서는 안 된다. 만일 끝내 내 말을 거역하려면


차라리 이 궁궐을 떠나거라. 꼴도 보기 싫다.” 하고 임금님은 한바탕 호통을 쳤습니
다.
그 뒤, 임금님은 직녀를 불러 여러 번 타일렀지만 소용이 없었습니다. 날이 갈수록
직녀의 가슴에는 견우의 생각으로 꽉 차 있었습니다. 베 짜는 일도 그만두고 하루종
일 방안에만 틀어박혀 있었습니다. 그러자 하늘 나라 궁궐 안은 먹구름이 낀 듯 우
울한 나날이 계속되었습니다. “여봐라. 당장 견우를 잡아오너라. 직접 만나서 담판
을 지으리라.”

얼마 뒤에 신하들은 견우를 임금님 앞에 꿇어 앉혔습니다. “너처럼 천한 몸이 어떻


게 공주를 사랑하느냐? 마음을 바꾸도록 하여라!” 임금님은 매우 노한 목소리로 다
그쳤습니다. 그러나 견우는 뜨거운 눈물만 흘릴 뿐 입을 열지 않았습니다.

“에잇! 고얀지고…….” 화가 난 임금님은 대뜸 이렇게 명령을 내렸습니다.

“여봐라, 견우와 직녀를 멀리 귀양을 보내어라. 견우는 동쪽으로 9 만리, 직녀는 서


쪽으로 9 만리 떨어진 곳으로 각각 떠나게 하라!” 임금님은 두 사람이 영원히 만날
수 없게 할 속셈이었습니다.

이윽고 마지막 이별을 하는 날이 되었습니다. 견우는 눈물을 글썽거리며 직녀의 손


을 잡고 맹세를 했습니다. “직녀! 우리가 다시 못 만나게 되어도 직녀에 대한 나의
사랑은 변함이 없을 것이오.” “저도요.” 직녀도 흐느껴 울며 대답했습니다.

견우는 소를 몰고 서쪽을 향해 9 만 리 길을 떠났습니다. 직녀도 정든 하늘 나라 궁


궐을 떠나 외로운 발걸음을 떼어 놓았습니다. 점점 멀어져 가는 두 사람의 가슴은
찢어질 둣이 아팠습니다. 그리하여 두 사람은 은하수라는 깊고 깊은 강을 사이에 두
고 떨어져 살게 되었습니다.

어느 날 견우는 강가에 나와 사랑하는 직녀의 이름을 목이 터져라고 불렀습니다.

“직녀…….” 견우의 애타는 목소리는 강 건너 직녀의 귀에까지 가늘게 들려왔습니


다.

“아! 견우님이다.” 직녀는 미친 듯이 강가로 달려갔습니다.

너무 멀어서 견우의 모습은 보이지 않았지만, 견우가 직녀를 부르는 소리는 계속 이


어졌습니다.

“견우님…….” 직녀도 목이 터져라 견우를 부르다 그만 울음을 터뜨렸습니다.

이날이 7 월 7 일, 그러니까 칠월 칠석날 밤이었습니다. 날이 새면 또 각기 동쪽과


서쪽으로 헤어져야 하는 슬픈 운명이었습니다.
해마다, 이때 흘린 견우와 직녀의 눈물은 엄청나게 많아 땅 나라에서는 홍수가 났습
니다.

그러면 집과 곡식들이 떠내려가고 동물들도 먹이가 없어서 굶어 죽어 갔습니다.

하루는 온 동물들이 모여 회의를 열었습니다.

“해마다 홍수를 겪으니 괴로워서 못살겠소. 무슨 대책을 세웁시다.” “견우님과 직


녀님을 만나도록 해 줍시다. 그러면 문제가 해결될 것이오.” 이 때, 까치가 날개를
퍼득거리며 의견을 내놓았습니다. “이렇게 하면 어떨까요? 우리 까치와 까마귀가
날갯짓을 하며 줄지어 있는 동안, 견우님과 직녀님이 우리들 머리 위를 걸어가게 해
서 만나게 합시다.”

