You are on page 1of 10

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI UAP ( MINYAK KAYU PUTIH ) TERHADAP

PENURUNAN SESAK PADA BALITA PENDERITA COMMON COLD DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMBARWARINGIN

Dian Utama Pratiwi, Viana Merti

Dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Mitra Indonesia

Mahasiswa Keperawatan Universitas Mitra Indonesia

Program Studi Keperawatan, Universitas Mitra Indonesia

Email : vianamerti16@gmail.com

Abstract
 
 
The common cold is a primary infection in the nasopharynx and nasal that often causes the
discharge. This disease is usually found in babies and children (Ngastiyah, 2011). WHO estimates the
common cold incidence in developing countries with young children’s mortality is above 40 per 1000
live birth, which is 15% - 20% per year on babies and young children groups. In Puskesmas
(Community Health Center), Simbarwaringin, the number of patients in 2017 was 1,383. In 2018, it
increased as much as 1,659 patients. In 2019, it was obtained the number of patients visit was 1,862
patients. Starting from January until May, 395 patients had a common cold. This study aims to
discover the effect of giving steam therapy (eucalyptus oil) towards young children with the common
cold in Puskesmas Simbarwaringin, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.

The type of study is quantitative, and the research design uses a pre-experiment design (One group
pretest-posttest). This study uses an accidental sampling technique, with the number of samples is 43
respondents. The statistical test used is at-dependend (paired t-test).

The results of the study there is an effect of steam therapy (eucalyptus oil ) on toddlers of common
cold patients in simbarwaringin health center with p-value of 0,000. It is hoped that health officials
will be able to provide health promotion on the provision of steam therapy to reduce the reduction in
tightness in common cold patients

Keywords: Common Cold, Steam Therapy, Asphyxiate

1. PENDAHULUAN itubuh anaki iyang imasih irendah.


a. Latar Belakang
iCommon iCold idengan ifrekuensi
Common iCold imerupakan
isekitar i6 isampai i8 ikali
masalah ikesehatan imasyarakat
ipertahun ilebih isering
Indonesia iyang ipenting ikarena
idibandingkan ipada idewasa iyang
menyebabkan ikematian ibalita
ihanya i2 isampai i4 ikali iper
yang icukup itinggi iyaitu i1 idari 4
itahun (iRahajoe, iSupriyanto &
ikematian iyang iterjadi. iPenyakit
iSetyanto (i2010, idalam iAzzahra,
Common iCold isering iterjadi pada
i2012).
ianak, ikarena isistem ipertahanan

1
Menurut iWorld iHealth iterdapat i156 ijuta iepisode baru di
iOrganization (iWHO) iCommon idunia per itahun idimana 151 ijuta
iCold imerupakan salah isatu iepisode (96,7%) iterjadi idi negara
ipenyakit iinfeksi iyang isering iberkembang. iKasus iterbanyak
iterjadi. iWHO imemperkirakan iterjadi idi iIndia (i43 juta), iChina
insidensi iCommon iCold di (21 jutai), iPakistan (10 jutai) idan
inegara iberkembang idengan iBangladesh, iIndonesia, iNigeria
iangka ikematian balita idiatas i40 imasing - imasing 6 ijuta iepisode.
iper i1000 ikelahiran ihidup iadalah Berdasarkan iLaporan iRiset
i15%-20% ipertahun pada iKesehatan iDasar (i2018) iperiode
igolongan iusia ibayi idan ibalita. iprevalence Common icold idi
iCommon icold imerupakan iIndonesia isebesar i25,0% iyang
ipenyakit yang isering iterjadi iterjadi ipaling ibanyak pada
ipada anaki- ianak terutamai ikelompok iusia 1-4 itahun. iLima
ikelompok iumur ibalita, insiden iprovinsi idengan iCommon icold
idiperkirakan i0,29 iepisode tertinggi iyaitu iNusa iTenggara
iperanak/itahun idi inegara iTimur i (i40i,0%), Papuai
iberkembang dan i0,05 iepisode (i31,1%), Acehi (i30,0%), iNusa
iper ianak/itahun idi inegara imaju. iTenggara iBarat (i28,3%) idan
iBerdasarkan ihasil (iRiset iJawa iTimur (i28,3%). Kalimantan
iKesehatan iDasar (iRiskesdas), iSelatan ijuga imerupakan iprovinsi
i2013) ipravelensi icommon icold idengan iperiode iprevalensi
idi Indonesia isekitar i25,0% idan Common icold iyang icukup itinggi
i13,8% ikasus isetelah iterdiagnosis iyaitu isebesar i26,7%.
ipasti oleh dokter. Berdasarkan ilaporan itahunan
Common icold imerupakan iDinas iKesehatan iLampung
ipenyakit iyang isering iterjadi idiperoleh jumlah ipenderita
ipada ianaki- anak terutama iCommon icold ipada itahun i2016-
ikelompok iumur ibalita, iinsiden i2019 imencapai 28.114 ikasus.
idiperkirakan i0,29 iepisode Common icold iadalah iinfeksi
peranak/tahuni idi inegara iprimer idi inasofaring idan ihidung
iberkembang idan 0,05 iepisode iyang sering imengeluarkan
iper ianak/itahun di inegara imaju. icairan, ipenyakit iini ibanyak
iHal iini imenunjukkan ibahwa

