You are on page 1of 11

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

(Kasus Pada PT. Bank Central Asia, Tbk)

Oleh :
Leni Yuliyanti, S.Pd, MM
Ita Nurhasanah, S.Pd

Abstrack

The core of the dividend policy is to determine the proportion of the net income to be distributed as
dividend, so in theory dividends are determined by the size of the net income. This study examines
the effect of profitability on dividend policy PT. Bank Central Asia, Tbk. the purpose of this study is to
reveal the profitability of PT. Bank Central Asia, Tbk as measured by Return On Equity (ROE), how
is the dividend policy of PT. Bank Central Asia, Tbk as measured by Dividend Payout Ratio (DPR),
and to determine the effect of profitability on dividend policy of PT. Bank Central Asia, Tbk. This
research method used is descriptive method verification. The data used are secondary data from the
financial statement of PT. Bank Central Asia, Tbk during 2002-2011. The statistical analysis used
was correlation analysis of product moment using manual calculation and SPSS v.20 software for
windows. The results showed that describe of profitability PT. Bank Central Asia, Tbk, which is
proxied by Return On Equity (ROE) showed a downward trend with an average ROE of 6.27%,
dividend policy overview PT. Bank Central Asia, Tbk, which is proxied by the Dividend Payout Ratio
(DPR) showed a downward trend with an average of 43.39% DPR, as well as the positive effect on
the profitability of the dividend policy of PT Bank Central Asia Tbk and the magnitude of these effects
is equal to 62.09 % and 37.91% influenced by other factors is the rights issue and liquidity factors.
Therefore, PT. Bank Central Asia, Tbk should trying to improve profitability, especially in the aspect
of ROE in order not to continue to decline, then be careful and consider aspects of financial
performance, especially profitability in setting dividend policy so that the dividend can provide a
positive signal to investors that a conflict of interest between investors and management can be
minimized.

Keywords : Profitability, Dividend Policy,Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR),

Pendahuluan agen antara pengelola sekaligus pemilik


Berdasarkan teori agensi (agency perusahaan sehingga dapat mengurangi
theory), pemegang saham berperan sebagai konflik kepentingan di antara keduanya.”
principal dan manajemen berperan sebagai Bagi investor, tingkat pembayaran
agen. Pemegang saham berusaha menjaga dividen merupakan sinyal prospek
agar pihak manajemen tidak terlalu banyak perusahaan di masa yang akan datang. Hal
memegang kas karena kas yang banyak tersebut sesuai dengan yang diungkapkan
akan menstimulus pihak manajemen untuk oleh Brigham dan Houston (2011:97) dalam
menikmati kas tersebut bagi kepentingan teori signalling hypothesis bahwa “investor
dirinya sendiri, sedangkan di sisi lain pihak menganggap perubahan dividen sebagai
manajemen akan membatasi arus kas keluar isyarat dan prakiraan manajemen atas laba”.
berupa dividen yang berjumlah terlalu besar Jika perusahaan mampu membayar dan
dengan alasan mempertahankan meningkatkan dividen secara proporsional
kelangsungan hidup, menambah investasi maka hal tersebut merupakan sinyal positif
untuk pertumbuhan atau melunasi hutang. bagi investor bahwa manajemen perusahaan
Konflik kepentingan antara pemegang saham meramalkan suatu penghasilan yang baik di
dan manajemen tersebut akan masa yang akan datang, sebaliknya jika
mengakibatkan biaya keagenan (agency perusahaan mengurangi tingkat pembayaran
cost) dan biaya keagenan tersebut dapat dividen atau bahkan tidak membayar dividen
diminimalisasi dengan suatu pengawasan maka akan menjadi sinyal negatif bagi
yang dapat mensejajarkan kepentingan investor dan investor meyakini hal tersebut
kedua pihak. Pembayaran dividen diyakini sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan akan
sebagai salah satu cara dan bentuk menghadapi masa sulit di waktu mendatang.
pengawasan untuk meredakan konflik Dividen merupakan implikasi dari
kepentingan antara manajemen dan kebijakan manajemen, kebijakan tersebut
pemegang saham. Hal tersebut sejalan disebut dengan kebijakan dividen. Kebijakan
dengan pendapat Weston dan Copeland dividen merupakan hal yang bermasalah dan
(2002:143) bahwa “salah satu keuntungan kontroversial karena menyangkut dua aspek
dari pembayaran dividen adalah bahwa kepentingan yang berlawanan, di satu sisi
pembayaran itu dapat mengurangi biaya perusahaan ingin memaksimalkan laba untuk