“훌륭한 생각이오!” 모든 동물들은 대찬성을 하였습니다. 이윽고 칠석날이 다가왔


습니다.

땅 나라의 까치와 까마귀들이 은하수 강가로 날아들었습니다. 서로 날개를 맞대어


길고 튼튼한 다리를 만들었습니다. 일 년 동안 애타게 그리워하던 견우와 직녀는 까
치와 까마귀가 만들어 놓은 다리를 건너 얼싸안았습니다. “직녀!” “견우님!” 두 사
람의 눈에 기쁨의 눈물이 맺혀 반짝였습니다. 그 동안 밀린 이야기를 나누며 시간이
가는 줄을 몰랐습니다.

먼동이 떠오르기 시작했습니다. 두 사람은 곧 헤어져야 했습니다. “직녀. 일 년이 지


나야 또 만나겠구려. 이대로 함께 살 수 있다면 얼마나 좋겠소.” “견우님, 까치와 까
마귀들의 도움으로 해마다 한 번씩 만나는 것도 다행한 일이어요.” “그렇소.” 견우
와 직녀는 까치와 까마귀들에게 고맙다는 인사를 거듭하였습니다. “자, 부디 몸조
심하시오.” “그럼, 안녕히 가셔요.” 견우와 직녀는 아쉬운 듯 이별을 하였습니다. 서
로 등을 돌리고 무거운 발걸음을 옮겼습니다. 두 사람은 자꾸 뒤를 돌아보며 눈물을
흘렸습니다.

이런 일이 있은 뒤부터, 칠석날에는 홍수가 나지 않고 이슬비가 부슬부슬 내리게 되


었습니다. 해마다 칠석날이 지나면 까치와 까마귀들의 머리털이 빠지곤 합니다. 이
것은 견우와 직녀가 머리를 밟고 지나갔기 때문이라고 전해지고 있답니다.[출처 :
재미있는 고전여행 中(견우와 직녀 – 기획출판 남광 – 송명호 – 1994)]

TERJEMAHAN

Pada zaman dahulu kala, tersebutlah seorang anak perempuan dari negara
langit yang bernama Jiknyeo. Jiknyeo tidak hanya memiliki sifat yang
selembut sutra tetapi juga memiliki paras yang cantik. “chalkeurak
chalkeurak” suara alat penenun Jiknyeo bekerja. Jiknyeo menenun setiap
hari dengan bersemangat. Hasil tenunannya sangat bagus, begitulah
menurut orang-orang. Disamping menenun, Jiknyeo memiliki kemampuan
memasak, ia juga terkenal sebagai putri istana negara langit yang bersinar
seperti berlian. Suatu hari di musim semi…..

“Cuaca yang bagus. Bukankah bagus jika pergi keluar bersamaku?”


“Ya, Putri”
Dayang-dayang dan tuan Putri pergi keluar istana. Dimana-mana
keharuman sinar musim semi menusuk hidung dan burung-burung
membicarakan keindahannya. Saat tiba di sebuah lapangan yang luas,
mereka bertemu seorang pemuda yang sedang menggembala sapi. Pemuda
itu sangat tampan dan bertubuh bagus.
“Aku pertama kali melihat seorang pria tampan. Siapa dan dimana dia
tinggal?” Jiknyeo ingin tahu
Ia menghentikan langkahnya dan memperhatikan pemuda itu.

