You are on page 1of 21

Jiknyeo~Kyeonwu

(견우직녀설화)

with Indonesian translation

옛날, 하늘 나라에 직녀라는 하늘 나라 임금님의 딸이 있었습니다. 직녀는 마음씨가 비단결같을 뿐 아니라


얼굴도 아주 예쁘게 생겼습니다. “찰그락, 찰그락” 직녀의 베 짜는 솜씨는 따를 사람이 없었습니다. 해가
지는 줄도 모르고 날마다 열심히 베를 짰습니다. 너무 베를 잘 싸서 사람들은 직녀라고 불렀습니다. 또한
베만 잘 짜는 것이 아니고, 음식 솜씨도 뛰어나 하늘 나라 궁궐에서 보석처럼 빛나는 공주님이었습니다.
어느 봄날이었습니다.

그날도 베를 짜던 직녀는 향기로운 봄빛 향내에 취하여 베틀에서 일어섰습니다.

“참 좋은 날씨로구나. 나와 함께 나들이를 하지 않겠느냐?” “예, 공주님.” 직녀는 선녀들과 궁궐 밖으로


나왔습니다. 어디선가 봄빛 향기가 코를 찌르고 새들은 아름답게 지저귀고 있었습니다. 넓은 들판에
이르렀을 때, 소를 몰고 나온 한 청년과 마주쳤습니다. 몸집이 당당하고, 아주 잘생긴 젊은이었습니다. ‘
저토록 멋진 남자는 처음 보았다. 도대체 어디 사는 누구일까?’ 직녀는 이렇게 감탄하며 가던 길을 멈추고
젊은이를 바라보았습니다.

그 젊은이는 바로 견우였습니다. 견우란 이름은 소를 모는 사람이란 뜻입니다.

견우도 또한 직녀의 아름다운 모습을 보고 가슴이 두근거렸습니다. 두 젊은이는 서로 한눈에 반해서


사랑하는 사이가 되었습니다. 그 뒤, 견우와 직녀는 남몰래 만나서 이야기의 꽃을 피우며 시간 가는 줄을
몰랐습니다. 드디어 결혼까지 약속하게 되었습니다. 이 소문이 하늘 나라 임금님의 귀에까지 들어가게
되자, 임금님은 펄쩍 뛰며 버럭 화를 냈습니다.

“뭐라구, 하늘 나라 공주가 소몰이와 결혼을 해! 하필이면 천한 사내와 그런 약속을 하다니, 안 된다.”


직녀는 무릎을 꿇고 앉아 눈물만 하염없이 흘리고 있었습니다.

“너는 이 나라의 귀한 공주란 것을 잊어서는 안 된다. 만일 끝내 내 말을 거역하려면 차라리 이 궁궐을


떠나거라. 꼴도 보기 싫다.” 하고 임금님은 한바탕 호통을 쳤습니다.

그 뒤, 임금님은 직녀를 불러 여러 번 타일렀지만 소용이 없었습니다. 날이 갈수록 직녀의 가슴에는 견우의


생각으로 꽉 차 있었습니다. 베 짜는 일도 그만두고 하루종일 방안에만 틀어박혀 있었습니다. 그러자 하늘
나라 궁궐 안은 먹구름이 낀 듯 우울한 나날이 계속되었습니다. “여봐라. 당장 견우를 잡아오너라. 직접
만나서 담판을 지으리라.”

얼마 뒤에 신하들은 견우를 임금님 앞에 꿇어 앉혔습니다. “너처럼 천한 몸이 어떻게 공주를 사랑하느냐?


마음을 바꾸도록 하여라!” 임금님은 매우 노한 목소리로 다그쳤습니다. 그러나 견우는 뜨거운 눈물만 흘릴
뿐 입을 열지 않았습니다.

“에잇! 고얀지고…….” 화가 난 임금님은 대뜸 이렇게 명령을 내렸습니다.

“여봐라, 견우와 직녀를 멀리 귀양을 보내어라. 견우는 동쪽으로 9 만리, 직녀는 서쪽으로 9 만리 떨어진
곳으로 각각 떠나게 하라!” 임금님은 두 사람이 영원히 만날 수 없게 할 속셈이었습니다.