10
keperluan reinvesment, namun di sisi lain Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT
para pemegang saham menginginkan dividen Bank Central Asia, Tbk
yang tinggi atas dana yang telah
dinvestasikan pada perusahaan tersebut. Hal Gambar 1.1
tersebut sejalan dengan penjelasan Oktorina Dividend Payout Ratio PT Bank Central
dan Suharli (2007) yang menyatakan bahwa Asia, Tbk
“menentukan jumlah distribusi dividen Periode 2007-2011
merupakan hal yang sulit dan dilematis dalam (Dalam Persentase)
pengambilan keputusan manajemen.”
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat Berdasarkan gambar 1.1 dapat
tergambarkan bahwa kebijakan dividen terlihat bahwa Dividend Payout Ratio
merupakan suatu hal yang dilematis dan sulit mengalami penurunan dalam kurun lima
bagi perusahaan. tahun terakhir. Pada tahun 2007 sampai 2008
Bank Central Asia (BCA) merupakan dividen yang dibagikan mengalami
salah satu bank yang listing di Bursa Efek penurunan sebesar 4,59%, kemudian tahun
Indonesia (BEI) dan selalu membukukan laba 2008 hingga 2009 masih mengalami
dari tahun ke tahun. BCA memiliki prospek penurunan namun tidak sebesar penurunan
yang menjanjikan dengan saham yang selalu tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,01%.
menjadi most active stocks di BEI, hal Selanjutnya, pada tahun 2009 ke 2010
tersebut tidak dapat dipungkiri karena BCA dividen tetap mengalami penurunan yaitu
merupakan bank swasta terbesar di sebesar 5,12%. Namun, tahun 2010 hingga
Indonesia. Pada periode dua tahun terakhir 2011 persentase pembagian dividen
BCA selalu menempati 50 Most Active Stocks mengalami penurunan yang paling drastis
by Trading Value dengan memperoleh yaitu sebesar 6,21%.
peringkat ke-11 dan perolehan sebesar Jika dilihat pada gambar 1.1 maka
2,15% dari total trading value BEI pada tahun Dividend Payout Ratio PT. Bank Central Asia,
2010 dan peringkat ke-10 dengan perolehan Tbk tidak sesuai dengan standar Dividend
sebesar 2,17% dari total trading value BEI Payout Ratio industri perbankan yaitu
pada tahun 2011. Selain itu, BCA juga masuk sebesar 50%, dimana angka 50% itu berarti
ke dalam 50 Most Active Stocks by Trading setengah dari laba bersih akan dibagikan
Frequency memperoleh peringkat ke-30 sebagai dividen. Jika Dividend Payout Ratio
dengan perolehan sebesar 0,80% dari total terus mengalami penurunan maka akan
trading frequency pada tahun 2010, timbul ketidakpercayaan dari investor
kemudian peringkat ke-20 dengan perolehan mengenai saham yang ditanamkannya dan
sebesar 1,07% dari total trading frequency investor beranggapan bahwa dengan
tahun 2011. Hal tersebut membuktikan menurunnya dividen akan memberikan sinyal
bahwa BCA merupakan salah satu emiten negatif mengenai kondisi perusahaan di
yang sahamnya diminati dan diperhitungkan masa yang akan datang. Hal tersebut
oleh para investor. Namun, ada hal yang merupakan kondisi yang harus
menarik yaitu dari sekian prestasi yang diraih diperhitungkan karena modal perusahaan
BCA ternyata dari tahun ke tahun persentase tidak terlepas dari peran para investor. Ada
dividen yang dibagikan kepada pemegang sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi
saham kian menurun. Hal tersebut naik turunnya jumlah dividen yang dibagikan
merupakan suatu fenomena yang menarik kepada pemegang saham. Menurut Hanafi
untuk diteliti karena tidak sesuai dengan (2004:375) “faktor-faktor yang mempengaruhi
tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kebijakan dividen adalah kesempatan
kekayaan pemegang saham yang nantinya investasi, profitabilitas, likuiditas, akses ke
berimbas pada nilai perusahaan. Berikut pasar keuangan, stabilitas pendapatan, dan
adalah data persentase (%) pembagian pembatasan-pembatasan.”
dividen BCA periode 2007-2011 yang Berdasarkan pendapat tersebut,
diproksikan dengan Dividend Payout Ratio. profitabilitas merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kebijakan dividen.
Profitabilitas dijadikan salah satu ukuran
DPR kinerja keuangan yang berguna bagi investor
untuk menunjukkan keberhasilan perusahaan
50.00%
46.51% di dalam menghasilkan keuntungan. Investor
40.00% 41.59%
37.58% yang potensial akan menganalisis dengan
30.00% 32.46% cermat kelancaran sebuah perusahaan dan
26.25%
20.00% DPR kemampuannya untuk mendapatkan
keuntungan (profitabilitas) karena mereka
10.00%
mengharapkan dividen dan harga pasar dari
0.00% sahamnya.
2007 2008 2009 2010 2011 Profitabilitas merupakan
kemampuan suatu perusahaan dalam

11
memperoleh laba. Laba tersebut nantinya 2. Bagaimana gambaran kebijakan dividen
akan menentukan pilihan untuk dibagikan PT. Bank Central Asia, Tbk
dalam bentuk dividen kepada pemegang 3. Bagaimana pengaruh profitabilitas
saham atau menggunakannya sebagai laba terhadap kebijakan dividen PT. Bank
ditahan untuk keperluan operasional Central Asia, Tbk
perusahaan, karena dividen diambil dari laba
bersih perusahaan maka laba tersebut akan
mempengaruhi besarnya proporsi dividen Landasan Teori, Kerangka Pemikiran,
yang akan dibagikan sehingga semakin besar Penelitian Terdahulu dan Hipotesis
laba yang diperoleh perusahaan maka akan a. Landasan Teori
semakin besar kemampuan perusahaan Berdasarkan teori keagenan
untuk membayar dividen. (agency theory), di mana investor berperan
Adapun penelitian terdahulu sebagai pihak yang memberikan wewenang
mengenai variabel profitabilitas dan kebijakan (principal) dan manajer sebagai pihak yang
dividen adalah penelitian Suharli (2007) menerima wewenang (agen), maka muncul
meneliti mengenai pengaruh profitability dan dua kepentingan yang berlawanan. Teori
investment opportunity set terhadap agensi mengasumsikan bahwa semua
kebijakan dividen tunai dengan likuiditas individu bertindak atas kepentingan mereka
sebagai variabel penguat. Hasil penelitian sendiri. Pemegang saham diasumsikan
menunjukkan bahwa profitabilitas hanya tertarik dalam hal bertambahnya hasil
mempengaruhi kebijakan dividen tunai secara investasi mereka di dalam perusahaan,
positif, kemudian variabel Investment sedangkan agen (manajemen) diasumsikan
Opportunity Set berpengaruh negatif menerima kepuasan berupa kompensasi
terhadap kebijakan dividen tunai. Kemudian, keuangan. Terjadilah suatuconflict of interest
likuiditas sebagai variabel penguat (konflik kepentingan) dimana masing-masing
(moderating) mempengaruhi hubungan pihak berusaha memperbesar keuntungan
antara profitabilitas dan kebijakan dividen bagi dirinya sendiri.Konflik kepentingan dapat
tunai, selanjutnya likuiditas pun diminimalisasi dengan cara perusahaan
mempengaruhi hubungan antara Investment harus mengeluarkan biaya-biaya yang
Opportunity Set dan kebijakan dividen tunai. disebut biaya keagenan (agency cost).
Selain itu, penelitian Rini (2012) Biaya agensi tersebut harus dapat
yang meneliti tentang pengaruh profitabilitas diminimalisasi demi terwujudnya hubungan
dan kebijakan hutang terhadap kebijakan yang baik antara pemegang saham dan
dividen perusahaan food and beverage di manajemen. Adapun salah satu cara untuk
Indonesia. Hasil penelitian menyebutkan mengurangi biaya agensi yaitu dengan cara
bahwa profitabilitas berpengaruh negatif pembagian dividen. Hal ini sejalan dengan
terhadap kebijakan dividen, dan kebijakan pendapat Weston dan Copeland (2002:143)
hutang juga berpengaruh negatif terhadap yang menyatakan bahwa “salah satu
kebijakan dividen. keuntungan dari pembayaran dividen adalah
Mengingat masih terdapat bahwa pembayaran itu dapat mengurangi
ketidakkonsistenan antara kedua hasil biaya agen antara pengelola sekaligus
penelitian khususnya variabel profitabilitas pemilik perusahaan sehingga dapat
dimana dalam penelitian Suharli (2007) mengurangi konflik kepentingan antara
profitabilitas berpengaruh positif terhadap keduanya.” Oleh karena itu, pembayaran
kebijakan dividen sedangkan dalam dividen diperlukan bagi perusahaan yang
penelitian Rini (2012) profitabilitas sudah mapan dalam hal perolehan
berpengaruh negatif terhadap kebijakan keuntungan atau laba, karena dividen dapat
dividen, sehingga perlu ditinjau ulang dibagikan atau tidak tergantung dari laba
mengenai hubungan antara variabel yang diperoleh perusahaan sehingga
profitabilitas dengan kebijakan dividen. Oleh kemampuan perusahaan dalam
karena itu, penulis tertarik untuk meneliti menghasilkan laba atau sering disebut juga
mengenai profitabilitas dengan kebijakan dengan profitabilitas mutlak diperlukan jika
dividen dan menuangkannya dalam judul perusahaan ingin membayar dividen.
“Pengaruh Profitabilitas Terhadap Ada bukti empiris bahwa jika ada
Kebijakan Dividen (Kasus pada PT. Bank kenaikan dividen, sering diikuti dengan
Central Asia, Tbk)” kenaikan harga saham. Sebaliknya
penurunan dividen pada umumnya
Rumusan Masalah menyebabkan harga saham turun. Fenomena
Berdasarkan latar belakang yang ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para
telah dipaparkan di atas, maka penulis investor lebih menyukai dividen daripada
merumuskan masalah sebagai berikut : capital gains. Tapi Miller dan Modigliani
1. Bagaimana gambaran profitabilitas PT. berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen di
Bank Central Asia, Tbk atas biasanya merupakan suatu “sinyal”
kepada para investor bahwa manajemen