Pemuda itu bernama Kyeonwu. Nama Kyeonwu bermakna orang yang


menggembala sapi

Disaat yang sama Kyeonwu juda melihat wajah cantik Jiknyeo dan dadanya
berdebar-debar. Dua anak muda itu saling jatuh cinta pada pandangan
pertama. Selanjutnya Jiknyeo dan Kyeonwu bertemu diam-diam dan
ceritapun berkembang seperti bunga yang bermekaran. Tanpa terasa waktu
berlalu, akhirnya tersiarlah isu pertunangan hingga pernikahan. Rumor
inipun terdengar di telinga oleh raja negara langit. Raja terkejut dan tiba-
tiba mengadakan pertemuan.

“Apa ini, seorang putri negara langit menikah dengan penggembala sapi!
Apa arti semua ini, pertunangan itu….suami, tidak boleh terjadi”
Jiknyeo berlutut dan duduk dengan pandangan kosong, air matanya
mengalir

“Kau tidak boleh lupa bahwa kau adalah putri terhormat negara ini. Ini
harus berakhir, jika kau tidak patuh pada ucapanku lebih baik tinggalkan
istana ini. Dan aku tidak sudi melihatmu lagi” hardik sang raja

Raja kemudian memanggil Jiknyeo dan memperingatkannya beberapa kali,


tetapi tetap tak ada gunanya. Semakin hari hati Jiknyeo penuh dengan
pikiran tentang Kyeonwu. Ia berhenti menenun dan sepanjang hari hanya
mengurung diri di kamar. Hari-hari di dalam istana negara langit menjadi
seperti tertutup awan hitam dan suram.

“Cepatlah bawa Kyeonwu. Aku ingin bertemu dan bicara secara langsung”
Beberapa saat Kyeonwu sudah bersimpuh di hadapan raja.
“Bagaimana putri bisa mencintai seseorang sepertimu? Rubahlah
perasaanmu!” Raja memaksa dengan ucapan yang menyatakan
kemarahannya. Tetapi Kyeonwu hanya meneteskan air mata dan tidak
berani angkat bicara.

“Ya!!! kurang ajar…..”Raja marah dan mendadak menjatuhkan perintah

“Pengawal, bawa Jiknyeo dan Kyeonwu ke pengasingan yang jauh.


Tinggalkan masing-masing di tempat terpisah, Jiknyeo 90.000 mil ke barat
dan Kyeonwu 90.000 mil ke timur.” Raja bermaksud untuk tidak
mempertemukan kedua anak itu selamanya.

Tibalah hari perpisahan itu. Kyeonwu bercucuran air mata dan bersumpah
untuk menggenggam tangan Jiknyeo.
“Jiknyeo! Meskipun kita tidak dapat bertemu lagi, cintaku padamu tidak
akan berubah”
“Aku juga” Jiknyeo menjawab seraya menangis tersedu-sedu

Kyeonwu menaiki sapinya dan berjalan menuju 90.000 mil ke timur.


Jiknyeo melangkah sendirian meninggalkan pintu gerbang istana negara
langit. Sedikit demi sedikit hati kedua orang yang terpisah itu merasakan
luka yang menyakitkan. Kedua orang hidup terpisah dengan adanya sungai
yang dalam dan semakin dalam, yang disebut dengan galaksi bima sakti.

Suatu hari, Kyeonwu berada di tepi sungai memanggil dan meneriakkan


nama Jiknyeo yang ia cintai.

“Jiknyeo…..” Suara Kyeeonwu yang bergetar terdengar lemah hingga ke


telinga Jiknyeo yang berada di sisi lain sungai
“A! Kyeonwu” Jiknyeo berlari ke tepi sungai dengan perasaan meluap-luap
Oleh karena terlalu jauh, Jiknyeo tidak dapat melihat tubuh Kyeonwu
tetapi Kyewonwu terus saja memanggil Jiknyeo
“Kyeonwu….” Jiknyeopun berhenti memanggil Kyeonwu dan pecahlah
tangisnya

Hari ini tanggal 7 bulan 7, merupakan malam dari hari Chilseok yang jatuh
di bulan 7. Hari dimana takdir sedih memisahkan masing-masing di barat
dan timur.