이윽고 마지막 이별을 하는 날이 되었습니다. 견우는 눈물을 글썽거리며 직녀의 손을 잡고 맹세를


했습니다. “직녀! 우리가 다시 못 만나게 되어도 직녀에 대한 나의 사랑은 변함이 없을 것이오.” “저도요.”
직녀도 흐느껴 울며 대답했습니다.
견우는 소를 몰고 서쪽을 향해 9 만 리 길을 떠났습니다. 직녀도 정든 하늘 나라 궁궐을 떠나 외로운
발걸음을 떼어 놓았습니다. 점점 멀어져 가는 두 사람의 가슴은 찢어질 둣이 아팠습니다. 그리하여 두
사람은 은하수라는 깊고 깊은 강을 사이에 두고 떨어져 살게 되었습니다.

어느 날 견우는 강가에 나와 사랑하는 직녀의 이름을 목이 터져라고 불렀습니다.

“직녀…….” 견우의 애타는 목소리는 강 건너 직녀의 귀에까지 가늘게 들려왔습니다.

“아! 견우님이다.” 직녀는 미친 듯이 강가로 달려갔습니다.

너무 멀어서 견우의 모습은 보이지 않았지만, 견우가 직녀를 부르는 소리는 계속 이어졌습니다.

“견우님…….” 직녀도 목이 터져라 견우를 부르다 그만 울음을 터뜨렸습니다.

이날이 7 월 7 일, 그러니까 칠월 칠석날 밤이었습니다. 날이 새면 또 각기 동쪽과 서쪽으로 헤어져야 하는


슬픈 운명이었습니다.

해마다, 이때 흘린 견우와 직녀의 눈물은 엄청나게 많아 땅 나라에서는 홍수가 났습니다.

그러면 집과 곡식들이 떠내려가고 동물들도 먹이가 없어서 굶어 죽어 갔습니다.

하루는 온 동물들이 모여 회의를 열었습니다.

“해마다 홍수를 겪으니 괴로워서 못살겠소. 무슨 대책을 세웁시다.” “견우님과 직녀님을 만나도록 해
줍시다. 그러면 문제가 해결될 것이오.” 이 때, 까치가 날개를 퍼득거리며 의견을 내놓았습니다. “이렇게
하면 어떨까요? 우리 까치와 까마귀가 날갯짓을 하며 줄지어 있는 동안, 견우님과 직녀님이 우리들 머리
위를 걸어가게 해서 만나게 합시다.”

“훌륭한 생각이오!” 모든 동물들은 대찬성을 하였습니다. 이윽고 칠석날이 다가왔습니다.

땅 나라의 까치와 까마귀들이 은하수 강가로 날아들었습니다. 서로 날개를 맞대어 길고 튼튼한 다리를
만들었습니다. 일 년 동안 애타게 그리워하던 견우와 직녀는 까치와 까마귀가 만들어 놓은 다리를 건너
얼싸안았습니다. “직녀!” “견우님!” 두 사람의 눈에 기쁨의 눈물이 맺혀 반짝였습니다. 그 동안 밀린
이야기를 나누며 시간이 가는 줄을 몰랐습니다.

먼동이 떠오르기 시작했습니다. 두 사람은 곧 헤어져야 했습니다. “직녀. 일 년이 지나야 또 만나겠구려.


이대로 함께 살 수 있다면 얼마나 좋겠소.” “견우님, 까치와 까마귀들의 도움으로 해마다 한 번씩 만나는
것도 다행한 일이어요.” “그렇소.” 견우와 직녀는 까치와 까마귀들에게 고맙다는 인사를 거듭하였습니다.
“자, 부디 몸조심하시오.” “그럼, 안녕히 가셔요.” 견우와 직녀는 아쉬운 듯 이별을 하였습니다. 서로 등을
돌리고 무거운 발걸음을 옮겼습니다. 두 사람은 자꾸 뒤를 돌아보며 눈물을 흘렸습니다.