12
perusahaan meramalkan suatu penghasilan akhir tahun akan dibagi kepada pemegang
yang baik di masa yang akan datang. saham dalam bentuk dividen atau akan
Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau ditahan untuk menambah modal guna
kenaikan dividen yang di bawah kenaikan pembiayaan investasi di masa yang akan
normal (biasanya) diyakini investor sebagai datang.”
suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi Adapun menurut Warsono (2003:275),
masa sulit di waktu mendatang (Atmaja, indikator untuk mengukur kebijakan dividen
2008:286-287). yang secara luas digunakan ada dua macam,
Tujuan utama dari suatu perusahaan yaitu Dividend Yield dan Dividend Payout
adalah untuk memperoleh laba. Tak dapat Ratio. Dalam penelitian ini indikator yang
dipungkiri, laba memang menjadi bagian digunakan adalah Dividend Payout Ratioyaitu
penting dalam perkembangan operasional rasio hasil perbandingan antara dividen
perusahaan. Dengan laba, selain dapat dengan laba yang tersedia bagi para
menjamin keberlangsungan hidup pemegang saham biasa. Dividend Payout
perusahaan, kondisi perusahaan yang Ratio dapat dihitung dengan menggunakan
profitable dapat juga menarik perhatian para rumus sebagai berikut :
investor. Oleh karena itu, manajemen selalu 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜
berusaha menjaga kestabilan profitabilitas Dividen Per Lembar Saham
perusahaan.Harahap (2008:304) menyatakan =
Laba Per Lembar Saham
bahwa “profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba (Warsono, 2003:275)
melalui semua kemampuan, dan sumber
yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, b. Kerangka Pemikiran
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan Berdasarkan teori agensi (agency
sebagainya.” theory) perusahaan berperan sebagai agen
Menurut Fahmi (2011:135) ada dan pemegang saham berperan sebagai
beberapa jenis rasio profitabilitas diantaranya principal. Perusahaan (agen) dipercaya untuk
adalah : mengelola modal yang telah ditanamkan oleh
1. Gross Profit Margin. investor (principal), namun investor tidak
2. Net Profit Margin lepas kendali begitu saja tetapi harus
3. Return On Investment memonitor setiap pergerakan yang dilakukan
4. Return On Equity oleh perusahaan. Salah satu aspek yang
Dalam penelitian ini, rasio diperhatikan oleh para investor yaitu aspek
profitabilitas yang penulis gunakan adalah keuangan perusahaan. Aspek keuangan
ROE (Return on Equity). Menurut Harahap merupakan indikator utama untuk menilai
(2008:305) “return on equity adalah rasio suatu kinerja perusahaan.
yang menunjukkan berapa persen diperoleh Ada beberapa aspek yang
laba bersih bila diukur dari modal pemilik.” digunakan untuk mengetahui kinerja
Adapun rumus dari ROE adalah sebagai keuangan perusahaan, salah satunya yaitu
berikut : profitabilitas. Profitabilitas pada umumnya
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑛𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 lebih sering digunakan karena dapat
Earning After Tax (EAT) mengukur kemampuan perusahaan untuk
= memperoleh laba. Laba merupakan faktor
Shareholder ′ s Equity
(Fahmi, 2011:137) yang sangat vital dalam kegiatan operasional
Laba merupakan faktor yang perusahaan karena hanya perusahaan yang
fundamental bagi perusahaan, dimana selalu membukukan laba lah yang akan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh terjaga kesinambungan usahanya. Adapun
laba atau yang biasa disebut dengan profitabilitas suatu perusahaan dapat dihitung
profitabilitas mutlak dijaga kestabilan dan dengan menggunakan rasio profitabilitas
sebisa mungkin mengalami peningkatan yang salah satunya yaitu Return On Equity (ROE).
baik. Adapun laba pada akhirnya digunakan ROE digunakan untuk mengukur kemampuan
dalam dua alternatif yaitu dibagikan sebagai perusahaan dalam menghasilkan laba dari
dividen kepada pemegang saham atau modal sendiri, rasio ROE juga berguna untuk
digunakan sebagai laba ditahan untuk mengukur tingkat pengembalian laba yang
keperluan investasi di masa yang akan akan diperoleh oleh pemegang saham.
datang, keputusan ini dikenal sebagai Salah satu tujuan suatu perusahaan
kebijakan dividen.Kebijakan dividen adalah meningkatkan kesejahteraan atau
merupakan kebijakan yang berkaitan dengan memaksimalkan kekayaan pemegang saham
keputusan manajemen perusahaan dalam melalui peningkatan nilai perusahaan.
pemanfaatan laba bersih yang diperoleh Peningkatan nilai perusahaan tersebut dapat
dalam periode tertentu. Martono dan Harjito dicapai jika perusahaan mampu beroperasi
(2004:253)yang menyatakan bahwa dengan mencapai keuntungan yang
“kebijakan dividen merupakan keputusan ditargetkan. Adapun keuntungan atau laba
apakah laba yang diperoleh perusahaan pada yang diperoleh perusahaan pada akhirnya