2
idijumpai ipada ibayi dan ianak cara menghirup iuap iair ihangat
(iNgastiyah, i2011). iyang itelah iditeteskan iminyak
Dalami ibahasa iinggris iminyak ieucalyptus serta imelegakan
kayu iputih idikenal isebagai ihidung itersumbat idengan cara
cajuput ioil, oleum-imelaleuca- menghirup aromai iminyak
cajeputi, iatau ioleum icajeputi. ieucalyptus.
Minyak ikayu iputih dihasilkan Salah satu upaya untuk imengatasi
dari ihasil ipenyulingan idaun idan ihidung itersumbat idapat
ranting ikayu iputih iyang idilakukan dengan pemberian obat
merupakan imetabolit isekunder secara idihirup, iobat idapat
yang idihasilkan ioleh ipohon idihirup iuntuk menghasilkan iefek
tersebuti. Khasiatnya iadalah ilokal iatau isistemik imelalui
sebagai ipenghangat itubuh, isaluran ipernapasan dengan
pelemas iotot idan mencegah perut imenghirup imenggunakan iuap,
kembung. inebulizer, iatau iaerosol isemprot
Nadjiib idkk (i2014) idalam (iGabrielle, i2013).
penelitiannya imenyebutkan Terapi iinhalasi iuap iadalah
terdapat ibukti yang imenunjukkan ipengobatan iefektif iuntuk
bahwa iuap iminyak iesensial idari imengatasi ihidung tersumbat,
Eucalyptus iglobulus efektif imetode ialami iyang ibaik idengan
sebagai iantibakteri idan ilayak iuap idan ipanas. (iAshley, i2013).
dipertimbangkan ipenggunaannya Berdasarkan latar belakangi diatas
dalam ipengobatan iatau penulis imeneliti itentang
pencegahan ipasien idengan infeksi “iPengaruh Pemberian iTerapi
saluran pernapasan idi rumah sakit. Uap (iMinyak iKayu iPutih )
Menurut iDornish idkk dalam iTerhadap iPenurunan Sesak Pada
Zulnely, iGusmailina idan iBalita iPenderita iCommon iCold
Kusmiati (i2015) menyebutkan iDi iWilayah iKerja iPuskesmas
bahwa iminyak ieucalyptus idapat Simbarwaringin”
dimanfaatkan isebagai iobat herbal
diantaranya iuntuk imengurangi 2. METODE PENELITIAN
sesak inafas ikarena iflu iatau asma Designi ipenelitian iyang
dengan icara imengoleskan ipada idigunakan iyaitu iPre iExperimen
dada, imengobati isinus idengan