이런 일이 있은 뒤부터, 칠석날에는 홍수가 나지 않고 이슬비가 부슬부슬 내리게 되었습니다. 해마다


칠석날이 지나면 까치와 까마귀들의 머리털이 빠지곤 합니다. 이것은 견우와 직녀가 머리를 밟고 지나갔기
때문이라고 전해지고 있답니다.[출처 : 재미있는 고전여행 中(견우와 직녀 – 기획출판 남광 – 송명호 –
1994)]

Pada zaman dahulu kala, tersebutlah seorang anak perempuan dari negara langit yang bernama Jiknyeo.
Jiknyeo tidak hanya memiliki sifat yang selembut sutra tetapi juga memiliki paras yang cantik.
“chalkeurak chalkeurak” suara alat penenun Jiknyeo bekerja. Jiknyeo menenun setiap hari dengan
bersemangat. Hasil tenunannya sangat bagus, begitulah menurut orang-orang. Disamping menenun,
Jiknyeo memiliki kemampuan memasak, ia juga terkenal sebagai putri istana negara langit yang bersinar
seperti berlian. Suatu hari di musim semi…..

“Cuaca yang bagus. Bukankah bagus jika pergi keluar bersamaku?”


“Ya, Putri”

Dayang-dayang dan tuan Putri pergi keluar istana. Dimana-mana keharuman sinar musim semi menusuk
hidung dan burung-burung membicarakan keindahannya. Saat tiba di sebuah lapangan yang luas, mereka
bertemu seorang pemuda yang sedang menggembala sapi. Pemuda itu sangat tampan dan bertubuh bagus.

“Aku pertama kali melihat seorang pria tampan. Siapa dan dimana dia tinggal?” Jiknyeo ingin tahu

Ia menghentikan langkahnya dan memperhatikan pemuda itu.

Pemuda itu bernama Kyeonwu. Nama Kyeonwu bermakna orang yang menggembala sapi

Disaat yang sama Kyeonwu juda melihat wajah cantik Jiknyeo dan dadanya berdebar-debar. Dua anak
muda itu saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Selanjutnya Jiknyeo dan Kyeonwu bertemu diam-
diam dan ceritapun berkembang seperti bunga yang bermekaran. Tanpa terasa waktu berlalu, akhirnya
tersiarlah isu pertunangan hingga pernikahan. Rumor inipun terdengar di telinga oleh raja negara langit.
Raja terkejut dan tiba-tiba mengadakan pertemuan.

“Apa ini, seorang putri negara langit menikah dengan penggembala sapi! Apa arti semua ini, pertunangan
itu….suami, tidak boleh terjadi”

Jiknyeo berlutut dan duduk dengan pandangan kosong, air matanya mengalir

“Kau tidak boleh lupa bahwa kau adalah putri terhormat negara ini. Ini harus berakhir, jika kau tidak
patuh pada ucapanku lebih baik tinggalkan istana ini. Dan aku tidak sudi melihatmu lagi” hardik sang raja

Raja kemudian memanggil Jiknyeo dan memperingatkannya beberapa kali, tetapi tetap tak ada gunanya.
Semakin hari hati Jiknyeo penuh dengan pikiran tentang Kyeonwu. Ia berhenti menenun dan sepanjang
hari hanya mengurung diri di kamar. Hari-hari di dalam istana negara langit menjadi seperti tertutup awan
hitam dan suram.

“Cepatlah bawa Kyeonwu. Aku ingin bertemu dan bicara secara langsung”

Beberapa saat Kyeonwu sudah bersimpuh di hadapan raja.


“Bagaimana putri bisa mencintai seseorang sepertimu? Rubahlah perasaanmu!” Raja memaksa dengan
ucapan yang menyatakan kemarahannya. Tetapi Kyeonwu hanya meneteskan air mata dan tidak berani
angkat bicara.

“Ya!!! kurang ajar…..”Raja marah dan mendadak menjatuhkan perintah

“Pengawal, bawa Jiknyeo dan Kyeonwu ke pengasingan yang jauh. Tinggalkan masing-masing di tempat
terpisah, Jiknyeo 90.000 mil ke barat dan Kyeonwu 90.000 mil ke timur.” Raja bermaksud untuk tidak
mempertemukan kedua anak itu selamanya.

Tibalah hari perpisahan itu. Kyeonwu bercucuran air mata dan bersumpah untuk menggenggam tangan
Jiknyeo.