Setiap tahun, pada hari ini air mata Kyeonwu dan Jiknyeo membanjiri
negara bumi secara luar biasa. Banjir menghanyutkan rumah dan berbagai
biji-bijian, hewan-hewan mati kelaparan karena tidak dapat makan. Hari
itu semua hewan berkumpul dan mengadakan sebuah pertemuan.

“Banjir setiap tahun membuat kita tidak dapat hidup karena mengalami
kesusahan. Apa rencana kita?“
“Kita sebaiknya menemukan cara untuk mempertemukan Kyeonwu nim
dan Jiknyeo nim. Ini adalah solusi dari permasalahan tersebut ”
Burung murai mengepakkan sayap dan mengeluarkan pendapat
“Kalau begitu apa yang akan kita lakukan? Kita bersama burung gagak
mengepakkan sayap dan selama waktu itu, Kyeonwu nim dan Jiknyeo nim
berjalan di atas kepala kita sehingga bisa bertemu.”

“Pemikiran yang bagus sekali!”


Semua hewan menyetujuianya. Beberapa hari mendekati hari Chilseok

Magpie bersama dengan burung gagak negara bumi terbang menuju tepi
sungai galaksi. Mereka menyatukan sayap satu sama lain dan membuat
anggota tubuh yang kokoh sebagai jalan. Selama tahun pertama Jiknyeo
dan Kyeonwu yang membayangkan dengan sangat khawatir membuat
burung murai dan burung gagak berpegangan erat satu sama lain.
“Jiknyeo!”
“Kyeonwu!”
Dalam kedua mata kedua orang itu terpancar air mata kebahagiaan. Waktu
semakin berlalu, dan mereka harus menahan untuk saling bertemu.

Fajar mulai menyingsing. Kedua orang yang berpisah itu tiba-tiba…


“Jiknyeo. Setahun berlalu kemudian kita bertemu. Alangkah bahagianya
jika kita dapat hidup bersama seperti ini”.
“Kyeonwu, berkat pertolongan burung murai dan burung gagak, kita dapat
bertemu tiap sekali dalam setahun, setiap tahun”
“Benar”
Kyeonwu dan Jiknyeo berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada
burung gagak dan burung murai.
“Ayo, tolong jaga kesehatanmu baik-baik”
“Baiklah, selamat tinggal”
Kyeonwu dan Jiknyeo melalui perpisahan tanpa rasa tenang. Mereka saling
membelakangi dan melangkahkan kaki dengan berat. Kedua orang itu
melihat ke belakang dan meneteskan air mata.

Sejak hari itu, tidak ada banjir di hari Chilseok dan hanya hujan rintik-
rintik. Setiap tahun saat hari Chilseok rambut burung gagak dan magpie
berjatuhan. Menurut cerita ini dikarenakan Jiknyeo dan Kyeonwu yang
sedang melangkah di kepala burung gagak dan burung murai. (tulisan asli:
재미있는 고전여행 Jaemiitneun gojeonyeohaeng (Perjalanan klasik yang
menarik) Kyeonwu dan Jiknyeo – terbitan NamGwang – Song Myeong Ho
– 1994)