3
iDesign idengan irancangan idengan ipernafasan i27x/imenit isebanyak
ipenelitian ione igroup i15 (i34,9), ifrekuensi isesak inafas
ipretestposttest. Peneliti dalam iresponden isebelum idiberi iterapi iuap
penelitian ini menentukan populasi idengan ipernafasan i28x/imenit isebanyak
berdasarkan balita penderita i11 (i25,6), i frekuensi isesak inafas
common cold di Wilayah Kerja iresponden isebelum idiberi iterapi iuap
Puskesmas Simbarwaringin. teknik idengan ipernafasan i29x/imenit isebanyak
accidental sampling. Penelitian iini i10 (i23,3), ifrekuensi isesak nafasi
menggunakan sampelisebanyak i43 iresponden isebelum idiberi iterapi iuap
. Teknik pengumpulan data dalam idengan ipernafasan i30x/imenit isebanyak
penelitian ini menggunakan lembar i2 (i4,7).
observasi.
b. Distribusii iRata-Ratai Frekuensii
3. HASIL DAN PEMBAHASAN iSesak iNafas Sesudahi iDiberikan
HASIL iTerapi iUap
A. Analisa Univariat Tabeli 4.2
a. Distribusii iRata-iRata iFrekuensi
Sesak iNafas iSebelum iDiberikan Pernafasan Frekuensi Presentase
Terapi iUap (%)
Tabel 4.1 19 x/menit 5 11,6
20 x/menit 8 18,6
Pernafasan Frekuensi Presentase
21 x/menit 10 23,6
(%)
26 x/menit 5 11,6 22 x/menit 11 25,6
27 x/menit 15 34,9 23 x/menit 6 14,0
28 x/menit 11 25,6 24 x/menit 3 7,0
29 x/menit 10 23,3 Jumlah 43 100
30 x/menit 2 4,7
Jumlah 43 10 Pada tabel 4.2 didapatkani ibahwa idari i43
iresponden isesak responden isesudah

Pada tabel 4.1 didapatkani ibahwa idari i43 iterapi iuap ipernafasan i19x/imenit

iresponden, ifrekuensi isesak inafas sebanyak i5 (i11,6%),i pernafasan

iresponden isebelum idiberi iterapi iuap i20x/imenit isebanyak i8 (i18,6%),

idengan ipernafasan i26x/imenit isebanyak ipernafasan i21x/imenit isebanyak i10

i5 (i11,6), i frekuensi isesak inafas (i23,6%), pernafasan i22x/imenit sebanyak

iresponden isebelum idiberi iterapi iuap 11 (i25,6%),i pernafasan 23x/imenit

4
sebanyak i6 (i14,0%),i pernafasan i24
x/imenit sebanyak i3 (i7,0%) PEMBAHASAN
1. Frekuensii ipernafasan isebelum
c. Analisa Bivariat
idilakukan ipemberian iterapi iuap
Tabel 4.3 (iminyak ikayu iputih)

Paired Sample T-Test Berdasarkani ihasil ipenelitian idapat

Variabel Mea Mi Ma SD 95 idiketahui ibahwa sebelum idiberikan

n n x Ci iterapi iuap (iminyak ikayu iputih )


Frekuensi 27,7 1 5 1,09 6,52 frekuensi isesak iadalah i27,74% idengan
sebelum 4 3 0 istandar ideviasi 1,093, ifrekuensi isesak
pemberia
n terapi iminimum i1 idan imaksimum i5. iPada
uap iconfidence iinterval i95% idiyakini
ibahwa irata-irata ifrekuensi isesak 6,250.
Frekuensi 21,3 1 6 1,42 6,50
sesudah 2 6 6 Hal ini sejalani dengani ihasil ipenelitian
pemberia
Wahyu iFarhatun iNi’mah itentang
n terapi
uap Efektifitas iTerapi iUap iAir iDan
Minyak iKayu iPutih iTerhadap
iBersihan iJalan iNapas iPada iAnak
Darii itabel idiatas idapat idiketahui iUsia iBalita iPada iPenderita iInfeksi
ibahwa iterdapat iperbedaan nilai irata- iSaluran iPernapasan iAtas iDi
irata ifrekuensi isesak isebelum idilakukan Puskesmasi iLeyangan. iHasil ipenelitian
ipenggunaan terapi iuap (iminyak ikayu itidak iada iperbedaan ibersihan ijalan
iputih) isebesar i27,74 idan isetelah inapas isebelum idan isesudah idiberikan
dilakukan ipenggunaan iterapi iuap iterapi iinhalasi iuap iair (ip=i0,083).
(iminyak ikayu iputih) iterdapat penaikan Adai iperbedaan iyang isignifikan
ifrekuensi ipernafasan idengan inilai irata- ibersihan ijalan inapas isebelum idan
irata i21,32. Sedangkan istandar ideviasi isesudah idiberikan iterapi iinhalasi iuap
isebelum idilakukan iterapi iuap (iminyak iair idengan iminyak ikayu iputih
ikayu iputih) yangi idi idapat i1,093 idan (ip=i0,002). Terapii iuap iair iyang
isetelah dilakukan iterapi iuap (iminyak iditambahkan iminyak ikayu iputih ilebih
ikayu iputih) istandar ideviasi 1,426. iefektif iterhadap ibersihan ijalan inapas
ipada ianak iusia ibalita idengan iISPA