13
mengharuskan manajemen untuk mengambil akan meningkat, sebaliknya jika profitabilitas
suatu keputusan yang tepat mengenai menurun maka dividen pun akan menurun.
pemanfaatan laba tersebut. Dua alternatif
penggunaan utama laba adalah dibagikan c. Penelitian Terdahulu
sebagai dividen atau ditahan sebagai laba Berikut adalah beberapa penelitian
ditahan (retained earnings). Keputusan inilah terdahulu mengenai variabel profitabilitas dan
yang dikenal sebagai kebijakan dividen, yaitu kebijakan dividen :
keputusan apakah laba yang diperoleh 1. Hadiwidjaja dan Triani (2009) meneliti
perusahaan pada akhir tahun akan dibagi tentang pengaruh profitabilitas terhadap
kepada pemegang saham dalam bentuk Dividend Payout Ratio pada perusahaan
dividen atau akan ditahan untuk reinvestasi di manufaktur di Indonesia. Penelitian ini
masa yang akan datang. menggunakan Cash Ratio (CR), Return
Dividen yang diberikan perusahaan On Investment (ROI), dan Net Profit
kepada pemegang saham berasal dari laba Margin (NPM) sebagai proksi dari
bersih perusahaan sehingga dividen dan laba profitabilitas. Hasil penelitian
erat kaitannya dalam hubungan antara menyimpulkan bahwa secara serempak
pemegang saham dan manajemen. Menurut ketiga indikator tersebut berpengaruh
teori signalling, investor menganggap signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
perubahan dividen sebagai isyarat dan (DPR), sedangkan secara parsial hanya
prakiraan manajemen atas laba (Brigham dan ROI dan NPM yang berpengaruh
Houston, 2011:97), jika perusahaan mampu signifikan, adapun faktor yang paling
membayar dan meningkatkan dividen secara dominan berpengaruh terhadap DPR
proporsional maka hal tersebut merupakan adalah ROI.
sinyal positif bagi investor bahwa manajemen 2. Marpaung dan Hadianto (2009) meneliti
perusahaan meramalkan suatu laba yang tentang pengaruh profitabilitas dan
baik di masa yang akan datang, sebaliknya kesempatan investasi terhadap kebijakan
jika perusahaan mengurangi tingkat dividen pada emiten pembentuk indeks
pembayaran dividen atau bahkan tidak LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Adapun
membayar dividen maka akan menjadi sinyal variabel profitabilitas diproksikan dengan
negatif bagi investor bahwa manajemen Return On Assets, sedangkan
meramalkan suatu laba yang buruk dan akan kesempatan investasi diproksikan dengan
menghadapi masa sulit di waktu mendatang. Sales Growth (SG) dan Market To Book
Adapun penetapan rasio dari laba bersih Value (MTBV), kemudian variabel
yang akan dibagikan sebagai dividen adalah dependen yaitu kebijakan dividen
Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend diproksikan dengan Dividend Payout
Payout Ratio merupakan rasio yang Ratio (DPR). Hasil penelitian
menunjukkan persentase laba perusahaan menyimpulkan bahwa profitabilitas
yang dibayarkan kepada pemegang saham berpengaruh positif terhadap kebijakan
biasa perusahaan berupa dividen kas. dividen, Sales Growth berpengaruh
Brigham dan Houston (2011:95) negatif tidak signifikan terhadap kebijakan
mengemukakan bahwa ‘laba tahun berjalan dividen, dan Market To Book Value
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh negatif signifikan terhadap
mempengaruhi pembayaran dividen saat ini kebijakan dividen.
selain dividen tahun sebelumnya.’ Selain itu, 3. Suharli (2007) meneliti mengenai
Jensen, et al (Marpaung dan Hadianto, 2009) pengaruh profitability dan investment
menyatakan bahwa ‘semakin tinggi laba opportunity set terhadap kebijakan dividen
maka akan semakin tinggi aliran kas dalam tunai dengan likuiditas sebagai variabel
perusahaan sehingga perusahaan dapat penguat. Dalam penelitian ini profitability
membayar dividen lebih tinggi.’ Perusahaan diproksikan dengan Return On Investment
yang memperoleh laba cenderung akan (ROI), sedangkan variabel Investment
membayar porsi labanya lebih besar sebagai Opportunity Set (IOS) diproksikan dengan
dividen. Semakin besar laba yang diperoleh Fixed Assets (FA), dan kebijakan dividen
maka akan semakin besar pula kemampuan tunai diproksikan dengan Dividend Payout
perusahaan untuk membayar dividen. Ratio (DPR), kemudian likuiditas sebagai
Dengan demikian, profitabilitas mutlak variabel penguat diproksikan dengan
diperlukan untuk perusahaan apabila hendak Cash Ratio (CR). Hasil penelitian
membayar dividen karena hanya perusahaan menunjukkan bahwa profitabilitas
yang membukukan laba yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen tunai
membagikan dividen karena dividen diambil secara positif, kemudian variabel
dari laba bersih perusahaan. Berdasarkan Investment Opportunity Set berpengaruh
penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa negatif terhadap kebijakan dividen tunai.
hubungan di antara profitabilitas dan Kemudian, likuiditas sebagai variabel
kebijakan dividen adalah positif. Jika penguat (moderating) mempengaruhi
profitabilitas meningkat maka dividen pun hubungan antara profitabilitas dan