“Jiknyeo! Meskipun kita tidak dapat bertemu lagi, cintaku padamu tidak akan berubah”

“Aku juga” Jiknyeo menjawab seraya menangis tersedu-sedu

Kyeonwu menaiki sapinya dan berjalan menuju 90.000 mil ke timur. Jiknyeo melangkah sendirian
meninggalkan pintu gerbang istana negara langit. Sedikit demi sedikit hati kedua orang yang terpisah itu
merasakan luka yang menyakitkan. Kedua orang hidup terpisah dengan adanya sungai yang dalam dan
semakin dalam, yang disebut dengan galaksi bima sakti.

Suatu hari, Kyeonwu berada di tepi sungai memanggil dan meneriakkan nama Jiknyeo yang ia cintai.

“Jiknyeo…..” Suara Kyeeonwu yang bergetar terdengar lemah hingga ke telinga Jiknyeo yang berada di
sisi lain sungai

“A! Kyeonwu” Jiknyeo berlari ke tepi sungai dengan perasaan meluap-luap

Oleh karena terlalu jauh, Jiknyeo tidak dapat melihat tubuh Kyeonwu tetapi Kyewonwu terus saja
memanggil Jiknyeo

“Kyeonwu….” Jiknyeopun berhenti memanggil Kyeonwu dan pecahlah tangisnya

Hari ini tanggal 7 bulan 7, merupakan malam dari hari Chilseok yang jatuh di bulan 7. Hari dimana takdir
sedih memisahkan masing-masing di barat dan timur.
Setiap tahun, pada hari ini air mata Kyeonwu dan Jiknyeo membanjiri negara bumi secara luar biasa.
Banjir menghanyutkan rumah dan berbagai biji-bijian, hewan-hewan mati kelaparan karena tidak dapat
makan. Hari itu semua hewan berkumpul dan mengadakan sebuah pertemuan.

“Banjir setiap tahun membuat kita tidak dapat hidup karena mengalami kesusahan. Apa rencana kita?“

“Kita sebaiknya menemukan cara untuk mempertemukan Kyeonwu nim dan Jiknyeo nim. Ini adalah
solusi dari permasalahan tersebut ”

Burung murai mengepakkan sayap dan mengeluarkan pendapat

“Kalau begitu apa yang akan kita lakukan? Kita bersama burung gagak mengepakkan sayap dan selama
waktu itu, Kyeonwu nim dan Jiknyeo nim berjalan di atas kepala kita sehingga bisa bertemu.”

“Pemikiran yang bagus sekali!”

Semua hewan menyetujuianya. Beberapa hari mendekati hari Chilseok

Magpie bersama dengan burung gagak negara bumi terbang menuju tepi sungai galaksi. Mereka
menyatukan sayap satu sama lain dan membuat anggota tubuh yang kokoh sebagai jalan. Selama tahun
pertama Jiknyeo dan Kyeonwu yang membayangkan dengan sangat khawatir membuat burung murai dan
burung gagak berpegangan erat satu sama lain.

“Jiknyeo!”

“Kyeonwu!”

Dalam kedua mata kedua orang itu terpancar air mata kebahagiaan. Waktu semakin berlalu, dan mereka
harus menahan untuk saling bertemu.

Fajar mulai menyingsing. Kedua orang yang berpisah itu tiba-tiba…

“Jiknyeo. Setahun berlalu kemudian kita bertemu. Alangkah bahagianya jika kita dapat hidup bersama
seperti ini”.

“Kyeonwu, berkat pertolongan burung murai dan burung gagak, kita dapat bertemu tiap sekali dalam
setahun, setiap tahun”

“Benar”

Kyeonwu dan Jiknyeo berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada burung gagak dan burung murai.
“Ayo, tolong jaga kesehatanmu baik-baik”

“Baiklah, selamat tinggal”

Kyeonwu dan Jiknyeo melalui perpisahan tanpa rasa tenang. Mereka saling membelakangi dan
melangkahkan kaki dengan berat. Kedua orang itu melihat ke belakang dan meneteskan air mata.