5
idaripada iterapi iuap iair idi iPuskesmas Berdasarkani ihasil ipenelitian iIcca
iLeyangan (ip=0,035i). iNarayani iPramudaningsih i, iErlina
iAfriani itentang iPengaruh iTerapi
Hali iini isejalan idengan iteori iZulnelly iInhalasi iUap iDengan iAromaterapi
(i2015 ) imenyebutkan ibahwa iminyak iEucalyptus iDengan iDalam iMengurangi
iatsiri ieucalyptus idapat idimanfaatkan iSesak iNafas iPada iPasien Asmai
isebagai iobat iherbal iuntuk imengurangi iBronkial iDi Desai iDersalam
isesak inafas ikarena iflu iatau iasma. iKecamatan iBae iKudus. iHasil
iPenelitian imenunjukkan iadanya
Menuruti ipendapat ipeneliti, idilihat idari ipengaruh inilai isesak inafas isebelum
isegi iusia ibalita iyang imenderita idan isesudah idiberikan iterapi iinhalasi
icommon icold idi iPuskesmas iuap idengan iaromaterapi ieuacalyptusi.
iSimbarwaringin iKecamatan iTrimurjo iHasil iuji iWilcoxon iSigned iRank iTest
iKabupaten iLampung iTengah iyang idi iperoleh idata ip ivalue 0,007i < (iα)
iterbanyak iadalah iresponden iberumur i0,05 makai Hoi iditolak idan iH1
itahun i4 isebanyak i22 iorang idengan iditerima iyang iartinya iada ipengaruh
iproporsi isebanyak i51,2% idan iTerapi iinhalasi iuap idengan iaromaterapi
iresponden iberumur i3 itahun isebanyak ieucalyptus iterhadap ipenurunan isesak
i21 iorang idengan iproporsi isebanyak inafas. iPada iUji iMnn iWhitney iU
i48,8%. imenunjukkan ip ivalue i0,00 6< (iα) i
0,05, iyang imempunyai iarti iterdapat
2. Frekuensi pernafasan sesudah
iperbedaan iantara inilai iskala isesak
dilakukan pemberian terapi uap
inafas ikelompok ieksperimen iyang
(minyak kayu putih)
imendapat iterapi iTerapi iinhalasi iuap
Berdasarkani ihasil ipenelitian idapat idengan iaromaterapi ieucalyptus idengan
idiketahui ibahwa isesudah idiberikan inilai iskala isesak inafas ikelompok
iterapi iuap (iminyak ikayu iputih ) ikontrol itanpa idiberikan iTerapi inhalasii
ifrekuensi isesak iadalah i21,33%i idengan iuap idengan iaromaterapi ieucalyptusi.
istandar ideviasi i1,426 , ifrekuensi iHasil iuji iWilcoxon iSigned iRank iTest
iminimum i1 idan imaksimum i6. iPada di iperoleh idata ip ivalue i0,007 < (iα)
iconfidence intervali i95% diyakinii i0,05 imaka iHo iditolak idan iH1
ibahwa irata-ratai ifrekuensi isesak 6,586i. iditerima yang iartinya iada ipengaruh
iTerapi iinhalasi iuap idengan iaromaterapi