14
kebijakan dividen tunai, selanjutnya menggunakan variabel yang sama yaitu
likuiditas pun mempengaruhi hubungan profitabilitas sebagai variabel yang
antara Investment Opportunity Set dan mempengaruhi kebijakan dividen, namun
kebijakan dividen tunai. hasil penelitian tersebut masih terdapat
4. Sulistiyowati, et al (2010) meneliti tentang perbedaan. Penelitian Marpaung dan
pengaruh profitabilitas, leverage, dan Hadianto, Hadiwidjaja dan Triani, Suharli,
growth terhadap kebijakan dividen serta Oktorina dan Suharli memberikan hasil
dengan good corporate governance bahwa profitabilitas berpengaruh positif
sebagai variabel intervening. Variabel terhadap kebijakan dividen, tetapi sebaliknya
profitabilitas diproksikan dengan Return penelitian Rini memberikan hasil bahwa
On Assets (ROA), leverage diproksikan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
dengan Debt Equity Ratio (DER), kebijakan dividen.
kemudian growth diproksikan dengan Dalam penelitian terdahulu untuk
Asset Growth (AG), good corporate mengukur kebijakan dividen menggunakan
governance diproksikan dengan banyak variabel yang mempengaruhinya,
instrumen CGPI, dan kebijakan dividen namun dalam penelitian ini hanya
tunai diproksikan dengan Dividend Payout memfokuskan pada satu variabel bebas saja
Ratio (DPR). Didapatkan hasil bahwa yaitu profitabilitas yang diproksikan dengan
profitabilitas, leverage, dan growth tidak Return On Equity (ROE) yang dianggap akan
mempunyai pengaruh yang signifikan mempengaruhi kebijakan dividen. Penelitian
terhadap kebijakan dividen, kemudian ini mencoba menambahkan hasil penelitian
profitabilitas, leverage, dan growth tidak terdahulu karena tidak ada satu pun
mempunyai pengaruh yang signifikan penelitian terdahulu yang menggunakan ROE
terhadap good corporate governance. sebagai proksi dari profitabilitas.
5. Oktorina dan Suharli (2007) meneliti
mengenai hubungan profitabilitas dan d. Hipotesis
kebijakan dividen tunai dengan Hipotesis yang penulis rumuskan dalam
kecukupan kas dan likuiditas sebagai penelitian ini adalah :
moderating variabel. Variabel profitabilitas“Terdapat “terdapat pengaruh positif profitabilitas
diukur dengan Return On Investment terhadap kebijakan dividen.”
(ROI), kebijakan dividen tunai diproksikan
dengan Dividend Payout Ratio (DPR), 1. Metode Penelitian
dan likuiditas diproksikan dengan Current Penelitian ini merupakan penelitian
Ratio (CR). Didapatkan hasil bahwa ROI deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif
berpengaruh positif dan signifikan dan verifikatif yaitu penelitian yang
terhadap kebijakan dividen serta Current menggambarkan dan menginterpretasikan
Ratio memperkuat hubungan antara ROI masalah pada objek penelitian dalam bentuk
ke DPR. narasi yang bertujuan mengecek kebenaran
Banyaknya penelitian mengenai hasil penelitian lain.
kebijakan dividen dengan hasil yang tidak Dalam penelitian ini terdapat dua
konsisten merupakan fenomena yang variabel, yaitu variabel bebas (independen)
menarik untuk diteliti. Ketidak konsistenan dan variabel terikat (dependen). Kedua
tersebut terlihat dari hasil-hasil penelitian variabel tersebut akan dijelaskan dalam
terdahulu dimana semua penelitian terdahulu operasionalisasi variabel sebagai berikut.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Skala
Profitabilitas
Return On Equity (ROE) Rasio
Variabel X
Kebijakan Dividen
Variabel Y Dividend Payout Ratio (DPR) Rasio
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, yaitu jenis data yang menggunakan angka-angka. Adapu
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. Dokumentasi ad

perusahaan yaitu salah satunya laporan


Pada penelitian ini penulis menggunakan keuangan. Data yang digunakan oleh penulis
metode dokumentasi sebagai metode diperoleh dari web BCA dengan alamat
pengumpulan data. Dokumentasi adalah www.bca.co.id.tersebut berupa laporan
penelitian yang dilakukan dengan cara neraca dan laporan laba rugi Bank
mengumpulkan data melalui dokumen- CentralAsia periode 2002-2011.
dokumen yang dipublikasikan oleh
Teknik analisis data adalah proses mengolah dipahami. Adapun langkah-langkah analisis
dan menginterpretasikan data ke dalam data yang dilakukan dalam penelitian ini
bentuk yang lebih mudah dibaca dan

15
terbagi menjadi dua, yaitu statistik deskriptif menunjukkan adanya hubungan langsung
dan statistik inferensial. atau hubungan yang berbanding lurus antara
 Statistik Deskriptif kedua variabel yang berarti setiap kenaikan
Statistik deskriptif digunakan untuk nilai-nilai X akan diikuti dengan kenaikan
menjawab rumusan masalah mengenai nilai-nilai Y. Sedangkan tanda negatif
bagaimana profitabilitas dan bagaimana menunjukkan adanya hubungan yang
kebijakan dividen pada Bank Central Asia. berbanding terbalik, artinya setiap kenaikan
Adapun perhitungan mengenai statistik nilai-nilai X akan diikuti dengan penurunan
deskriptif kedua variabel adalah sebagai nilai-nilai Y, dan setiap penurunan nilai-nilai X
berikut : akan diikuti dengan kenaikan nilai-nilai Y.
a. Menghitung Profitabilitas Adapun kriterianya adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui gambaran profitabilitas a. Jika nilai r sama dengan +1 atau
dapat diketahui dengan perhitungan mendekati +1, maka hubungan antara
Return On Equity kedua variabel sangat kuat dan positif.
b. Menghitung Kebijakan Dividen b. Jika nilai r sama dengan -1 atau
Indikator kebijakan dividen yang mendekati -1, maka hubungan antara
digunakan dalam penelitian ini yaitu kedua variabel sangat kuat dan negatif.
Dividend Payout Ratio. c. Jika nilai r sama dengan nol atau
Statistik deskriptif mempunyai komponen- mendekati nol, maka hubungan antara
komponen dalam penyajiannya yaitu : kedua variabel sangat lemah dan tidak
1. Rata-rata (Mean) dihitung untuk ada.
mengetahui rata-rata Return On
Equity dan Dividend Payout Ratio 2) Koefisien Determinasi
selama sembilan tahun. Selanjutnya, untuk mengetahui
2. Nilai tertinggi dilihat dari data Return besarnya pengaruh variabel X (profitabilitas)
On Equity dan Payout Ratio selama terhadap variabel Y (kebijakan dividen), maka
sembilan tahun yang jumlahnya peneliti menggunakan teknik koefisien
tertinggi. determinasi (Kd) dengan rumus sebagai
3. Nilai terendah dilihat dari data Return berikut :
On Equity dan Dividend Payout Ratio
selama sembilan tahun yang 𝐾𝑑 = 𝑟 2 × 100%
jumlahnya terendah. (Riduwan dan Sunarto, 2011:81)
4. Grafik menunjukkan perkembangan Keterangan :
Return On Equity dan Dividend Payout Kd = Koefisien determinasi
Ratio selama sembilan tahun. r = Koefisien korelasi
 Statistik Inferensial
Statistik inferensial digunakan untuk 3) Uji Hipotesis
menjawab rumusan masalah mengenai Uji hipotesis bertujuan untuk
bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap mengetahui pengaruh variabel X terhadap Y.
kebijakan dividen Bank Central Asia. Untuk Berikut adalah tahap-tahap uji hipotesis.
membuktikan hal tersebut maka penulis a. Hipotesis :
menguraikan perhitungannya sebagai berikut. H0 : ρ= 0, Tidak terdapat pengaruh positif
1) Analisis Korelasi Pearson Product profitabilitas terhadap kebijakan
Moment dividen
Teknik korelasi ini digunakan untuk Ha : ρ > 0, Terdapat pengaruh positif
mencari hubungan dan membuktikan profitabilitas terhadap kebijakan
hipotesis hubungan dua variabel antara dividen
variabel X dan variabel Y. Berikut adalah b. Menentukan taraf nyata dan derajat
rumus perhitungan yang digunakan untuk kebebasan (dk) :
menghitung koefisien korelasi (r) : α = 0,05
dk = n - 2
𝑛(∑𝑋𝑌) − (∑𝑋)(∑𝑌) c. Menentukan kriteria pengujian :
𝑟𝑋𝑌 Jika rhitung ≥ rtabel, maka H0 ditolak artinya
√{𝑛∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 }. {𝑛∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 }
terdapat pengaruh positif profitabilitas
terhadap kebijakan dividen
(Riduwan dan Sunarto, 2011:80)
Jika rhitung ≤ rtabel, maka H0 diterima
Keterangan :
artinya tidak terdapat pengaruh positif
r = Koefisien korelasi
profitabilitas terhadap kebijakan dividen
X = Profitabilitas
Y = Kebijakan dividen 2. Hasil Penelitian dan Pembahasan
N = Jumlah sampel
a. Deskripsi Profitabilitas PT Bank
Koefisien korelasi menunjukkan Central Asia, Tbk
derajat hubungan antara variabel X dan Y.
Variabel independen yaitu profitabilitas
Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam
diproksikan dengan Return On Equity (ROE),
batas-batas -1< r < +1. Tanda positif