Sejak hari itu, tidak ada banjir di hari Chilseok dan hanya hujan rintik-rintik. Setiap tahun saat hari
Chilseok rambut burung gagak dan magpie berjatuhan. Menurut cerita ini dikarenakan Jiknyeo dan
Kyeonwu yang sedang melangkah di kepala burung gagak dan burung murai. (tulisan asli: 재미있는
고전여행 Jaemiitneun gojeonyeohaeng (Perjalanan klasik yang menarik) Kyeonwu dan Jiknyeo – terbitan
NamGwang – Song Myeong Ho – 1994)

KOSAKATA

옛날 (yetnal): dahulu kala

하늘 (haneul): langit

나라 (nara): negara

임금님 (imkeumnim): raja

딸 (ttal): anak perempuan

있다 (itta): ada, memilikia

마음씨 (maeumssi): kebaikan, hati, sifat

비단결 (pidankyeol): seperti sutera

같 (kat’): seperti

뿐 (ppun): hanya

아니다 (anida): tidak

얼굴 (eolgul): wajah, penampilan

도 (do): juga, bahkan, meskipun


아주 (aju): sangat

예쁘다 (yeppeuda): cantik

생기다 (saenggida): terjadi

찰그락, 찰그락 (chalkeurak chalkeurak): suara mesin, lonceng, alat

베다 (peda): memotong

짜다 (tchada): menenun

솜씨 (somssi): keahlian

따다 (ttada): membuka, menyobek

사람 (saram): orang

모르다 (moreuda): tidak tahu

날 (nal): hari

마다 (mada): setiap

열심히 (yeolshimhi): bersemangat

너무 (neomu): sangat

싸다 (ssada): murah

또한 (ttohan): disamping itu, di saat yang sama, juga

잘 (jal): baik

음식 (eumshik): makanan

뛰어다 (ttwieoda): melompat

궁궐 (kungkwil): istana

보석 (poseok): berlian

처럼 (cheoreom): seperti

어느 (eoneu): suatu
봄 (pom): musim semi

참 (cham): benar-benar

좋다 (johta): bagus

날씨 (nalssi): cuaca

와 (wa); dengan

함께 (hamkke): bersama

나들다 (nadeulda): keluar-masuk

예 (ye): ya

공주님 (gongjunim): putri

선녀 (seonnyeo): peri, nimfa

밖 (pakk): keluar

나오다 (naoda): keluar

빛 (pit): cahaya, sinar

향기 (hyanggi): aroma, harum

코 (k’o): hidung

찌르다 (tchireuda): menusuk, menyocok

새 (sae): burung

아름답다 (areumdapta): indah, cantik

지저귀다 (jijeogwida): membicarakan, mengoceh

넓다 (neopta): luas

들판 (deulphan): lapangan

이르다 (ireuda): tiba

소 (so): sapi
몰다 (molda): menggembala

한 (han): satu

청년 (cheongnyeon): anak muda

마주치다 (majuchida): berpas-pas an, bertemu

몸집 (momjib): tubuh, badan

당당하다 (dangdanghada): cantik, cukup, wajar

아주 (aju): sangat

멋지다 (meotjida): keren, tampan

남자 (namja): pria

처음 (cheoeum): pertama

보다 (boda): melihat

도대체 (dodaeche): di dunia, neraka

어디 (eodi): dimana

살다 (salda): hidup

이렇게 (ireohke): seperti ini

감탄 (kamt’an): heran, takjub, ingin tahu

길 (gil): jalan

멈추다 (meomchuda): berhenti

바라보다 (paraboda): memandang

이름 (ireum): nama

뜻 (tteut): arti, makna

모습 (moseub): wajah, penampilan

가슴 (kaseum): dada
두근거리다 (dugeungeorida): berdebar

두 (du): dua

서로 (seoro): saling

한 (han): satu

눈 (nun): mata

반하다 (panhada): jatuh cinta

사랑하다 (saranghada): mencintai

사이 (sai): antara

몰래 (mollae): rahasia

만나다 (mannada): bertemu

이야기 (iyagi): cerita

꽃 (kkot): bunga

피우다 (phiuda): mekar

시간 (shigan): waktu

모르다 (moreuda): tidak tahu

드디어 (deudieo): akhirnya

결혼 (kyeorhon): menikah