KOSAKATA
옛날 (yetnal): dahulu kala
하늘 (haneul): langit
나라 (nara): negara
임금님 (imkeumnim): raja
딸 (ttal): anak perempuan
있다 (itta): ada, memilikia
마음씨 (maeumssi): kebaikan, hati, sifat
비단결 (pidankyeol): seperti sutera
같 (kat’): seperti
뿐 (ppun): hanya
아니다 (anida): tidak
얼굴 (eolgul): wajah, penampilan
도 (do): juga, bahkan, meskipun
아주 (aju): sangat
예쁘다 (yeppeuda): cantik
생기다 (saenggida): terjadi
찰그락, 찰그락 (chalkeurak chalkeurak): suara mesin, lonceng, alat
베다 (peda): memotong
짜다 (tchada): menenun
솜씨 (somssi): keahlian
따다 (ttada): membuka, menyobek
사람 (saram): orang
모르다 (moreuda): tidak tahu
날 (nal): hari
마다 (mada): setiap
열심히 (yeolshimhi): bersemangat
너무 (neomu): sangat
싸다 (ssada): murah
또한 (ttohan): disamping itu, di saat yang sama, juga
잘 (jal): baik
음식 (eumshik): makanan
뛰어다 (ttwieoda): melompat
궁궐 (kungkwil): istana
보석 (poseok): berlian
처럼 (cheoreom): seperti
어느 (eoneu): suatu
봄 (pom): musim semi
참 (cham): benar-benar
좋다 (johta): bagus
날씨 (nalssi): cuaca
와 (wa); dengan
함께 (hamkke): bersama
나들다 (nadeulda): keluar-masuk
예 (ye): ya
공주님 (gongjunim): putri
선녀 (seonnyeo): peri, nimfa
밖 (pakk): keluar
나오다 (naoda): keluar
빛 (pit): cahaya, sinar
향기 (hyanggi): aroma, harum
코 (k’o): hidung
찌르다 (tchireuda): menusuk, menyocok
새 (sae): burung
아름답다 (areumdapta): indah, cantik
지저귀다 (jijeogwida): membicarakan, mengoceh
넓다 (neopta): luas
들판 (deulphan): lapangan
이르다 (ireuda): tiba
소 (so): sapi
몰다 (molda): menggembala
한 (han): satu
청년 (cheongnyeon): anak muda
마주치다 (majuchida): berpas-pas an, bertemu
몸집 (momjib): tubuh, badan
당당하다 (dangdanghada): cantik, cukup, wajar
아주 (aju): sangat
멋지다 (meotjida): keren, tampan
남자 (namja): pria
처음 (cheoeum): pertama
보다 (boda): melihat
도대체 (dodaeche): di dunia, neraka
어디 (eodi): dimana
살다 (salda): hidup
이렇게 (ireohke): seperti ini
감탄 (kamt’an): heran, takjub, ingin tahu
길 (gil): jalan
멈추다 (meomchuda): berhenti
바라보다 (paraboda): memandang
이름 (ireum): nama
뜻 (tteut): arti, makna
모습 (moseub): wajah, penampilan
가슴 (kaseum): dada
두근거리다 (dugeungeorida): berdebar
두 (du): dua
서로 (seoro): saling
한 (han): satu
눈 (nun): mata
반하다 (panhada): jatuh cinta
사랑하다 (saranghada): mencintai
사이 (sai): antara
몰래 (mollae): rahasia
만나다 (mannada): bertemu
이야기 (iyagi): cerita
꽃 (kkot): bunga
피우다 (phiuda): mekar
시간 (shigan): waktu
모르다 (moreuda): tidak tahu
드디어 (deudieo): akhirnya
결혼 (kyeorhon): menikah
까지 (kkaji): hingga
약속하다 (yaksokhada): janji, pertunangan
소문 (somun): gosip, rumor
귀 (gwi): telinga
듣다 (deutta): terdengar
펄쩍 뛰다 (pheoltcheok ttwida): terlompat
버럭 (peoreok): tiba-tiba
화 (hoe): pertemuan
하필이면 (haphirimyeon): dari semua ini
천한 (cheonhan): arti
사내 (sanae): suami