16
adapun Return On Equity (ROE) PT Bank tertinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu
Central Asia, Tbk adalah sebesar 0,627 atau sebesar 0,62 atau 62%. Tingginya Dividend
6,27% artinya 6,27% dari laba bersih yang Payout Ratio ini disebabkan oleh kenaikan
diperoleh perusahaan dapat dibagikan laba bersih PT Bank Central Asia Tbk. yang
kepada pemilik saham. Hal tersebut berarti didorong oleh pertumbuhan pendapatan
bahwa selama sembilan periode, PT Bank perusahaan. Di sisi lain, Dividend Payout
Central Asia Tbk rata-rata mampu Ratio terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu
menghasilkan laba dari modal sendiri sebesar sebesar 0,26 atau 26%. Pada tahun tersebut
6,27%. Kemudian, pencapaian ROE tertinggi PT Bank Central Asia membutuhkan
terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 0,1079 pendanaan internal yang cukup besar untuk
atau 10,79%. Tingginya ROE tersebut ekspansi bisnisnya sehingga sebagian laba
disebabkan oleh naiknya laba bersih yang bersihnya ditahan untuk membiayai ekspansi
diperoleh perusahaan. Laba bersih tersebut tersebut. Penurunan dividen menyebabkan
merupakan implikasi dari menurunnya beban kepercayaan investor terhadap kinerja
perseroan dan meningkatnya pendapatan perusahaan menjadi berkurang, penurunan
yang diperoleh BCA pada tahun 2002. ROE tersebut merupakan suatu isyarat bahwa
terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu manajemen meramalkan laba yang rendah di
sebesar 0,0418 atau 4,18%, hal tersebut masa yang akan datang. Hal tersebut tentu
diakibatkan oleh penurunan jumlah laba menjadi kabar buruk bagi investor karena
bersih yang diperoleh perusahaan serta akan sangat mempengaruhi pendapatan
didukung oleh peningkatan beban yang akan diterimanya di masa mendatang.
operasional seperti beban personalia, beban Pembagian dividen oleh PT Bank
administrasi umum, dan lain-lain, selain itu Central Asia dari tahun ke tahun tidak stabil
beban non operasional pun turut andil dalam dan cenderung menurun sedangkan pada
penurunan jumlah laba bersih yang diperoleh rentang waktu yang sama BCA memperoleh
BCA. laba namun laba tersebut jika diukur dengan
Rasio ROE yang diperoleh oleh BCA rasio ROE mengalami penurunan. Oleh
dari tahun ke tahun mengalami penurunan karena itu, dapat dikatakan bahwa PT. Bank
walaupun penurunan tersebut mengalami Central Asia mengambil kebijakan dividen
fluktuasi dan tidak stabil. Adapun BCA residual dalam keputusan kebijakan
merupakan bank yang cukup profitable dividennya, yaitu kebijakan pengurangan
karena selalu membukukan laba dari tahun rasio dividen karena BCA ingin
ke tahun, namun dalam aspek ROE BCA memanfaatkan laba ditahan untuk memenuhi
memperoleh ROE di bawah standar terbaik kebutuhan modal sendiri semaksimal
yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia mungkin dan membayar dividen hanya jika
yaitu sebesar 7%, sedangkan BCA mampu ada sisa keuntungan bersih perusahaan
memperoleh ROE rata-rata 6,27%, hal (residual) setelah kesempatan investasi
tersebut berbanding terbalik dengan realita terpenuhi sehingga pembayaran dividen
yang menyatakan bahwa BCA merupakan relatif tidak stabil.
bank swasta terbesar di Indonesia. Selain itu,
perolehan ROE di bawah standar yang c. Pengaruh Profitabilitas Terhadap
ditetapkan Bank Indonesia tersebut Kebijakan Dividen
merupakan sinyal mengenai kesulitan Berdasarkan teori, profitabilitas
manajemen dalam meningkatkan perolehan berpengaruh positif terhadap kebijakan
laba dari modal sendiri di masa yang akan dividen, berdasarkan hasil pengujian statistik
datang dan nantinya berimbas pada semakin analisis korelasi bahwa profitabilitas yang
berkurangnya pengembalian laba yang akan diukur dengan Return On Equity (ROE)
didistribusikan kepada pemilik. memiliki hubungan yang positif dengan
kebijakan dividen yang diukur dengan
Dividend Payout Ratio (DPR) karena nilai
koefisien korelasinya menunjukkan angka
b. Deskripsi Kebijakan Dividen PT. Bank positif yaitu sebesar 0,788. Kemudian,
Central Asia, Tbk perhitungan koefisien determinasi didapatkan
Variabel dependen yaitu kebijakan hasil sebesar 62,09%, berdasarkan
dividen diproksikan dengan Dividend Payout perhitungan tersebut dapat disimpulkan
Ratio (DPR), adapun nilai rata-rata Dividend bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
Payout Ratio yang dicapai oleh PT Bank kebijakan dividen sebesar 62,09% dan
Central Asia TBk adalah 0,4339 atau 43,39%. 37,91% dipengaruhi oleh faktor lain.
Hal tersebut bahwa selama sembilan tahun Selanjutnya, melalui pengujian hipotesis
PT Bank Central Asia Tbk rata-rata diperoleh bahwa profitabilitas berpengaruh
membagikan 43,39% laba bersihnya kepada positif terhadap kebijakan dividen terlihat dari
pemegang saham dalam bentuk dividen dan nilai rhitung lebih besar dari rtabel atau 0,788 ≥
rata-rata menahan 56,61% laba bersihnya 0,754 yang berarti bahwa H0 ditolak dan Ha
untuk keperluan investasi. Tingkat dividen diterima. Hal tersebut berarti bahwa jika