까지 (kkaji): hingga

약속하다 (yaksokhada): janji, pertunangan

소문 (somun): gosip, rumor

귀 (gwi): telinga

듣다 (deutta): terdengar

펄쩍 뛰다 (pheoltcheok ttwida): terlompat


버럭 (peoreok): tiba-tiba

화 (hoe): pertemuan

하필이면 (haphirimyeon): dari semua ini

천한 (cheonhan): arti

사내 (sanae): suami

무릎 (mureuph): lutut

꿇다 (kkeutta): berlutut

앉다 (anta): duduk

눈물 (nunmul): air mata

하염없다 (hayeomeopta): kosong, hampa

흐르다 (heureuda): mengalir

귀하다 (gwihada): dihormati, disayangi

잊다 (itta): lupa

만일 (manil): seharusnya, jika

끝내다 (kkeut’nada): berakhir

말 (mal): kata

거역하다 (keoyeokhada): tidak patuh, tidak taat

차라리 (charari): lebih baik

떠나가다 (tteonagada): meninggalkan

꼴 (kkol): bentuk, penampilan

싫다 (shilta): tidak suka, tidak mau

한바탕 (hanbat’ang): lingkaran, alami,

호통을 치다 (hot’ungeul chida): menghardik, berteriak, menangis


부르다 (bureuda): memanggil, menyanyi

여러 (yeoreo): beberapa

번 (beon): kali

타이르다 (t’aireuda): memperingatkan, menasehati

소용이 없다 (soyongi eopta): tidak berguna, tidak bernilai

날 (nal): hari

수록 (surok): semakin

생각 (saenggak): pikiran

꽉 (kkwak): dengan ketat, cepat

차다 (chada): penuh

그만 (keuman): berhenti

하루종일 (harujongil): sepanjang hari

방 (pang): kamar

안에 (ane): di dalam

만 (man): hanya

틀어박히다 (t’eureopkhida): terisolasi, tetap di dalam kamar

먹구름 (meokgureum): awan gelap

끼다 (kkida): smokey

우울하다 (uulhada): suram

나날 (nanal): hari hari

계속 (kyeoseok): terus

여봐라 (yeobwara): aku bilang

당장 (dangjang): segera
잡다 (jabta): pegang, genggam, tangkap

직접 (jinjeob): secara langsung

담판 (damphan): negosiasi

지으리라 (jieurira): membangun

얼마 (eolma): berapa

신하 (shinhan): subjek, pelayan

앞에 (aphe): di depan

처럼 (cheoreom): seperti

어떻게 (ireohke); seperti ini

바꾸다 (pakkuda): berubah

매우 (maeu): sangat

노한 (nohan): marah

목소리 (moksori): suara

로 (ro): dengan, melalui

다그차다 (dakeuchida): memaksa, mendorong

그러나 (keureona): tetapi

뜨겁다 (tteugeopta): membakar, panas

입 (ip): mulut

열다 (yeolda): menutup

에잇 (eit): damn,

고얀 (goyan): bangsat, bedebah

화가 (hwaga): marah

대뜸 (daetteum): tiba-tiba
명령 (myeongryeong): perintah

내리다 (naerida): jatuh

멀리 (meolli): jauh

귀양 (gwiyang): pengasingan

보내다 (bonaeda): mengirim, membiarkan

동쪽 (dongtchok): timur

으로 (euro): ke

만 (man): hanya, 10.000

리 (ri): mil

서쪽 (seotchok): barat

떨어지다 (tteoreojida): pisah

곳 (got): tempat

각각 (gakgak): secara individu, masing-masing,

영원히 (yeongwonhi): selamanya

속셈 (soksem): maksud tersembunyi, pikiran tersembunyi

이윽고 (ieukgo): beberapa saat

마지막 (majimak): terakhir

이별 (ibyeol): perpisahan

글썽거리다 (keulsseonggeorida): terisi

손 (son); tangan

잡다 (japta): genggam, pegang

맹세 (maengse): sumpah, janji

대한 (daehan): untuk, demi


변함 (byeonham): berubah

흐느끼다 (heuneukkida): tersedu, sedu sedan

대답하다 (daedaphada): menjawab

향해 (hyanghae): menuju

정든 (jeongdeun): gerbang depan

외롭다 (oeropta): sendiri

발걸음 (palgeoreum): selangkah