무릎 (mureuph): lutut
꿇다 (kkeutta): berlutut
앉다 (anta): duduk
눈물 (nunmul): air mata
하염없다 (hayeomeopta): kosong, hampa
흐르다 (heureuda): mengalir
귀하다 (gwihada): dihormati, disayangi
잊다 (itta): lupa
만일 (manil): seharusnya, jika
끝내다 (kkeut’nada): berakhir
말 (mal): kata
거역하다 (keoyeokhada): tidak patuh, tidak taat
차라리 (charari): lebih baik
떠나가다 (tteonagada): meninggalkan
꼴 (kkol): bentuk, penampilan
싫다 (shilta): tidak suka, tidak mau
한바탕 (hanbat’ang): lingkaran, alami,
호통을 치다 (hot’ungeul chida): menghardik, berteriak, menangis
부르다 (bureuda): memanggil, menyanyi
여러 (yeoreo): beberapa
번 (beon): kali
타이르다 (t’aireuda): memperingatkan, menasehati
소용이 없다 (soyongi eopta): tidak berguna, tidak bernilai
날 (nal): hari
수록 (surok): semakin
생각 (saenggak): pikiran
꽉 (kkwak): dengan ketat, cepat
차다 (chada): penuh
그만 (keuman): berhenti
하루종일 (harujongil): sepanjang hari
방 (pang): kamar
안에 (ane): di dalam
만 (man): hanya
틀어박히다 (t’eureopkhida): terisolasi, tetap di dalam kamar
먹구름 (meokgureum): awan gelap
끼다 (kkida): smokey
우울하다 (uulhada): suram
나날 (nanal): hari hari
계속 (kyeoseok): terus
여봐라 (yeobwara): aku bilang
당장 (dangjang): segera
잡다 (jabta): pegang, genggam, tangkap
직접 (jinjeob): secara langsung
담판 (damphan): negosiasi
지으리라 (jieurira): membangun
얼마 (eolma): berapa
신하 (shinhan): subjek, pelayan
앞에 (aphe): di depan
처럼 (cheoreom): seperti
어떻게 (ireohke); seperti ini
바꾸다 (pakkuda): berubah
매우 (maeu): sangat
노한 (nohan): marah
목소리 (moksori): suara
로 (ro): dengan, melalui
다그차다 (dakeuchida): memaksa, mendorong
그러나 (keureona): tetapi
뜨겁다 (tteugeopta): membakar, panas
입 (ip): mulut
열다 (yeolda): menutup
에잇 (eit): damn,
고얀 (goyan): bangsat, bedebah
화가 (hwaga): marah
대뜸 (daetteum): tiba-tiba
명령 (myeongryeong): perintah
내리다 (naerida): jatuh
멀리 (meolli): jauh
귀양 (gwiyang): pengasingan
보내다 (bonaeda): mengirim, membiarkan
동쪽 (dongtchok): timur
으로 (euro): ke
만 (man): hanya, 10.000
리 (ri): mil
서쪽 (seotchok): barat
떨어지다 (tteoreojida): pisah
곳 (got): tempat
각각 (gakgak): secara individu, masing-masing,
영원히 (yeongwonhi): selamanya
속셈 (soksem): maksud tersembunyi, pikiran tersembunyi
이윽고 (ieukgo): beberapa saat
마지막 (majimak): terakhir
이별 (ibyeol): perpisahan
글썽거리다 (keulsseonggeorida): terisi
손 (son); tangan
잡다 (japta): genggam, pegang
맹세 (maengse): sumpah, janji
대한 (daehan): untuk, demi
변함 (byeonham): berubah
흐느끼다 (heuneukkida): tersedu, sedu sedan
대답하다 (daedaphada): menjawab
향해 (hyanghae): menuju
정든 (jeongdeun): gerbang depan
외롭다 (oeropta): sendiri
발걸음 (palgeoreum): selangkah
떼어놓다 (tteeonotta):berpisah
점점 (jeomjeom): sedikit demi sedikit
멀어지다 (meoreojida): terasurut, terasing, terpisah,