17
profitabilitas meningkat maka rasio yang menjadi inti dari kegiatan transaksi
pembagian dividen pun akan meningkat, perbankan.
begitu pun sebaliknya jika profitabilitas Berdasarkan hasil penelitian yang
menurun maka rasio pembagian dividen pun telah dilakukan maka hipotesis penelitian ini
akan menurun, oleh karena itu hal tersebut diterima dan sesuai dengan teori yang
sejalan dengan dengan teori yang telah menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
dikemukakan sebelumnya. positif terhadap kebijakan dividen. Hasil
Berdasarkan penjelasan tersebut penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ini dari Marpaung dan Hadianto (2009),
diterima dan sesuai dengan teori yang Hadiwidjaja dan Triani (2009), Suharli (2007),
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh serta Oktorina dan Suharli (2007) yang
positif terhadap kebijakan dividen. Hal ini menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
diperkuat juga dengan teori signalling yang positif terhadap kebijakan dividen.
menyatakan bahwa dividen menjadi sinyal
mengenai prospek manajemen dalam Kesimpulan dan Saran
memperoleh laba di masa yang akan datang, a. Kesimpulan
karena investor BCA memandang Berdasarkan hasil analisis dan
profitabilitas sebagai aspek utama untuk pembahasan yang telah dilakukan dalam
menilai kinerja perusahaan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan
memperoleh tingkat pengembalian berupa sebagai berikut :
dividen untuk pemegang saham sehingga 1. Gambaran profitabilitas PT. Bank Central
profitabilitas dijadikan aspek yang paling Asia, Tbk yang diproksikan dengan
dominan oleh BCA dalam penentuan Return On Equity (ROE) menunjukkan
besarnya dividen bagi pemegang saham, hal tren yang menurun dengan rata-rata ROE
tersebut dapat dilihat dari besarnya pengaruh sebesar 6,27%.
positif profitabilitas terhadap kebijakan 2. Gambaran kebijakan dividen PT. Bank
dividen yaitu sebesar 62,09%. Selain itu, Central Asia, Tbk yang diproksikan
pengaruh positif diperkuat juga dengan data dengan Dividend Payout Ratio (DPR)
objek penelitian yang mendukung teori menunjukkan tren yang menurun dengan
dimana rasio profitabilitas menurun dan rasio rata-rata DPR 43,39% yang berarti bahwa
pembayaran dividen menurun, namun dalam BCA membagikan 43,39% dari laba
hal menurunnya profitabilitas dan bersihnya kepada pemegang saham
menurunnya rasio pembagian dividen berarti dalam bentuk dividen dan rata-rata
PT Bank Central Asia, Tbk lebih banyak menahan 56,61% laba bersihnya untuk
menahan labanya untuk dijadikan laba keperluan investasi.
ditahan guna menopang permodal perseroan 3. Berdasarkan pengujian hipotesis statistik,
yang dibutuhkan dalam mendukung ekspansi profitabilitas berpengaruh positif terhadap
kredit. kebijakan dividen artinya bahwa
Selain untuk menopang permodalan penurunan profitabilitas berdampak pada
perusahaan, BCA mengurangi dividen untuk penurunan kebijakan dividen. Adapun
menghindari right issue. Right issue adalah besarnya pengaruh tersebut adalah
penerbitan saham baru oleh emiten yang sebesar 62,09%, sedangkan 37,91%
dilakukan oleh pemegang saham mayoritas, dipengaruhi oleh faktor yang lain yaitu
hal ini merupakan aksi korporasi yang kurang faktor right issue dan likuiditas.
disukai investor karena akan menyebabkan b. Saran
saham dari emiten yang bersangkutan Penelitian ini masih jauh dari
terdilusi, karena nilainya terdilusi maka sempurna dan memiliki keterbatasan, adapun
biasanya harganya kemudian turun. Selain keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut:
itu, right issue dihindari karena dapat 1. Dalam penelitian ini indikator
menimbulkan biaya emisi saham (flotation profitabilitas yang digunakan hanya satu
cost) dan penerbitan saham baru sering yaitu Return On Equity (ROE).
disalah artikan oleh investor sebagai sinyal 2. Variabel X yang digunakan hanya
negatif karena perusahaan dianggap profitabilitas, tidak menggunakan
kesulitan keuangan dan menyebabkan variabel lain sebagai variabel X maupun
penurunan harga saham. Kemudian, faktor variabel intervening.
penyebab lainnya yaitu menurunnya likuiditas 3. Dalam penelitian ini penggunaan objek
PT. Bank Central Asia, Tbk karena jumlah penelitian hanya satu perusahaan
kewajiban perusahaan yang meningkat dari sehingga hasil penelitian tidak mewakili
tahun ke tahun sehingga perusahaan industri perbankan secara keseluruhan.
mempertimbangkan aspek likuiditas dalam Berdasarkan hasil penelitian yang
pengambilan keputusan kebijakan dividen telah dilakukan, saran yang dapat diberikan
dengan menahan sebagian besar laba oleh penulis adalah sebagai berikut:
bersihnya untuk cadangan kas perusahaan 1. PT. Bank Central Asia, Tbk sebaiknya
guna menopang keperluan ekspansi kredit berusaha meningkatkan aspek