떼어놓다 (tteeonotta):berpisah

점점 (jeomjeom): sedikit demi sedikit

멀어지다 (meoreojida): terasurut, terasing, terpisah,

찢다 (tchitta): rusak, robek

아프다 (apheuda): sakit

은하수 (eunhasu): galaksi bima sakti

깊 (kiph): dalam

강 (kang): sungai

두다 (duda): bertempat, meletakkaan

강가에 (kangkae): di tepi sungai

목 (mok): leher

터지다 (t’ejida): meletus, meledak

애타 (aet’a): cemas, gelisah

목소리 (moksori): suara

건너 (keonneo): sisi lain

가늘 (kaneul): tipis, lemah


미치다 (michida): gila

달리다 (tallida): lari

계속 (kyesok): terus

목이 터지다 (mogi t’ejida):

그만 (keuman): berhenti

울음 (ureum): ratap, tangis

터뜨리다 (t’eotteurida): meledak, pecah, patah

월 (wol): bulan

일 (il): hari

칠월 (chilwol):bulan juli

칠석 (chilseok): festival bulan Juli

밤 (pam): malam

슬프다 (seulpheuda): sedih

운명 (unmyeong): takdir

해 (hae): tahun

마다 (mada): setiap hari

엄청 (eomcheong): luar biasa

땅 (ttang): bumi

홍수다 (homsuda): banjir

집 (jib): rumah

곡식 (kokshik): biji, sereal

떠내리다 (ttenaerida): hanyut

동물 (dongmul): hewan
먹다 (meokta): makan

굶다 (kumta): lapar

죽다 (jukta): mati

온 (on): semua, seluruh

모이다 (moida): bersama

회의 (hoeeui): pertemuan

열다 (yeolda): membuka

겪다 (kkyeokkta): menderita

괴롭다 (gwiropta): kesusahan

대책을 세웁시다 (daechaegeul seupshida): rencana perhitungan

줍 (jop): menemukan

그러면 (keureomyeon): karenanya

문제 (munje): masalah

해결다 (haegyeolda): solusi

까치 (kkachi): burung murai, poksay, kacer, magpie

날개 (nalgae): sayap

퍼득거리다 (pheodeukgeorida)

의견 (euigyeol): ide

까마귀 (kkamagwi): burung gagak

동안 (dongan); selama

머리 (meori): kepala, rambut

위 (wi): atas

걸어가다 (georeogada): berjalan


훌륭하다 (hullyunghada): baik, bagus

모든 (modeun): semua

대찬성 (daechanseong): menyerahkan semuanya

다가오다 (tagaoda): mendekati

맞대다 (matdaeda):kontak, bersatu

튼튼하다 (t’eunt’eunhada): kokoh, kuat

년 (nyeon): tahun

다리 (dari): anggota tubuh

그립다 (geuripta): membayangkan

얼싸안다 (eolssaanta): berpelukan

기쁨 (kippeum): senang

맺히다 (maethida): terpaut

반짝 (pantchak): kerlip

밀리다 (millida): tertunda

이야기 (iyagi): cerita

나누다 (nanuda): berbagi

먼동 (meondong): subuh, fajar

떠오르다 (tteooreuda): muncul, naik

시작하다 (shijakhada); mulai

곧 (kot): seketika

이대로 (idaero): seperti ini

도움 (doum): pertolongan, bantuan

한번 (hanbeon): sekali
씩 (sshik): setiap

다행하다 (dahaenghada): beruntung

일 (il): pekerjaan

고맙다 (gomapta): terima kasih

인사 (insa): salam

거듭하다 (keodeuphada): berkali-kali

부디 (budi): memohon

조심하다 (joshimhada): berhati-hati

그럼 (keureom): baiklah

안녕히 가셔요 (annyeonghi kasyeoyo): selamat tinggal

아쉽다 (aswipta): kehilangan, tidak nyaman

등 (deung): punggung

돌리다 (tollida): berbalik

무겁다 (mugeopta): berat

옮다(omta): bergerak

부터 (but’eo): mulai

이슬비 (iseulbi): gerimis

부슬부슬 내리다 (buseulbuseul naerida): hujan rintik-rintik, gerimis

머리털 (meorit’eol): rambut

재미있다 (jaemiitda): menarik

고전 (gojeon): klasik

여행 (yeohaeng): perjalanan

You might also like