찢다 (tchitta): rusak, robek
아프다 (apheuda): sakit
은하수 (eunhasu): galaksi bima sakti
깊 (kiph): dalam
강 (kang): sungai
두다 (duda): bertempat, meletakkaan
강가에 (kangkae): di tepi sungai
목 (mok): leher
터지다 (t’ejida): meletus, meledak
애타 (aet’a): cemas, gelisah
목소리 (moksori): suara
건너 (keonneo): sisi lain
가늘 (kaneul): tipis, lemah
미치다 (michida): gila
달리다 (tallida): lari
계속 (kyesok): terus
목이 터지다 (mogi t’ejida):
그만 (keuman): berhenti
울음 (ureum): ratap, tangis
터뜨리다 (t’eotteurida): meledak, pecah, patah
월 (wol): bulan
일 (il): hari
칠월 (chilwol):bulan juli
칠석 (chilseok): festival bulan Juli
밤 (pam): malam
슬프다 (seulpheuda): sedih
운명 (unmyeong): takdir
해 (hae): tahun
마다 (mada): setiap hari
엄청 (eomcheong): luar biasa
땅 (ttang): bumi
홍수다 (homsuda): banjir
집 (jib): rumah
곡식 (kokshik): biji, sereal
떠내리다 (ttenaerida): hanyut
동물 (dongmul): hewan
먹다 (meokta): makan
굶다 (kumta): lapar
죽다 (jukta): mati
온 (on): semua, seluruh
모이다 (moida): bersama
회의 (hoeeui): pertemuan
열다 (yeolda): membuka
겪다 (kkyeokkta): menderita
괴롭다 (gwiropta): kesusahan
대책을 세웁시다 (daechaegeul seupshida): rencana perhitungan
줍 (jop): menemukan
그러면 (keureomyeon): karenanya
문제 (munje): masalah
해결다 (haegyeolda): solusi
까치 (kkachi): burung murai, poksay, kacer, magpie
날개 (nalgae): sayap
퍼득거리다 (pheodeukgeorida)
의견 (euigyeol): ide
까마귀 (kkamagwi): burung gagak
동안 (dongan); selama
머리 (meori): kepala, rambut
위 (wi): atas
걸어가다 (georeogada): berjalan
훌륭하다 (hullyunghada): baik, bagus
모든 (modeun): semua
대찬성 (daechanseong): menyerahkan semuanya
다가오다 (tagaoda): mendekati
맞대다 (matdaeda):kontak, bersatu
튼튼하다 (t’eunt’eunhada): kokoh, kuat
년 (nyeon): tahun
다리 (dari): anggota tubuh
그립다 (geuripta): membayangkan
얼싸안다 (eolssaanta): berpelukan
기쁨 (kippeum): senang
맺히다 (maethida): terpaut
반짝 (pantchak): kerlip
밀리다 (millida): tertunda
이야기 (iyagi): cerita
나누다 (nanuda): berbagi
먼동 (meondong): subuh, fajar
떠오르다 (tteooreuda): muncul, naik
시작하다 (shijakhada); mulai
곧 (kot): seketika
이대로 (idaero): seperti ini
도움 (doum): pertolongan, bantuan
한번 (hanbeon): sekali
씩 (sshik): setiap
다행하다 (dahaenghada): beruntung
일다 (ilda): pekerjaan
고맙다 (gomapta): terima kasih
인사 (insa): ucapan
거듭하다 (keodeuphada): berkali-kali
부디 (budi): memohon
조심하다 (joshimhada): memohon
그럼 (keureom): baiklah
안녕히 가셔요 (annyeonghi kasyeoyo): selamat tinggal
아쉽다 (aswipta): kehilangan, tidak nyaman
등 (deung): punggung
돌리다 (tollida): berbalik
무겁다 (mugeopta): berat
옮다(omta): bergerak
부터 (but’eo): mulai
이슬비 (iseulbi): gerimis
부슬부슬 내리다 (buseulbuseul naerida): hujan rintik-rintik, gerimis
머리털 (meorit’eol): rambut
재미있다 (jaemiitda): menarik
고전 (gojeon): klasik
여행 (yeohaeng): perjalanan

You might also like