18
profitabilitas terutama berkenaan dengan Hanafi, M. M. (2004). Manajemen Keuangan.
indikator ROE agar tidak terus menurun Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
dan menyebabkan ketidakpercayaan Hasan, M.I. (2003). Pokok-Pokok Materi
investor mengenai kinerja perusahaan Statistik 2 (Statistik Inferensif).
dalam menghasilkan laba yang tersedia Jakarta : Bumi Aksara
bagi pemegang saham. _________. (2009). Pokok-Pokok Materi
2. PT. Bank Central Asia, Tbk sebaiknya Statistik 1 (Statistik Deskriptif).
berhati-hati dalam menetapkan kebijakan Jakarta : Bumi Aksara
dividen seperti menaikkan atau Husnan, S., dan Enny Pudjiastuti. (2006).
menurunkan rasio pembayaran dividen, Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
karena dividen merupakan hal yang Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
sangat vital dan investor menganggap Keown, et al. (2005). Financial Management.
bahwa dividen adalah sinyal mengenai New Jersey : Pearson Prentice Hall
prospek perusahaan di masa yang akan Martono, A., dan Agus Harjito. (2004).
datang. Manajemen Keuangan. Yogyakarta :
3. PT. Bank Central Asia, Tbk sebaiknya Ekonisia
mempertimbangkan keseluruhan aspek Munawir, S. (2007). Analisa Laporan
kinerja keuangan perusahaan salah Keuangan. Yogyakarta : Liberty
satunya yaitu profitabilitas sebagai Narimawati, U. (2008). Teknik-teknik Analisis
indikator yang vital dalam pengambilan Multivariat untuk Riset Ekonomi.
keputusan pembagian dividen, apakah Yogyakarta : Graha Ilmu
BCA dapat memberikan timbal balik Riduwan., dan Sunarto. (2011). Pengantar
berupa kepastian dalam hal pembagian Statistika. Bandung : Alfabeta
dividen setiap tahunnya kepada Riyanto, B. (2001). Dasar-dasar
pemegang saham atau tidak agar Pembelanjaan Perusahaan.
terhindar dari konflik kepentingan yang Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
mungkin terjadi antara pihak manajemen Sartono, A. (2001). Manajemen Keuangan
dan pemegang saham. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta :
4. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin BPFE Yogyakarta
meneliti lebih lanjut mengenai kebijakan Sawir, A. (2005). Analisis Kinerja Keuangan
dividen agar memperhitungkan faktor- dan Perencanaan Keuangan
faktor selain profitabilitas sehingga Perusahaan. Jakarta : Gramedia
diketahui kontribusi faktor-faktor yang Pustaka Utama
mempengaruhi kebijakan dividen secara Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
lebih komprehensif. Kemudian, Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
diharapkan dapat juga memperluas Bandung : Alfabeta
cakupan objek penelitian untuk Sundjaya, R., dan Inge Barlian. (2002).
menambah keakuratan dan signifikansi Manajemen Keuangan. Jakarta :
hasil penelitian. Prehallindo
Sutedi, A. (2011). Good Corporate
Governance. Jakarta : Sinar Grafika
Daftar Pustaka Syamsuddin, L. (2007). Manajemen
Buku Keuangan Perusahaan. Jakarta :
Ambarwati, S.D.A. (2010). Manajemen Raja Grafindo Persada
Keuangan Lanjut. Yogyakarta : Tampubolon, M.P. (2005). Manajemen
Graha Ilmu Keuangan (Finance Management)
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Konseptual, Problem & Studi Kasus.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bogor : Ghalia Indonesia
Rineka Cipta Tangkilisan, H.N.S. (2003). Manajemen
Atmaja, L.S. (2008). Teori & Praktik Keuangan Bagi Analisis Kredit
Manajemen Keuangan. Jakarta : Andi Perbankan Mengelola Kredit
Baridwan, Z. (2004). Intermediate Berbasis Good Corporate
Accounting. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Governance. Yogyakarta: Balairung
Brigham, E.F., dan Joel F. Houston. (2011). Warsono. (2003). Manajemen Keuangan.
Financial Management. Singapore : Malang : Bayumedia Publishing
Cengage Learning Asia Weston, J. Fred., dan Thomas E. Copeland.
Fahmi, I. (2011). Analisis Laporan Keuangan. (2002). Manajemen Keuangan.
Bandung : Alfabeta Jakarta : Binarupa Aksara
Gallagher, et al. (2003). Financial Wild, J.J., et al. (2007). Financial Statement
Management Principles & Practice. Analysis. Singapore : Mc. Graw Hill
New Jersey : Pearson Prentice Hall
Harahap, S. S. (2008). Analisis Kritis Atas Dokumen
Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2007).
Grafindo Persada Pedoman Operasional Penulisan

19
Skripsi (POPS). Bandung : Program Sebagai Moderating Variable. Media
Studi Pendidikan Akuntansi UPI. Riset Akuntansi, Auditing, dan
Informasi. Vol.7, No.2, Agustus
Jurnal 2007, Hlm. 141-161
Hadiwidjaja, R.D., dan Lely Fera Triani. Suharli, M. (2007). Pengaruh Profitability dan
(2009). Pengaruh Profitabilitas Investment Opportunity Set
terhadap Dividend Payout Ratio Terhadap Kebijakan Dividen Tunai
pada Perusahaan Manufaktur di dengan Likuiditas Sebagai Variabel
Indonesia. Jurnal Organisasi dan Penguat (Studi pada Perusahaan
Manajemen. Vol.5, Nomor 2, Maret yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
2009, Hlm 49-54. Periode 2002-2003). Jurnal
Marpaung, E.I., dan Bram Hadianto. (2009). Akuntansi dan Keuangan.Vol.9,
Pengaruh Profitabilitas dan No.1, Mei 2007, Hlm. 9-17.
Kesempatan Investasi terhadap Sulistiyowati, et al. (2010). Pengaruh
Kebijakan Dividen : Studi Empirik Profitabillitas, Leverage, dan Growth
pada Emiten Pembentuk Indeks Terhadap Kebijakan Dividen dengan
LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Good Corporate Governance
Jurnal Akuntansi. Vol.1, No.1, Mei sebagai Variabel Intervening.
2009, Hlm. 70-84. Simposium Nasional Akuntansi XIII
Oktorina, M., dan Michell Suharli. (2007). Purwokerto 2010.
Hubungan Profitabilitas dan Internet
Kebijakan Dividen Tunai dengan www.bca.co.id [29 september 2012]
Kecukupan Kas dan Likuiditas

20

You might also like