6
ieucalyptus iterhadap ipenurunan isesak ipernapasan idalam ibatas inormal,
inafas ipada ipasien iAsma iBronkhial. ikedalaman inapas idalam ibatas inormal,
imampu imengeluarkan isecret, itidak iada
isuara itambahan.
Hal ini sejalan dengan teori Nadjib dkk
Hasili ipengujian ihipotesis imenggunakan
menyatakan bahwa di dalam minyak kayui
iuji ipaired isampel t-itest idiperoleh irata-
iputih iterdapat ikandungan ieucalyptol
irata ifrekuensi ipernafasan isebelum
(icinole) iyang idapat imemberikan iefek
iperlakuan iadalah i27,74 idengan istandar
imukolitik iatau imengencerkan idahak.
ideviasi i1,093 dani irata-irata ifrekuensi
ipernafasan isesudah iperlakuan isebesar Menuruti ipendapat ipeneliti, imengenai
i21,33 idengan istandar ideviasi i1,426. ipemberian iterapi iuap (iminyak ikayu
Padai ihasil iuji istatistik ididapatkan ip- iputih ) ipada ibalita ipenderita icommon
ivalue i0,000 < iα i0,05 imaka idapat icold iterbukti idapat imengurangi
idisimpulkan ibahwa iterdapat iperbedaan ifrekuensi isesak iresponden. iTerapi iuap
irata-irata ifrekuensi ipernafasan ibalita idapat imenjadi iobat ialternatif ikarena
ipenderita icommon icold isebelum idan iterbukti idapat imenurunkan isesak
isesudah iperlakuan, iartinya isecara ikarena iadanya ikandungan ieucalyptol
istatistik iterbukti iada ipengaruh (icinole) iyang idapat imemberikan iefek
ipemberian iterapi iuap (iminyak ikayu imukolitik iatau imengencerkan idahak.
iputih ) iterhadap ipenurunan isesak.
KESIMPULAN DAN SARAN

Hasili ipenelitian iini isejalan idengan Kesimpulan


ipenilitian iyang idilakukan ioleh iChandra
1. Distribusii ifrekuensi isesak inafas
iAndika iPratama itentang iUpaya
iresponden isebelum idiberi iterapi iuap
iMengefektifkan iPola iNafas iDengan
ididapatkan ibahwa idari i43
iAroma iTerapi iMinyak iKayu iPutih
iresponden, ifrekuensi isesak inafas
iPada iAnak iDengan iISPA idi iDesa
iresponden isebelum idiberi iterapi iuap
iPondok iBanaran iRT i1 iRW i1
idengan ipernafasan i26x/imenit
iBulakrejo iSukoharjo. I
isebanyak i5 (i11,6), ifrekuensi isesak
Tindakan iyang itelah idilakukan iinhalasi
inafas iresponden isebelum idiberi
iuap idengan imenggunakan iminyak ikayu
iterapi iuap idengan ipernafasan
iputih iefektif iuntuk imeningkatkan ipola
i27x/imenit isebanyak i15 (i34,9),
inapas idengan ihasil ifrekuensi
ifrekuensi isesak inafas iresponden

7
isebelum idiberi iterapi iuap idengan terapi uap (minyak kayu putih) standar
ipernafasan i28x/imenit isebanyak i11 deviasi 1,344.
(i25,6), ifrekuensi isesak inafas
iresponden isebelum idiberi iterapi iuap
idengan ipernafasan i29x/imenit Saran
isebanyak i10 (i23,3), ifrekuensi isesak Dalami ipenelitian iini iada ibeberapa
inafas iresponden isebelum idiberi isaran-sarani iyang idapat disampaikan
iterapi iuap idengan ipernafasan iyang idiharapkan idapat ibermanfaat
i30x/imenit isebanyak i2 (i4,7) idalam ipenurun isesak pada ipenderita
2. Distribusi frekuensi dari 43 responden icommon icold idengan ipemberian iterapi
sesak responden sesudah terapi uap iuap (iminyak kayu iputih).
pernafasan didapatkan bahwa dari 43 1. Bagi Penderita common cold
responden sesak responden sesudah Terapi uap ( minyak kayu putih ) dapat
terapi uap pernafasan 19x/menit menjadi obat alternatif karena terbukti
sebanyak 5 (11,6%), pernafasan dapat menurunkan sesak karena adanya
20x/menit sebanyak 8 (18,6%), kandungan eucalyptol (cinole) yang
pernafasan 21x/menit sebanyak 10 dapat memberikan efek mukolitik atau
(23,6%), pernafasan 22x/menit mengencerkan dahak.
sebanyak 11 (25,6%), pernafasan
2. Bagii iTenaga iKesehatan idan
23x/menit sebanyak 6 (14,0%),
iPuskesmas
pernafasan 24 x/menit sebanyak 3
Hasil penelitian ini bisa menambah
(7,0%)
pengetahuan dan informasi serta
3. Diketahui bahwa terdapat perbedaan menjadi masukani iBagi itenaga
nilai rata-rata frekuensi sesak sebelum kesehatan idan iPuskesmas
dilakukan penggunaan terapi uap isimbarwaringin isehingga itidak ihanya
(minyak kayu putih) sebesar 17,86 dan ibergantung ipada iobat imedis inamun
setelah dilakukan penggunaan terapi ijuga ibisa imencoba iobat iherbal iyang
uap (minyak kayu putih) terdapat ibisa ididapatkan idengan imudah ioleh
penaikan frekuensi pernafasan dengan imasyarakat.
nilai rata-rata 22,05. Sedangkan 3. iBagi iPeneliti iSelanjutnya
standar deviasi sebelum dilakukan Sarani ipenelitian iini ibisa imenjadi
terapi uap (minyak kayu putih) yang irefrensi iuntuk ipeneliti iselanjutnya
di dapat 0,804 dan setelah dilakukan inamun imasih iperlu iditambah idosis

8
iyang ilebih iakurat, ibentuk idan
iperlu idilakukan ipenelitian ilebih
ilanjut imengenai ikandungan iyang
iterdapat idalam iminyak ikayu iputih
isehingga imemaksimalkan ipotensi
iminyak ikayu iputih itersebut.

REFERENSI
i, S. F. (2018). Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Penyakit Nasofaringitis (Common
Cold) Pada Anak Usia 5-14 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Cipageran Cimah.
Ngastiyah. (2014). Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC.
Ni'mah, W. F. (2019). Efektifitas Terapi Uap Air Dan Minyak Kayu Putih Terhadap Bersihan
Jalan Nafas Pada Anak Usia Balita Pada Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Di Puskesmas Leyengan .
Pramudaningsih, I. N. (2019). Pengaruh Terapi Inhalasi Uap Dengan Aromaterapi Eucalyptus
Dengan Dalam Mengurangi Sesak Nafas Pada Pasien Asma Bronkial Di Desa
Dersalam Kecamatan Bae Kudus.
Sari, Y. P. (2017). Hubungan Pemberian Asi Eklsusif Dengan Kejadian Common Cold Pada
Bayi Baru 6-12 Bulan Di Wilayah Puskesmas Kartasura.
Sudiarti. (2016). Kelainan Dan Penyakit Pada Bayi Dan Anak . Yogyakarta: Mulia Medika.
Caia Francis ( 2011 ) Perawatan Respirasi

Agustina, A. Z. ( 2017 ) Pemanfaatan Minyak Kayu Putih Sebagai Pencegahan ISPA

Fatonah, H. S. ( 2018 ) Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Penyakit Nasofaringitis


(Common Cold) Pada Anak Usia 5 - 14 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas
Cipangeran Cimahi

Andayani, N dkk. ( 2014 ) Hubungan Derajat Sesak Napas Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Dengan Simptom Ansietas

Kemenkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar ( Rikesdas ) Indonesia Tahun 2018.
Jakarta : Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI: 2018

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2016 - 2019. Profil Kesehatan Provinsi Lampung
Tahun 2016 - 2019. Lampung : Dinas Kesehatan Provinsi Lampung

Notoatmodjo, Soekidjo. 2018. Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Dr. Miriam Stoppard ( 2012 ) Perawatan Bayi Dan Anak

9
H. Anwar Agoes ( 2010 ) Tanaman Obat Indonesia Buku 2

Widoyono ( 2011 ) Penyakit Tropis

Darmawan ( 2012 ) Sesak Nafas. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

10

You might also like